Hazrat Muslih Mau’ud r.a. & Peran Beliau dalam Membangun Perdamaian Dunia

Muslih Mau'ud dan perdamaian dunia

Hazrat Muslih Mau’ud r.a. & Peran Beliau dalam Membangun Perdamaian Dunia

Khotbah Jumat Sayyidinā Amīrul Mu’minīn, Hazrat Mirza Masroor Ahmad, Khalīfatul Masīḥ al-Khāmis (أيده الله تعالى بنصره العزيز, ayyadahullāhu Ta’ālā binashrihil ‘azīz) pada 21 Februari 2025 di Masjid Mubarak, Islamabad, Tilford (Surrey), UK (United Kingdom of Britain/Britania Raya)

أَشْھَدُ أَنْ لَّا إِلٰہَ إِلَّا اللّٰہُ وَحْدَہٗ لَا شَرِيْکَ لَہٗ وَأَشْھَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُہٗ وَ رَسُوْلُہٗ

أَمَّا بَعْدُ فَأَعُوْذُ بِاللّٰہِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ۔

بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿۱﴾ اَلۡحَمۡدُلِلّٰہِ رَبِّ الۡعٰلَمِیۡنَ ۙ﴿۲﴾ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ۙ﴿۳﴾ مٰلِکِ یَوۡمِ الدِّیۡنِ ؕ﴿۴﴾إِیَّاکَ نَعۡبُدُ وَ إِیَّاکَ نَسۡتَعِیۡنُ ؕ﴿۵﴾ اِہۡدِنَا الصِّرَاطَ الۡمُسۡتَقِیۡمَ ۙ﴿۶﴾ صِرَاطَ الَّذِیۡنَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡہِمۡ ۬ۙ غَیۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَیۡہِمۡ وَ لَا الضَّآلِّیۡنَ﴿۷﴾

Kemarin adalah tanggal 20 Februari. Hari ini dikenal dalam Jemaat berkaitan dengan nubuatan Muslih Mau’ud. Pada hari ini atau hari-hari di sekitarnya, diselenggarakan jalsah di jemaat-jemaat berkaitan dengan nubuatan Muslih Mau’ud. Ini adalah sebuah nubuatan panjang dari Hazrat Masih Mau’ud a.s. yang menyebutkan tentang kelahiran seorang putra dan sifat-sifatnya. Pada tanggal 20 Februari 1886, nubuatan ini diterbitkan dalam bentuk selebaran.

Dalam nubuatan ini, sebagian kata-kata wahyu mengenai sifat putra tersebut adalah bahwa ia akan sangat cerdas dan bijaksana. Kemudian disebutkan bahwa ia akan dipenuhi dengan ilmu lahiriah dan batiniah. Allah Taala menganugerahkan kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s. seorang putra yang memiliki sifat-sifat tersebut, yaitu Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad r.a., yang juga disebut sebagai Muslih Mau’ud. Anak-anak yang memiliki pengetahuan tentang sejarah Jemaat, apalagi orang dewasa, tentu mengetahui nubuatan ini dengan baik. Di berbagai tempat diadakan acara-acara untuk kalangan Athfal dan Khudam.

Sebagaimana disebutkan dalam kata-kata nubuatan, putra itu akan dipenuhi dengan ilmu lahiriah dan batiniah. Allah Taala sendiri yang menjadikan cemerlang kecerdasannya dan memenuhinya dengan ilmu. Dari segi pendidikan duniawi, mungkin pendidikannya hanya setingkat sekolah dasar, bahkan mungkin tidak sampai itu. Ya, beliau memang bersekolah, tetapi dalam ujian-ujian, Hazrat Muslih Mau’ud r.a. sendiri telah menulis dan menyampaikan bahwa beliau tidak pernah lulus.

Dahulu, dalam pelajaran-pelajaran duniawi, beliau sangat lemah. Namun, Allah Taala telah memberikan beliau kemampuan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan ilmiah, keagamaan, dan sistem administrasi sedemikian rupa sehingga bahkan orang-orang yang sangat terpelajar pun tampak seperti anak-anak yang masih belajar di hadapan beliau. Masa khilafat beliau yang berlangsung selama 52 tahun adalah bukti nyata akan hal ini. Beliau menyampaikan ceramah-ceramah dan menulis artikel-artikel tentang berbagai topik duniawi. Dalam ilmu agama dan Al-Qur’an, pengetahuan beliau tak terbatas.

Beliau juga menyampaikan ceramah dan menulis artikel tentang topik-topik duniawi, seperti politik nasional dan internasional. Artikel-artikel dan ceramah beliau memiliki standar luar biasa dari sudut pandang sejarah. Beliau juga menganalisis masalah-masalah ekonomi serta berbagai sistem dunia, seperti sosialisme, komunisme, dan kapitalisme. Salah satu ceramah beliau kemudian diterbitkan dalam bentuk buku yang tersedia dalam literatur Jemaat. Bahkan dalam masalah-masalah militer serta topik-topik ilmiah dan sains, beliau memberikan wawasan yang membuat akal manusia tercengang.

Beliau menyampaikan banyak ceramah di hadapan orang-orang non-Muslim, dan mereka tidak bisa tidak memuji kedalaman serta keluasan ilmu beliau. Ceramah-ceramah dan artikel-artikel ini mencakup ribuan halaman. Tidak mungkin menjelaskannya secara rinci dalam waktu singkat, bahkan sekadar memberikan pengantar pun sulit. Sebagai contoh, saya akan menyebutkan beberapa karya beliau. Buku Sistem Ekonomi Islam, Tatanan Dunia Baru, dan Awal Perselisihan dalam Islam adalah beberapa topik yang sering dibahas dalam Jemaat. Selain itu, saya akan memperkenalkan beberapa artikel lain yang umumnya jarang diketahui orang.

Pada tahun 1919, yaitu pada masa awal kekhalifahan beliau, beliau menulis sebuah ulasan berjudul Masa Depan Turki dan Kewajiban Umat Islam. Dalam ulasan tersebut, beliau memberikan bimbingan yang sangat bijaksana pada saat pemerintahan Turki sedang dalam bahaya. Untuk mempersatukan umat Islam yang memiliki berbagai pandangan, beliau menyatakan prinsip panduan ini:

“Menurut saya, dasar pertemuan ini seharusnya hanya bahwa menghapus atau memberikan status negara kepada kerajaan yang menyebut dirinya Muslim adalah tindakan yang tidak disukai oleh setiap kelompok yang menyebut dirinya Muslim, dan bahkan memikirkannya pun terasa berat bagi mereka.”

Beliau juga menyampaikan panduan mengenai Kesultanan Turki dan pusat Islam di Hijaz dengan mengatakan:

“Semangat nasional Arab sedang berkobar, dan denyut kebebasannya tengah berdebar. Setelah 1.300 tahun, mereka kembali menjadi penguasa atas wilayahnya sendiri dan telah membuktikan haknya melalui administrasi dan keadilan yang baik. Tidak ada usulan baru yang dapat berhasil mengenai hal ini, dan tidak ada orang yang berakal sehat yang dapat menerimanya.”

Untuk perbaikan Turki, beliau juga memberikan saran sebagai berikut:

“Pertemuan dan ceramah saja tidak cukup. Mengumpulkan uang serta menerbitkan selebaran dan pamflet pun tidak cukup. Diperlukan perjuangan yang terorganisir di semua negara di dunia untuk mencapai tujuan ini. Ini adalah zaman ilmu pengetahuan, dan orang-orang menuntut bukti untuk setiap hal. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan tugas yang sulit ini, harus ada pengaturan yang tepat. Pekerjaan yang sia-sia bukanlah pekerjaan orang bijak.”

Hal inilah yang harus dipikirkan oleh umat Islam saat ini juga. Pernyataan ini berkaitan dengan pemerintahan Turki pada masa itu. Namun, pada zaman sekarang, lebih dari sebelumnya, dunia Muslim dan dunia Arab perlu menyadari bahwa sekadar meneriakkan slogan-slogan dan mengadakan pertemuan-pertemuan tidak akan menyelesaikan masalah. Diperlukan tindakan nyata.

Dalam menjelaskan penyebab kebencian dan prasangka terhadap Turki dan Islam, beliau bersabda:

“Dalam hati mereka, yaitu orang-orang yang menentang Islam, telah ditanamkan begitu banyak prasangka buruk terhadap Islam oleh nenek moyang mereka sehingga mereka tidak menganggap Islam sebagai agama biasa, melainkan menganggapnya sebagai ajaran yang mengeluarkan manusia dari kemanusiaan dan menjadikannya binatang, bahkan binatang buas. Mereka tidak lari dari agama-agama lain selain Islam, tetapi menganggapnya menjijikkan, namun mereka takut terhadap Islam. Artinya, orang-orang yang menentang Islam tidak hanya menganggapnya sebagai penghalang di jalan peradaban dan kemajuan, tetapi mereka meyakininya sebagai ancaman bagi kemanusiaan itu sendiri. Dan saat ini, hal tersebut lebih ditekankan daripada sebelumnya. Di mana-mana, di setiap negara, baik sayap kanan maupun yang lainnya, mereka sedang melancarkan rencana besar-besaran melawan Islam. Mereka sedang melancarkan upaya besar melawan umat Islam.”

Mengenai keadaan saat itu yang tengah berubah, beliau memberikan panduan bahwa umat Islam harus bertobat dari kesalahan mereka dan kembali kepada Allah Ta’ala, memahami sendiri ajaran Islam, menyadari hakikatnya, serta menyadarkan orang lain agar penderitaan dan kesulitan yang kini menimpa umat Islam dapat dihilangkan. Jika demi agama mereka tidak melakukan penyebaran ajaran Islam, jika mereka tidak menyajikan ajaran luar biasa ini kepada dunia sesuai perintah Allah—dan kenyataannya, inilah yang terjadi karena mereka tidak pernah melakukan tablig Islam—maka sekarang mereka harus berusaha demi kelangsungan hidup mereka sendiri. Jika mereka ingin tetap hidup, mereka harus berusaha, karena kelangsungan hidup mereka dan penyebaran Islam telah menjadi saling terkait. Prinsip inilah yang perlu dimiliki oleh umat Islam hari ini. Jika tidak, dunia yang anti-Islam akan terus memperketat pengepungan mereka terhadap negara-negara Muslim, dan memang, mereka sedang melakukannya.

Kemudian, muncul kesempatan dalam acara Konferensi Semua Partai. Mengenai hal ini, beliau memberikan arahan dengan judul Sekilas Program Konferensi Semua Partai. Pamflet ini ditulis oleh Huzur pada 13 Juli 1925 untuk dipresentasikan pada sesi Konferensi Seluruh Partai Muslim India. Para penyelenggara konferensi berharap agar Imam Jemaat Ahmadiyah dapat hadir secara pribadi untuk menyampaikan pemikirannya. Hazrat Muslih Mau’ud r.a. menulis, “Saya sendiri tidak dapat hadir, namun saya akan menyampaikan pemikiran saya melalui para wakil saya.”

Dalam pamflet ini, Huzur pertama-tama menjelaskan definisi agama dan politik Islam, lalu bersabda:

“Islam memiliki definisi secara agama yang dapat didefinisikan oleh siapa pun sesuai keinginannya. Yang kedua adalah definisi Islam secara politik. Secara politik, siapa yang termasuk Muslim hanya dapat dijawab oleh orang Hindu, Kristen, dan Sikh yang berurusan dengan Muslim secara politik. Sebab, jika pengikut suatu kelompok yang menyebut dan menganggap diri mereka Muslim dianggap non-Muslim oleh kelompok lain, tetapi dalam politik ketika orang Hindu dan Sikh berinteraksi dengan mereka, mereka akan memperlakukan mereka dengan cara yang sama. Tindakan yang mereka lakukan terhadap satu kelompok akan sama dengan yang mereka lakukan terhadap kelompok lain. Mereka akan memperlakukan setiap firkah sebagai Muslim. Jadi, secara politis, kepentingan mereka adalah sama, dan jika umat Islam tidak memahami hal ini, yang lain akan melahap mereka satu per satu. Mereka baru akan sadar ketika sudah terlambat dan tidak ada gunanya lagi.”

Oleh karena itu, Hudhur mengajukan prinsip emas kepada semua golongan Muslim bahwa dalam urusan politik, umat Islam harus menunjukkan persatuan dan kesatuan yang sempurna. Karena secara politik, jika Anda memisahkan suatu kaum, bagaimana mungkin mereka tidak berpaling kepada kaum lain. Setelah itu, beliau memberikan beberapa saran untuk kemajuan, penyebaran, dan kemapanan politik Islam.

Terkait:   Ketakwaan – Esensi Sejati Pengorbanan

Beliau bersabda bahwa untuk kemapanan Islam, perlu dibentuk sistem tablig untuk penyebaran Islam di seluruh India serta dicari cara untuk menyatukan berbagai perkumpulan tablig. Sebab, kehidupan Islam bergantung pada tablig, dan untuk itu, diperlukan sistem yang terorganisir dengan baik. Kini, lingkup kerjanya telah menjadi berskala global. Selain itu, hendaknya dibentuk pengaturan yang tepat untuk kemajuan umat Muslim di bidang industri dan pendidikan. Setiap pengaturan harus memiliki target, dan pada akhir tahun harus dievaluasi sejauh mana target tersebut telah tercapai. Saat ini, tugas ini menjadi tanggung jawab pemerintah-pemerintah besar, bukan Islam.

Selain itu, saat ini juga perlu segera dibentuk sebuah komite yang dapat mengevaluasi bagaimana membebaskan umat Islam dari pengaruh bangsa-bangsa lain serta mengidentifikasi bidang kehidupan yang masih kekurangan tenaga ahli Muslim. Kemudian, komite tersebut harus berusaha untuk mengatasi kekurangan ini.

Demikian pula, Hazrat Muslih Mau’ud r.a. menekankan perlunya pendirian bank Islam dan menyatakan bahwa jika dapat ditemukan cara yang bebas riba—dan hal ini memang memungkinkan—maka Jemaat kita juga siap untuk berpartisipasi di dalamnya. Beliau juga mengusulkan pendirian baitulmal dan Kamar Dagang Muslim, serta menekankan perlunya membentuk sistem arbitrase untuk menyelesaikan perselisihan antar-Muslim, selain kasus-kasus pidana, daripada membawanya ke pengadilan.

Beliau bersabda: “Di negara-negara dengan pemerintahan non-Muslim, demi terciptanya perdamaian, penting agar tidak mencampuri urusan keagamaan satu sama lain. Bersikaplah lapang dada dalam membiarkan orang lain bertindak sesuai keyakinan mereka, dan bertindaklah sesuai keyakinan Anda sendiri.”

            Mengenai perdagangan dan industri, Huzur r.a. bersabda:

“Perdagangan adalah sektor yang paling diabaikan oleh umat Islam, sehingga mereka menjadi budak orang-orang Hindu dalam hal perdagangan. Pada masa itu demikian keadaannya, namun sekarang kita melihat bahwa kita telah menjadi budak orang-orang kaya besar dunia yang berkecimpung dalam perdagangan, yang berasal dari berbagai agama, baik itu Yahudi, Kristen, atau lainnya. (Kondisi saat itu pun sama, dan seperti yang saya katakan, saat ini kita menjadi budak pemerintah dan pedagang dunia dalam hal ini). Oleh karena itu, pemerintah Muslim perlu memberikan perhatian khusus pada hal ini. Diperlukan perhatian khusus untuk kemajuan umat Islam dalam bidang perdagangan serta industri dan kerajinan.”

Pada akhirnya, Hazrat Muslih Mau’ud r.a. menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan di antara umat Islam dengan menghilangkan perselisihan internal mereka. Beliau bersabda:

“Sekali lagi, saya mengakhiri ceramah saya dengan mengarahkan perhatian pada fakta bahwa semua usaha akan sia-sia dan semua rencana akan gagal jika kita tidak memahami dengan baik bahwa meskipun kita saling menyebut kafir, di mata orang luar kita adalah Muslim, dan kerugian satu pihak adalah kerugian pihak lain. Oleh karena itu, dalam arena politik kita harus mengabaikan fatwa-fatwa keagamaan karena hal itu di luar lingkup mereka. Islam sama sekali tidak mengatakan bahwa Anda tidak dapat bekerja sama dengan orang-orang yang Anda anggap bukan Muslim untuk kepentingan politik Anda. Jika Rasulullah saw. dapat membuat perjanjian dengan orang-orang Yahudi melawan kaum musyrik, maka tidak ada alasan mengapa kelompok-kelompok yang menyebut diri mereka Muslim tidak dapat bekerja sama untuk kemajuan politik Islam, bahkan untuk perlindungan politik Islam.”

Jika kita tidak dapat bersatu pada kesempatan ini, maka hal ini akan membuktikan bahwa perselisihan kita bukanlah untuk Islam, melainkan untuk kepentingan diri sendiri dan hawa nafsu kita. Semoga Allah Taala melindungi kita dari kemalangan ini. Di Pakistan dan beberapa negara Muslim pada umumnya, inilah yang terjadi saat ini, terutama terhadap Ahmadi, yakni menyatakan bahwa Ahmadi adalah kafir. Meskipun setiap golongan juga menyebut golongan lain kafir, dan karena alasan inilah di dunia non-Muslim timbul kesan yang salah dan merugikan umat Islam. Maka, poin ini perlu dipahami oleh pemerintah Muslim dan umat Islam saat ini juga.

Adapun mengenai keadaan di India saat itu, ketika Pakistan dan India masih bersatu, diadakan konferensi meja bundar, dan muncul pertanyaan tentang perwakilan umat Islam di dalamnya. Pemerintah Inggris telah menunjuk sebuah komisi untuk meninjau kemerdekaan India, yang akan melakukan peninjauan setiap sepuluh tahun untuk menentukan sejauh mana rakyat dapat diberi wewenang untuk mendirikan pemerintahan terpisah. Ketua pertamanya adalah seorang pengacara Inggris bernama Sir John Simon. Bagaimanapun, komisi ini dan keputusan-keputusannya terus dibahas pada berbagai kesempatan.

Hazrat Muslih Mau’ud r.a. memberikan bimbingan dalam berbagai kesempatan seraya menyampaikan pandangan-pandangan beliau secara rinci dan juga membimbing umat Islam. Dalam rangkaian ini, diadakan konferensi meja bundar yang rinciannya disebutkan dalam sejarah kita dengan mengutip Hazrat Muslih Mau’ud r.a.. Laporan komisi yang dibentuk oleh pemerintah Inggris ini tidak memenuhi harapan rakyat India sehingga mereka tidak menerimanya. Dalam situasi ini, pemerintah mengumumkan diadakannya konferensi meja bundar dengan tujuan agar perwakilan Inggris dan India dapat berkumpul di satu tempat untuk mempertimbangkan perkembangan politik India.

            Pada kesempatan ini, Huzur segera menulis sebuah artikel untuk membimbing umat Islam dan menasihati mereka agar meninggalkan perpecahan serta perselisihan internal, serta bekerja dengan persatuan dan kesatuan demi kepentingan nasional. Hanya dengan cara ini mereka akan berhasil memperoleh hak-hak mereka sambil menghadapi bangsa yang menentang. Mereka harus berusaha agar wakil-wakil yang menghadiri konferensi dapat menunaikan hak perwakilan bangsa.

Pada kesempatan ini, Huzur juga menyarankan kepada pemerintah agar memilih wakil-wakil melalui konsultasi dengan partai-partai politik, sehingga orang-orang dapat menerima keputusan-keputusan konferensi dengan senang hati. Mengenai perlindungan hak-hak umat Islam, Huzur bersabda:

“Menurut saya, sekarang adalah waktu bagi All Muslim Parties Conference untuk bekerja. Tidak cukup hanya mengumumkan bahwa ini adalah tuntutan-tuntutan umat Islam. Jika semua yang ikut dalam Konferensi Meja Bundar mengabaikan tuntutan-tuntutan ini, maka keputusan All Parties Conference tidak akan memiliki nilai apa pun.”

Jadi, inilah saatnya bagi mereka, di satu sisi, untuk memperingatkan pemerintah tentang konsekuensi buruk dari pemilihan yang salah, dan di sisi lain, memberitahu publik tentang bahayanya. Mereka tidak boleh berhenti sampai keputusan tentang perwakilan Islam dibuat melalui perwakilan Islam terpilih dan organisasi politik penting mereka. Saran-saran ini pun diambil dengan sangat serius di banyak kalangan sesuai dengan kondisi pada masa itu.

Kemudian, beliau menulis sebuah artikel tentang penyelesaian kondisi politik India saat itu. Dalam hal ini, beliau menyajikan solusi terkait keadaan saat itu dalam tulisannya. Beberapa saat setelah laporan Komisi Simon diterbitkan, laporan itu juga disebutkan. Pemerintah Inggris memutuskan untuk mengadakan Konferensi Meja Bundar di London, seperti yang telah disebutkan, guna mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan politik India serta merumuskan rencana untuk masa depan.

Karena Komisi Simon tidak sepenuhnya mempertimbangkan hak-hak umat Islam, Huzur merasa khawatir dan ingin agar hak-hak umat Islam tidak diabaikan di masa depan. Oleh karena itu, Huzur menganggap tepat untuk memberikan komentar tentang laporan Komisi Simon pada kesempatan ini, menjelaskan apa saja kekurangannya, serta menyajikan solusi untuk masalah-masalah India sedemikian rupa sehingga semua bangsa dapat menjalani kehidupan yang damai di masa depan.

Beliau bersabda:

“Saya berpikir bahwa meskipun sebagai orang yang religius saya tidak terlalu terkait dengan urusan politik negara seperti halnya mereka yang siang malam larut dalam urusan-urusan tersebut, namun tanggung jawab saya untuk menciptakan perdamaian dan saling memahami adalah lebih besar. Selain itu, saya berpikir bahwa karena terpisah dari dunia konflik, saya mungkin dapat mencapai inti dari berbagai masalah dengan lebih mudah dibandingkan dengan orang-orang yang terlibat dalam konflik ini. Jadi, pada saat ini, ketika perhatian orang-orang tertuju pada penyelesaian masalah India karena pengumuman Konferensi Meja Bundar (ini adalah isu yang sangat besar pada masa itu), saya merasa tepat untuk menyampaikan pemikiran saya kepada orang-orang dari kedua negara yang bersikap bijaksana.”

Dalam pernyataannya, Huzur membahas secara mendalam hak-hak dan tuntutan umat Islam serta menyoroti sisi rasionalnya. Bersamaan dengan itu, beliau menyajikan jalan keluar yang sangat masuk akal dan memuaskan untuk masalah-masalah politik di India. Pernyataan beliau yang menyeluruh ini segera dikirim untuk diterbitkan dalam edisi bahasa Inggris agar para peserta Konferensi Meja Bundar dapat membacanya dan mengambil manfaat darinya. Perwakilan Muslim secara khusus mendapat banyak manfaat dari hal ini. Maka dari itu, untuk pertama kalinya mereka berhasil menyampaikan tuntutan mereka secara bersatu di konferensi tersebut. Hal ini sangat bermanfaat saat itu dan memberi dampak mendalam pada tokoh-tokoh berpengaruh di Inggris, yang kemudian harus mengakui status khusus umat Islam di India serta rasionalitas dan kegunaan tuntutan mereka.

Buku karya Huzur ini sangat populer baik di India maupun Inggris dan telah dibaca dengan penuh minat serta perhatian. Banyak politisi dan jurnalis terkemuka memberikan penghargaan kepada Huzur dengan kata-kata yang mengesankan. Dalam Sejarah Ahmadiyah, tercatat beberapa peristiwa yang menunjukkan pengaruh besar dari tulisan ini. Seperti yang telah disebutkan, komentar ini sangat populer di kedua negara dan mendapat perhatian besar. Berikut beberapa contohnya.

Terkait:   Riwayat Abu Bakr Ash-Shiddiiq Ra (Seri 19)

Lord Meston, mantan Gubernur UP, mengatakan: “Saya berterima kasih kepada Anda karena telah mengirimkan karya yang sangat menarik dari Imam Jemaat Ahmadiyah kepada saya.” Ini ditulis kepada pengirimnya. “Saya juga telah membaca beberapa karya beliau sebelumnya dengan saksama. Saya berharap membaca buku ini akan menjadi sumber kebahagiaan dan manfaat bagi saya.”

Letnan Komandan Kenworthy, anggota Parlemen, mengatakan: “Saya sangat berterima kasih atas pengiriman buku ‘Solusi untuk Masalah Politik India’. Saya telah membacanya dan saya sangat tertarik.”

Sir Malcolm Hailey, Gubernur Provinsi UP dan mantan Gubernur Punjab, menulis kepada Imam Masjid London: “Saya sangat berterima kasih atas buku yang Anda kirimkan atas nama Imam Jemaat Ahmadiyah. Saya sangat mengenal keadaan Jemaat Ahmadiyah dan memahami serta menghargai peran yang mereka jalankan dalam upaya menyelesaikan masalah-masalah penting di India. Saya yakin buku ini akan bermanfaat bagi saya dan saya akan membacanya dengan sebaik-baiknya.”

Kemudian, Sir Hone O. Miller menuturkan: “Saya mengucapkan terima kasih dari hati yang terdalam atas pengiriman buku kecil ini yang berisi pandangan-pandangan Imam Jemaat Ahmadiyah untuk menyelesaikan masalah India. Ini adalah satu-satunya ulasan terperinci terhadap usulan-usulan Komisi Simon yang telah saya lihat. Saya tidak akan membahas rincian-rincian yang mana perbedaan pendapat mengenainya adalah hal yang tak terhindarkan, namun saya menghargai ketulusan, kebijaksanaan, dan kejelasan yang dengannya Yang Mulia Imam Jemaat Ahmadiyah telah mengungkapkan pemikiran-pemikiran dari jemaatnya, dan saya sangat terkesan dengan pandangan luas dari Yang Mulia Mirza Bashiruddin.”

Kemudian, Yang Terhormat Peterson CSI CIE mengatakan:

“Terima kasih banyak atas pengiriman buku Solusi Masalah Politik India. Saya belum sempat menyelesaikannya. Saya berharap dapat menyelesaikannya dalam beberapa hari, namun dari apa yang telah saya baca sejauh ini, jelas bahwa karya ini merupakan upaya yang menarik dan berharga untuk menjelaskan kerumitan saat ini. Sudut pandang umat Islam disajikan dengan sangat jelas di dalamnya. Saya berharap dapat bertemu.”

Dr. Ziaʿuddin dari Aligarh mengatakan:

“Saya telah membaca buku Beliau dengan sangat tertarik. Saya memohon kepada Anda untuk menyebarluaskannya di Eropa. Setiap anggota parlemen harus dikirimkan satu salinan, dan setiap editor surat kabar di Inggris juga harus menerima satu eksemplar. Buku ini lebih perlu disebarluaskan di Inggris daripada di India. Beliau telah melakukan pengkhidmatan penting bagi Islam.”

Di sini, seorang non-Ahmadi menulis bahwa pengkhidmatan bagi Islam telah dilakukan, sementara saat ini beberapa pihak mengatakan bahwa Ahmadiyah bukan bagian dari umat Islam.

Tn. Seth Haji Abdullah Haroon, MLA Karachi, mengatakan:

“Menurut pendapat saya, di antara semua buku tentang politik yang telah ditulis di India, buku Solusi Masalah Politik India adalah salah satu karya terbaik.”

Allamah Dr. Sir Muhammad Iqbal menulis:

“Saya telah mempelajari beberapa bagian dari ulasan tersebut. Sangat bagus dan komprehensif.”

Surat kabar Inqilab Lahore menulis:

“Tuan Mirza, melalui ulasan ini, telah memberikan pengkhidmatan yang sangat besar kepada umat Islam. Ini adalah tugas organisasi-organisasi Islam besar yang telah dilakukan oleh Tuan Mirza.”

Surat kabar Siyasat Lahore menulis:

“Jika kita mengabaikan perselisihan agama, maka karya yang telah dilakukan oleh Tuan Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad di bidang penulisan dan penerbitan, baik dari segi jumlah maupun manfaatnya, layak mendapat segala pujian. Prinsip yang telah beliau terapkan dalam memimpin jemaatnya agar berjalan berdampingan dengan umat Islam pada umumnya dalam hal politik, serta keberhasilannya dalam hal ini di bawah kepemimpinannya, mendapatkan penghargaan dari setiap Muslim yang berpikiran adil dan setiap manusia yang menghargai kebenaran. Zaman telah mengakui kecerdasan pandangan politik beliau dalam menyatukan umat Islam melawan Laporan Nehru, dalam menyajikan sudut pandang umat Islam di hadapan Komisi Simon, dalam melakukan diskusi yang argumentatif dari sudut pandang Islam tentang masalah-masalah kontemporer, dan dalam menerbitkan buku-buku yang sarat dengan dalil tentang hak-hak umat Islam. Beliau telah melakukan pekerjaan yang sangat terpuji.”

Buku yang dibahas ini berisi keberatan beliau terhadap Laporan Simon yang ditulis dalam bahasa Inggris. Mempelajarinya memberikan gambaran tentang luasnya pengetahuan beliau. Gaya penyampaian beliau lancar dan meyakinkan, serta bahasa yang digunakan sangat fasih.

Ini adalah beberapa komentar mengenai karya tersebut. Kemudian, Hazrat Muslih Mau’ud r.a. juga menulis tentang solusi yang ditawarkan Islam untuk kegelisahan dunia saat ini. Ini adalah pidato-pidato tentang perdamaian dunia yang telah beliau sampaikan.

Singkatnya, Hazrat Muslih Mau’ud r.a. menyampaikan pidato berpengetahuan luas ini dengan mempertimbangkan perdamaian dunia pada tanggal 9 Oktober 1946 pukul 17.30 di halaman luas Art Park Road, Delhi. Beberapa ratus tamu non-Ahmadi dan non-Muslim yang terhormat hadir untuk mendengarkan pidato ini. Mereka mendengarkan pidato Huzur dengan tenang dan penuh perhatian. Pidato ini pertama kali diterbitkan di Al-Fazl pada tanggal 15 April 1961.

Mengenai pidato ini, surat kabar Tej Delhi menerbitkan catatan berikut dalam edisi 14 Oktober 1946:

“Bahwa Imam Ahmadiyah, Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, mengatakan dalam pidatonya bahwa masalah kedamaian dan ketenteraman sama tuanya dengan manusia itu sendiri karena sangat terkait erat dengan sifat manusia. Jika ingin menegakkannya, maka harus menghilangkan perasaan permusuhan dan kebencian. Masalahnya bukan politis melainkan moral. Jika kita menyadari ketuhanan Allah dan meninggalkan cinta akan harta, keserakahan, dan sebagainya, maka setelah itu perasaan persaudaraan dan kasih sayang dapat timbul dalam diri kita, menggantikan kebencian dan keserakahan. Perbedaan dalam dunia agama dapat dihilangkan asalkan kita belajar menghormati perasaan satu sama lain serta mengembangkan kekuatan toleransi dalam diri kita. Sebagaimana toleransi diperlukan dalam urusan agama, demikian pula toleransi sangat penting dalam urusan duniawi. Masalah ini terjadi di zaman Muslim dan Hindu, serta juga dengan orang-orang Kristen.”

Beliau bersabda bahwa kita harus menghilangkan perselisihan berdasarkan kebangsaan dan warna kulit serta menumbuhkan semangat persaudaraan dunia. Itulah pengantar singkat dari tulisan beliau.

Kemudian, beliau menulis sebuah artikel sebagai tanggapan terhadap keberatan yang menyatakan bahwa kewajiban kita adalah membantu bangsa-bangsa yang tertindas, meskipun mereka menyakiti atau menyusahkan kita. Pernyataan ini juga dikomentari oleh sebuah surat kabar berbahasa Inggris di Delhi. Surat kabar tersebut menyinggung Jemaat Ahmadiyah dengan menyatakan bahwa mereka mendukung Pakistan, padahal umat Islam tidak memperlakukan mereka dengan baik. Surat kabar itu bahkan menulis bahwa ketika Pakistan terbentuk, umat Islam akan memperlakukan mereka seperti yang terjadi di Kabul, sehingga orang-orang Ahmadiyah akhirnya akan meminta untuk bergabung dengan India.

Menanggapi hal ini, Hazrat Muslih Mau’ud r.a. menyampaikan pandangannya dalam sebuah pidato pada 16 Mei 1947 setelah salat Magrib. Beliau bersabda: “Kewajiban kita adalah membantu kaum yang tertindas, meskipun mereka menyakiti atau menzalimi kita. Meskipun musuh kita berlaku zalim dan tidak adil terhadap kita, kita tetap harus bertindak dengan adil.” Pidato Huzur ini kemudian diterbitkan dalam bentuk buku di Qadian. Hingga saat ini, beberapa orang masih mempertanyakan alasan Hazrat Muslih Mau’ud a.s. mendukung Pakistan. Pidato ini menjadi jawabannya. Dalam situasi saat itu, umat Islam membutuhkan bantuan, dan Jemaat Ahmadiyah selalu berada di garis depan dalam membantu mereka. Hazrat Muslih Mau’ud r.a. tidak menyangkal bahwa kezaliman terhadap Jemaat bisa terjadi. Namun, beliau menegaskan bahwa apa pun yang terjadi, umat Islam saat itu membutuhkan dukungan, dan oleh karena itu, orang-orang Ahmadi harus membantu mereka.

Mengenai masa depan Pakistan, Huzur menyampaikan sebuah pidato yang ringkasannya adalah sebagai berikut: Setelah berdirinya Pakistan, Hazrat Muslih Mau’ud r.a. memberikan ceramah yang sangat mencerahkan tentang masa depan negara tersebut di ibu kota Punjab, Lahore. Ceramah ini dihadiri oleh para cendekiawan, sarjana, dan intelektual terkemuka Lahore, yang kemudian menyatakan kekaguman mereka terhadap isi ceramah tersebut. Lima ceramah pertama disampaikan di Maynard Hall, Lahore, sedangkan ceramah keenam berlangsung di Universitas Lahore. Salah satu ceramah penting ini disampaikan pada 7 Desember 1947 di Maynard Hall, Lahore. Karena keterbatasan waktu, beberapa bagian ceramah tidak dapat disampaikan sepenuhnya. Oleh karena itu, Hazrat Muslih Mau’ud r.a. menerbitkannya di Al-Fazl berdasarkan catatan beliau agar dapat disebarluaskan kepada masyarakat umum.

Dalam pidatonya ini, Huzur menjelaskan berbagai asas penting serta memberikan saran dan nasihat tentang bagaimana Pakistan dapat berkembang dalam aspek kekayaan alam, pertanian, dan moralitas.

Ini menjadi pemaparan yang sangat terkenal. Beliau r.a. mengungkapkan pemikiran beliau tentang Hukum atau undang-undang dasar Islam. Setelah hijrah dari Qadian ke Lahore, ini adalah ceramah yang terakhir dari serangkaian ceramah yang beliau berikan tentang masa depan Pakistan, yang seperti disebutkan sebelumnya, disampaikan oleh Huzur di University Hall Lahore mengenai topik konstitusi Islam atau undang-undang dasar Islam. Ceramah ini lalu diterbitkan untuk kepentingan umum pada saat itu dalam bentuk pamflet pada 18 Februari 1948 dan kini tersedia dalam jilid 19 Anwar-ul-Ulum. Dalam pidato ini, Huzur menjelaskan tentang dasar hukum Islam dan menyoroti jenis undang-undang dasar apa yang harus diberlakukan di Pakistan. Beliau r.a. menerangkan:

Terkait:   Riwayat Umar bin Khattab (Seri 12)

“Jadi jika dalam konstitusi Pakistan, umat Islam yang akan menjadi mayoritas besar menetapkan undang-undang bahwa di wilayah Pakistan, undang-undang untuk umat Islam akan dibuat sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah, dan tidak akan diperbolehkan membuat undang-undang yang bertentangan dengannya, (jawabannya adalah) bahwa dasar pemerintahan ini tidaklah sepenuhnya Islam karena hal ini tidaklah mungkin, namun jalannya pemerintahan akan menjadi Islami dan hukumnya kelak yang berkaitan dengan umat Islam juga akan menjadi Islami, dan inilah yang dituntut oleh Islam. Islam sama sekali tidak mengatakan bahwa orang Hindu, Kristen dan Yahudi juga harus dipaksa mengikuti Islam, bahkan Islam sepenuhnya menentang hal itu. Islam memberikan kebebasan kepada setiap agama dan setiap orang.”

Hari ini orang-orang mengatakan bahwa di negara Islam ada undang-undang dan hukum Islam, tetapi sebenarnya awal mula dan saran untuk itu telah diberikan oleh Hazrat Muslih Mau’ud a.s., sementara para ahmadi dizalimi atas nama Islam, padahal beliau r.a. telah mengarahkan perhatian beliau pada pengamalan dan pembuatan Undang-undang yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti yang telah saya sampaikan.

Jika seandainya Ahmadi begitu menentang Islam seperti yang dikatakan oleh ulama penentang masa kini, lalu apa perlunya beliau memberikan saran dan perhatian ini? Bagaimanapun, saat ini para ulama palsu sedang berusaha menjadikan negara sebagai sandera. Semoga Allah Taala menurunkan rajlurrasyid (orang yang bijak) yang akan menyelamatkan negara ini dari rencana-rencana buruk mereka dan membawa negara ke jalan kemajuan.

Kemudian ada sebuah tulisan yang menyatakan: “Pakistan adalah sebuah batu bata dalam bangunan Islam yang ingin kita dirikan di dunia.” Ini adalah ceramah yang beliau sampaikan di Town Hall Quetta. Seperti yang telah disebutkan, Hazrat Muslih Mau’ud r.a. menyampaikan enam ceramah di Lahore tentang masa depan Pakistan segera setelah berdirinya Pakistan. Beberapa waktu kemudian, Huzur mengunjungi beberapa kota penting lainnya di Pakistan Barat dan memperkenalkan ribuan penduduk Pakistan dengan pemikiran-pemikiran yang mencerahkan dan ide-ide membangun beliau mengenai kemajuan Pakistan.

Pada bulan Juni 1948, Huzur berkunjung ke Quetta dan menyampaikan ceramah umum yang sangat membuka pandangan dan menggugah. Dalam ceramah-ceramah tersebut, Huzur memberikan bimbingan kepada penduduk Pakistan mengenai masalah-masalah nasional penting yang dihadapi Pakistan dengan sangat rinci dan menyeluruh. Beliau mengarahkan perhatian mereka pada pemenuhan tanggung jawab pribadi dan nasional mereka. Dengan kata-kata yang penuh semangat dan kecintaan, beliau meniupkan ruh kehidupan dan kabar gembira yang luar biasa ke dalam jutaan hati yang bersedih dan tertekan, dengan kekuatan keimanan yang tak terbatas dan tekad yang tak tergoyahkan.

Pidato ini disampaikan oleh Hazrat Muslih Mau’ud r.a. pada tanggal 4 Juli 1948 di Town Hall Quetta dengan topik Pakistan dan masa depannya. Pidato ini diterbitkan di Al-Fazl pada bulan Maret 1952 dan memiliki dampak besar pada banyak orang. Dalam rangkaian kemajuan dan stabilitas Pakistan, nasihat-nasihat berharga disampaikan. Pada tanggal 11 November 1949, Jemaat Ahmadiyah Sargodha mengadakan pertemuan umum di Company Bagh. Pada masa itu, kita masih bisa mengadakan pertemuan umum, tetapi sekarang kita bahkan tidak bisa mengadakan pertemuan tarbiyat kita sendiri.

Pertemuan ini memiliki keistimewaan yang luar biasa karena untuk pertama kalinya Hazrat Muslih Mau’ud r.a. memberikan nasihat dan petunjuk berharga kepada ribuan Ahmadi dan non-Ahmadi dari Sargodha dan sekitarnya yang hadir dalam acara tersebut. Beliau r.a. mengarahkan perhatian mereka dengan cara yang sangat menarik untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam dan memperkuat Pakistan. Pidato Hudhur didengarkan dari awal hingga akhir dengan penuh minat, konsentrasi dan perhatian. Sambil mengarahkan perhatian pada perlindungan dan keselamatan Pakistan, Huzur bersabda: “Kita sendiri telah berdoa, ‘Wahai Allah, berikanlah kita negara ini.’ Sekarang, menjaga dan memajukannya dengan benar ada di tangan kita. Jika kita tidak memahami tanggung jawab kita, kita akan merasa malu baik di dunia ini maupun di akhirat nanti. Allah Taala akan berkata kepada kita, ‘Aku telah memberikan negara ini kepadamu atas permintaanmu, tetapi kamu telah menyia-nyiakannya.’” Jadi, Saat ini, para mullah justru sibuk menyia-nyiakannya.

Untuk meningkatkan pendapatan Pakistan, beliau r.a. menghimbau semua lapisan masyarakat untuk membayar pajak mereka dengan jujur dan mendorong sebanyak mungkin pemuda untuk bergabung dengan angkatan bersenjata demi melindungi Pakistan. Pada masa itu, media sedang ramai membahas bahwa pemerintah Pakistan tidak melakukan apa pun untuk menegakkan pemerintahan Islam; padahal kita meminta Pakistan demi Islam.

Berkaitan dengan hal ini, beliau r.a. memberikan arahan yang mencerahkan dan di akhir memberikan bimbingan dengan bersabda: “Sekadar meneriakkan slogan bukanlah tanda keberhasilan suatu bangsa. Jika saat ini semua orang mulai meneriakkan takbir, jika saat ini semua orang mulai mengatakan “Hidup Pakistan, Hancur India”, maka hal itu tidak akan membunuh bahkan seekor tikus pun di India. Tidak ada yang akan mati hanya karena slogan. Namun, jika semua orang mulai mengamalkan hal-hal yang baru saja saya sebutkan, yang telah saya jelaskan dalam pidato – jika para pedagang mulai membayar pajak, jika masyarakat umum tidak lagi bepergian dengan kereta api tanpa tiket. Pemuda janganlah membuang-buang waktu dengan pembicaraan yang sia-sia, melainkan tingkatkanlah pendidikan mereka. Para pemuda yang kuat seharusnya bergabung dengan angkatan bersenjata. Para pejabat harus meninggalkan kebiasaan menerima suap dan harus melakukan semua pekerjaan dengan jujur dan kerja keras. Dengan demikian, Pakistan akan terus menguat dalam kehidupan nyata.” Namun saat ini, yang terjadi justru sebaliknya. Kemudian beliau bersabda: “Meskipun Anda tidak meneriakkan “Hidup Pakistan” satu kali pun, hasilnya akan tetap sama – Pakistan akan tetap hidup. Baik Anda meneriakkan slogan itu atau tidak, bukti nyata bahwa Pakistan tetap hidup akan terlihat.”

Kemudian Ada juga banyak tulisan tentang militer. Saya mengambil satu contoh terkait Rusia dan perang saat ini. Ini adalah ulasan beliau tentang invasi Rusia ke Polandia saat Perang Dunia II. Ketika Rusia memasuki Polandia saat Perang Dunia II, Hazrat Muslih Mau’ud r.a. menulis artikel ini. Artikel ini diterbitkan dalam surat kabar Al-Fazl pada 21 September 1939.

Dalam tulisan ini, Huzur menyebutkan alasan dan tujuan masuknya Rusia ke Polandia, menerangkan bahwa Rusia ingin membagi Polandia. Niatnya tampaknya tidak baik. Rusia telah bersekutu dengan Jerman dan bersikeras mengirim pasukannya ke Polandia untuk memfasilitasi pendudukan Jerman atas Polandia dan mengakhiri pemerintahan Polandia tanpa pertumpahan darah. Jika cara ini tidak berhasil, maka melalui perjanjian ini Jerman akan menyerang Polandia. Jika negara-negara lain tidak campur tangan, maka baik-baik saja, jika tidak, Jerman akan menghancurkan Polandia dan kedua negara akan membaginya. Selain itu, dalam artikel ini Huzur menyoroti situasi pasca perang dan dengan wawasan dan kebijaksanaan, beliau memberikan saran yang bermanfaat kepada sekutu, dan itu adalah saran yang sangat baik. Bagaimanapun juga, Polandia selamat pada waktu itu. Beliau juga memiliki pandangan mendalam tentang keadaan internasional, seperti yang saya sampaikan sebelumnya, dan beliau memiliki tulisan-tulisan lain tentang topik ini juga.

Tulisan-tulisan keagamaan seperti tafsir, seperti yang saya sampaikan, jumlahnya luar biasa banyak. Khutbah Jumat dan pidato-pidato di jalsah dan acara-acara Jemaat merupakan khazanah ilmu dan pengetahuan. Tafsir Kabir sebelumnya terdiri dari sepuluh jilid yang lama, dan sekarang telah ditambahkan beberapa hal baru. Dari catatan-catatan beliau, edisi baru telah dicetak dalam lima belas jilid dan tulisan-tulisannya telah dijelaskan dengan lebih rinci. Kemudian, tafsir surat-surat lainnya juga telah ditemukan dalam beberapa catatan-catatan beliau yang masih sedang ditinjau. Mungkin ketika diterbitkan, jumlahnya akan mencapai tiga puluh jilid karena ada tiga puluh ribu halaman. Jadi, Allah Taala telah menunjukkan pemenuhan janji-Nya dalam nubuwatan kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s. dalam setiap segi melalui Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad r.a.. Saya baru saja memberikan beberapa contohnya kepada Anda.

Kita juga harus berusaha untuk menelaah khazanah ilmu pengetahuan dari beliau ini. Ada banyak hal yang sangat sesuai dengan keadaan saat ini dan kita dapat mengambil manfaat darinya. Semoga Allah Taala memberi kita taufik untuk mengamalkannya.[1]

الْحَمْدُ لِلّٰهِ نَحْمَدُهٗ وَنَسْتَعِيْنُهٗ وَنَسْتَغْفِرُهٗ ، وَنُؤْمِنُ بِهٖ ، وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْهٖ، وَنَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهٗ ، وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهٗ ، وَنَشْهَدُ أَن لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهٗ ، وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عبدُهٗ وَرَسُولُهٗ – عِبَادَ اللّٰهِ رَحِمَكُمُ اللّٰهِ – اِنَّ اللّٰہَ یَاۡمُرُ بِالۡعَدۡلِ وَالۡاِحۡسَانِ وَاِیۡتَآیِٔ ذِی الۡقُرۡبٰی وَیَنۡہٰی عَنِ الۡفَحۡشَآءِ وَالۡمُنۡکَرِ وَالۡبَغۡیِ یَعِظُکُمۡ لَعَلَّکُمۡ تَذَکَّرُوۡنَ – اذْكُرُوا اللّٰهَ يَذْكُرُكُمْ وَادْعُوهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ


[1] Penerjemah: Mln. Mahmud Ahmad Wardi, Shd., Mln. Fazli Umar Faruq, Shd. dan Mln. Muhammad Hasyim. Editor: Mln. Muhammad Hasyim

Leave a Reply

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.