Sabtu (23/10), Siang itu cuaca sangat cerah. Lajnah Imailah Cianjur segera bersiap-siap untuk melaksanakan pengajian yang berlokasi di kelompok Selakopi. Kegiatan ini merupakan pengajian perdana yang diselenggarakan secara tatap muka semenjak pandemi covid_19 meluas.
Bertempat di rumah salah seorang anggota, telah hadir lebih kurang dua puluh orang termasuk diantaranya lima orang tetangga non-Ahmadi berikut anak yatim. Terlihat mereka sudah membawa kitab Yasin, pikirnya mungkin pengajian yasinan seperti yang dilakukan di pengajian-pengajian umum.
Acara dipandu oleh Ibu Fitriatus dengan susunan acara pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, doa pembuka, Janji Lajnah Imaillah, Syair, dan kemudian pembacaan secara bersama-sama 17 ayat permulaan surah Al-Baqarah. Kata sambutan yang mewakili tuan rumah dan penyampaian materi oleh Ibu Lilis Sahiba, selaku Ketua Daerah Lajnah Imailah Cianjur.
Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan berkaitan dengan Siratun Nabi, yang dalam terminologi Islam pada umumnya dikenal sebagai Maulid Nabi dan di tatar Sunda dikenal sebagai Muludan. Disampaikan pada kesempatan itu tentang bagaimana akhlak dan suri tauladan Baginda Nabi Muhammad SAW, nasihat Nabi Saw kepada putri beliau (Hazrat Fatimah Az-Zahra Ra) ketika dalam keadaan galau. Rasullah Saw walau sangat sayang terhadap putrinya namun tidak serta merta beliau memenuhi segala keinginan putrinya, apalagi yang berhubungan dengan masalah rumah tangganya. Merupakan contoh yang perlu terus dihidupkan dan diamalkan oleh umatnya di zaman ini.
Selain mendapatkan manfaat dari materi yang disampaikan oleh narasumber, para peserta yang hadir juga diberi kesempatan untuk bertanya terkait berbagai permasalahan dalam agama, keluarga dan lain sebagainya. Dari sekian banyak penanya, para tamu dari kalangan non-Ahmadi juga turut aktif dalam memberikan pertanyaan.
Semoga kegiatan yang penuh manfaat ini bisa terus terselenggara, sehingga manfaat-manfaat baik dari lezatnya hidangan rohani dan silaturahmi bisa terus dinikmati baik bagi kalangan Ahmadi dan atau non-Ahmadi.
Kontributor: Lilis Sahiba
Editor: Harpan Ahmad