Keberkahan Pengorbanan Keuangan: Tahrik Jadid Tahun Baru 2022

Meraih Keberkahan dari Pengorbanan Keuangan dan Dimulainya Tahun Tahrik Jadid ke-89

Khotbah Jumat Sayyidina Amirul Mu-minin, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih al-Khaamis (ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz) pada 04 November 2022 (04 Nubuwwah 1401 Hijriyah Syamsiyah/ Rabi’ul Akhir (Rabiuts Tsani) 1444 Hijriyah Qamariyah) di Masjid Mubarak, Islamabad, Tilford, UK (United Kingdom of Britain/Britania Raya).


Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah

أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.

بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضالِّينَ. (آمين)

Hari ini adalah Jumat pertama di bulan November. Sebagaimana biasa, tahun baru Tahrik Jadid diumumkan di jumat pertama bulan November. Di sini disampaikan hujan karunia yang telah Allah Ta’ala turunkan pada periode tahun sebelumnya. Jadi, saat ini saya akan menyampaikan beberapa tentangnya.

Pertama, hendaknya diingat bahwa untuk menjalankan segala sesuatu, diperlukan dana untuk memenuhi biaya-biaya pengeluarannya. Dalam menjelaskan hal ini, di suatu kesempatan Hadhrat Masih Mau’ud (as.) bersabda, “Setiap Nabi mengupayakan gerakan pengorbanan harta dalam menyempurnakan tujuan-tujuannya. Di dalam Al-Quran Karim pun dalam berbagai corak dan ungkapan, segenap mukmin ditekankan untuk menjalankan pengorbanan harta. Allah Ta’ala telah menjelaskan bahwa pengorbanan-pengorbanan yang kalian lakukan demi agama, yaitu kalian membelanjakan harta kalian, maka Allah Ta’ala sebagai gantinya menurunkan kenikmatan-kenikmatan baik di dunia ini maupun di akhirat nanti.”

Allah Ta’ala tidaklah berhutang apapun. Sebagai penggambaran, di satu tempat Allah Ta’ala berfirman (ini tentang bagaimana dan betapa banyak Dia menurunkannya) مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ  Artinya, “Permisalan orang-orang yang membelanjakan harta bendanya di jalan Allah adalah laksana suatu benih yang menumbuhkan 7 bulir. Setiap bulir mengeluarkan 100 biji dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia akan menambahnya lebih dari ini dan Allah adalah Pemberi keluasan dan Maha Mengetahui.” (Surah al-Baqarah, 2:262 dengan basmalah sebagai ayat pertama.)

Jadi, inilah permisalan orang-orang mukmin yang membelanjakan harta di jalan Allah Ta’ala. Kepada orang-orang yang dengan ikhlas membelanjakan hartanya di jalan Allah Ta’ala, Allah Ta’ala tidak berhutang kepada mereka, karena di dunia ini pun Allah Ta’ala menurunkan karunia, dan di akhirat pun Allah menurunkan karunia. Di masa ini, Allah Ta’ala telah mengutus seorang hamba sejati dari Yang Mulia Rasulullah (saw) demi penyebaran agama, dan segenap pengikutnya pun telah dibebankan tanggung jawab untuk menjalankan kewajibannya demi isyaat-e-Islam, yakni menyebarkan pesan Islam ke dunia dan mengajak manusia tunduk di hadapan Tuhan yang Maha Esa. Maka dari itu, jika mereka menjalankan amanat demikian ini dengan penuh keikhlasan, maka mereka akan menjadi pewaris karunia-karunia dan nikmat-nikmat Allah Ta’ala.

Di dalam sebuah riwayat tertera bahwa Baginda Rasulullah (saw) bersabda, إِنَّ الصَّلاَةَ وَالصِّيَامَ وَالذِّكْرَ تُضَاعَفُ عَلَى النَّفَقَةِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِسَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ ‘Innash shalaata wash shiyaama wadz dzikra tudhaa’afu ‘alan nafaqati fi sabiiliLlahi bi-sab’i miati dhi’fin’ – “[melalui] shalat, puasa, dan mengingat Allah Ta’ala maka harta yang dibelanjakan di jalan Allah Ta’ala akan dilipatgandakan hingga 700 kali lipat.”[1] Maksudnya, di samping pengorbanan-pengorbanan harta yang kalian lakukan, hal-hal ini pun adalah penting. Dengan demikian, di dalam hadits ini digambarkan tentang mukmin sejati, yakni seorang mukmin hendaknya jangan menganggap bahwa dengan melakukan pengorbanan harta maka ia lantas berkata bahwa ia telah melakukan pengorbanan harta sekian banyaknya dan kini ia akan diberi ganjaran 700 kali lipat sesuai dengan firman-Nya. Tidak, karena seiring dengan ini ia pun harus meninggikan standar ibadah-ibadahnya; ia harus memperbaiki keadaan jiwanya; ia harus membasahi lidahnya dengan zikir terhadap Allah Ta’ala; ia harus menghindarkan diri dari hal-hal yang sia-sia; lalu ia melakukan pengurbanan harta dengan ketulusan serta hanya demi meraih keridaan Allah Ta’ala. Maka kemudian Allah Ta’ala akan sedemikian rupa menurunkan karunia dimana terkadang manusia pun menjadi heran.

Adakalanya, Allah Ta’ala pun mengabulkan amalan-amalan kita yang sedikit, dan ia sedemikian rupa menurunkan karunia-Nya hingga manusia pun terheran-heran. Ini adalah Rahmat khas Allah Ta’ala, bahwa Dia telah menurunkan karunia-Nya seperti demikian. Dengan ini, maka keimanannya terhadap zat Allah Ta’ala pun bertambah. Keyakinan akan firman-firman-Nya pun semakin bertambah dari sebelumnya.

Meski demikian, pada dasarnya hendaknya manusia melakukan upaya agar tidak senang hanya pada hal ini semata bahwa ia telah melakukan sedemikian pengorbanan meskipun ia tidak melakukan amalan-amalan lainnya karena Allah Ta’ala akan tetap memberinya karunia-karunia. Alhasil, orang-orang yang membelanjakan harta pun sangat perlu untuk memperhatikan keadaan-keadaan kerohaniannya supaya kelak dapat menjadi pewaris sejati nikmat-nikmat Allah Ta’ala. Allah Ta’ala senantiasa menganugerakan karunia-Nya kepada para mukmin hakiki dan tidak terhitung contoh-contoh demikian ada di dalam Jemaat ini. Contoh-contoh di masa sebelumnya tidak hanya dari kita saja.

Ada juga contoh-contoh dari orang-orang terdahulu, yang darinya diketahui bagaimana mereka meyakini bahwa Allah Ta’ala akan menurunkan karunia-Nya dan di masa ini pun terdapat banyak contoh-contoh. Di masa lalu, di antara contoh yang diperlihatkan oleh mereka dari masa lalu, terdapat satu peristiwa tentang Hadhrat Rabiah al-Adawiyah al-Bashri, yaitu betapa tinggi ketawakalan dirinya. Suatu saat ia tengah duduk di rumahnya, lalu datanglah 20 tamu sementara di rumah beliau hanya ada 2 kerat roti. Beliau berkata kepada pelayannya, “Berikanlah kedua roti ini ke orang yang miskin.”

Ketawakalan terhadap Allah Ta’ala pun tampak dalam hal ini dalam corak yang ajaib. Sang pelayan merasa sangat khawatir dan ia beranggapan orang suci ini pun ternyata aneh dan bodoh. Rumahnya telah didatangi oleh tamu, maka hendaknya roti yang tersisa itu [diperuntukkan bagi mereka], bukan lantas dibagikan kepada orang-orang miskin. Maka beberapa saat kemudian, yaitu baru saja pelayannya berpikir demikian dan ia hendak keluar untuk memberikannya, namun tidak lama setelah itu datanglah suara seorang wanita dari luar dimana wanita itu adalah utusan seorang wanita yang kaya. Ia datang membawa 18 buah roti.

Hadhrat Rabiah al-Bashri lantas mengembalikannya dan berkata bahwa ini bukanlah miliknya. Pelayannya menyarankan agar beliau menyimpannya.

Hadhrat Rabiah al-Bashri lalu menjawab, “Tidak.”

Pelayannya terus meyakinkannya dengan berkata, “Allah Ta’ala yang telah mengirimnya.”

Beliau menjawab, “ini bukan milik saya.”

Pelayannya kembali berkata, “ambillah.”

Alhasil tidak berselang lama, tetangganya yang merupakan wanita kaya itu memanggil pelayannya dan berkata, “Pergi kemana kamu? Roti untuk Rabiah al-Bashri adalah yang berjumlah 20 roti dan roti-roti ini bukanlah untuk beliau tetapi ini harus kamu berikan untuk orang lain.”

Rabiah al-Bashri berkata, “Dua roti yang telah saya serahkan itu merupakan suatu jual beli dengan Allah Ta’ala, bahwa Dia akan mengirimkan 10 kali lipat banyaknya dari jumlah ini. Jadi, dari 2 roti yang saya korbankan maka hendaknya akan datang sebanyak 20 buah roti.”

Hadhrat Khalifatul Masih Awwal bersabda, (beliau seraya menerangkan peristiwa ini, dan beliau pun mencantumkan berbagai sumber dari Al-Quran Karim). Dalam mengutipnya beliau bersabda: “Di beberapa tempat disebutkan bahwa satu akan diganti menjadi 10, lalu di beberapa tempat lain 1 akan diganti menjadi 700 dan balasan ini adalah sesuai dengan tempat dan kesempatan” Artinya, dilakukan pada waktu dan kesempatan manakah kebaikan ini, seberapa besar pengorbanan yang tengah dilakukan, dan sejauh mana orang yang berkorban itu melakukan pengorbanannya.

Hadhrat Khalifatul Masih Awwal sebagaimana telah saya sampaikan, beliau menerangkan peristiwa Hadhrat Rabiah al-Bashri ini dan bersabda, “Demikianlah [cara] Allah Ta’ala menurunkan karunia-Nya, tetapi janganlah Anda sekalian melakukan hal demikian setiap waktu dengan niat menguji Allah Ta’ala. Janganlah Anda sekalian justru memulai hal ini dengan niat untuk menguji Allah Ta’ala. Ya, jika Anda sekalian telah ikhlas demi Allah Ta’ala, maka tatkala Anda berkorban demikian, Allah Ta’ala pun lantas akan menurunkan karunia-Nya.”

Dengan demikian, siapa saja yang membelanjakan harta demi agama Allah Ta’ala dan ia menyerahkannya demi meraih keridaan Allah Ta’ala, maka mereka itulah orang-orang yang melakukan pengorbanan hakiki. Meskipun contoh Hadhrat Rabiah al-Bashri itu berkenaan dengan tamu-tamunya yang datang kepada beliau, tetapi orang-orang pun datang kepada beliau dengan tujuan agama.

Alhasil, kini Allah Ta’ala telah mengutus seorang khadim sejati Baginda Rasulullah (saw) demi menyempurnakan tujuan-tujuan agama dan kini upaya-upaya penyiaran Islam dan pengkhidmatan kemanusiaan tengah dijalankan melalui perantaraan wujud ini.

Dengan karunia Allah Ta’ala, Jemaat Ahmadiyah setiap tahunnya membelanjakan berjuta-juta pound demi penyebaran literatur-literatur, pembangunan masjid-masjid dan rumah-rumah misi, serta untuk rencana-rencana lainnya. Kebanyakan dana yang didapat dari Eropa dan negara-negara maju dibelanjakan untuk Afrika, India, dan negara-negara miskin lainnya (selain untuk memenuhi pengeluaran-pengeluaran di negaranya); dana yang mereka kumpulkan di setiap negara mereka itu adalah demi tujuan-tujuan tersebut; ini adalah semata karunia khas dari Allah Ta’ala, bahwa para anggota Jemaat semakin maju dalam pengorbanan mereka dalam upaya memenuhi pembiayaan-pembiayaan tersebut, meskipun keadaan penghidupan mereka sekarang ini tengah buruk.

Allah Ta’ala saat ini pun memperlihatkan pemandangan akan bagaimana perlakuan-perlakuan-Nya, dan bagaimana Allah menurunkan karunia kepada para Ahmadi yang berkorban itu. Baik mereka yang tinggal di negara miskin atau mereka yang tinggal di negara kaya, mereka memiliki pengalaman mereka masing-masing dimana mereka melakukan pengorbanan di jalan Allah Ta’ala dengan mengorbankan kebutuhan-kebutuhan mereka.

Saat ini saya pun akan menyampaikan beberapa peristiwa yang darinya dapat diketahui bagaimana Allah Ta’ala memperlakukan mereka yang telah berkorban ini, dan dengan bagaimana semangat para Ahmadi yang tulus mempersembahkan pengorbanannya. Para mubayiin baru yang baru beberapa waktu saja memeluk islam dan menjadi Ahmadi, di dalam diri mereka pun serta merta tengah terlahir perhatian menuju pengorbanan harta, dan ini berarti bahwa mereka telah memahami ruh pengorbanan harta ini.

Terkait:   Riwayat Abu Bakr Ash-Shiddiiq Ra (Seri 36)

Dari Liberia, ada Mualim setempat bernama Muhammad Johnson, dahulu beliau kristen lalu menjadi Muslim kemudian menjadi Muallim. Beliau menuturkan, “Beberapa bulan yang lalu di kabupaten kami di satu desa telah tertanam benih Jemaat sebagai hasil dari upaya pertabligan kami. Penduduk desa ini bersama imamnya lalu masuk ke dalam Jemaat. Ini adalah suatu desa kecil dan di sana belum ada akses jalan menuju ke sana.

Karena hujan yang terus menerus, perjalanan untuk sampai ke sana pun sulit. Dalam rangka mengumpulkan candah Tahrik Jadid, kami sengaja tidak berencana datang ke desa itu, karena mereka memang baru saja menjadi Ahmadi, perjalanan ke sana pun sukar, dan hanya desa yang kecil, sehingga rencana mengunjungi mereka adalah di tahun depan, dimana saat itu mereka akan diseru untuk ikut dalam Tahrik Jadid.”

Ia menuturkan, “Satu hari imam di desa itu yaitu Abu Bukai Sahib, ia secara tiba-tiba datang ke rumah misi Tabmain. Setiba di sana ia langsung menyerahkan sejumlah uang dan menyampaikan, ‘Ini adalah candah Tahrik Jadid dari 21 orang Jemaat kami.’

Tatkala ditanyakan kepadanya, ‘Bagaimana Anda dapat tahu hal ini? Anda belum diseru untuk hal ini.’

Ia menjawab, ‘Saya secara dawam menyimak program-program Jemaat di Radio, lalu di minggu kemarin tatkala Anda menerangkan tentang gerakan Tahrik Jadid di acara radio, dan Anda pun menerangkan pentingnya hal ini, maka saya pun lantas menyampaikan hal ini ke hadapan Jemaat saya. Atas hal ini mereka pun memberikan candahnya.’”

Jadi, Allah Ta’ala sendiri lah yang tengah memasukkan kesadaran ini ke dalam kalbu mereka; Allah Ta’ala tengah membangkitkan ruh pengorbanan di dalam diri mereka.

Amir Sahib Gambia menulis, “Di satu desa telah diadakan anjuran untuk memberi candah Tahrik Jadid. Semua yang ada di sana adalah para mubayiin baru. Seorang wanita berusia 57 tahun bernama Sister Fatu lalu mengeluarkan 200 Dilasi untuk candah. Dilasi adalah mata uang di sana. Wanita itu berkata, ‘Ini adalah satu-satunya jalan dimana siapapun dapat ikut andil dalam penyiaran pesan Ahmadiyah yaitu Islam sejati, sebagaimana yang biasa terjadi di masa Yang Mulia Rasulullah (saw).’ Ia berkata bahwa itu adalah uang terakhir yang ia simpan untuk membeli makanan bagi suaminya. Ia bukanlah wanita kaya. Ia menyerahkan 200 Dilasi dan berkata, ‘Uang ini sangat diperlukan untuk tablig Islam. Saya mengorbankan rasa lapar saya dan menyerahkan sejumlah uang ini.’ Ia menuturkan bahwa baru saja ia berkata demikian, lantas datang telepon dari putranya yang berada di Swiss dimana ia berkata bahwa ia telah mengirim 12.200 Dilasi.

Atas hal ini, wanita itu menangis di hadapan orang banyak dan menyeru, ‘Betapa Allah Ta’ala telah menurunkan karunia-Nya pada kita.’ Ia menuturkan, ‘Kini saya akan membayar candah lebih besar.’ Orang-orang yang berada di sana pun terheran-heran. Sudah 6 bulan lamanya putranya tidak menghubunginya, yaitu tidak menyapa ibunya sehingga keadaan keuangan ibunya pun memburuk, tetapi pada saat itulah Allah Ta’ala mengadakan sarana yang sedemikian rupa dimana saat telepon darinya datang, saat itu jugalah uang untuknya telah terkirim. Peristiwa ini sangat berpengaruh pada diri orang-orang, dan membuktikan bahwa Ahmadiyah-lah Islam yang sejati, lalu semua orang di sana berjanji bahwa mereka akan tetap menjadi Ahmadi hingga akhir hayat.”

Ada satu Jemaat di wilayah Gita di bagian Barat Laut Tanzania. Seorang Muallim di sana menulis: “Ada seorang khadim bernama Abdullah Sahib yang baru baiat beberapa bulan lalu. Suatu hari ia menyimak dari khotbah jumat tentang candah Tahrik Jadid. Ia lalu menyadari bahwa bulan ini adalah bulan terakhir penyerahan candah dan setiap Ahmadi hendaknya ikut ambil bagian sesuai taufik yang dimiliki meski berapapun jumlahnya demi meraih keberkatannya. Saat itu Abdullah Sahib sedang tidak memiliki uang. Ia berjanji bahwa esok hari hingga waktu malam ia akan berusaha menyerahkan uang (berapapun itu jumlahnya) untuk candah tahrik jadid. Keesokan harinya ia keluar mencari pekerjaan. Saat itu ada seorang yang tengah membutuhkan tenaga untuk bercocok tanam dan ia pun memberi pekerjaan kepada Abdullah Sahib, dan ia sepanjang hari dengan penuh semangat melakukan apapun yang diamanatkan kepadanya. Mungkin dalam keadaan umum, pekerjaan itu dapat sempurna dalam dua hari, tetapi ia menyelesaikannya hingga sore hari, dan uang yang ia dapatkan lantas ia bawa dan serahkan untuk membayar candah Tahrik Jadid.”

Ia sendiri menuturkan (sembari menyampaikan peristiwa ini), “Allah Ta’ala telah menurunkan berkat-Nya dalam niat saya, dan hanya karena karunia-Nya lah saya mendapat taufik untuk ikut dalam pengorbanan harta ini. Jadi, kesan ini pun lahir juga dalam dirinya.”

Selanjutnya dari Kepulauan Solomon, Mubaligh Australia yang dekat dari sana menulis: “Pada saat kunjungan ke Kepulauan Solomon, selain dilaksanakan program-program tarbiyat dan tabligh, para anggota juga dihimbau mengenai candah kaitannya dengan akhir periode Tahrik Jadid. Di sana ada seorang wanita, suami beliau adalah seorang non-Muslim, keduanya menjalankan usaha peternakan unggas dan Sekretaris Tahrik Jadid datang ke rumahnya untuk mengingatkan mengenai candah, namun beliau sedang tidak ada di rumah. Anak-anak beliau yang memiliki sedikit banyak uang membayarkannya.

Ketika wanita tersebut pulang ke rumah, anak-anak menceritakan bahwa Sekretaris Tahrik Jadid tadi telah datang. Beliau segera pergi ke rumah Sekretaris tersebut dan membayarkan sebesar 1.000 dollar untuk candah Tahrik Jadid, yang mana atas hal tersebut Sekretaris Tahrik Jadid mengatakan kepada beliau, ‘Saya telah menerima candah dari semuanya. Saya sudah menyiapkan daftar perjanjiannya dan menunjukannya ketika datang, jadi saya akan memasukkan candah ini untuk tahun depan.’ Beliau mengatakan, ‘Tidak, saya telah berjanji kepada Allah Ta’ala bahwa tahun ini saya akan membayarkan sejumlah ini, masukkanlah ini ke pembayaran tahun ini.’ Maka, atas permintaan beliau, perjanjian yang baru dibuat lagi dan dilaporkan ke pusat pada malam itu.”

Lalu terdapat pemandangan mengenai bagaimana Allah Ta’ala melipatgandakan. Mubaligh Guinea Conakry menulis, “Di sini ada satu tempat bernama Kafiliya, di sana Mubaligh menyampaikan himbauan mengenai Tahrik Jadid dalam Khotbah dan kemudian mengunjungi rumah-rumah secara individu. Mubaligh bertemu dengan seorang pemuda, Muhammad Salah Sahib, dan memberikan himbauan kepadanya mengenai candah, yang mana beliau saat itu juga mengeluarkan 10.000 guinea franc dari sakunya dan membayarkannya untuk Tahrik Jadid, seraya mengatakan, ‘Ini adalah uang yang saya miliki yang tadinya akan saya belikan untuk makan siang dan makan malam. Namun hari ini saya akan menahan lapar demi Allah Ta’ala dan meraih keridhaan-Nya.’

Empat hari setelah kejadian tersebut, mubaligh menerima telepon dari pemuda ini yang mengatakan bahwa, “Allah Ta’ala telah menerima pengorbanan saya.” Beliau menuturkan, “Saya diwawancarai untuk pekerjaan sebagai sopir di sebuah perusahaan pertambangan dan di perusahaan ini, dengan karunia Allah Ta’ala, saya mendapat kontrak lima tahun dengan gaji bulanan 5,5 juta guinea franc. Demikianlah, Allah Ta’ala memberi saya ribuan kali lipat.” Beliau telah memberikan 10.000 untuk tahun ini, peningkatan yang terjadi pada tahun ini adalah 6.600 kali lipat. Allah Ta’ala berfirman, “Jika aku menghendaki, aku akan melipatgandakannya hingga tujuh ratus kali lipat, bahkan lebih dari itu.” Peristiwa ini merupakan pemandangan dari janji Allah Ta’ala melipatgandakan lebih dari itu.

Kemudian Sadr Lajnah Niger menulis, “Dengan karunia Allah Ta’ala, kami mendapatkan kesempatan untuk menyelenggarakan kelas tarbiyat nasional tiga hari yang pertama untuk Lajnah Imailah Niger. Banyak Lajnah yang berpartisipasi. Di dalamnya secara umum dihimbau juga mengenai Tahrik Jadid, bahwa masih ada waktu hingga akhir tahun, tetapi berusahalah untuk membayar perjanjian sesegera mungkin. Tetapi pada saat itu juga seorang Lajnah mulai memberikan candahnya. Disampaikan kepada beliau bahwa ini hanyalah himbauan, masih ada waktu. Beliau mengatakan, ‘Kami akan membayarnya sekarang juga.’ Para Lajnah lain yang melihatnya juga maju dan mempersembahkan pengorbanan harta dan terkumpul sejumlah besar uang.”

Dengan karunia Allah Ta’ala, hampir di semua tempat di dunia para Lajnah memberikan bagiannya dalam candah-candah sesuai dengan jumlahnya dan tidak ketinggalan dari siapa pun. Di beberapa negara, terkadang para Khudam dan Anshor harus diingatkan bahwa para Lajnah telah meningkat dalam pengorbanan, jadi anda juga harus membayar sesuai dengan itu.

Mubaligh St Petersburg, Rusia menulis, “Arsanbek Sahib adalah seorang warga negara Rusia. Saya mengumumkan tahun baru Tahrik Jadid tahun lalu, lalu Arsan Sahib mengatakan bahwa beliau akan mempersembahkan 1000 rubel untuk Tahrik Jadid dan beliau melakukannya tahun lalu. Beliau mengatakan, ‘Tahun ini saya berjanji 10.000 rubel’, dan kemudian mengatakan mengenai bisnisnya bahwa beliau akan memulainya. Singkatnya, beliau melunasi perjanjianya 10.000 rubel pada bulan Juli.”

Rusia juga sedang berada di situasi yang sulit karena perang Ukraina, namun beliau berhasil melunasinya, dan nilai mata uang rubel juga turun drastis. Total perjanjiannya adalah 10.000 rubel, yaitu senilai 178 euro, tetapi dengan melihat keadaan di sana, nominal ini adalah jumlah yang sangat besar bagi beliau. Setelah membayarkannya, beliau mengatakan, “Selain ini, saya akan terus membayar candah 500 rubel”, dan beliau terus membayar 500 rubel setiap hari. Dengan karunia Allah Ta’ala bisnis beliau sedemikian rupa berberkat sehingga beliau mendapatkan penghasilan yang besar meskipun keadaan sedang buruk. Setelah itu beliau meningkatkannya menjadi 1000 rubel dan ini pun beliau bayarkan setiap hari.

Marwa adalah kota di Utara Kamerun, Mu’allim di sana menulis yang mana ini juga merupakan satu peristiwa yang menggambarkan keteguhan iman seorang yang miskin dan keberkatan dari candah. Pak Mu’allim menuturkan, “Ada seorang mubayyin baru, Abdulah Sahib, beliau seorang yang sangat miskin, tahun lalu beliau menyumbangkan setengah ember, yakni 5 kilogram jagung untuk Tahrik Jadid dan mengatakan, ‘Dikarenakan hal ini Allah Ta’ala menganugerahkan kepada saya lima karung.’” Yakni 350 kg, bertambah 70 kali lipat. Beliau menuturkan, “Tahun ini, saya sangat khawatir, pupuk menjadi mahal, harganya naik, saya tidak bisa membelinya. Saya khawatir panennya mungkin tidak bagus.” Beliau menuturkan, “Saya bekerja sekeras yang saya bisa.” Allah Ta’ala memberikan keberkatan sedemikian rupa sehingga tahun ini beliau mendapatkan panen berlipat ganda dan beliau juga menyerahkan satu karung berisi 70 kg untuk Tahrik Jadid. Beliau menuturkan, “Saya juga menyampaikan kepada keluarga saya bahwa Allah Ta’ala telah menganugerahkan keberkatan pada kerja keras dan panen saya berkat candah Tahrik Jadid.”

Terkait:   Nubuatan Mushlih Mau’ud

Bapak Amir Gambia menulis, – Ini adalah peristiwa-peristiwa kecil, namun sangat berarti bagi para Ahmadi yang miskin – “Pathe Silse, seorang kawan dari sebuah desa yang baiat pada tahun 2014, mengatakan, ‘Sebelum bergabung dengan Jemaat, saya tidak mempunyai pekerjaan. Saya berkali-kali berusaha mendapatkan pekerjaan, namun sia-sia.’ Beliau menuturkan, ‘Sejak saya bergabung dengan Jemaat, saya telah ikut serta dalam candah, tabligh dan kegiatan-kegiatan Jemaat lainnya.’ Sekarang beliau bekerja di dua tempat. Dulu beliau pengangguran dan tidak mempunyai rumah, sekarang beliau membuat rumah yang kokoh. Orang-orang mengatakan bahwa Jemaat-lah yang menyokong beliau. Sebagai tanggapan, beliau mengatakan, ‘Bukan Jemaat yang telah membantu, melainkan Allah Ta’ala-lah yang telah membantu saya berkat candah yang saya berikan.’”

Bapak Amir Indonesia menulis, “Ada seorang Ahmadi, beliau memiliki sebuah pabrik. Situasi tidak berjalan dengan baik.”

Ketika tahun lalu saya (Hudhur) menyampaikan beberapa peristiwa dan mengumumkan tahun perjanjian baru, beliau sangat terkesan. Beliau segera menulis perjanjian Tahrik Jadid dua kali lipat dibandingkan tahun lalu dan segera melunasinya. Seminggu setelah itu, Allah Ta’ala menurunkan karunia-Nya kepada beliau dan penjualannya mulai meningkat. Demikian juga, sebuah perusahaan yang sebelumnya telah menghentikan bisnisnya dengan beliau, kembali lagi dan melakukan pembelian dalam jumlah besar. Beliau menuturkan, “Tahun ini pendapatan perusahaan saya meningkat berkali-kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya.”

Mubaligh dari Jerman bernama Farhad Sahib menulis, “Seorang anggota Lajnah dari Wiesbaden diberhentikan dari pekerjaannya. Penghasilannya juga terhenti. Beliau tadinya ingin menelepon suaminya untuk menyampaikan bahwa beliau tidak bisa membiayainya. Beliau menceritakan keresahannya kepada saudara laki-lakinya, lalu ia mengatakan bahwa satu-satunya solusi adalah, berdoalah, berikanlah candah dan lakukanlah pengorbanan harta. Beliau membayar candah dengan menjual perhiasannya. Setelah empat hari, sebuah pesan datang dari orang-orang di tempat pekerjaan bahwa beliau diberikan pekerjaan tetap dan gajinya akan menjadi 2000 euro, yang dengannya beliau juga dapat membiayai suami beliau.”

Wakilul Mal India menuturkan, “Di sini ada seseorang yang selalu terdepan dalam pengorbanan harta. Beliau dihimbau untuk meningkatkan perjanjian, beliau bertanya, ‘Berapa banyak yang harus saya tingkatkan?’ Disampaikan kepada beliau, ‘Silahkan saja sesuai dengan kemampuan yang anda miliki.’

Namun beliau bersikeras kepada mubaligh atau utusan dari pusat, ‘Tentukanlah oleh Anda.’

Utusan dari pusat mengatakan, ‘Baiklah! Tingkatkanlah menjadi 1 juta rupee.’

Sebelumnya beliau telah membayar sebesar 500 ribu rupee, lalu beliau meningkatkannya dan juga melakukan pembayaran. Beliau menuturkan, ‘Saya memiliki rumah yang tidak memiliki registery (terdaftar) dan mengandung kerugian besar, tetapi dalam beberapa hari setelah peningkatan candah tersebut, urusan yang sebelumnya tertunda dapat diselesaikan.’”

Jadi, Allah Ta’ala tidak berhutang kepada orang-orang kaya maupun orang-orang miskin. Dia menganugerahkan karunia-Nya kepada setiap orang.

Wakilul Mal dari India menulis, “Seorang Dokter dari Kashmir. Beliau adalah seorang profesor di Sher-e-Kashmir University. Setelah membayar perjanjian, beliau memberi tahu saya bahwa beliau telah dipromosikan menjadi Profesor Kepala Ilmuwan di bidang Agronomi dan gaji beliau meningkat pesat. Atas hal itu, beliau juga meningkatkan candah Tahrik Jadid beliau.

Seorang wanita dari Mauritius menuturkan, “Tahun lalu, setelah mendengar beberapa peristiwa berkenaan dengan Tahrik Jadid, suami saya meminta saya untuk berjanji dengan jumlah yang agak sulit untuk dibayar. Maka saya menulis perjanjian sebesar 75.000 rupee Mauritius.”

Beliau menuturkan bahwa saat itu suaminya bekerja di sebuah perusahaan medis. Ada sedikit kenaikan gaji dalam tiga tahun terakhir, tetapi ketika beliau menuliskan perjanjian, beliau ditawari pekerjaan di rumah sakit swasta. Ketika itu, suaminya juga memberikan hadiah 1000 rupee kepada ibunya. Suaminya mengatakan, “Rasanya wawancara di mana saya akan mendapatkan pekerjaan dan jumlah yang akan saya dapatkan sebagai gaji akan tidak berbeda jauh dengan apa yang telah saya korbankan.” Lalu dilakukan wawancara dan beliau diterima, dan gaji sebesar 76.000 rupee ditawarkan kepada beliau. Perjanjian beliau adalah sebesar 75.000 rupee. Beliau mengatakan, “1000 rupee yang saya berikan untuk ibu saya pun dikembalikan kepada saya oleh Allah Ta’ala.”

Mubaligh Bangladesh menulis, “Di sini ada seseorang yang sangat banyak menderita kerugian selama pandemi corona. Beliau memiliki banyak tunggakan candah. Ketika diingatkan mengenai candah Tahrik Jadid dll, beliau membayar 11.500 Taka dari tabungan istri beliau, tetapi sisa tunggakannya masih setengahnya lagi.” Singkat cerita, Pak Mubaligh menuturkan, “ Pada akhir bulan ini, sang istri mengirim pesan untuk datang dan mengambil candah yang tertunggak. Ketika tim kami tiba di sana, beliau membayar tiga kali lipat dari jumlah yang dijanjikan dan melunasi juga tunggakan candah-candah wajib serta menceritakan kabar suka bahwa suatu kebutuhan yang telah ada sejak lama, baru-baru ini telah dipenuhi oleh Allah Ta’ala. Beliau sudah lama mencari sebidang tanah untuk rumah. Ketika beliau mulai membayar candah, Allah Ta’ala dengan cara yang bercorak mukjizat memberikan taufik kepada beliau untuk membeli sebidang tanah untuk membangun rumah.” Pendapatan juga meningkat, candah dapat dibayar dan Allah Ta’ala memberikan taufik untuk membangun rumah.

Seorang Ahmadi dari Burkina Faso, beliau adalah seorang guru, menuturkan, “Saya mendapatkan taufik membeli mobil, maka para guru lainnya mengatakan, ‘Kami juga sama-sama guru, tetapi kami tidak mampu membeli mobil. Pasti Jemaat Ahmadiyah yang telah membantu kamu.’ Saya katakan, ‘Jemaat tidak membantu saya, Allah Ta’ala-lah yang telah memberikan keberkatan pada harta saya berkat candah. Sejak semasa sekolah saya telah biasa membayar candah dan Allah Ta’ala senantiasa memberikan karunia-Nya kepada saya.’”

Seorang Ahmadi berkebangsaan Jerman dari Ossenberg menulis, “Sebuah pertemuan berkenaan dengan Tahrik Jadid telah diselenggarakan. Saya membawa 500 euro untuk pembayaran tambahan, namun dikatakan bahwa buku kwitansi sudah habis. Saya pulang dan harus membayar tukang yang saya pekerjakan. Pada malam hari saya melihat mimpi, bahwa Huzur mengatakan kepada saya, “Saya ingin 5000 euro.” Beliau menuturkan, “Saya beranggapan bahwa maksudnya adalah candah Tahrik Jadid.” Saya ceritakan mimpi ini kepada istri, ia mengatakan, “Kita akan membayarkan 5000 euro untuk Tahrik Jadid.” Beliau menuturkan, “Tak lama setelah itu, lebih dari 22.000 euro masuk ke rekening saya untuk bantuan corona, yang bahkan saya tidak pernah membayangkan sebelumnya.”

Seorang anggota Lajnah dari Kanada menceritakan bahwa suatu ketika beliau menghadapi kesulitan keuangan dan sangat khawatir tentang bagaimana beliau dapat memenuhi perjanjian untuk melunasi candah. Beliau sangat khawatir dan juga berdoa. Niat saya sangat baik. Beliau banyak berdoa, meskipun demikian belum tampak adanya tanda-tanda. Lalu apa yang terjadi? Katanya, “Suatu malam putri saya sedang mencari akta kelahirannya dan menemukan dompet yang sudah lama.” Beliau menuturkan, “Beberapa waktu sebelum saya pergi ke Amerika delapan tahun yang lalu, saya pernah menyimpan sejumlah uang di sana untuk pembiayaan dan masih tersisa sebagian dalam dompet tersebut lalu melupakannya, ternyata uang yang ada didalam dompet tersebut persis jumlahnya sama dengan jumlah yang harus saya bayarkan untuk candah.”

Bagaimana Allah membantu dengan cara ini juga.

Ketua Jemaat Guinea Conakri menulis, “Ada seorang wanita Ahmadi yang miskin. Beliau biasa mencari nafkah dengan menjual barang-barang sederhana. Selama gerakan Tahrik Jadid, ketika kami mengunjungi rumah beliau, kami menghimbau beliau untuk dapat membayar candah Tahrik Jadid. Beliau sendiri mengatakan, ‘Saya sangat khawatir karena sumber pendapatan yang kecil ini, saya memulai usaha ini dengan meminjam uang. Penghasilan yang diperoleh sama saja dengan tidak ada. Bahkan tidak bisa membayar pinjaman.

 Alhasil, beliau dihimbau dan diminta untuk berdoa. Wanita itu memberikan dua puluh ribu frang guinea, yakni uang yang dimilikinya. Jumlah uang tersebut sangatlah besar bagi wanita miskin yang sedang berjuang menghadapi situasi itu.

Beberapa hari kemudian, ketika muballigh kami kembali menemui wanita ini untuk suatu urusan, wanita itu dengan gembira berkata dengan suara penuh haru bahwa Allah telah menyelesaikan semua masalah saya. Usaha kecil saya itu telah berjalan dengan sangat baik. Hutang saya juga telah lunas dan itu semua berkat pengorbanan harta ini.

Ada seorang saudara Ahmadi di Tataristan Rusia bernama Farid Ibrahimov mengatakan: “Sesuatu yang aneh terjadi pada ponsel saya pada musim panas tahun lalu. Setelah menerima uang dari pelanggan saya di rekening bank online saya, khotbah Khalifah tentang kehati-hatian dalam urusan keuangan secara otomatis muncul di HP saya.”

Beliau mengatakan, “Ini tidak terjadi sekali, tetapi setiap kali sejumlah besar uang ditransfer ke rekening saya, hal seperti ini akan terjadi. Saya mengerti bahwa Allah Ta’ala sedang mengingatkan saya untuk memberikan bukti keberadaan-Nya. Maksudnya, merupakan suatu kehormatan besar bagi saya dimana saya dapat berkorban secara keuangan setelah bergabung dengan Jemaat Hadhrat Masih Mau’ud (as) sehingga secara otomatis muncul khotbah atau pesan di ponsel, yang memotivasi untuk membayar candah.”

Kemudian ada seorang wanita yang tulus dari Tanzania mengatakan bahwa sekembalinya dari Jalsah, beliau ingat masih memiliki tunggakan candah Tahrik Jadid. Saat itu tidak tampak ada cara untuk mendapatkan uang. Namun, ada seseorang yang pernah meminjam uang kepada beliau dan berharap orang itu akan mengembalikannya, namun ketika ditelepon, orang itu tidak menjawab, bahkan tidak mengangkat telepon. Saat itu pun beliau tengah sakit dan biaya pengobatan dan sebagainya juga meningkat dari hari ke hari. Beliau juga sangat khawatir tentang biaya sekolah putranya lalu beliau menyuruh putranya untuk berdoa. Pada saat yang sama azan terdengar, putranya mengatakan, “Mari kita shalat dan berdoa kepada Tuhan.”

Terkait:   Peresmian Masjid Fath-e-Azeem di Zion City, Illinois, Amerika Serikat

Allah Ta’ala pun memperkuat keimanan anak-anak dengan cara ini. Dikatakan, “Saat ini kita tidak punya uang, mungkin saja Allah Ta’ala mendengar doa kita dan memasukkan kedalam hati orang yang pernah meminjam uang itu untuk melunasinya.”

Kemudian ibu dan anak itu berwudhu dan shalat lalu berdoa ke hadirat Ilahi. Bagaimana kudrat Ilahi, sehingga telepon mulai berdering bahkan ketika shalat masih berlangsung. Ternyata itu adalah telepon dari orang yang meminjam uang itu. Orang itu berkata, “Saya sedang berdiri di depan pintu dan datang untuk mengembalikan uang Anda.”

Orang itu menuturkan, “Ketika saya sedang berdiri di halte bus menunggu kendaraan, terdengar suara azan dan pada saat yang sama saya merasa seperti terdengar suara yang mengatakan kepada saya untuk melunasi pinjaman terlebih dahulu sehingga saya datang kemari untuk mengembalikan uang itu.”

Ketika wanita dan anak ini mendengar seluruh kejadian ini, hati mereka dipenuhi dengan puji sanjung kepada Allah Ta’ala dan kedunya mengucapkan puji syukur ke hadirat Ilahi. Sang putra itu pun berkata, ‘Coba lihat, setelah shalat kita mendapatkan uangnya.’ Mereka pun memenuhi kebutuhan mereka.”

Ikram Jan Sahib adalah seorang pria dari St. Petersburg. Beliau mengatakan, “Saya selalu berdoa untuk kelapangan rejeki supaya saya dapat membantu orang yang membutuhkan dan terutama untuk membayar candah dan itu selalu terjadi dengan cara yang aneh.” Katanya, “Terakhir kali saya memiliki tiga ribu rubel lebih sedikit dan ketika itu adalah hari terakhir untuk membayar candah. Ketika bekerja, dua orang tiba-tiba datang menemui saya, salah satunya memberi saya 1.000 rubel dan yang kedua memberi saya 2.000 rubel, dan ini tidak pernah terjadi pada saya sebelumnya karena saya dulu biasa mendapatkan 300 hingga 500 rubel dari pekerjaan. Sekarang saya memberikan kelebihan penghasilan saya di jalan Allah Ta’ala.”

Jadi ini adalah beberapa peristiwa yang telah saya sajikan. Sekarang, bagaimana Allah Ta’ala memberkati orang-orang yang mempersembahkan pengorbanan harta secara tulus?

Sekarang saya juga akan mengumumkan tahun baru Tahrik Jadid setelah itu. Tahun ke88 telah berakhir pada tanggal 31 Oktober dan tahun ke-89 telah dimulai pada tanggal 1 November. Alhamdulillah, Jemaat mempersembahkan 16,4 juta pound dalam sistem keuangan Tahrik Jadid tahun ini. Meskipun keadaan ekonomi dunia memburuk cepat, namun dari sisi penerimaan 1,1 juta pound lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya dengan karunia Allah, yaitu meningkat 1,1 juta pound lebih.

Seperti sebelumnya, dengan karunia Allah Ta’ala, tahun ini juga, Jemaat Jerman menempati urutan pertama di antara Jemaat sedunia. Pakistan juga telah banyak berkontribusi dalam hal pengorbanan, tetapi keadaan ekonomi di sana buruk, disebabkan jatuhnya nilai mata uang sehingga terjadi penurunan. Dari sisi pengorbanan lainnya terjadi peningkatan. Meskipun Jerman diatas, tetapi telah menurun relatif dari sisi mata uang lokalnya. dan sebagaimana terjadi peningkatan di UK dan Amerika, jika terus mengalami peningkatan bisa bergerak lebih tinggi. Demikian pula Kanada juga meningkat, Australia juga meningkat, India juga meningkat, candah Jemaat Ghana juga meningkat.

Berdasarkan kinerja, Jemaat-Jemaat yang perlu disebutkan adalah Belanda, Prancis, Swedia, Georgia, Norwegia, Belgia, Birma, Malaysia, Selandia Baru, Bangladesh, Kiribati, Kazakstan, Tatarstan, Filipina, Jemaat di Timur Tengah.

Berdasarkan penerimaan total diantara Jemaat Jemaat di Afrika adalah Ghana, diikuti oleh Mauritius, Nigeria, Burkina Faso, Tanzania, Gambia, Liberia, Uganda, Sierra Leone dan Benin.

Berdasarkan pembayaran per kapita, Amerika Serikat menempati urutan pertama, diikuti oleh Inggris dan Australia.

Jumlah total yang ikut serta dalam pengorbanan tahrik Jadid adalah 1.594.000 dengan karunia Allah SWT. Di antara negara-negara Afrika terkemuka yang meningkat dibandingkan tahun lalu adalah Nigeria, Guinea-Bissau, Kongo Brazvuile, Guinea-Conakry, Tanzania, Kongo Kinshasa, Gambia, Kamerun, Pantai Gading, Niger, Senegal dan Burkina Faso.

Rekening daftar awwal tetap berlangsung dengan karunia Allah Ta’ala.

Sepuluh Jemaat teratas Jerman adalah [1] Rödermark, [2] Rodgau, [3] Mahdi-Abad, [4] Nieda, [5] Köln (Cologne), [6] Flörsheim, [7] Neuss, [8] Pinneberg, [9] Osnabrück, [10] Friedberg; sedangkan Imarat lokal diantaranya Hamburg, Frankfurt, Gross-Gerau, Wiesbaden, Dietzenbach, Riedstadt, Morfelden, Russelsheim, Darmstadt, dan Mannheim.

Dalam hal penerimaan total di Pakistan, [1] Lahore; [2] Rabwah; [3] Karachi.

Di antara sepuluh distrik: [1] Sialkot, [2] Islamabad, [3] Gujranwala, [4] Gujarat, [5] Umerkot, [6] Hyderabad, [7] Mirpur Khas, [8] Sargodha, [9] Quetta, [10] Lodran.

Umarkot dan Mirpur Khas merupakan daerah yang beberapa hari terakhir dilanda banjir akibat hujan. Meskipun demikian pengorbanan yang dilakukan oleh orang-orang di daerah-daerah ini besar dengan karunia Allah Ta’ala. Dalam hal penerimaan, Jemaat-Jemaat perkotaan Pakistan yang paling banyak memberikan pengorbanan adalah [1] Imarat Township Lahore; [2] Emirat Darul-Zikr Lahore; [3] Emirat Model town Lahore; [4] Emirat Mughalpura Lahore; [5] Emirat Allama Iqbal Town Lahore; [6] Emirat Bait-ul-Fazl Faisalabad; [7] Emirat Azizabad Karachi; [8] Emirat Delhi Gate Lahore; [9] Emirat Karimnagar Faisalabad; 10] Emirat Saddar Karachi.

Di antara lima wilayah Inggris Raya, [1] Bait Al-Futuh; [2] Islamabad; [3] Masjid Fazl; [4] Midlands; [5] Baitul Ahsan.

Sedangkan sepuluh Jemaat terbesar di Inggris berdasarkan penerimaan total: [1] Farnham; [2] South Cheam; [3] Islamabad; [4] Worcester Park; [5] Walsall; [6] Gillingham; [7] Fazal Mosque; [8] Eoul; [9] South Aldershot; [10] Putney.

Berdasarkan penerimaan total Jemaat Jemaat kecil adalah Spin Valley, Keithley, North Wales, Northampton, Zwanli.

Dalam hal penerimaan total Jemaat-Jemaat Amerika diantaranya [1] Maryland, [2] Los Angeles, [3] North Virginia, [4] Detroit, [5] Silicon Valley, [6] Chicago, [7] Seattle, [8] Oshkosh, [9] South Virginia, [10] Atlanta, [11] Georgia, [12] North Jersey, [13] York.

Berdasarkan penerimaan total Imarat lokal Kanada: [1] Vaughan, [2] Peace Village, [3] Calgary, [4] Vancouver dan [5] Toronto.

Sepuluh Jemaat teratas India dalam hal pengorbanan adalah [1] Coimbatore, [2] Tamil Nadu, [3] Qadian, [4] Hyderabad, [5] Karulai, [6] Patha Prem, [7] Kalicut, [8] Bengalore, [9] Mela Palam, [10] Kalkuta, [11] Kerang.

Diantara sepuluh negara bagian (provinsi) dalam hal pengorbananialah [1] Kerala, [2] Tamil Nadu, [3] Karnataka, [4] Jammu Kashmir, [5] Telangana, [6] Orissa, [7] Punjab, [8] Benggal, [9] Delhi, [10] Maharashtra.

Sepuluh Jemaat teratas Australia: [1] Castle Hill, [2] Melbourne Long Warren, [3] Melbourne Berwick, [4] Marsden Park, [5] Penrith, [6] Perth, [7] Parramatta, [8] Adelaide West,  [9] ACT Canberra dan [10] Brisbane Logan East.

Demikianlah peringkatnya. Semoga Allah Ta’ala memberkati harta kekayaan dan jiwa semua orang yang mempersembahkan pengorbanan harta.

Jemaat Inggris juga telah meluncurkan situs web baru tentang sejarah Ahmadiyah di Inggris. Pekerjaan penyuntingan sejarah ini telah berlangsung selama bertahun-tahun. Website yang dikembangkan telah menerbitkan artikel-artikel penelitian tentang upaya Hadhrat Aqdas Masih Mauud (as) untuk menyempurnakan penyebaran hidayah di Barat.

Sejarah (Jemaat) Inggris diperkirakan dimulai pada tahun 1913 ketika Chaudhry Zafrullah Khan – [ralat] Chaudhry Fateh Muhammad Sayyal datang ke sini (ke Inggris). Chaudhry Fateh Muhammad Sayyal datang ke sini ketika pesan Hadhrat Masih Mau’ud (as) telah mencapai Inggris dan negara-negara Eropa lainnya bersamaan dengan penda’waan kemujaddidan beliau, ketika Hadhrat Masih Mau’ud (as) mencetak sepucuk surat dan selebaran berbahasa Inggris sebanyak 8.000 (delapan ribu) eksemplar lalu dikirim ke para pendeta terkenal dan dihormati di India dan Inggris dan juga kepada para pemimpin masyarakat dan agama di berbagai tempat yang mungkin terjangkau pesan ini pada waktu itu guna memenuhi hujjah. Contohnya adalah di Inggris, seorang politisi bernama Charles Breedlaw yang seorang Atheis, telah menerima undangan beliau (as) pada tahun 1885. Hal ini dimuat oleh surat kabar lokal, Cor Constitution, edisi 8 Juni 1885. Begitu juga Henry Steele Alcott, salah satu pendiri The Theosophist Society, juga menerima undangan ini pada tahun 1886, yang dimuat pada edisi September 1886 di surat kabarnya, The Theosophist.

Di situs web ini, telah disiapkan sebuah timeline era yang diberkati dari Hadhrat Aqdas Masih Mauud as, di mana fakta-fakta berdasarkan pesan kebenaran di Barat telah diuraikan. Juga, timeline lain telah disiapkan dengan nama Muballigh Perintis, di mana para muballigh awal termasuk Sahabat Hadhrat Masih Mau’ud (as) diperkenalkan dan disebutkan juga rekam pengkhidmatan mereka di Inggris. Begitu juga, penelitian rinci tentang nubuatan Hadhrat Masih Mau’ud (as) telah diterbitkan berkenaan dengan Pendeta Piggot. Demikian pula, artikel penelitian berdasarkan sejarah telah diterbitkan, yang akan menjelaskan kepada generasi muda apa tujuan sebenarnya dari mereka dan nenek moyang mereka datang ke negara-negara ini. Alamat website ini adalah history.Ahmadiyya.uk

Ini akan dimulai dari hari ini. Memang ini sudah dimulai, tetapi mereka ingin melakukan peresmian formal pada hari ini. Semoga ini bermanfaat bagi kita dan juga orang lain.

Khotbah II


الْحَمْدُ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنُؤْمِنُ بِهِ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْهِ وَنَعُوْذ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا – مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ – وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ – عِبَادَ اللهِ! رَحِمَكُمُ اللهُ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذكَّرُوْنَ – أُذكُرُوا اللهَ يَذكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Penerjemah: Mln. Mahmud Ahmad Wardi, Syahid (London-UK), Mln. Hasyim dan Mln. Fazli ‘Umar Faruq. Editor: Dildaar Ahmad Dartono.

Sumber referensi: www.alislam.org (website resmi Jemaat Ahmadiyah Internasional bahasa Inggris dan Urdu) dan https://www.islamahmadiyya.net/sermon.asp?recordId=34548 (website resmi Jemaat Ahmadiyah Internasional bahasa Arab).


[1] Sunan Abi Dawud 2498, Kitab Al-Jihad (كتاب الجهاد), bab pelipatgandaan pahala dzikr – Chapter: Doubling (The Reward For) The Remembrance In The Cause Of Allah, The Mighty And Sublime (باب فِي تَضْعِيفِ الذِّكْرِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ تَعَالَى).

Leave a Reply

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.