Selebaran Hijau
Judul: Selebaran Hijau (Sabz Ishtihar)
Penulis: Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (as)
Penerjemah: Khaeruddin Ahmad Jusmansyah
Edisi: November 2019
Penerbit: Neratja Press
ISBN: 978-602-0884-46-2
Resensi Buku ‘Selebaran Hijau’
Buku ini lebih dikenal dengan nama Sabz Ishtihar (Selebaran Hijau) karena dicetak pada kertas hijau. Namun juga diberi judul Haqqani Taqreer bar Waqia-Wafat Bashir, yakni Pidato Penuh Kebenaran Disampaikan Pada Kewafatan Bashir. Buku ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul Green Announcement.
Buku ini menerangkan bahwa Bashir yang pertama, yang disebut dalam nubuwatan, lahir pada 7 Agustus 1887 M, dan ia meninggal pada 4 November 1888. Hadhrat Ahmad as, menerbitkan Selebaran pada 20 Februari 1886, 8 April 1886 dan 17 Agustus 1887. Selebaran itu menyebutkan nubuwatan tentang kelahiran seorang putra yang memiliki sifat yang sangat istimewa. Ketika Bashir yang pertama meninggal, para penentang dengan sangat heboh mengatakan bahwa nubuwatan Hadhrat Ahmad as tentang seorang putra yang terkenal telah terbukti bohong, karena anak yang menurutnya termasyhur itu sudah tidak ada lagi.
Hadhrat Ahmad as, dalam pidato ini (yang diterbitkan dalam bentuk Selebaran yang kemudian dikenal sebagai Selebaran Hijau) menarik perhatian para penentang terhadap fakta bahwa Selebaran menyebutkan dua anak laki-laki. Salah satunya adalah lahir ke dunia dan wafat dengan cepat seperti seorang tamu. Yang lainnya akan hidup panjang umur dan menjadi penggenapan nubuatan itu.
Di akhir Selebaran ini (yang diterbitkan pada hari pertama Desember 1888), Hadhrat Ahmad as telah menambahkan catatan yang disebut sebagai ‘Tabligh’ (penyampaian pesan) dan telah menyeru orang-orang untuk mengambil Baiat di tangan beliau. Secara tegas beliau menyatakan bahwa beliau telah diperintahkan oleh Allah Ta’ala bahwa setiap orang yang mencari kebenaran harus diberitahu untuk baiat agar memperoleh keimanan, kesalehan dan kecintaan Allah Ta’ala. Mereka harus baiat untuk menyingkirkan jenis kehidupan yang kotor, kemalasan, pemberontakan.
Hadhrat Ahmad as menyeru orang-orang untuk bergabung dengannya dan beliau meyakinkan mereka bahwa beliau akan bersimpati kepada mereka dan akan mencoba mengurangi beban mereka; beliau lebih lanjut mengatakan bahwa Allah Ta’ala akan membantu mereka melalui doa-doanya, dengan syarat mereka harus siap, jiwa dan raga, untuk bertindak sesuai dengan bimbingan ilahi.
Buku lainnya
- Riwayat Rasulullah
- Ahmadiyah Menggugat (Menjawab Tulisan: “Menggugat Ahmadiyah”)
- Tiga Masalah Penting
- Keberkatan Doa
- Dzikir Ilahi
- Klarifikasi terhadap Buku “Kesesatan Ahmadiyah dan Plagiator”
- Wahyu, Rasionalitas, Pengetahuan dan Kebenaran
- Buku Khutbah Ilhamiyah
- Inti Ajaran Islam
- Inti Ajaran Islam (Bagian Kedua)
- Filsafat Ajaran Islam
- Al-Masih di Hindustan
- Awal Perselisihan dalam Islam
- Perlunya Seorang Imam
- Bahtera Nuh (Seruan Keimanan)
- Tuhan di Abad-21
- Tinjauan atas Perdebatan Batalwi dengan Chakralwi
- Penjelasan Ahmadiyah
- Jalan Menuju Perdamaian
- Karakteristik Orang-orang Shalih
- Islam dan Isu Kontemporer
- Pengantar Mempelajari Al-Qur’an
- Haqiqatul Wahyi
- Menghapus Satu Kesalahan
- Klarifikasi Buku Aswaja