Timeline Solusi Membangun Perdamaian oleh Hazrat Mirza Masroor Ahmad – 2003-2024
Selama lebih dari dua dekade, Khalifah Jamaah Muslim Ahmadiyah, Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) telah memperingatkan dunia tentang kehancuran global yang hebat yang akan segera terjadi jika (kondisi dunia) terus berlanjut seperti ini. Dalam edisi April 2024 The Review of Religions, kami menyajikan beberapa peringatan yang telah disampaikan oleh Huzur (aba) dalam pidato-pidato beliau di hadapan para pemimpin dunia, anggota kongres dan parlemen nasional di seluruh dunia. Pada saat yang sama, beliau menjelaskan bahwa ada solusi praktis yang dapat dilakukan dunia untuk mewujudkan perdamaian, keadilan, dan keharmonisan dalam masyarakat. Berikut ini kami sampaikan beberapa di antaranya:
Solusi Membangun Perdamaian oleh Hazrat Mirza Masroor Ahmad
11 Oktober 2003
Resepsi Pembukaan Masjid Baitul Futuh, Inggris
“Saya juga mengajak Anda, bahwa terlepas dari keyakinan, kepercayaan, ras atau suku bangsa, Anda harus menciptakan suasana damai di wilayah Anda sendiri dan membantu umat manusia yang menderita. Jika kita gagal melakukan hal ini, tampaknya tidak ada yang dapat menghentikan kehancuran yang akan dihadapi manusia. Kehancuran ini akan jauh lebih buruk daripada kehancuran yang disebabkan oleh Perang Dunia Kedua.”
19 Januari 2005
Pidato saat Peace Dinner di Baitul Futuh, Morden
“Ingatlah juga, jangan berlaku kejam terhadap suatu bangsa hanya karena sekutu atau pemerintah yang bersahabat dengan kalian menentang orang-orang yang tidak pernah menyakiti kalian maupun sekutu kalian. Kalaupun negara tersebut menyebabkan kerugian kalian, maka yang kalian lawan adalah pemerintahnya, bukan warganya, anak-anak atau wanita. Tuhan tidak pernah mengajarkan untuk berbuat zalim karena tindakan ini akan menjauhkan kita dari keadilan… Jika kalian memiliki rasa takut kepada Tuhan di dalam hati kalian, maka kalian harus bertindak sesuai dengan keadilan. Karena Tuhan dapat melihat dan mengetahui segala yang kalian lakukan. Kalian dapat saja menipu dunia dengan melakukan pembenaran tindakan kalian bahwa ‘kami menghancurkan tempat ini dan itu karena semua orang di sini adalah jahat.’ dan ‘kami menjatuhkan bom secara membabi buta di tempat ini dan itu karena teroris bersembunyi di sana.’ Jika kalian melakukan tindakan ini, ingatlah bahwa Tuhan melihat segalanya, bahkan kalaupun kalian dapat menipu beberapa orang tetapi Tuhan tidak dapat ditipu. Jadi, takutlah kepada Tuhan dan penuhilah persyaratan keadilan dan tumbuhkanlah kebaikan bagi umat manusia dan makhluk Tuhan.”
Oktober 2005
Pidato Penutup pada Jalsah Salanah ke-20, Uganda
“Kemudian Hazrat Masih Mau’ud (as) telah memberikan nasihat yang sangat penting. Jika orang-orang dari semua agama dan semua bangsa mulai bertindak, maka perdamaian dunia akan dapat terwujud. Beliau bersabda bahwa jangan berkeinginan menyebabkan kerugian atau kerusakan pada siapa pun yang berasal dari agama, bangsa atau kelompok mana pun. Jika semua agama saling berjanji bahwa mereka tidak akan menyakiti pemeluk agama lain, maka perdamaian dapat ditegakkan kembali di dunia ini. Agama adalah pilihan hati setiap orang… jika setiap suku dan bangsa memahami dengan baik bahwa mereka tidak boleh menyakiti, maka konflik antarbangsa dapat dihentikan. Perang suku akan berhenti. Jika setiap suku bertindak sesuai hukum negara, maka perang yang menyebabkan begitu banyak kerugian bagi bangsa tidak akan pernah terjadi. Setiap bangsa akan mulai melangkah maju di jalur keberhasilan.”
Januari 2006
Pidato pada kesempatan Simposium di Denmark
“Meskipun sumber daya terbatas, kami berusaha menyediakan makanan, air, dan fasilitas pendidikan bagi orang-orang miskin sebagai bentuk kebaikan hati terhadap kemanusiaan. Jika negara-negara kaya menyediakan makanan yang mereka butuhkan dan mendidik orang-orang di negara-negara miskin ini, terutama di negara-negara Afrika supaya mereka menjadi warga negara yang baik – daripada membuang-buang makanan atau membuat rencana untuk menjerat mereka ke dalam perbudakan – maka kecurigaan dan kerusuhan akan lenyap dari dunia. Ini adalah metode reformasi yang paling tepat.”
April 2006
Pidato di Jalsah Salanah, Fiji, Jepang
“Lebih jauh lagi, jika hubungan internasional mulai menguat atas dasar kejujuran, maka pemerintahan suatu negara akan mulai mempercayai pemerintahan negara lain. Rakyat negara itu akan mulai menaruh kepercayaan pada negara lain. Jika ada kesalahan yang dilakukan, maka atas dasar kejujuran, solusinya akan didapat dengan cara yang bersahabat… Oleh karena itu, kebohongan merupakan keburukan yang besar. Penyebab utama terjadinya kekacauan adalah karena tidak adanya kejujuran di suatu masyarakat, dan saat ini, kejujuran itu hilang di dunia ini.
16 April 2007
Pidato di Universitas Roehampton, London, Inggris
“Negara-negara maju harus membantu negara-negara berkembang dalam mewujudkan kemandirian ekonomi. Mereka harus membantu negara-negara berkembang agar mereka mampu memanfaatkan sumber daya mereka sendiri dan dapat berdiri sendiri, dengan demikian memperkuat ekonomi mereka. Ketika setiap negara dan bangsa saling memandang sederajat, maka tidak akan pernah terlintas dalam benak kita untuk memonopoli pasar. Mereka tidak akan pernah berpikir bahwa mereka membantu negara-negara miskin hanya ketika negara-negara miskin itu binasa dan akan hancur, kemudian mereka mengumumkan sejumlah bantuan ekonomi dan menyuntikkan bantuan sementara dan mempublikasikan dengan mengatakan bahwa lihatlah betapa banyak bantuan yang telah diberikan kepada negara-negara miskin… sebelum cara berpikir ini berubah, kerusuhan dan tidak adanyanya kedamaian akan terus menjadi ciri khas dunia.”
10 Juni 2008
Pidato di Queen Elizabeth II Conference Centre, Inggris
“Al-Qur’an memerintahkan bahwa ketika dua pemerintahan Muslim terlibat dalam perang, maka pemerintahan Muslim lainnya harus mendukung yang tertindas dan ketika penindas menyerah, pihak yang kalah tidak boleh menjadi sasaran kebrutalan dan kekejaman secara terus menerus karena perilaku seperti itu jauh dari keadilan. Ketika suatu bangsa diperlakukan tidak adil, reaksi yang ditimbulkannya akan merusak perdamiaan. Ini adalah prinsip emas yang harus dipegang teguh oleh permintahan zaman ini, baik Muslim maupun non-Muslim. Jika kita mencermati dengan jujur, kita akan melihat bahwa ketidakadilan yang merajalela disebabkan oleh pemberlakukan sanksi dan pembatasan yang tidak adil terhadap negara atau bangsa yang kalah.”
22 Oktober 2008
Pidato di Parlemen Inggris
“Al-Qur’an telah memberikan beberapa prinsip emas untuk membangun perdamaian di dunia. Sudah menjadi fakta umum bahwa keserakahan menyebabkan tumbuhnya permusuhan. Kadang-kadang hal itu terwujud dalam perluasan wilayah atau perampasan sumber daya alam atau bahkan dalam memaksakan keunggulan sebagian orang terhadap yang lain. Hal ini mengarah pada kekejaman, baik di tangan para penguasa lalim yang merampas hak-hak rakyat dan membuktikan supremasi mereka dalam mengejar kepentingan pribadi, maupun kekejaman di tangan pasukan penjajah.”
November 2008
Pidato kepada Tokoh Terkemuka Kanada
“Demi terciptanya perdamaian, Allah Ta’ala berfirman: “Janganlah kamu memaksakan pembatasan yang tidak masuk akal kepada bangsa yang kalah. Sebaliknya, jika agresor cenderung pada perdamaian, maka kalian harus segera menghentikan tembakan. Maka janganlah mencari-cari alasan dan jangan memaksakan kondisi yang merendahkan bangsa mana pun, karena hal itu juga akan berakibat buruk. Jika kalian mampu menekan suatu bangsa untuk sementara, suatu saat nanti ketika harga dirinya bangkit, perseteruan serta pertempuran lama akan dimulai lagi. Pembatasan semacam itu hanya diberlakukan oleh bangsa penakluk untuk mencegah bangsa yang kalah bangkit lagi.”
7 Maret 2009
Pidato di Resepsi Kota Glasgow
“Lebih jauh, negara adikuasa harus memenuhi hak-hak negara miskin dan bertindak dengan penuh integritas. Oleh karena itu, untuk membangun perdamaian dunia, sangat penting memenuhi standar kesetaraan dan keadilan. Dalam skala yang lebih kecil, perang terjadi di beberapa negara. Negara adikuasa terlibat (dalam perang) dengan dalih untuk membantu menjaga perdamaian; dan banyak uang yang dihabiskan untuk upaya ini. Jika kita menganalisisnya secara mendalam, orang akan menyadari bahwa selain menciptakan permusuhan, kegiatan militer ini juga menjadi penyebab utama krisis keuangan saat ini. Krisis ini telah melanda negara-negara Barat yang kaya, bahkan sekarang mereka menyatakan kondisi turunnya ekonomi.”
19 Desember 2009
Pidato di Jamuan VIP yang diadakan di Ratskeller am Römer, Frankfurt, Jerman
“Oleh karena itu, di setiap negara, setiap agama harus memiliki kebebasan penuh, selama tidak mengganggu kedamaian negara. Penganut agama apa pun harus dapat menjalankan kebiasaan agama mereka dengan bebas, jika tidak, apabila pemerintah mencampuri urusan agama, maka campur tangan semacam itu di dunia yang beradab ini akan menafikan klaim mereka sebagai negara sekuler dan mengabaikan hak-hak orang lain.”
20 Maret 2010
Simposium Perdamaian Nasional, Inggris
“Oleh karena itu, perlu diambil langkah-langkah praktis untuk menghentikan kekejaman, terlepas yang melakukan kekejaman itu adalah pihak yang kuat atau pihak yang lemah. Perdamaian tidak akan terwujud hanya dengan mengadopsi Resolusi PBB; harus diambil langkah-langkah praktis. Perlu dibangun kepercayaan dan keyakinan dan untuk hal ini, kesetaraan mutlak harus ditegakkan. Perbedaan antara negara kaya dan negara maju serta negara miskin dan negara berkembang harus dihilangkan. Semua bentuk hak veto harus dihapuskan dan pokok-pokok keadilan yang lebih rinci perlu diidentifikasi.”
26 Juni 2010
Pidato di Jalsah Salanah Jerman
“Jika kita ingin menjadikan dunia sebagai tempat tinggal yang damai, maka kalian harus berupaya menciptakan kedamaian dalam hati. Ketika manusia menjadikan kedamaian batin sebagai sarana untuk memperoleh kedamaian eksternal, maka setiap orang akan memiliki rasa simpati terhadap semua orang lain, tanpa membeda-bedakan agama, kepercayaan atau warna kulit; karena tanpa ini perdamaian tidak dapat dibangun.
26 Maret 2011
Simposium Perdamaian Nasional, Inggris
“Masyarakat dunia seharusnya tidak hanya mempedulikan hak-hak mereka sendiri, tetapi juga harus memperhatikan kewajiban mereka dan peduli pada kesejahteraan orang lain. Prinsip ini harus diterapkan pada tingkat individu, tingkat nasional, dan tingkat internasional. Prinsip ini harus diterapkan oleh para pemimpin negara dan juga harus dipatuhi oleh negara-negara besar di dunia. Tanpa ini, segala upaya yang dilakukan hanya akan memiliki dampak sementara, dan tidak akan menjamin perdamaian abadi.”
14 Juni 2011
Pidato di Balai Kota Hamburg, Jerman
“Untuk membangun dan memelihara kedamaian masyarakat, Al-Qur’an menyatakan: ‘Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah keburukan itu dengan yang sebaik-baiknya, maka tiba-tiba ia, yang di antara engkau dan dirinya ada permusuhan, akan menjadi seperti seorang sahabat yang setia. (QS. 41:35) Setelah mendengar ayat ini, bagaimana mungkin ada orang yang menyebut atau menganggap ajaran semacam itu berbahaya? Kami para Ahmadi ingin menciptakan lingkungan seperti ini di dunia, sesuai dengan apa yang telah dijelaskan dalam ayat tersebut. Tidak diragukan lagi ini adalah prinsip emas, yang jika diikuti, akan menjamin kedamaian dan kemajuan masyarakat mana pun.”
26 Februari 2012
Surat kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu
“Oleh karena itu, saya mohon kepada Anda sekalian, lakukanlah upaya maksimal untuk menyelamatkan dunia dari bencana global, bukan menyeret dunia ke dalam cengkeraman Perang Dunia. Daripada menyelesaikan pertikaian dengan kekerasan, Anda harus melakukan penyelesaian dengan cara dialog, sehingga kita dapat memberikan masa depan yang cerah bagi generasi mendatang bukannya ‘memberikan hadiah’ berupa kecacatan dan kelumpuhan.”
7 Maret 2012
Surat kepada Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad
“Sekali lagi saya memohon kepada Anda sekalian agar memfokuskan segala upaya dan energi untuk menyelamatkan dunia dari Perang Dunia Ketiga… Janganlah melawan bangsa lain hanya karena permusuhan dan kebencian… Tentu saja, jika suatu negara melakukan pelanggaran terhadap negara Anda, Anda berhak membela diri. Namun, sejauh mungkin perselisihan harus diselesaikan melalui diplomasi dan negosiasi. Ini adalah permintaan saya yang rendah hati kepada Anda, supaya mengedepankan dialog dalam menyelesaikan konflik daripada menggunakan kekerasan.”
8 Maret 2012
Surat kepada Presiden Amerika Serikat, Barack Obama
“Permohonan saya kepada Anda, dan juga kepada semua pemimpin dunia adalah jangan menggunakan kekerasan untuk menekan negara lain, tetapi gunakanlah diplomasi, dialog, dan kebijaksanaan. Negara-negara besar di dunia, seperti Amerika Serikat, harus memainkan peran dalam membangun perdamaian. Mereka seharusnya tidak menggunakan tindakan negara-negara kecil sebagai dalih untuk mengganggu keharmonisan dunia.’
6 Juli 2012
Pidato di Paramount Banquet Centre di Woodbridge, Ontario
“Standar kebenaran yang diberikan oleh Islam adalah setiap perkataan harus jujur dan akurat. Dengan perkataan yang benar-lah, keyakinan dan kepercayaan dapat tumbuh. Kepercayaan adalah sarana untuk menjamin perdamaian. Jika prinsip emas ini diikuti di setiap tingkatan, maka semangat perdamaian dan keharmonisan akan menyebar ke seluruh masyarakat, mulai dari tingkat keluarga, hingga ke dunia yang lebih luas, dan tentu saja, dalam hal hubungan antarbangsa.”
4 Desember 2012
Pidato di Parlemen Eropa, Brussels, Belgia
“Prinsip utama lainnya yang diajarkan Islam adalah, dalam upaya untuk membangun perdamaian, semua pihak tidak boleh menunjukkan kesombongan atau keangkuhan dalam bentuk apa pun. Hal ini digambarkan secara sempurna oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam pidato beliau yang terkenal, bahwa orang kulit hitam tidak lebih unggul dari orang kulit putih dan orang kulit putih tidak lebih unggul dari orang kulit hitam. Bangsa Eropa tidak lebih besar atau lebih unggul dari bangsa lain, begitu pula bangsa Afrika, Asia atau bangsa lian di dunia.
Perbedaan kebangsaan, warna kulit, atau suku bangsa hanya berfungsi sebagai bentuk identitas dan pengenal. Sebagaimana kita tidak rela hak kita diambil, kita juga tidak boleh rela jika hak orang lain diambil.
Islam mengajarkan bahwa jika pembalasan diperlukan, maka pembalasan itu harus sepadan dengan pelanggaran yang dilakukan. Namun, jika dengan memaafkan dapat mengarah kepada perbaikan, maka piihan memberikan ampunan harus diambil. Tujuan hakiki dan utama harus selalu pada perbaikan, rekonsiliasi, dan penegakan perdamaian yang langgeng. Jika negara-negara kaya mencoba untuk mengeruk dan memanfaatkan kekayaan dan sumber daya negara-negara kurang berkembang, guna memenuhi kebutuhan mereka sendiri, maka secara alami akan tumbuh kegelisahan. Jika memungkinkan, negara-negara maju dapat mengambil sedikit dan wajar imbalan atas jasa mereka, sementara sebagian besar sumber daya harus digunakan untuk membantu negara-negara terbelakang dalam meningkatkan standar hidup mereka. Mereka harus didorong dan dibantu supaya dapat mencapai tingkatan yang sama dengan negara-negara maju, karena hanya dengan cara seperti itulah perdamaian dapat terwujud. Jika para pemimpin negara-negara tersebut tidak jujur, maka negara-negara barat atau negara-negara maju harus memantau dan mengatur sendiri pembangun negara tersebut dengan memberi mereka bantuan.”
26 September 2013
Pidato di Mandarin Oriental, Marina Square, Singapura
“Hal lain yang perlu saya sebutkan adalah Allah Ta’ala telah menganugerahkan sumber daya dan bentuk kekayaan yang berbeda ke masing-masing negara. Oleh karena itu, jika suatu negara tidak memiliki pengetahuan untuk mengekstrak atau memfasilitasi penggunaan kekayaannya sendiri, maka negara-negara yang memiliki pengetahuan dan keterampilan seperti itu harus membantu mereka. Bantuan tersebut harus diberikan tanpa pamrih tanpa keinginan untuk memenuhi kepentingan pribadi. Aliansi atau persahabatan dengan negara tertentu tidak boleh menjadi faktor penentu dalam memutuskan apakah akan membantu negara lain. Favoritisme dalam bentuk apa pun tidak boleh terjadi, sebaliknya tujuannya adalah untuk membantu orang lain berdiri di atas kaki mereka sendiri. Tidak boleh menerapkan kondisi yang tidak adil, di mana suatu negara tidak akan dibantu kecuali mereka memenuhi tuntutan tertentu atau jika mereka setuju menjalin hubungan tertentu dengan negara-negara pihak ketiga; negara yang memberi bantuan teknologi juga tidak boleh menetapkan persyaratan yang memberatkan sehingga negara yang menerima bantuan tidak dapat memperoleh manfaat penuh dari sumber daya mereka sendiri; dan juga tidak boleh ada kondisi yang mengakibatkan negara yang membantu menerima manfaat yang lebih besar dari sumber daya negara lain. Tindakan tidak adil seperti itu semuanya bertentangan dengan ajaran Islam dan menyebabkan keresahan berkembang dan bergejolak.”
11 Oktober 2013
Pidato di Princess Court Reception Centre, Melbourne, Australia
“Ajaran Alquran yang saya sampaikan sangat jelas menyatakan bahwa semua usaha untuk mengadakan perdamaian dari pihak-pihak yang bertikai harus didasarkan oleh keadilan hakiki. Jadi tidak seharusnya mereka yang ditugaskan membangun perdamaian menuntut untuk mengubah rezim sebagai prasyarat yang diperlukan, yang kemudian menyerahkan kunci pemerintahan kepada kelompok tertentu.
Jika kelompok yang melanggar setuju untuk memenuhi hak-hak warganya, dan memperlakukan mereka dengan adil dan setara, maka mereka yang datang sebagai pembentuk perdamaian tidak boleh menetapkan kondisi yang tidak adil dan tidak benar. Mereka harusnya tidak menggunakan kekuatan yang berlebihan dari yang seharusnya karena hal itu hanya akan mengarah pada kondisi yang semakin buruk…Jadi, yang ingin saya sampaikan adalah merupakan tugas negara-negara besar dan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk berusaha mewujudkan perdamaian dan rekonsiliasi melalui kesetaraan dan keadilan.”
14 Maret 2015
Simposium Perdamaian Nasional, Inggris
“Dalam Surah Al-Mumtahinah [60]: 9, Allah berfirman bahwa mereka yang tidak menganiaya atau berusaha menghalangi keyakinan Anda maka mereka harus diperlakukan dengan adil, hormat dan baik. Maka sangatlah bertentangan dengan Islam jika kita berlaku kejam terhadap orang lain yang hidup damai di negeri-negeri Muslim – apakah mereka Kristen, Yahudi, Yazidi, Pagan atau keyakinan lain, bahkan Atheis. Jadi ini adalah prinsip dan ajaran emas yang dibutuhkan untuk membangun perdamaian di dunia. Saya hanya menyajikan beberapa aspek yang menyoroti keindahan dan kemuliaan ajaran-ajaran Islam. Dan melalui ajaran itu Muslim sejati bertindak sebagai penjamin dan penjaga perdamaian dan kemanan di semua lapisan masyarakat.
6 Oktober 2015
Pidato di Parlemen Nasional, Den Haag, Belanda
“Dalam Al-Qur’an surah Al-Anfal ayat 62 Allah berfirman bahwa jika musuh kalian berniat jahat dan berencana mencelakakanmu, tetapi kemudian mereka memutuskan untuk berhenti dan berdamai, maka kalian harus segera menerima sikap mereka dan berusaha mencapai penyelesaian damai, apa pun motivasi mereka… Ajaran penting lainnya dari Islam kita temukan dalam surat Al-Anfal ayat 68 yang menyatakan bahwa umat Islam tidak diizinkan untuk menangkap tawanan di luar kondisi perang.’
17 Oktober 2016
– Pidato di Parlemen Nasional, Ottawa, Kanada
“Jika melalui dialog perdamaian tidak dapat ditegakkan, maka negara-negara lain harus bersatu melawan siapa saja yang melakukan tindakan aniaya dan menggunakan kekuatan untuk menghentikan mereka. Begitu negara agressor setuju berdamai, mereka tidak semestinya dilumpuhkan dan tidak pula boleh dipaksakan atas mereka sanksi-sanksi yang tidak adil. Sebaliknya, demi keadilan dan perdamaian jangka panjang, mereka harus diperkenankan untuk terus maju sebagai sebuah masyarakat yang merdeka…Tetapi sayangnya, sebagian negara besar negara telah gagal memainkan peran mereka dalam membangun perdamaian, bahkan sebaliknya mereka telah memberlakukan kebijakan yang tidak adil semata-mata demi meraih kepentingan mereka sendiri….Pada tingkat yang lebih luas, PBB harus juga berperan dalam membangun perdamaian di dunia, tanpa dibebani oleh politik apapun, ketidakadilan atau pilih kasih.”
28 Oktober 2016
Pidato di Universitas York, Toronto, Kanada
“Dalam hal amanah secara kolektif, salah satu aspek yang penting adalah kewajiban warga negara untuk memilih para wakil rakyat yang mereka anggap mampu berbuat yang terbaik bagi bangsa mereka. Berkenaan dengan pemilihan atau pencalonan, seseorang tidak boleh secara otomatis memilih rekan atau anggota partainya, melainkan mereka harus mempertimbangkan siapa yang paling memenuhi syarat dan pantas untuk menjalankan tugas yang ada di depan mata. Selanjutnya, mereka yang telah terpilih dan diserahi kunci pemerintah atau kekuasaan mestilah menjalankan tugas mereka dengan jujur, penuh integritas dan berkeadilan. Ajaran ini adalah model demokrasi yang diusung agama Islam. Dalam setiap masyarakat ada amanat bersama serta kewajiban-kewajiban yang menjadi tanggung jawab semua orang, dan supaya masyarakat berhasil melaksanakan fungsinya, sangat penting bagi warga negara biasa dan para pemimpin agar melaksanakan tanggung jawab mereka terhadap satu sama lain dengan keadilan sejati.”
25 Maret 2017
Simposium Perdamaian Nasional, Inggris
“Oleh karena itu, dalam ayat lain, Al-Quran telah memerintahkan agar umat Islam tidak menjelek-jelekan sembahan atau tuhan orang lain, karena akibatnya, mereka juga akan menjelek-jelekan Allah, dan terbentuklah siklus kebencian yang tiada akhir…Demi kebaikan manusia, pemerintah harus mengesampingkan ketakutan akan kerugian ekonomi negaranya jika perdagangan senjata dilarang. Sebaliknya, mereka seharusnya memikirkan dunia seperti apa yang ingin mereka wariskan kepada generasi mendatang.”
7 Maret 2018
Simposium Perdamaian Nasional, Inggris
“Islam mengajarkan bahwa perdamaian hanya dapat dicapai ketika semua niat jahat dan kedengkian disingkirkan dari hati kita dan digantikan oleh semangat belas kasih, cinta, dan kasih sayang pada orang lain…Tentu saja, prinsip agung ini masih bermanfaat hingga saat ini, baik bagi Muslim maupun non-Muslim; ketika untuk menghentikan agresor dari melakukan kekejaman dibutuhkan kekuatan, maka tindakan tersebut harus tetap proporsional dan tidak boleh memasuki area balas dendam atau merampas kekayaan pihak yang kalah.’
8 September 2018
Pidato di Jalsah Salanah Jerman
“Pertama, prinsip dasar Islam adalah, sebagaimana seorang Muslim menginginkan hidup damai, ia juga harus berusaha untuk memberikan perdamaian dan keamanan kepada orang lain…Ini adalah gambaran Islam yang sebenarnya. Islam mengharuskan setiap Muslim untuk hidup damai dan berkontribusi pada lingkungan mereka… saat ini kita hidup di zaman ketika terjadi gangguan atau konflik di satu negara maka ia memiliki dampak dan konsekuensi luas bagi seluruh dunia. Dengan demikian, daripada merasa takut antara satu sama lain, kita harus berusaha menyelesaikan masalah melalui dialog bersama dan dengan semangat toleransi dan kasih sayang.”
9 Maret 2019
Simposium Perdamaian Nasional UK
“Senjata seperti itu tidak hanya memiliki kekuatan yang dapat memusnahkan negara-negara yang menjadi sasaran tetapi juga berpotensi merusak perdamaian dan stabilitas seluruh dunia. Jadi sangat penting bagi setiap negara dan para pemimpinnya agar tidak hanya berfokus pada kepentingan nasioal sendiri, tetapi juga harus memperhatikan hal yang terbaik bagi dunia pada umumnya….Lebih jauh, lembaga-lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, harus memperlakukan setiap negara secara setara, bukannya tunduk pada kehendak kekuatan-kekuatan tertentu. Ini adalah sarana perdamaian, ini adalah roadmap menuju dunia yang lebih baik.”
6 Juli 2019
Pidato Jalsah Salanah Jerman
‘Dalam momen kritis sejarah ini, saya percaya sepenuh hati bahwa hanya ada satu cara untuk mengakhiri tantangan besar zaman kita. Hanya ada satu jalan yang dapat menuntun kita menuju keselamatan dan membebaskan kita dari dunia yang penuh peperangan dan konflik ini, yaitu jalan Tuhan Yang Mahakuasa. Kedamaian bukan berasal dari kekuasaan atau kekayaan, melainkan kedamaian terletak pada haribaan Tuhan.’
28 September 2019
Pidato di Jalsah Salanah Belanda
“Sebuah prinsip emas yang diajarkan oleh Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) adalah seorang Muslim sejati harus mencintai saudaranya sebagaimana sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Saya yakin bahwa prindip sederhana dan mendalam ini jika dipraktekkan oleh semua umat Islam dan semua orang, maka hal ini akan menjadi sarana terwujudnya perdamaian abadi dalam masyarakat.
8 Oktober 2019
Pidato di Markas Besar UNESCO, Paris, Prancis
“Selama orang memiliki makanan untuk dimakan, air untuk diminum, tempat tinggal, sekolah untuk anak-anak mereka dan pelayanan kesehatan maka mereka dapat hidup damai dan terhindar dari cengkeraman sikap putus asa dan dendam kesumat yang mengarahkan orang-orang pada ekstremisme.
Semua ini adalah hak-hak dasar manusia dan sebelum kita dapat membantu orang-orang lepas dari kemiskinan dan kemelaratan maka kita tidak akan melihat kedamaian sejati di dunia.”
22 Oktober 2019
Pidato di Hotel Adlon Kempinski, Berlin, Jerman
“Alih-alih melakukan pembatasan pada ekspresi keagamaan, kita harus menyadari bahwa kita semua adalah bagian dari satu ras manusia yang menjadi lebih terhubung daripada sebelumnya. Kita harus menjunjung keragaman kita dan fokus membangun persatuan sehingga perdamaian yang berkelanjutan dapat terwujud di dunia. “
26 Desember 2021
Pidato di Jalsah Salanah Qadian
“Faktor utama yang menghancurkan kedamaian dan keharmonisan [dalam masyarakat] adalah kesombongan. Kesombongan menyebabkan kezaliman terhadap orang lain dan hak-hak mereka dirampas. Islam secara tegas melarang kesombongan…Ciri khas seorang Muslim adalah mampu menahan amarah dan memaafkan. Ini adalah prinsip yang benar-benar mencerminkan seorang Muslim; ini adalah prinsip yang mengakhiri semua permusuhan; ini adalah prinsip yang membangun semangat perdamaian dan keharmonisan dalam masyarakat; dan ini adalah prinsip yang melaluinya pesan perdamaian dan keamanan dapat menyebar ke segala penjuru.”
17 Juni 2022
Annual Religious Freedom Summit (KTT Tahunan Kebebasan Beragama) Washington D.C.
‘Kita tidak boleh membiarkan perbedaan memecah belah kita atau menumbuhkan kebencian dan prasangka dalam masyarakat. Sebaliknya, sebagai individu maupun kolektif kita harus meningkatkan toleransi kita dan berusaha memastikan bahwa keadilan berlaku di semua tingkat masyarakat, baik secara internasional maupun di tingkat domestik, dan prinsip-prinsip dasar kebebasan berkeyakinan dan kebebasan hati nurani ditegakkan dan dijunjung tinggi di seluruh dunia.”
8 Oktober 2022
Pidato Peresmian Masjid Baitul Ikram, Allen, Texas
“Di mana pun ada kekejaman atau ketidakadilan, kita harus mengecamnya, kita harus mendesak para pemimpin politik kita bahwa alih-alih mendorong bangsa kita ke arah perang dan menaikkan tensi melalui ancaman pembalasan dan kekerasan, mereka harus berusaha untuk mendinginkan ketegangan yang ada baik di tingkat internasional maupun di dalam negeri melalui diplomasi dan kebijaksanaan. Mereka harus memastikan bahwa perdamaian dan keamanan dunia harus senantiasa menjadi tujuan utama mereka.”
4 Maret 2023
Simposium Perdamaian Nasional, Inggris
“Ajaran Islam mengharuskan untuk melakukan segala upaya dalam menciptakan solusi damai bagi suatu konflik. Karena alasan ini saya percaya bahwa sangat penting menjaga tetap terbukanya saluran komunikasi dan berupaya menemukan syarat-syarat kesepakatan yang dapat diterima bersama. Namun, jika agresor tetap bertekad menimpakan kesengsaraan dan kehancuran serta menolak untuk mundur, Islam mengajarkan bahwa negara-negara lain harus bersatu dan menggunakan kekuatan yang proporsional dan diperlukan untuk mengakhiri kekejaman…Saya sangat yakin bahwa ini hanya dapat terjadi ketika umat manusia mengesampingkan cara-cara egois dan keinginan materialistisnya serta mulai menyadari dan menyembah Tuhan Yang Mahakuasa dan berusaha memenuhi hak-hak-Nya serta mengamalkan ajaran-ajaran-Nya.”
9 Maret 2024
Simposium Perdamaian Nasional, Inggris
“Saya sangat yakin bahwa hanya ada satu cara untuk mengakhiri peperangan ini, memastikan tegaknya keadilan dan setiap penyelesaian harus berdasarkan pada keadilan, bukan untuk memenuhi kepentingan kekuatan eksternal…Jadi, semua negara yang terlibat dalam peperangan, baik negara Barat, negara-negara yang memendam permusuhan pada dunia Islam, atau negara Muslim, harus menyadari bahwa perdamaian hanya dapat dicapai jika mereka bertindak berdasarkan etika peperangan dan penyelesaian konflik ini.”
Sumber: The Review of Religions