Tujuan Ahmadiyah; Menyebarkan Islam Damai

Tujuan Ahmadiyah menyebarkan Islam damai

Tujuan Jamaah Muslim Ahmadiyah. Pidato Peresmian Khilafat Centenary Hall di Sydney

Pada tanggal 18 Oktober 2013, Pemimpin Jemaat Muslim Ahmadiyah sedunia dan Khalifah Kelima, Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba), secara resmi membuka Khilafat Centenary Hall yang dibangun di sebelah Masjid Baitul Huda di Sydney, dengan pidato utama pada Resepsi Peresmian. Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 200 pejabat dan tamu non-Ahmadi, termasuk sejumlah anggota Parlemen Federal dan Negara Bagian.


Tujuan Ahmadiyah

Setelah membaca Tasyahud, Ta’awwudz, dan Bismillah, Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) menyampaikan:

Para tamu yang terhormat – Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuhu.

Pertama-tama saya ingin menyampaikan rasa terima kasih saya kepada semua tamu yang telah menerima undangan kami dan dapat bergabung dengan kami hari ini. Bagi Anda untuk menerima undangan dari sebuah organisasi keagamaan dan memasuki kompleks sebuah masjid, meskipun tidak terkait dengan agama kami, merupakan cerminan nyata dari keterbukaan hati Anda dan sikap toleran. Kehadiran Anda bahkan lebih penting mengingat di dunia saat ini, begitu banyak tulisan dan pembicaraan yang menentang Islam, dan juga tersajinya penggambaran-penggambaran yang sangat mencemaskan dari orang-orang yang mengaku Muslim.

Sungguh disayangkan bahwa ketakutan di kalangan non-Muslim ini dapat dibenarkan, karena beberapa orang yang mengaku Muslim telah melakukan aksi teroris dan pembunuhan yang mengerikan, baik di negara mereka maupun di luar negeri. Tidak diragukan lagi, mereka telah menciptakan suasana ketakutan bagi non-Muslim sekaligus mencemarkan nama baik Islam. Singkatnya, kehadiran Anda merupakan bukti keterbukaan pikiran Anda dan merupakan kesaksian bahwa Anda ingin mempelajari ajaran Islam yang sejati dan benar.

Saya yakin, banyak dari Anda yang pernah mendengar tentang Jemaat Muslim Ahmadiyah dari sahabat atau kenalan, sehingga Anda memiliki gambaran seperti apa jemaat Ahmadiyah. Anda pasti pernah mendengar beberapa pembicara yang menyebutkan hal ini juga. Saya yakin Anda pernah mendengar bahwa Jamaah Ahmadiyah adalah jamaah yang mencintai perdamaian dan bertindak sepenuhnya sesuai ajaran Islam yang benar.

Jamaah ini tidak hanya mempromosikan perdamaian, tetapi juga setiap tindakan dan aktivitasnya dilakukan dengan cara yang damai. Karena alasan-alasan inilah, orang-orang yang tidak begitu mengenal jamaah kami pun akan merasa nyaman bergabung dengan kami hari ini.

Meskipun demikian, mungkin masih ada beberapa ketakutan atau kekhawatiran di hati beberapa tamu kami. Karena sesungguhnya hampir mustahil untuk benar-benar menghilangkan semua keraguan atau ketakutan di hati orang-orang sampai pada taraf terbentuknya hubungan yang dekat.

Pada titik ini, saya akan menyampaikan perintah-perintah mendasar dalam dasar Islam yang harus dipatuhi oleh seorang Muslim jika ia ingin menunjukkan standar akhlak yang tinggi.

Islam mengajarkan bahwa seorang Muslim harus menunjukkan rasa syukur dan penghargaan secara semestinya. Terkait hal ini, Pendiri Islam, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mengajarkan bahwa seorang Muslim yang tidak mengucapkan rasa syukur atas suatu kebaikan, berarti tidak bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Atas dasar hal ini, seseorang yang mengklaim bahwa Allah merupakan pusat hidupnya tidak akan pernah mentolerir rasa ketidakbersyukuran kepada-Nya.

Jadi, rasa terima kasih bukan sekadar kewajiban moral atau sopan santun; rasa terima kasih sebenarnya merupakan bagian kewajiban agama bagi seorang Muslim, karena tujuan dasar setiap Muslim sejati adalah untuk menyenangkan Tuhan Yang Maha Kuasa. Mungkin saja sebagian besar orang sekuler biasa mengucapkan terima kasih kepada orang lain, tetapi mereka melakukannya sebagai kewajiban moral, karena mereka adalah orang baik yang hidup dalam masyarakat yang baik. Tetapi itu bukan sebagai kewajiban agama bagi mereka. Akan tetapi, bagi seorang muslim sejati, bersyukur merupakan bagian penting dari ajaran Islam yang harus diikutinya.

Alhasil, apa yang telah saya sampaikan ini merupakan pengantar yang cukup panjang; namun sebenarnya itu bukan sekadar pengantar, melainkan penjelasan dari salah satu bagian ajaran Islam.

Mengapa Ahmadiyah Menekankan Membangun Perdamaian?

Sekarang, saya akan menguraikan beberapa ajaran yang menjelaskan mengapa Jamaah Ahmadiyah sangat menekankan pentingnya bagi umat manusia untuk membentuk akhlak yang tinggi dan membangun perdamaian. Alasan utamanya adalah, Sang Pendiri Islam, Nabi Muhammad (saw) telah menubuatkan bahwa akan tiba suatu masa ketika umat Islam akan menjauh dari ajaran asli Islam. Beliau bersabda bahwa kemunduran ini akan terus berlanjut selama sekitar seribu tahun, di mana pada saat itu Allah Ta’ala akan mengutus seseorang sebagai Imam Mahdi dan sebagai Masih Mau’ud (Al-Masih yang Dijanjikan). Beliau akan datang untuk membimbing umat Islam kepada ajaran Islam yang sejati dan benar.

Di saat sebagian besar dunia telah melupakan Sang Pencipta, Masih Mau’ud juga akan memberikan petunjuk kepada umat dari agama lain supaya mereka juga dapat mengembangkan ikatan kecintaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Terkait:   Dunia dalam Krisis, Bagaimana Kita Mengatasinya?

Sebagai pemenuhan nubuat agung tersebut, kami Muslim Ahmadi percaya bahwa Pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian (as), adalah sosok yang diutus oleh Allah sebagai Imam Mahdi dan sebagai Masih Mau’ud (Al-Masih yang Dijanjikan). Masih Mau’ud (as) tidak hanya mengumumkan bahwa beliau telah diutus oleh Allah, tetapi beliau juga mendirikan sebuah jamaah bagi para pengikutnya. Masih Mau’ud (as) sendiri menjelaskan tujuan utama kedatangan beliau. Beliau bersabda:

“Tugas yang untuk itu Tuhan telah mengutus saya adalah untuk menghilangkan kotoran yang muncul dalam hubungan antara Tuhan dengan makhluk-Nya, lalu menegakkan kembali hubungan cinta dan keikhlasan di antara keduanya.”

Beliau lebih lanjut bersabda:

“Tujuan kedua adalah, demi untuk makhluk Tuhan dan atas dasar rasa kasih sayang, hendaknya semua orang mengerahkan kekuatan dan kemampuan mereka untuk melayani dan mendoakan untuk kebaikan makhluk Tuhan.

Dan mereka harus memperlakukan semua orang dengan rasa syukur dan penuh kebaikan – mulai dari Raja atau Kaisar hingga orang biasa – yang telah berbuat baik kepada mereka.”

Tentu saja, orang-orang seharusnya tidak hanya membatasi diri dalam membalas dengan rasa syukur dan penuh kebaikan kepada orang lain. Hazrat Masih Mau’ud (as) telah menambahkan lebih lanjut:

“Seseorang hendaknya mencintai sesama manusia sedemikian rupa sehingga ia menganggap kesulitan dan penderitaan orang lain sebagai miliknya sendiri dan hendaknya berdoa untuk mereka.”

Atas dasar ajaran-ajaran yang penuh kasih sayang inilah, Jamaah Muslim Ahmadiyah berupaya keras untuk menyebarkan cinta, kebaikan, persaudaraan, dan kedamaian ke seluruh penjuru dunia.

Gambaran Muslim Ahmadi

Sesungguhnya Muslim Ahmadi dapat digambarkan hanya dalam dua kalimat – sebagai orang-orang yang memenuhi hak-hak Allah dan orang-orang yang memenuhi hak-hak sesama manusia. Tanpa mengamalkan ajaran-ajaran ini, seseorang tidak dapat mengklaim dirinya sebagai Muslim Ahmadi sejati.

Jika kita merenungkan dan memperhatikan, kita akan menyadari bahwa inilah kebaikan yang sangat dibutuhkan oleh dunia saat ini. Inilah prinsip-prinsip yang dapat menjadi sarana untuk membangun perdamaian dunia. Saya katakan hal ini karena hubungan cinta dan ketulusan dengan Tuhan hanya dapat terbentuk ketika seseorang memenuhi hak-hak-Nya, dan hak Allah hanya dapat dipenuhi ketika perintah-perintah-Nya diikuti.

Salah satu perintah utama Allah Ta’ala tercantum dalam Surat Al-Maidah ayat 9. Allah Ta’ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

“Hai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu orang-orang yang teguh karena Allah, dengan menjadi saksi yang adil; dan djanganlah kebencian suatu kaum mendorongmu bertindak tidak adil. Berlakulah adil, itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahawaspada dengan apa-apa yang kamu kerjakan.” (Al-Qur’an, Surat Al-Ma’idah, Ayat 9)

Inilah standar keadilan yang dibutuhkan seseorang dari orang lain. Baik permasalahan pribadi maupun permusuhan nasional tidak boleh mengarahkan kita pada ketidakadilan atau perlakuan yang tidak setara. Apa pun situasinya, keadilan dan sikap netral harus senantiasa diutamakan.

Dalam ayat yang baru saja saya kutip, Allah berfirman, “Bertakwalah”. Artinya, jika seseorang memenuhi hak-hak orang lain dengan bertindak adil, maka perbuatan itu akan digolongkan sebagai ibadah, karena niat yang mendasarinya adalah semata demi keridhaan Allah. Jadi, standar tertinggi bagi umat Islam ini telah ditetapkan oleh Allah lebih dari 1400 tahun yang lalu dengan tujuan supaya tercipta suasana damai, cinta dan kasih sayang. Jika ada umat Islam yang tidak mematuhi ajaran-ajaran ini, maka akan sangat keliru jika kita menyalahkan ajarannya, padahal kesalahan itu terletak pada masing-masing individu.

Saya yakin alasan mendasar yang memotivasi Jamaah Ahmadiyah untuk menyebarkan perdamaian dan persaudaraan akan menjadi gamblang dari apa yang baru saja saya terangkan.

Kemudian, ada banyak perintah lain yang diberikan oleh Al-Qur’an yang menekankan pentingnya memenuhi hak-hak umat manusia. Misalnya, nama aula yang dijadikan tempat untuk acara ini menyatakan bahwa siapapun yang memasukinya ia akan memperoleh kedamiaan dan keamanan. Hal ini juga membuktikan bahwa orang-orang yang membangunnya adalah orang-orang yang menyebarkan kedamaian dan kerukunan di dunia.

Aula ini diberi nama “Khilafat Centenary Hall” dan kata ‘Khilafat’ berarti ‘Penerus.’ Tugas dari penerus adalah melanjutkan misi dan tujuan dari orang yang diikutinya. Tugas Khilafat Ahmadiyah adalah terus mengupayakan tujuan-tujuan damai yang telah ditetapkan oleh pendiri Ahmadiyah yang baru saja saya sampaikan. Maka, di bawah bimbingan Lembaga Khilafah, Jamaah Muslim Ahmadiyah telah melanjutkan pekerjaan ini selama lebih dari seratus tahun. Aula ini dibangun untuk memperingati keberhasilan melewati 100 tahun Khilafah Ahmadiyah. Dibangun dengan tujuan supaya para pengikut Ahmadiyah terus diingatkan tentang tujuan dan tanggung jawab yang dipercayakan kepada mereka, yang terus mereka penuhi di bawah bimbingan dan kepemimpinan Khalifah saat ini.

Terkait:   Baiat Pertama dalam Sejarah Ahmadiyah

Mungkinkah Khilafah Ahmadiyah Memerintahkan Kekerasan?

Setelah mengetahui betapa taat dan terikatnya Muslim Ahmadi kepada Khilafah, mungkin timbul pertanyaan di benak sebagian orang. Mungkin sebagian orang bertanya-tanya, apakah ketaatan seperti itu, Khalifah kemudian dapat mengarahkan para Ahmadi ke arah ekstremisme atau penggunaan kekerasan, naudzubillah min dzalik.

Untuk menjawab hal ini, perlu dijelaskan bahwa bagian pertama dari nubuat yang disampaikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah setelah periode kegelapan rohani yang panjang yang berlangsung sekitar seribu tahun, Al-Masih yang Dijanjikan dan Imam Mahdi akan muncul dengan ajaran kedamaian, kasih sayang, dan penuh cinta. Dari kutipan yang telah saya sampaikan tadi, jelas Hazrat Masih Mau’ud (as) datang untuk memenuhi tujuan-tujuan ini.

Maka sebagaimana kita meyakini bahwa bagian pertama dari nubuatan tersebut telah terpenuhi, maka sesuai dengan keyakinan kita, kita pun harus menerima kebenaran dari bagian kedua nubuatan tersebut, yaitu setelah Hadhrat Masih Mau’ud as, Khilafat beliau akan bersifat permanen dan akan terus ada hingga akhir zaman. Dan Khilafat beliau akan terus-menerus menarik perhatian umat manusia untuk memenuhi hak-hak Allah dan makhluk-Nya. Alih-alih menimbulkan ancaman atau bahaya apa pun, Khilafat Masih Mau’ud as hanya akan menjadi sumber kedamaian.

Mengenai sistem Khilafah yang sejati, Al-Qur’an dengan jelas mengatakan bahwa sistem ini akan menjadi sarana untuk mengubah keadaan takut dan panik menjadi suasana damai dan tenteram, selama manusia terus mengingat perintah-perintah Allah dan mengikuti petunjuk Khalifah.

Di satu sisi, Khilafat Ahmadiyah merupakan sumber kedamaian dan ketenangan bagi semua Muslim Ahmadi. Di sisi lain, Khilafat Ahmadiyah juga dapat menjadi sumber kedamaian dan keamanan bagi non-Ahmadi jika mereka mendengarkan apa yang dikatakan Khalifah. Sejarah Jemaat Ahmadiyah membuktikan bahwa Hadhrat Masih Mau’ud sendiri dan setiap khalifah beliau menekankan perlunya menghindari peperangan dan memenuhi hak-hak yang menjadi hak satu sama lain.

Hadhrat Masih Mau’ud sendiri telah menyatakan bahwa beliau datang untuk mengakhiri segala bentuk peperangan agama. Lebih jauh, saya telah menyebutkan betapa beliau sangat menekankan pemenuhan hak-hak satu sama lain. Suatu masyarakat yang sudah tidak ada lagi peperangan agama, dan perhatian masyarakatnya diarahkan untuk berbuat baik pada manusia dan memenuhi hak-hak satu sama lain, tentu akan menjadi surga kedamaian.

Contoh Upaya Khalifah Ahmadiyah Menciptakan Perdamaian

Tentu saja, inilah jenis masyarakat yang dibutuhkan dunia saat ini. Semua Khalifah yang memimpin Jamaah Ahmadiyah selalu menganjurkan perdamaian, persatuan, dan persaudaraan. Izinkan saya memberikan beberapa contoh saja.

Setelah Perang Dunia Pertama, Khalifah Kedua Jamaah kami [Ahmadiyah], memberi tahu dunia bahwa tanpa keadilan sejati, perdamaian tidak akan terbentuk dan Liga Bangsa-Bangsa akan gagal. Kemudian, pada tahun 1990 ketika situasi di Irak memburuk, Khalifah Keempat kami memperingatkan bahwa bukan hanya negara-negara Arab yang akan menderita tetapi pada akhirnya perdamaian seluruh dunia akan hancur.

Faktanya, dunia telah mengamati bahwa kedua peringatan ini terbukti akurat dan saat ini konflik terus melanda dunia. Selama empat atau lima tahun terakhir saya telah memperingatkan bahwa dunia sangat membutuhkan perdamaian. Kita tidak boleh berasumsi bahwa perang antara dua negara akan terbatas hanya pada mereka atau di wilayah tertentu; sebaliknya, pada akhirnya akan berujung pada perang dunia. Dan tentu saja, keadaan dunia saat ini jelas menunjukkan bahwa kita berada di ambang perang global yang sangat berbahaya. Perang semacam itu akan melibatkan negara-negara yang memiliki senjata nuklir dan melibat negara-negara yang pemimpinnya suka bertindak gegabah dan tidak peduli dengan dampak mengerikan dari tindakan mereka. Akibat dari sikap mereka yang tidak peduli, dunia mungkin akan menyaksikan kehancuran yang benar-benar dahsyat.

Oleh karena itu, saya mohon kepada semua pihak terkait untuk mulai sadar dan bertindak dengan kebijaksanaan. Mereka harus menghilangkan cara-cara egois dan kepentingan pribadi mereka. Mereka harus menyadari bahwa perang semacam itu tidak hanya akan merugikan dunia saat ini, tetapi juga akan berdampak buruk pada generasi mendatang.

Di antara hadirin sekalian yang memiliki pengaruh terhadap negara-negara besar di dunia atau yang dapat menyampaikan pesan ini kepada pihak-pihak yang memiliki akses ke koridor kekuasaan, harus segera memenuhi tanggung jawab mereka.

Terkait:   Mengabdi untuk Kemanusiaan, Sebuah bentuk Ibadah kepada Allah

Janganlah menganggap masalah dan konflik dunia saat ini sebagai hal yang remeh atau tidak penting, tetapi berusahalah sekuat tenaga dan lakukanlah segala upaya untuk terciptanya perdamaian.

Mungkin sebagian dari Anda tidak akan setuju dengan analisis saya. Akan tetapi, ketika seseorang meyakini bahwa kekuatannya sendiri, kecerdasannya, dan orang-orang di sekitarnya sangat kuat, maka ia akan berjalan di jalan yang penuh bahaya. Pada titik itulah seseorang menjadi buta akan keberadaan Tuhan dan Kekuasaan-Nya, yang telah ditetapkan oleh Takdir Tuhan. Ingatlah, manusia tidak akan luput dari akibat perbuatannya dan karenanya harus menanggung akibat dari kekejaman dan kekacauan yang telah dilakukannya. Ingatlah, manusia tidak akan luput dari akibat perbuatannya sehingga ia harus menanggung akibat kekejaman dan kekacauan yang telah dilakukannya.

Oleh karena itu, saya meminta sekali lagi kepada Anda sekalian, untuk menyuarakan keadilan terhadap segala bentuk kekejaman, korupsi, dan kekacauan agar dunia dapat diselamatkan dari kehancuran.

Menurut Islam, syarat keadilan akan terpenuhi ketika seseorang mengakui kesalahannya dan tidak hanya memperhatikan kepentingan teman-teman atau kebijakannya sendiri, tetapi juga mengutamakan pemenuhan hak-hak semua orang. Semoga Allah memberi kemampuan kepada dunia untuk memahami kenyataan ini dan diselamatkan dari segala jenis kerusakan atau malapetaka besar, Aamiin.

Sebagai penutup, saya juga ingin menyampaikan simpati saya melalui kalian semua, khususnya kepada masyarakat yang terdampak kebakaran hutan, dan kepada masyarakat serta pemerintah negara bagian dan negara ini secara umum. Saya berdoa semoga Allah Ta’ala menyelamatkan masyarakat dari kerugian lebih lanjut dan menghilangkan kesulitan mereka. Sekali lagi, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda semua karena telah meluangkan waktu dan tenaga untuk bergabung bersama kami hari ini. Semoga Allah memberkahi Anda semua. Terima kasih banyak.

Sambutan dari Para Tamu sebelum Pidato Utama

Sejumlah pejabat tinggi menyampaikan pidato singkat di hadapan hadirin, termasuk Senator Concetta Fierravanti-Wells, yang mewakili Perdana Menteri Tony Abbott MP. Victor Dominello MP (Minister for Citizenship and Communities) membacakan pesan dari Perdana Menteri NSW Barry O’Farrell yang menyambut Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) di negara bagian tersebut.

Dalam pesannya, ia mengatakan bahwa merupakan kehormatan besar bagi New South Wales untuk menjadi tuan rumah bagi seorang ‘pemimpin spiritual yang terhormat’. Huzur kemudian memberikan cek senilai $20.000 kepada Dominello untuk membantu mereka yang terkena dampak kebakaran hutan.

Phillip Ruddock MP (Anggota Federal untuk Berowra) menyampaikan:

“Saya ingin meyakinkan Yang Mulia bahwa jemaatnya sangat diterima di Australia. Kehadiran begitu banyak anggota parlemen di sini malam ini merupakan bukti rasa hormat yang diberikan kepada para Ahmadi di Australia. Yang Mulia, kami akan dengan senang hati menyambut Anda kembali berkali-kali.”

Ed Husic MP (Anggota Federal untuk Chifley) menyampaikan:

“Yang Mulia, merupakan suatu kehormatan untuk menghabiskan waktu bersama Anda dan menyambut Anda di Australia. Ketika Anda meninggalkan Australia, Anda dapat merasa bangga dengan komunitas Anda di sini karena para Ahmadi adalah warga negara teladan di negara ini. Kunjungan Anda akan dikenang dan dihargai selama bertahun-tahun mendatang.”

John Robertson MP (Leader of the Opposition & Shadow Minister for Western Sydney) menyampaikan:

“Merupakan kehormatan dan sebuah keistimewaan luar biasa untuk berbagi waktu dengan Yang Mulia karena ia melangkah di panggung dunia dengan pesan iman dan perdamaian yang sangat kuat. Anda sangat dihormati di seluruh dunia karena menyerukan perdamaian dan toleransi. Pemimpin seperti Andalah yang akan memengaruhi masa depan dunia. Kita membutuhkan lebih banyak pemimpin seperti Anda karena hanya melalui suara-suara seperti Anda stabilitas akan terbentuk di dunia. Anda adalah suara perdamaian, harapan, dan keberanian.”

Kevin Conolly MP (Anggota Negara Bagian untuk Riverstone) yang menerima Hazrat Mirza Masroor Ahmad di bandara pada tanggal 1 Oktober 2013 mengatakan:

“Merupakan suatu kenangan bagi New South Wales untuk dapat menerima seorang pemimpin dengan kedudukan seperti Yang Mulia. Tentu saja, ajaran Ahmadiyah yang menekankan ‘Love for All, Hatred for None’ sangat diterima di Australia.”

David Clarke MLC menyampaikan:

“Muslim Ahmadiyah adalah orang-orang yang baik dan religius, dan mereka baik karena mereka saleh. Kami memuji dan menghormati Yang Mulia karena telah menyampaikan pesan perdamaian ke seluruh dunia… Di Australia, akan selalu ada kebebasan penuh bagi Jemaat Muslim Ahmadiyah. Kami tidak akan pernah menoleransi sehelai rambut pun di kepala seorang Ahmadi yang disakiti. Semoga Tuhan memberkati Jemaat Muslim Ahmadiyah.”

Sumber: Alislam – Objectives of Ahmadiyya Muslim Community

Leave a Reply

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.