Bagaimana Awal Mula Munculnya Keyakinan Kebangkitan Yesus?

kebangkitan yesus

Resurrection atau kebangkitan merupakan keyakinan umat Kristiani bahwa Yesus kembali hidup setelah mati. Bagaimana awal mula munculnya keyakinan Kebangkitan Yesus ini?

T. Ijaz

Menurut pandangan Ahmadiyah, Nabi Isa tidak wafat di kayu salib melainkan beliau diselamatkan. Pandangan ini dapat dibuktikan melalui Injil sendiri.

Secara rasional, jika seseorang disampaikan sebuah cerita bahwa ada seseorang yang dipaku di kayu salib, dan beberapa hari kemudian orang yang terluka itu terlihat dengan bukti makam yang kosong. Maka kesImpulan alaminya adalah orang terseBut tidak mati sejak awal.

Menariknya seperti yang terlihat dalam Tanda Yunus yang dijadikan analogi selamatnya dari cengkeraman kematian, para murid-murid paling awal Yesus merujuk pada Mazmur Daud 16:8-11 sebagai tanda iman mereka, sebagaimana dibuktikan dalam Kisah Para Rasul 2:25-28. Di sini sekali lagi, Mazmur menyatakan motif diselamatkan dari kematian cepat, dan terus memperoleh kesempatan hidup – terhindarnya dari kematian bukan keluar (bangkit) dari kematian.

Interpreter’s One Volume Commentary on the Bible yang terkenal (Edisi 1971, halaman 266) menyatakan mengenai Mazmur 16:

“Ia hampir mati dan Tuhan menyelamatkannya… Tidak ada doktrin kebangkitan yang terjadi. Setelah hampir mati, penyair bersukacita…karena Tuhan telah memberinya hidup…

Meskipun orang-orang Kristen mengklaim bahwa para pengikut pertama siap mengorbankan hidup mereka demi keyakinan mereka pada kebangkitan, sulit untuk membuktikan secara pasti bahwa penyebab kemartiran adalah karena keyakinan tersebut, karena belum ada tulisan dari era tersebut.

Sangat mungkin beberapa orang menjadi martir karena keyakinan mereka bahwa Yesus masih hidup, tanda Yunus yang mereka pahami dengan benar memberikan mereka kekuatan.

Terkait:   Yesus di Kashmir

Namun segala bentuk proselitisme (dakwah) lebih lanjut tentu akan berakhir bagi orang Yahudi, dan karena misi Yesus hanya untuk kaum Israil, seluruh misi di Yudea akan runtuh.

Kita dapat membayangkan, periode pasca-penyaliban ini menjadi masa yang genting bagi para pengikut Yesus. Banyak pengikut beliau yang tercerai berai, dan sebagian lagi ikut berhijrah bersama Yesus keluar dari Yudea. Orang-orang Yahudi menyebarkan gagasan bahwa Yesus mati dengan cara terkutuk di kayu slaib, dan mereka mengklaim kemenangan, dan mungkin kemudian mereka menargetkan pengikut Yesus lainnya dalam semangat baru mereka.

Namun karena makam yang kosong, pasti muncul beberapa keraguan dalam benak para penganiaya itu. Apakah Yesus benar-benar mati? Apakah jasadnya dicuri? Selain itu, terdapat desas-desus tentang penampakan Yesus.

Sebagai menanggapi hal ini, para pengikut Yesus pasti akan berusaha keras untuk menyembunyikan kisah selamatnya Yesus guna melindungi Yesus. Kita juga dapat membayangkan situasi seandainya mereka diminta menjelaskan keberadaan jasad Yesus, mereka mungkin akan mengatakan bahwa Yesus memang mati tetapi secara ajaib bangkit dari kematian dan naik ‘kepada Tuhan’, untuk menenangkan orang-orang Yahudi. Jika para murid mengakui bahwa Yesus selamat, maka hal itu akan menjadi ancaman nyata bagi mereka.

Lalu, bagaimana muncul kepercayaan bahwa Yesus benar-benar bangkit dari kematian dalam arti harfiah dan menjadi narasi yang kuat?

Di tengah situasi sulit yang disebutkan di atas, muncullah Paulus sebagai pencetus gerakan Yesus baru yang dirancang khusus untuk dunia Helenistik, di luar tanah Yudea. Ia mengambil kisah indah yang berfokus pada inti bahwa Yesus masih hidup, dan menciptakan aliran Kristen sendiri yang berbeda dengan aliran Kristen asli yang merupakan sekte Yahudi yang mematuhi Hukum Musa. Apa yang ia ciptakan adalah agama tentang Yesus yang bertentangan dengan agama asli Yesus. Ia menciptakan sistem kepercayaan yang mengingatkan pada pemahaman Yunani-Romawi tetang dewa-dewa yang mati dan bangkit yang berasal dari warisan pagan Helenistik, tetapi disatukan dengan unsur-unsur Yahudi dan Gnostik.

Terkait:   Nabi Isa Sudah Wafat! Berikut 30 Bukti dari Ayat-ayat Al-Qur'an

Jelas dari catatan-catatan dalam Perjanjian Baru bahwa khotbah Paulus kepada orang-orang non-Yahudi disambut dengan kontroversi yang cukup besar dan menyebabkan ketegangan yang tinggi dengan para pengikut Yesus, karena mereka telah diperintahkan oleh Yesus sendiri untuk tidak pergi kepada orang-orang non-Yahudi. Namun, Paulus melihat ini sebagai kesempatan yang baik untuk memulai sebuah gerakan.

Terkadang dikemukakan suatu pendapat bahwa jika Paulus mengarang keyakinan ini dan dianggap orang yang oportunis, mengapa ia rela menderita dan mati untuknya, karena secara umum dianggap bahwa Paulus menjadi martir karena keyakinannya? Kesimpulannya adalah kebangkitan pasti benar-benar terjadi dan Paulus sungguh telah menyaksikan Kristus yang Bangkit sebagai pengalaman pribadi yang luar biasa.

Akan tetapi, permasalahan dari pendapat ini adalah mengabaikan seberapa kuat motivasi manusia dalam hal nafsu kekuasaan dan efeknya yang memabukkan jika keberhasilan benar-benar dicapai dalam memengaruhi massa.

Terkait:   Suku Bani Israil yang Hilang

Seseorang bisa saja mengorbankan nyawanya meskipun hal itu diketahui sebagai kebohongan, semata untuk menyelamatkan muka. Jika hal itu nampak sulit dipercaya, lihatlah contoh-contoh dalam sejarah. Orang-orang selain Mormon berpandangan bahwa Gereja Mormon didirikan oleh orang-orang yang bersedia menderita dan mati demi kepercayaan sesat mereka, dan faktanya pendirinya telah dianiaya dan dibunuh. Baru-baru ini, para pemimpin sekte seperti Jim Jones dan David Koresh menguatkan hal ini.

Apa yang Paulus khotbahkan kepada orang-orang menjadi narasi yang kuat dan bentuk baru gerakan Yesus itu menjadi dominan dan menyebar tidak hanya di Yudea, tetapi juga di luar dunia Yunani-Romawi. Karena alasan inilah surat-surat Paulus dan keempat Injil yang disusun setelahnya ditulis dalam bahasa Yunani, bukan bahasa Ibrani atau Aram, bahasa asli Yesus dan para pengikutnya. Bahkan satu-satunya Injil Ibrani yang diketahui ditemukan di India, oleh Pantaneus sekitar tahun 180 M, sebagaimana dibuktikan oleh Bapa Gereja awal. Sayangnya kitab tersebut kini telah hilang. Ini adalah kesaksian awal bahwa matahari Kristen terbit dari timur, ke negeri-negeri tempat Yesus berhijrah.

Jadi keyakinan Ahmadiyah adalah Yesus ‘menaklukkan kematian’ bukan melalui kebangkitan (resurrection) harfiah, melainkan kebangkitan – bertahan dari ketidaksadaran (resuscitation). Kepercayaan ini memberikan penjelasan rasional tentang makam kosong dan penampakan setelah penyaliban. Bagi Ahmadiyah, Perjanjian Baru adalah titik awal dalam merekonstruksi dan menemukan Yesus yang historis, sebuah pencarian yang telah luput dari perhatian para cendikiawan selama berabad-abad.

Sumber: Alislam.org
Penerjemah: Jusmansyah

Leave a Reply

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.