Beberapa orang awam bertanya mengapa ada doa dari mereka yang sempurna keimanannya malah tidak dikabulkan. Jawabannya adalah karena Tuhan mengendalikan manifestasi keagungan mereka. Jika manifestasi ini menjadi kenyataan dimana keagungan mereka menyinari segala hal, maka partikel-partikel alam ini akan tertarik kepadanya dimana yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin dan dengan kata lain disebut sebagai mukjizat. Namun manifestasi spiritual ini tidak selalu muncul tiap saat atau tiap tempat karena juga bergantung pada unsur eksternal. Sebagaimana Tuhan merupakan Dzat Yang Cukup Dengan Diri-Nya Sendiri (Al-Qayyum), maka Dia telah membekali hamba-hamba pilihan-Nya dengan bagian dari fitrat tersebut.
Seperti Tuhan, mereka ini juga memiliki fitrat cukup dengan dirinya sendiri, dimana sampai ada orang lain yang menggerakkan sifat pemurah mereka dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, maka barulah fitrat mereka itu diaktifkan. Orang-orang seperti ini memiliki kadar kasih yang jauh lebih besar dibanding manusia lainnya di dunia, namun ajaibnya mereka tidak mampu mengaktifkan sendiri fitrat tersebut. Mereka seringkali berkehendak bahwa fitrat tersebut dimanifestasikan namun nyatanya hal itu tidak mungkin tanpa perkenan Tuhan. Mereka ini tidak mempedulikan orang-orang yang menyangkal mereka atau para munafik dan yang lemah imannya, dimana mereka menganggap orang- orang demikian sebagai serangga mati belaka. Fitrat cukup dengan dirinya sendiri pada diri mereka itu mirip dengan seorang terkasih yang menyembunyikan wajahnya di balik sebuah tirai cantik. Salah satu aspek dari fitrat cukup dengan dirinya sendiri ini ialah ketika ada orang jahat yang berprasangka buruk, maka orang-orang mulia ini malah membara- kan fikiran buruk orang itu dengan cara mengabaikannya sama sekali karena mereka mengikuti fitrat Ilahi sebagaimana dinyatakan Tuhan dalam ayat:
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah lagi penyakit mereka.” (QS. 2, Al-Baqarah: 11).
Ketika Allah Swt menginginkan orang-orang mulia ini memperlihatkan suatu mukjizat, Dia akan menciptakan hasrat di hati mereka dimana mereka menjadi gelisah menginginkan pencapaian suatu tujuan tertentu. Saat itu mereka akan menyisihkan tabir fitrat cukup dengan dirinya sendiri dimana kecantikan mereka, yang tidak terlihat oleh orang lain kecuali kepada Tuhan semata, ditampakkan kepada para malaikat di langit dan kepada semua partikel atau zarah di alam semesta.
Dengan penyingkiran tabir mereka berarti mereka maju ke hadirat Tuhan mereka dengan penuh ketulusan dan kesetiaan serta kecantikan ruhaniah mereka yang telah menjadikan mereka kekasih Tuhan. Suatu perasaan mengundang Tuhan lalu muncul dalam kalbu mereka yang akan menarik rahmat Ilahi kepada diri mereka bersamaan dengan seluruh partikel alam semesta ini. Panas nyala kasih mereka menguap ke langit dan memperlihatkan wujudnya kepada para malaikat layaknya sebuah awan. Derita mereka seperti petir yang mengharu-biru langit. Lalu dengan kekuasaan Allah Swt muncul fitrat yang mengirimkan hujan rahmat sesuai keinginan mereka.
Ketika ruhani mereka dengan penuh hasrat menginginkan penyelesaian suatu masalah, perhatian Tuhan akan tertarik kepadanya, karena mereka dianggap sebagai para kekasih-Nya berkat kecintaan mereka terhadap Tuhan. Segala sesuatu yang berada di bawah kendali Tuhan langsung terangsang ingin membantu mereka dimana rahmat Ilahi menyiapkan ciptaan baru guna memenuhi keinginan mereka. Muncullah hal-hal yang manifestasinya terlihat sebagai tidak mungkin bagi mereka yang bersifat duniawi dan tidak dikenal oleh mereka yang berpengetahuan rendah.
Orang-orang pilihan ini tidak disebut sebagai Tuhan, namun hubungan kasih dan kedekatan kepada Tuhan sedemikian tulusnya sehingga seolah-olah Tuhan turun ke dalam diri mereka dan Ruh Ilahi ditiupkan ke dalam diri mereka sebagaimana telah ditiupkan kepada Adamas. Mereka ini bukanlah Tuhan namun hubungan mereka dengan Tuhan seperti hubungan sepotong besi dengan api dimana ketika besi itu dipanaskan sampai suatu tingkat tertentu ronanya akan menyerupai api. Ketika hal ini terjadi maka semua yang berada di bawah kendali Allah Yang Maha Kuasa akan mengikuti perintah mereka dimana bintang-bintang di langit, matahari, bulan, samudra, udara dan api patuh kepada mereka, mengakui dan melayani mereka. Semuanya mencintai mereka secara alamiah dan tertarik kepada mereka layaknya kekasih sejati, kecuali para pendosa yang merupakan refleksi syaitan.
Cinta keduniawian tidaklah abadi. Cinta seperti ini muncul di satu sisi dan mati di sisi lain serta didasarkan pada kecantikan yang akan pudar dengan berjalannya waktu. Namun betapa ajaibnya kecantikan ruhaniah yang muncul dalam diri seseorang melalui perilaku yang baik, kesucian, ketakwaan dan yang tampak setelah manifestasi kasih Ilahi. Kecantikan demikian memiliki daya tarik universal yang menarik hati orang kepada dirinya sebagaimana madu menarik semut dimana tidak hanya manusia tetapi juga segenap partikel alam ini terpengaruh oleh daya tariknya. Orang yang mencintai Allah Swt dengan sepenuh hatinya adalah mirip Yusufas dimana setiap partikel di alam ini seolah-olah Zulaikha, hanya saja kecantikannya belum diperlihatkan kepada dunia karena dunia tidak akan kuat melihatnya. Allah Swt telah menyatakan dalam Al-Quran bahwa nur dari para mukminin akan nyata dari wujud mereka dimana si mukminin tersebut dikenali melalui kecantikannya, yang namanya dalam istilah lain adalah Nur.
(Barahin-i-Ahmadiyah, bag. V, Ruhani Khazain, vol. 21, hal. 221-224, London, 1984).