Salah satu tuduhan yang ditujukan kepada Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah terkait dengan ilham yang beliau terima tentang posisi beliau sebagai rahmat bagi sekalian alam.
Di dalam buku Musang Berbulu Ayam, Ahmad Dahlan menulis:
“Sekarang saya hendak menerangkan berkenaan dengan ilham Hadhrat Ahmad, yaitu:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ
Maksudnya:” Dan tiada Allah mengutus engkau melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.”Ini ayat wahyu Allah swt. kepada Mirza dan dikehendaki dengan dhamir ‘ka’ (كَ ) itu (engkau Mirza)”. Kata Ahmad Dahlan.
Saya jawab, akan dijelaskan nanti bahwa para wali Allah dalam umat Islam ini sudah biasa menerima ayat-ayat Al-Quranul-Majid sebagai wahyu kepada mereka. Dan akan dijelaskan pula bahwa Hadhrat Ahmad as mengaku dirinya menjadi murid Nabi Muhammad saw dan sudah saya jelaskan pula bahwa Hadhrat Ahmad as itu adalah zhill (ظِلٌّ), artinya bayangan bagi Nabi Muhammad saw. Jadi, kalau asal itu rahmat bagi segala alam, tentu zhill dan muridnya yang sebenarnya pun menjadi rahmat pula.
Ahmad Dahlan dan kawan-kawannya tidak mengetahui bagaimana Allah cinta kepada para wali-Nya, akan tetapi orang yang mempunyai perhubungan dengan Allah dan yang sudah bergaul dengan para wali-Nya dan orang-orang yang suka membaca Tarikh mereka itu mengetahui benar bahwa wujud para Nabi dan para wali itu memang rahmat bagi manusia.
Kalau Ahmad Dahlan dan kawan-kawan mengatakan bahwa para Nabi dan para wali itu bukan rahmat, bahkan laknat dan tidak ada wahyu lagi kepada seorang pun dalam umat Islam ini biarlah mereka itu berkata begitu kita tidak setuju dengan mereka itu. Dalam hal ini orang-orang yang mengaku bahwa hanya para Dajjal dan pendusta saja yang akan bangkit dalam umat Islam ini, bagaimana pula boleh berharap bahwa ada juga dalam umat Islam ini hamba-hamba Allah yang menjadi rahmat bagi dunia?
Dengarlah apa kata kata Hadhrat As-Sayyid Abdul-Qadir Al-Jailani di dalam kitabnya Futuhul-Ghaib, makalah nomor 14) tentang hamba Allah swt yang setiawan itu katanya:
فِيْهِمْ ثَبَاتُ الْأَرْضِ وَالسَّمَاءِ
“Yakni, oleh karena berkat wujud mereka itulah bumi dan langit itu selamat”
Sabda ini menyatakan bahwa para wali Allah itu memang rahmat besar bukan saja bagi manusia saja, bahkan bagi semesta alam.[1]
[1]Muhammad Sadiq bin Barakatullah (2014), Penjelasan Ahmadiyah. Neratja Press, hal. 33-34. ISBN: 978-602-70788-1-9