ALLAH JAGA DAN TIDUR
Penentang Ahmadiyah mengatakan bahwa Ahmadiyah menyebut Allah swt itu terjaga dan juga tidur, mereka merujuk kepada wahyu Hazrat Mirza Ghulam Ahmad berikut ini:
أَسْهَرُ وَأَنَامُ
(Asharu wa anaamu)
Aku jaga dan Aku tidur
Sebagaian Ulama keberatan mengakui pernyataan tersebut sebagai wahyu dari Allah swt, karena rasa kantuk saja mustahil menghinggapi-Nya, apalagi tidur sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran berikut:
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
Allah, tak ada yang patut disembah melainkan Dia Yang Maha Hidup, Yang berdiri sendiri dan Pemelihara bagi semua. Dia tidak dapat dikuasai oleh kantuk dan tidak pula tidur. (Al-Baqoroh, 2:256)
Jawaban Ahmadiyah:
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, Imam Mahdi dan Masih Mau‘ud ‘ menjelaskan wahyu ini bahwa Allah subhanahu wa ta’ala bebas dari tidur. Maksud wahyu ini adalah bahwa Allah subhanahu wa ta’ala menutupi kelemahan sebagian orang-orang yang berdosa dan terkadang memberikan hukuman padanya juga.
Jika kata-kata kiasan berkenaan dengan Tuhan, seperti lapar, makan dan minum, tidak berbusana dan lain-lain sebagaimana di dalam kutipan Hadits Muslim yang pernah diterangkan dalam jawaban “Ufthiru wa asuumu“, maka mengapa kata tidur dan jaga secara qiyas tidak dapat digunakan?