Kebutuhan akan Agama
Pada tanggal 5 Maret 1921, beberapa mahasiswa di Lahore beraudiensi dengan Hazrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad (ra), Khalifah Ahmadiyah Kedua. Dalam pertemuan tersebut, mereka menyampaikan pernyataan berikut: ‘Agama tidak diperlukan dan tidak ada gunanya. Sesungguhnya, jika orang ingin mengamalkanya untuk mendapatkan manfaat zahirnya, maka tidak ada salahnya.’
Menanggapi hal ini, Hazrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad (ra) menjawab:
Ada dua jenis kebutuhan; pertama, dalam suatu hal tertentu terdapat manfaat yang bersifat pribadi bagi manusia. Seseorang berasumsi bahwa ada manfaat yang bisa diperoleh dengan menerapkannya. Jenis kebutuhan kedua adalah kebutuhan di mana manusia tidak mempertimbangkan keuntungan pribadi apa pun, melainkan kualitas inheren dari sesuatu yang menarik seseorang kepadanya.
Contohnya adalah hubungan seseorang dengan orang tuanya. Setelah seseorang mencapai usia dewasa, mereka melayani orang tua mereka tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Mereka pasti telah mendapatkan manfaat apa pun dari orang tua mereka sebelumnya. Pada titik itu, mereka tidak dilayani untuk keuntungan apa pun. Sebaliknya, hal itu dilakukan semata-mata karena mereka adalah orang-tuanya, dan dalam keadaan tertentu, akhlak anak-anak lah yang menjamin hal ini terjadi.
Sekarang, mari kita beralih ke agama dan mencari tahu, pertama, apa manfaat yang kita peroleh dari agama? Dan kedua, adakah daya tarik pada tingkat pribadi yang akan menarik seseorang kepadanya? Merenungkan poin-poin ini, kita akan belajar bahwa kedua aspek ini terdapat dalam agama karena agama mengandung manfaat yang kita butuhkan saat ini, dan di masa depan. Kedua, agama mengandung daya tarik dan manfaat yang begitu besar bagi manusia, di tingkat personal, sehingga seseorang tertarik pada agama.
Di tengah meningkatnya materialisme, bagaimana umat manusia dapat benar-benar menyadari tujuan dan manfaat sejati agama?
Alasan Kelalaian terhadap Agama
Menurut pendapat saya, alasan mengapa orang-orang menjauh dari agama adalah karena ketika mereka merenungkan agama, mereka melakukannya dengan pemahaman yang sempit.
Orang-orang memilih untuk bekerja di bidang-bidang yang mereka anggap berpotensi untuk memperoleh kekayaan. Namun, mereka tidak melihat keuntungan ini melalui agama. Oleh karena itu, meskipun mereka menerima agama, itu hanyalah atas perintah keyakinan orang tua mereka.
Lebih lanjut, seringkali mereka mengeluarkan uang demi agama. Karena watak manusia di dunia ini sangat condong ke arah materialisme, orang-orang menjadi enggan terhadap agama. Namun, ini tidak membuktikan bahwa agama tidak bermanfaat.
Sebaliknya, persoalan utamanya adalah orang-orang tidak sungguh-sungguh menjalankan agama, atau jika mereka mengikuti agama, maka mereka menggunakan cara yang salah. Maka, jika seseorang bahkan tidak mengikuti prinsip-prinsip agama, dan meninggalkannya karena karena kelalaian dan ketidaktahuannya sendiri, lalu bagaimana ia bisa berharap memperoleh manfaat dari agama?
Jika seseorang merasakan manfaat dalam suatu cara tertentu, maka kebijaksanaan akan menjadikan dia menerapkannya. Kita mengamati di dunia bahwa orang-orang meninggalkan praktik atau pengobatan tertentu. Namun, ketika sains membuktikan manfaat dalam praktik-praktik tersebut, manusia menggunakannya kembali. Sebagai contoh, kita menemukan di bidang medis, psyllium telah diresepkan oleh dokter Yunani selama berabad-abad, karena terbukti bermanfaat dalam mengobati diare. Namun, dokter lain menyangkal manfaat ini. Kemudian, ketika mereka mengetahui manfaat psyllium, mereka mulai menggunakannya lagi.
Adapun orang-orang yang menjalankan suatu agama, tetapi upaya mereka tidak membuahkan hasil, maka cara mereka dalam menjalankan agama yang keliru. Jika mereka kemudian meninggalkan agama mereka, dapat dikatakan bahwa mereka setidaknya mereka meninggalkan agama setelah mereka berusaha. Namun, orang-orang seperti itu tidak pantas dihormati karena menganggap agama mereka salah, tetapi tidak mampu menolaknya mentah-mentah. Jika kita merenungkan hal ini, kita akan menemukan banyak penganut agama yang termasuk dalam kategori ini.
Memikirkan Cara yang Tepat
Kita harus menganalisis apakah cara penggunaan sesuatu sudah tepat atau belum. Jika seseorang menggunakan metode yang tepat untuk mencapai sesuatu, tetapi hasilnya negatif, maka keseluruhan sistem tersebut cacat. Namun, jika seseorang menggunakan metode yang salah dan mendapatkan hasil negatif, maka sistem itu sendiri belum tentu cacat. Misalnya, obat kina bermanfaat dalam mengobati demam malaria; namun, jika seseorang memberikannya kepada seseorang yang menderita demam tifoid, dan kemudian menyangkal manfaat kina, maka orang tersebut salah.
Kita dapat melihat bahwa di negara kita [anak benua India] kita menganggap banyak hal tidak berguna dan dibuang, namun orang Eropa juga memperoleh manfaat dari hal-hal yang sama. Misalnya, di India terdapat hutan bambu yang lebat, banyak di antaranya terbuang sia-sia. Namun, orang Eropa telah berupaya memanfaatkannya sebaik mungkin dan bahkan telah membuat kertas dari bambu.
Keteraturan Alam Semesta Menuntut adanya Pencipta
Merenungkan kondisi manusia, kita mendapati bahwa manusia serupa dengan gelembung-gelembung di lautan, yang warnanya berbeda-beda, tetapi lenyap seketika. Selain itu, terdapat juga banyak dunia lain. Meskipun belum ada bukti kuat keberadaan planet lain, dikatakan ada kemungkinan terdapat kehidupan di Mars. Jika kita kemudian menilik umat manusia, kita mengetahui bahwa manusia tidak diciptakan tanpa tujuan. dan betapa lengkap dan sempurnanya perlengkapan yang tersedia bagi manusia.
Baru-baru ini, seorang astronom Amerika meramalkan bahwa sebuah komet akan bertabrakan dengan Bumi yang menyebabkannya bumi hancur berkeping-keping. Setelah mendengar ramalan ini, banyak orang di seluruh Eropa bunuh diri. Orang lain meramalkan bahwa meskipun komet tidak akan bertabrakan dengan Bumi, gas-gas tertentu akan dihasilkan yang mengakibatkan orang-orang akan mati lemas. Namun, hari yang dinantikan itu pun tiba dan berlalu. Ternyata, karena pecahan-pecahan itu begitu kecil, mereka tidak berpengaruh pada Bumi.
Telah disaksikan juga bahwa ketika benda-benda langit lain mendekati orbit Bumi, lintasannya langsung berubah. Perubahan-perubahan ini menunjukkan bahwa semua ini bukan sekadar kebetulan; melainkan, perubahan-perubahan ini pasti dikendalikan oleh Kehendak Tuhan yang lebih tinggi.
Misalnya, jika seseorang melihat batu bata tergeletak di lantai, ia mungkin berasumsi bahwa batu bata itu mungkin jatuh sendiri atau mungkin terdorong angin kencang; namun, ketika seseorang melihat sebuah bangunan, ia tidak akan pernah berasumsi bahwa bangunan itu muncul dengan sendirinya.
Demikian pula, jika tinta jatuh ke kanvas, sangat mungkin tinta itu membentuk mata manusia, tetapi mustahil tumpahan tinta itu berubah menjadi gambaran utuh manusia, lengkap dengan mata, telinga, hidung, dan wajah; dan juga mustahil bagi karakter itu untuk menampilkan emosi putus asa dan bahagia melalui potret tersebut. Jika seseorang melihat lukisan seperti ini, ia hanya dapat berasumsi bahwa itu adalah karya seorang pelukis ahli.
Perhatikan bahwa manusia telah dianugerahkan mata dan untuk menggunakannya, matahari telah diciptakan ratusan ribu mil jauhnya. Dengan cara yang sama, jika manusia telah diciptakan dengan perut, maka bekal-bekal itu juga telah diciptakan yang dapat dicerna oleh perut. Semua pengaturan ini menunjukkan fakta bahwa alam semesta diatur oleh suatu keberadaan yang memerintah atas Kehendak-Nya, dan mekanisme-mekanisme ini tidak berkembang secara kebetulan.
Dengan demikian, penciptaan dunia ini membutuhkan Sang Pencipta, dan jelaslah bahwa dunia ini diciptakan untuk suatu tujuan. Bukanlah Sang Pencipta menciptakan dunia ini dan membiarkannya ada begitu saja. Kebetulan artinya suatu peristiwa telah terjadi tanpa urutan atau pengaturan. Namun, tidak dapat dikatakan bahwa suatu sistem yang memiliki urutan dan pengaturan yang jelas telah diciptakan secara kebetulan tidak sengaja.
Bagaimana Seseorang Dapat Memahami Kebutuhan Akan Agama?
Oleh karena itu, manusia diciptakan untuk suatu tujuan; dan meskipun agama bermanfaat bagi manusia, ada banyak hal yang secara alami tidak manusia sadari bermanfaat. Misalnya, sebelum ditemukannya kereta api, kita tidak dapat memahami kebutuhannya. Sekarang setelah kereta api ditemukan, pemerintah mana pun yang tidak memiliki sistem kereta api, negara tersebut dikatakan kekurangan kebutuhan dasar. Demikian pula, pada periode sebelum sistem pos kita saat ini ada, kita tidak menyadari kebutuhan akan sistem pos semacam itu. Namun, setelah sistem semacam itu diterapkan, area mana pun yang tidak memiliki sistem ini akan dipandang sebelah mata.
Dengan prinsip yang sama, sebelum seseorang menemukan Tuhan, ia tidak akan memahami maupun merasakan kebutuhan akan Tuhan. Namun, ketika seseorang menjalin hubungan dengan Tuhan, maka ia tidak akan pernah bisa mengingkari, dan ia juga tidak akan mampu menjalani hidup tanpa kebenaran ini. Dengan demikian, pertanyaan tentang perlunya agama bergantung pada keberadaan Tuhan. Jika Tuhan ada, maka seseorang membutuhkan agama.
Bukti Keberadaan Tuhan
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apa bukti keberadaan Tuhan; dan jika Dia memang ada, apa pengaruh-Nya terhadap kita? Sudah menjadi fakta yang kuat bahwa segala sesuatu memiliki pengaruh tertentu, dan hal yang sama berlaku bagi Tuhan. Seorang ilmuwan Amerika telah menulis bahwa jika Tuhan memang ada maka Dia seharusnya menunjukkan kebaikan dan berbicara kepada kita, karena Dia lebih berbelas kasih daripada orang tua kita.
Tuntutan ilmuwan ini sepenuhnya sesuai dengan hakikat manusia. Jadi, jika Tuhan memang ada dan Dialah yang menciptakan kita, maka kita harus menemukan buktinya, karena jika Tuhan tidak memiliki hubungan dengan manusia, maka menyembah-Nya adalah tindakan yang sia-sia. Ini adalah kenyataan. Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, Tuhan memang ada dan Dia melakukannya dengan cara di mana Dia memberi pahala kepada orang-orang yang membangun hubungan dengan-Nya dan menghukum mereka yang tidak menaati perintah-Nya.
Tuhan tidak diam; melainkan Dia menunjukkan sifat-sifat-Nya dan menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya jalan menuju keridhaan-Nya. Semua agama mengklaim bahwa Tuhan berbicara kepada para pendirinya masing-masing. Umat Sikh menyatakan hal ini mengenai Guru mereka, dan agama-agama lain menghadirkan para wali agama mereka, namun semuanya menghadirkan tokoh-tokoh dari era sebelumnya. Umat Muslim juga percaya bahwa Tuhan Yang Maha Esa akan berdialog dengan Nabi Muhammad saw dan bahwa Tuhan akan berbicara kepada orang-orang pilihan-Nya. Namun, belakangan ini, mereka juga telah keliru dalam hal ini, meyakini bahwa Tuhan tidak lagi berbicara.
Keunggulan Islam Atas Agama-agama Lain
Semua penganut agama yang mengklaim bahwa Tuhan akan berdialog ketika agama mereka masing-masing didirikan, tetapi Dia tidak lagi berdialog, menunjukkan bahwa agama-agama tersebut tidak dipraktikkan sesuai dengan ajaran aslinya. Namun, bahkan hingga hari ini, Islam menyatakan bahwa hakikat dan ciri agama – yaitu persekutuan ilahi – terdapat dalam keyakinan ini. Dengan demikian, pada era ini, Tuhan mengungkapkan persekutuan ilahi-Nya melalui Hadhrat Masih Mau’ud as dan setelah wafatnya, persekutuan ini tidak berhenti; sebaliknya, dengan Rahmat Tuhan, persekutuan ini terus berlanjut hingga hari ini.
Satu Contoh Mukalamah Ilahiyah
Saya akan menceritakan sebuah pengalaman pribadi. Beberapa waktu yang lalu, seorang dokter bernama Matloob Khan dikirim dari fakultas kedokteran ke Irak. Menurut laporan resmi, dan juga informasi dari rekan-rekannya, diumumkan bahwa beliau telah meninggal dunia. Ayahnya yang sudah sangat tua baru saja mengunjungi Qadian sebelum menerima kabar ini. Saya mengkhawatirkannya dan mengira Matloob Khan adalah putra tunggalnya; namun, kemudian saya mengetahui bahwa mereka berjumlah tujuh bersaudara. Meskipun demikian, saya sangat terguncang oleh pemikiran bahwa beliau adalah putra tunggal orang tuanya dan juga bahwa orang tuanya sudah lanjut usia.
Saya juga merasa cemas dengan kurangnya keberanian para mahasiswa kedokteran, yang ketika mendengar kabar meninggalnya Matloob Khan, bersumpah untuk menolak wajib militer. Dengan semua ini, saya berdoa dan saya melihat sebuah penglihatan yang memberi tahu saya bahwa saya tidak perlu khawatir karena Matloob Khan masih hidup. Keesokan paginya saya memberi tahu saudara laki-laki saya tentang penglihatan ini, yang kemudian memberi tahu kerabat Matloob Khan dan akhirnya berita ini menjadi pengetahuan umum. Beberapa hari setelah kejadian ini, kabar diterima bahwa beliau memang masih hidup. Ia ditangkap musuh dan oleh karena itu, secara keliru dikira telah meninggal.
Bisakah otak manusia menghasilkan informasi seakurat itu? Jika seseorang menganggap hal ini terjadi melalui imajinasi, hal ini mustahil karena pikiran biasanya menggambarkan pikirannya sendiri. Jika melalui mimpi seseorang mengetahui sesuatu yang sangat bertolak belakang dengan situasi saat ini dan bertentangan dengan apa yang umumnya diyakini – dan mimpi itu terwujud – hal ini membuktikan bahwa Tuhan mengungkapkan pengetahuan kepada mereka yang terhubung dengan-Nya, dan menyelamatkan mereka dari kesedihan dan duka. Rasa sakit dan duka yang saya rasakan jauh di lubuk hati saya telah dihapuskan oleh Tuhan saya dengan cara ini.
Di Jamaah kami, ada begitu banyak orang yang kepadanya Tuhan berbicara. Dia menganugerahkan mereka kehormatan dan mempermalukan musuh-musuh mereka dan telah memenuhi janji pertolongan ilahi. Sekalipun seluruh dunia bersatu melawan mereka, mereka gagal dan hamba-hamba Tuhan berhasil.
Nubuat-nubuat Hadhrat Masih Mau’ud as. adalah Bukti Keberadaan Tuhan
Ketika Hadhrat Masih Mau’ud as mendakwahkan diri sebagai utusan Tuhan dan Tuhan telah berbicara kepadanya, semua orang – baik kawan maupun lawan – menentangnya. Di kota Lahore ini, orang-orang melempari beliau dengan batu. Bahkan di Amritsar, sekelompok orang melempari beliau dengan batu. Lebih lanjut, para ulama Kristen mengajukan gugatan terhadap beliau atas tuduhan percobaan pembunuhan dan semua orang berusaha sekuat tenaga untuk melawan beliau.
Namun, Tuhan Yang Mahakuasa memberi tahu Hadhrat Masih Mau’ud as. tentang cobaan-cobaan ini bahkan sebelum terjadi dan meyakinkan beliau bahwa cobaan-cobaan itu akan terjadi, tetapi beliau tidak akan disakiti dengan cara apa pun. Berkat karunia Tuhan Yang Mahakuasa peristiwa-peristiwa itu terjadi persis seperti yang telah dinubuatkan. Dunia berusaha untuk memusnahkan jemaat Masih Mau’ud, namun tidak terjadi apa-apa dan jemaat ini justru terus berkembang seiring berjalannya waktu.
Hadhrat Masih Mau’ud as. menyatakan bahwa beliau adalah manusia biasa; beliau tidak menginginkan ketenaran atau kedudukan tinggi, juga tidak memiliki kekuasaan dan pengaruh duniawi. Namun, Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda bahwa Allah SWT telah mengabarkan kepadanya bahwa beliau akan dianugerahi kemuliaan dan para pengikutnya akan tersebar di seluruh dunia. Sekarang, renungkan bagaimana hal ini sedang digenapi.
Demikian pula, beliau diberitahu tentang wabah penyakit sampar di seluruh negeri, yang juga akan menyebar ke Qadian. Namun Hadhrat Masih Mau’ud as. menyatakan bahwa rumahnya akan dijaga. Oleh karena itu, wabah penyakit sampar menyebar ke rumah-rumah di kedua sisi rumahnya, tetapi rumah Hadhrat Masih Mau’ud as. tetap aman dari wabah tersebut. Ini hanyalah beberapa manfaat duniawi yang dapat diperoleh seseorang dengan memeluk agama.
Manfaat akhirat, yang akan diperoleh seseorang di akhirat, tidak terbatas dan tak terhitung banyaknya. Kalian semua belajarlah hari ini agar bermanfaat bagi kalian di masa depan. Jangan sampai belajar kalian saat ini sia-sia. Dengan demikian, jelaslah bahwa agama itu dibutuhkan, dan jika seseorang menempuh jalan yang benar sebagaimana digariskan oleh Islam, maka agama dapat menuntunnya kepada Tuhan. Barangsiapa yang menjalin hubungan dengan Tuhan dalam hidup ini dan memanfaatkan sepenuhnya manfaatnya, maka ia juga akan menuai pahala di akhirat.
Kebutuhan jenis kedua adalah ketika sesuatu memiliki kualitas inheren. Kami menyatakan bahwa kualitas-kualitas inheren Islam begitu banyak sehingga tidak ada agama lain yang dapat menandinginya. Di masa sekarang, konsekuensi dari perbuatan jahat yang dilakukan oleh mereka yang menyebut diri mereka Muslim tidak berarti bahwa Islam yang harus disalahkan, karena semua ini terjadi karena pelanggaran terhadap jalan yang digariskan oleh Islam.
Setelah itu, dua pertanyaan berikut disampaikan kepada Hazrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad (ra):
- ‘Dalam penganut agama lain juga membuat nubuat. Oleh karena itu, keistimewaan ini tidak dapat dikaitkan hanya dengan Islam.’
- Tersebarnya Jamaah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Sahib bukanlah bukti kebenarannya, Lenin juga mencapai kesuksesan besar di Rusia.
Perbedaan Antara Nubuatan Hadhrat Masih Mau’ud as dan Tokoh Lain
Hazrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad (ra) menjawab:
‘Menjawab poin pertama, jelas bahwa beberapa pengikut agama lain mengingkari nubuatan, sementara ada yang lain yang menerbitkan nubuatan (ramalan) dari waktu ke waktu. Namun, mereka tidak pernah mengklaim bahwa nubuatan tersebut didasarkan pada ajaran dan nubuatan khusus agama mereka. Sebaliknya, mereka mengatakan bahwa nubuatan tersebut didasarkan pada pengetahuan pribadi mereka.
Semua astrolog membuat prediksi berdasarkan pengetahuan mereka dan tidak pernah mengaitkannya dengan pengetahuan yang dianugerahkan kepada mereka oleh Tuhan. Para astrolog ahli di Eropa tidak mengasosiasikan diri mereka dengan agama apa pun; sebaliknya, ketika mereka membuat prediksi, mereka mengatakan bahwa prediksi tersebut didasarkan pada pengetahuan mereka sendiri. Siapa pun yang mempelajari keterampilan ini dan unggul dalam disiplin ilmu ini, apa pun agamanya, juga akan mampu membuat prediksi serupa.
Lebih lanjut, orang-orang yang membuat prediksi yang terbukti benar didasarkan pada keadaan yang sudah ada. Misalnya, jika seorang kerabat seorang siswa yang rajin belajar setiap hari meramalkan bahwa ia akan lulus ujian, dan memang, ia lulus semuanya, maka ini bukanlah sesuatu yang luar biasa. Ini hanyalah praduga, dan praduga seringkali bisa menjadi kenyataan. Namun, berbeda halnya jika membuat prediksi tentang sesuatu yang tidak memiliki keadaan yang pasti, sebaliknya, prediksi tersebut bertentangan dengan keadaan yang sudah ada sebelumnya.
Misalnya, seorang anak bahkan tidak bersekolah, namun dikatakan bahwa ia akan lulus semua ujiannya. Jika ini terbukti benar, maka ini adalah sebuah nubuat. Demikian pula, jika seseorang membuat prediksi yang memiliki tiga atau empat variabel berbeda dan mereka menyebutkan satu aspek pasti yang kemudian terbukti benar, maka ini adalah sebuah nubuat.
Terkadang terdapat ratusan aspek dalam sebuah nubuat. Misalnya, jika seratus orang mengikuti suatu perlombaan dan dikatakan bahwa si anu akan memenangkan perlombaan, jika orang tersebut memenangkan perlombaan, ini akan menjadi contoh nubuat dengan seratus variabel berbeda, yang telah terpenuhi.
Prediksi yang dibuat oleh para astrolog atau astronom tidak mengandung aspek yang berbeda, dan mereka juga tidak dapat mengatakan dengan pasti jika prediksi ini terbukti benar, apa pengaruhnya terhadap diri mereka sendiri. Terkadang, mereka dapat meramalkan gempa bumi atau epidemi yang akan datang, namun mereka sendiri dapat binasa karenanya.
Di sisi lain, nubuat yang dibuat oleh para nabi bebas dari hal ini dan seringkali bertentangan dengan keadaan yang telah ditetapkan. Nubuat mereka mengandung banyak lapisan dan variabel. Lebih lanjut, nubuat-nubuat tersebut mengandung keagungan dan perintah yang berwibawa.
Renungkanlah nubuat Hadhrat Masih Mau’ud as tentang pemisahan Benggala. Ketika Pemerintah [Inggris] menegaskan bahwa mereka akan menegakkan keputusan mereka untuk memisahkan Benggala, orang-orang Benggala hampir putus asa. Saat itu, Hadhrat Masih Mau’ud as diberitahu oleh Allah SWT sebagai berikut: ‘Sehubungan dengan perintah yang telah dikeluarkan terkait Benggala, mereka sekarang akan dihibur.’
Masyarakat Benggala begitu terkejut dan terheran-heran dengan nubuat ini sehingga sebuah surat kabar Benggala menulis bahwa pemerintah telah berulang kali menegaskan bahwa keputusan tersebut mengikat dan tidak akan ada amandemen dalam keputusan untuk memisahkan Benggala, namun seseorang yang tidak berakal sehat di Punjab mengklaim bahwa orang-orang Benggala akan dihibur. Meskipun demikian, terlepas dari semua pernyataan sebelumnya, Kehendak Allah menjadi kenyataan dan orang-orang Benggala dihibur melalui amandemen dalam keputusan tersebut.
Demikian pula, beberapa nubuat mengandung aspek-aspek yang kompleks. Misalnya, ketika putra Hazrat Maulvi Nuruddin Sahib (ra) wafat, para penentang [Ahmadiyah] mengejeknya karena hal ini. Pada saat itu, Allah Ta’ala telah memberikan wahyu kepada Hadhrat Masih Mau’ud as bahwa Maulvi Sahib akan dikaruniai seorang putra, yang akan berusia antara 13 dan 18 tahun.
Mengenai putra tersebut, kata ‘Ghulam’ digunakan dan sifat-sifat lainnya juga diungkapkan, seperti perawakannya yang tegap dengan mata besar; berkulit putih dan terdapat beberapa tanda di kakinya yang menyerupai bisul. Pada saat nubuat tersebut, Maulvi Sahib berusia sekitar 60 tahun.
Salah satu aspek nubuat ini berkaitan dengan usia Maulvi Sahib. Aspek lain dari nubuat ini adalah bahwa biasanya anak-anak Maulvi Sahib tidak akan bertahan lama dan akan tetap kurus. Sebaliknya, anak ini akan kuat dan sehat, serta akan mencapai usia dewasa. Dengan demikian, lahirlah seorang putra bagi Maulvi Sahib dan semua sifat yang disebutkan di atas terpenuhi dalam dirinya.
Nubuat lainnya adalah tentang gempa bumi yang dinubuatkan bahwa akibat gempa bumi ini, Jemaat akan mengalami kemajuan. Gempa bumi yang dihasilkan menghancurkan kota Dharamshala. Di kota ini, sebuah gugatan palsu diajukan terhadap seorang Ahmadi. Ia menulis surat kepada Hadhrat Masih Mau’ud as untuk meminta bantuan melalui doa, dan Hadhrat Masih Mau’ud as mendoakannya. Ketika gempa bumi terjadi, hakim, jaksa penuntut, dan penuduh semuanya tewas, tetapi Ahmadi tersebut tetap selamat. Bukankah ini perbuatan Allah?
Maka, mengatakan bahwa karena orang lain juga telah meraih kesuksesan, maka kesuksesan Hazrat Mirza Sahib (as) bukanlah bukti kebenarannya adalah sepenuhnya salah. Alasannya adalah karena mereka yang telah mencapai kesuksesan relatif tidak pernah mengklaim sebelumnya bahwa mereka pasti akan berhasil. Seandainya mereka tidak berhasil dalam usaha mereka, hal itu tidak akan memengaruhi diri mereka sendiri. Namun, klaim Hadhrat Masih Mau’ud as telah diumumkan jauh sebelum waktunya dan kesuksesan yang beliau raih sepenuhnya sesuai dengan klaim tersebut.
Selain Hadhrat Masih Mau’ud as, contoh dari orang lain yang meraih kesuksesan adalah seperti beberapa orang yang tengah berlomba. Dalam sebuah perlombaan, tidak dapat dihindari salah satunya akan memenangkan perlombaan.
Sebaliknya contoh untuk Hadhrat Masih Mau’ud as bagaikan sekelompok orang yang berlomba dan salah satu di antara mereka mengklaim akan memenangkan perlombaan tersebut, dan terlepas dari segala rintangan, ia pun memenangkannya.
Salah satu contoh nyata dari hal ini adalah ketika Konferensi Agama-Agama Besar di Lahore, sebuah makalah Hadhrat Masih Mau’ud as dibacakan. Sebelum acara tersebut, Hadhrat Masih Mau’ud as. mengumumkan melalui sebuah iklan bahwa makalah beliau akan dinyatakan sebagai yang tertinggi.
Dengan demikian, dari semua makalah yang dibacakan, Hadhrat Masih Mau’ud as. dengan suara bulat dinyatakan tak tertandingi dan bahkan para penentang beliau pun mengakui fakta ini. Apakah ada individu yang mampu membuat pengumuman seperti itu? Bagaimana mungkin seseorang mengklaim bahwa meskipun setiap agama memiliki perwakilan, mereka tidak akan berhasil?’
—Al Fazl, 14 Maret 1921 tercantum dalam Anwarul’ Ulum, Vol. 6, hlm. 3-10
Diterjemahkan dari bahasa Urdu kedalam Bahasa Inggris oleh Zafir Mahmood Malik untuk The Review of Religions. The Review of Religions bertanggung jawab penuh atas segala kesalahan penerjemahan.
Penerjemah dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia : Dildaar Ahmad Dartono, Muballigh Muslim Ahmadiyah di Jemaat lokal Piyungan-Bantul-Daerah Istimewa Yogyakarta
Sumber: Review of Religions