BENARKAH ALLAH MELAKUKAN KESALAHAN DAN KEBENARAN
Salah satu wahyu Hazrat Mirza Ghulam Ahmad yang menjadi bahan keberatan dari penentang Ahmadiyah adalah sebuah wahyu yang menyatakan ‘Allah melakukan kesalahan dan kebenaran’ (Naudzubillah min dzaalik). Wahyu tersebut berbunyi:
أُخْطِئُ وَأُصِيبُ
(Ukhthi’u wa ushibu)
“Aku melakukan kesalahan dan melakukan kebenaran.”
Sebagian Ulama menolak ungkapan tersebut sebagai wahyu dari Allah dengan alasan tidak mungkin Allah Ta ‘ala itu melakukan kesalahan karena Dia adalah ”Haqqul-Mubiin” artinya Yang Maha Benar dan Maha Memberikan Penjelasan. Mustahil Dia berbuat salah.
Jawaban Ahmadiyah:
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad telah memberikan penjelasan tentang wahyu tersebut sebagai berikut:
Aku kadang-kadang melepaskan keinginan-Ku dan kadang-kadang Aku memenuhi keinginan-Ku…. sebagaimana tertera dalam Hadits bahwa pada saat Aku mencabut nyawa orang yang beriman Aku senantiasa ragu. Padahal Tuhan suci dari sifat ragu-ragu. . Artinya Aku kadang-kadang membatalkan kehendak-Ku. Dan kadang-kadang keinginan itu terpenuhi sebagaimana yang diinginkan. (Haqiqatul- Wahyi, hal 103 pada catatan kaki)
Hadits yang diisyarahkan oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad tersebut terdapat dalam Shahih Bukhori yang berbunyi:
وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيئٍ أَنَا فَاعِلَُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ
Alloh subhanahu wa ta’ala berfrirman: Aku tidak pernah sedemikian ragu melaksanakan tentang sesuatu sebagaimana Aku ragu dalam mencabut ruh orang beriman. (ِAl-Bukhari Kitabur-riqoq babut-tawaadhu’ jilid 4 hal. 80 Cetakan Mesir).