ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Ringkasan Khutbah Jum’at
Ringkasan Khotbah Jum'at yang disampaikan oleh Hadhrat Khalīfatul-Masīh V aba pada tanggal 07 Juli 2023 di Masjid Mubarak, Islamabad, Tilford, UK.
KEHIDUPAN HADHRAT RASULULLAH SAW. (VI):
PERISTIWA DI DALAM PERANG BADAR
Setelah membaca tasyahud, ta’awwudz dan surah Al-Fatihah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. bersabda bahwa di dalam khotbah sebelumnya, beliau aba. telah menceritakan perihal ketakutan yang melanda orang-orang kafir Mekah terhadap umat Islam, dan salah satunya yang beliau aba. sampaikan adalah mengenai perselisihan antara Abu Jahal dan Utbah.
Hudhur aba. bersabda bahwa Utbah bin Rabi’ah bergerak maju untuk berduel satu lawan satu. Beberapa pemuda dari kaum Anshar lalu menanggapi tantangannya. Akan tetapi, Utbah bertanya, “Siapa kalian?” Ketika mereka memberitahunya, Utbah mengatakan bahwa dia tidak memiliki urusan dengan mereka. Satu-satunya niatnya adalah untuk berperang melawan kerabat mereka sendiri yang sama-sama berasal dari suku Quraisy. Dia memanggil-manggil Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. dan berkata bahwasanya beliau saw. harus mengirimkan orang-orang yang bisa berduel dengannya dan yang berasal dari keluarga mereka (Quraisy). Oleh karena itu, Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. lalu memanggil Hadhrat Hamzah ra., Hadhrat Ali ra. dan Hadhrat Ubaidah bin Harits ra. Hadhrat Hamzah ra. melawan Utbah, Hadhrat Ali. ra. melawan Shaibah, dan Hadhrat Ubaidah ra. melawan Walid. Hadhrat Hamzah ra. dan Hadhrat Ali ra. Keduanya berhasil memenangkan pertarungan, sedangkan Hadhrat Ubaidah ra. terluka dan Hadhrat Hamzah ra. dan Hadhrat Ali ra. pergi untuk membantunya.
Selama pertempuran tersebut, Hadhrat Ubaidah ra. kehilangan kakinya. Ketika beliau ra. dibawa untuk menghadap Hadhrat Muhammad Rasulullah saw., beliau ra. bertanya, apakah dia akan dianggap sebagai seorang syahid? Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. lalu menjawab bahwa tentu saja beliau ra. akan dianggap sebagai seorang syuhada. Dalam perjalanan kembali dari Badar, Hadhrat Ubaidah ra. meninggal dunia disebabkan luka-lukanya dan menjadi seorang syahid. Diriwayatkan bahwa ketika beliau ra. kehilangan kakinya dan dibawa ke hadapan Hadhrat Muhammad Rasulullah saw., beliau ra. dibaringkan di dekat Nabi saw, dan beliau saw. meletakkan kaki beliau saw. yang penuh berkat di bawah Ubaidah ra.
Ketika kedua belah pihak akan bertempur satu sama lain di medan pertempuran, Abu Jahal berdoa agar orang-orang yang memutuskan hubungan kekerabatan dan mengatakan hal-hal yang belum pernah didengar sebelumnya, maka orang itu harus binasa. Hadhrat Masih Mau’ud as. menjelaskan bahwa mungkin saja Abu Jahal mengira bahwasanya kehidupan Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. tidaklah suci dan murni (naudzubillah min dzalik) sehingga membuatnya berdoa seperti itu. Namun, tidak lebih dari satu jam setelah memanjatkan doa tersebut, Abu Jahal sendiri kehilangan nyawanya dalam pertempuran di medan perang.
Maqam Surga Diberikan kepada Para Syuhada Badar
Hudhur aba. bersabda, diriwayatkan bahwa meskipun umat Islam kalah jumlah dan perlengkapannya jauh lebih sedikit, akan tetapi mereka memiliki sesuatu yang tidak ada kekuatan apa pun di dunia ini yang dapat mengalahkannya. Dan kekuatan itu adalah keimanan yang hidup. Keimanan ini-lah yang memberikan kekuatan yang sangat luar biasa kepada mereka. Mereka memperlihatkan contoh pengkhidmatan kepada agama yang tiada taranya dan yang belum pernah ada sebelumnya.
Hudhur aba. mengatakan bahwa syahid pertama di dalam agama Islam adalah Hadhrat Mahjah ra., seorang budak milik Hadhrat Umar ra. yang dibebaskan, karena beliau dijadikan sasaran panah yang diletakkan di lehernya.
Seorang pemuda, Haritsah bin Suraqah bin Harits ra. telah disyahidkan di masa terjadinya perang Badar. Ibunda beliau ra. kemudian pergi menemui Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. dan bertanya apakah beliau saw. mengetahui betapa berartinya Haritsah bagi dirinya. Dia berkata bahwa jika Haritsah berada di surga, maka beliau ra. akan tetap bersabar. Akan tetapi, jika ada sesuatu yang bertentangan dengan hal tersebut, maka beliau saw. harus melihat apa yang akan dia lakukan. Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. lalu bertanya, “Apakah hanya ada satu surga? Anakmu ada di Jannatul Firdaus (maqam tertinggi dari Surga)
Para sahabat bertempur dengan penuh gagah berani. Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. memberi tahu para sahabatnya bahwa siapa pun yang berjuang dengan kesabaran dan tidak mundur melarikan diri, maka dia akan masuk surga. Hadhrat Humam ra. mengungkapkan rasa keheranannya dan bertanya-tanya, ‘Apakah satu-satunya penghalang antara aku dan surga adalah dengan cara dibunuh oleh orang-orang ini (kaum kafir Quraisy)?’ Setelah itu, beliau ra. pun langsung mengangkat pedangnya dan bertempur dengan sangat gagah dan berani sampai akhirnya beliau ra. disyahidkan.
Kematian Abu Jahal
Hudhur aba. bersabda, Hadhrat Abdur Rahman bin Auf ra. meriwayatkan bahwa selama Perang Badar, beliau melihat ke kiri dan ke kanan. Beliau ra. melihat dua orang anak laki-laki yang berdiri di sampingnya. Beliau ra. bertanya-tanya, bagaimana mungkin kedua anak laki-laki itu bisa melindunginya? Salah satu anak laki-laki itu kemudian berbisik kepada beliau ra. dan memintanya untuk menunjuk ke arah Abu Jahal agar dia bisa membunuhnya atau pun terbunuh. Kemudian, anak laki-laki yang berada di sisi lainnya juga berbisik kepadanya dan menanyakan hal yang sama. Beliau ra. pun menunjukkan Abu Jahal kepada mereka berdua. Mereka lalu segera berlari secepat kilat menuju Abu Jahal untuk membunuhnya. Keduanya adalah Mu’az dan Mu’awwiz. Salah satu dari mereka kehilangan lengannya dalam pertempuran tersebut.
Setelah pertempuran, Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. mencari-cari Abu Jahal, akan tetapi beliau saw. tidak dapat menemukannya. Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. lalu berdoa agar dia tidak melarikan diri. Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. kemudian memberikan perintah untuk mencari dan menemukan Abu Jahal. Hadhrat Abdullah bin Mas’ud ra. akhirnya menemukan Abu Jahal dalam keadaan hampir tidak bernyawa. Abu Jahal bertanya apakah mereka telah membunuh orang yang lebih terhormat darinya. Dia juga bertanya, siapa yang memenangkan pertempuran. Abu Jahal masih saja mencemooh Hadhrat Abdullah bin Mas’ud ra. Dan akhirnya, beliau ra. pun membunuhnya dan kemudian membawa jenazahnya kepada Hadhrat Rasulullah Muhammad saw. Menurut riwayat lain, Nabi saw. pergi ke tempat dimana Abu Jahal telah dibunuh. Diriwayatkan bahwasanya Nabi saw. bersabda bahwa setiap bangsa memiliki Firaun dan Firaun untuk bangsa beliau ra. adalah Abu Jahal.
Hudhur aba. mengutip sabda Khalifah Kedua, Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra. yang mengatakan bahwa bahkan keinginan terakhir dari Abu Jahal pun tidak dapat terpenuhi. Pada saat itu, sudah menjadi tradisi bahwasanya jika seorang pemimpin Mekah terbunuh, maka kepalanya akan dipenggal dari bagian bawah lehernya agar dapat dikenali. Namun, ketika Abu Jahal menyampaikan keinginannya itu, Abdullah bin Mas’ud ra. tidak memenuhinya.
Hudhur aba. mengutip tulisan Hadhrat Mirza Basyir Ahmad ra. yang menulis:
“Oleh karena itu, baik Muhajirin maupun Anshar, keduanya bertempur dengan sangat gagah berani dan penuh dengan keikhlasan. Jumlah musuh dan kekuatan peralatan tempurnya terbukti menjadi kekuatan yang hampir tidak bisa dihancurkan. Akan tetapi, hasil dari pertempuran itu belum dapat ditentukan untuk beberapa waktu. Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. tidak henti-hentinya larut di dalam doa-doa yang beliau saw. panjatkan dengan penuh kekhusyuan. Derita yang beliau saw. alami pun berlipat ganda dari waktu ke waktu. Namun, akhirnya, setelah sekian lama, Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. bangkit dari sujud dan keluar dari tenda sambil membacakan kabar gembira dari Allah Ta’ala berikut ini:
“Pasukan Quraisy pasti akan dikalahkan dan menunjukkan punggung mereka dalam pelarian.’ (The Life & Character of the Seal of Prophets saw, Vol 2, hal. 153)
Hudhur aba. mengutip kembali tulisan dari Hadhrat Mirza Basyir Ahmad ra. yang menulis:
“Melangkah keluar dari tendanya, Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. melirik ke empat arah untuk menemukan medan pertempuran yang sedang memanas disebabkan oleh adanya pertumpahan darah. Pada saat itu, Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. mengambil segenggam pasir dan kerikil dan melemparkannya ke arah orang-orang kafir, dan dengan sungguh-sungguh berseru, “Semoga wajah mereka hancur.” Kemudian, Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. memanggil para sahabat untuk melancarkan serangan mendadak. Ketika suara majikan mereka yang paling dicintai sampai ke telinga mereka, maka mereka pun langsung meneriakkan “Allahu Akbar”, dan bergerak maju untuk melakukan serangan dadakan. Di sisi lain, Nabi saw. baru saja melempar segenggam pasir ketika hembusan angin mulai memenuhi mata, mulut dan hidung orang- orang kafir dengan kerikil. Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. bersabda, “Ini adalah pasukan malaikat Tuhan yang telah datang untuk mendukung kita dengan bantuan Ilahi.” Di beberapa riwayat, juga diceritakan bahwa pada saat itu, beberapa orang bahkan melihat para malaikat tersebut. Bagaimana pun, kepala suku seperti ‘Utbah, Shaibah dan Abu Jahal, telah bercampur menjadi debu. Akibat serangan instan yang dilakukan oleh kaum Muslimin dan hembusan angina/badai yang datang tiba-tiba menyebabkan kaum Quraisy mulai kehilangan kekuatan dan kepanikan dengan cepat menyebar di antara pasukan Quraisy. Medan pertempuran telah selesai dalam waktu yang singkat.” (The Life & Character of the Seal of Prophets saw, Vol 2, hlm. 153-154)
Dukungan Ilahi Untuk Menolong Umat Islam
Di saat Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. melemparkan kerikil itulah, Allah Ta’ala mewahyukan,
‘Dan bukan engkau (Muhammad) yang melempar (pasir) ketika engkau melempar, melainkan Allah-lah yang telah melempar.” (QS. Al-Anfal 8: 18)
Hudhur aba. bersabda bahwa Allah Ta’ala menyatakan di dalam Al-Qur’an,
“(Dan ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhan-mu, lalu Dia mengabulkan doamu. Sesungguhnya Aku akan membantumu dengan seribu malaikat berlapis-lapis.” (QS. Al-Anfal 8: 10)
Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. bersaksi tentang malaikat yang turun sewaktu pertempuran. Pada hari Badar, Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. menunjuk ke arah malaikat Jibril yang sedang menunggang kuda. Diriwayatkan bahwa malaikat Jibril mendatangi Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. dan bertanya maqam/derajat apakah yang akan beliau saw. berikan kepada umat Islam yang ikut serta di dalam Perang Badar? Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. bersabda bahwa mereka akan menjadi golongan yang terbaik dari antara umat Islam. Jibril menjawab bahwa begitu juga para malaikat yang mengambil bagian dalam Perang Badar akan lebih unggul. Bahkan orang-orang kafir Mekah pun bersaksi bahwasanya mereka melihat makhluk putih yang menunggang kuda dan ikut bertempur di dalam pertempuran itu. Para sahabat lainnya meriwayatkan bahwa pada hari Badar, keistimewaan para malaikat adalah mereka mengenakan sorban putih. Hudhur aba. menjelaskan bahwa di saat beberapa orang menganggap bahwa ini hanyalah merupakan kabar gembira tentang adanya pertolongan Ilahi dan bukan malaikat yang benar-benar turun, akan tetapi riwayat-riwayat yang shahih juga dengan jelas menunjukkan bahwa para malaikat memang turun selama pertempuran dalam bentuk yang bahkan dapat dilihat juga oleh orang-orang kafir.
Hudhur aba. mengutip sabda Hadhrat Masih Mau’ud as. yang menjelaskan bahwa di dalam kebijaksanaan Allah Ta’ala yang tak terbatas, Dia membuat musuh terlihat sedikit di hadapan Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. di dalam sebuah mimpi sehingga umat Islam tidak akan kehilangan harapan sejak awal. Demikian pula, dalam sebuah kasyaf, Allah Ta’ala membuat ribuan malaikat muncul selama Perang Badar untuk meningkatkan kepercayaan diri umat Islam dan agar mereka tahu bahwasanya mereka tidak sendirian.
Hudhur aba. menyampaikan bahwa pertempuran berakhir dengan kemenangan meyakinkan bagi umat Islam. Dalam pertempuran itu, 14 orang Muslim disyahidkan, sementara 70 orang Mekah mati terbunuh, dan banyak di antara yang mati itu adalah kepala suku kepala suku di Mekah.
Hudhur aba. bersabda bahwa beliau aba. akan menyampaikan peristiwa ini lagi di masa yang akan datang.
Doa untuk Umat Islam
Hudhur aba. bersabda bahwa beliau aba. ingin menarik perhatian kita semua terhadap doa-doa yang dipanjatkan secara khusus. Hudhur aba. menginstruksikan untuk berdoa bagi umat Islam di Palestina. Semoga Allah Ta’ala memberikan kemudahan bagi mereka dan membantu orang-orang yang tertindas. Semoga Allah Ta’ala memberi mereka kepemimpinan yang dapat memenuhi hak-hak mereka, membimbing mereka, dan berupaya sekuat tenaga untuk menghentikan penindasan yang mereka lakukan. Umat Islam di sana menjadi sangat tertindas, dan sepertinya tidak ada yang membantu mereka. Jika umat Islam bersatu maka hal-hal seperti itu dapat dihindari.
Hudhur aba. bersama, hal yang sama terjadi juga di Swedia, dan di negara-negara lainnya di mana orang-orang diberi kebebasan dan kedaulatan atas nama kebebasan berekspresi dan berbicara, mereka melukai perasaan umat Islam. Mereka tidak menghormati Al-Qur’an atau mengucapkan kata-kata yang merendahkan derajat Hadhrat Muhammad Rasulullah saw. Hudhur aba. mengatakan bahwa hal ini juga disebabkan karena timbulnya perpecahan di kalangan umat Islam sendiri. Bahkan jika umat Islam bereaksi dengan demonstrasi-demonstrasi, itu hanya akan bersifat sementara dan tidaklah efektif.
Umat Islam juga menjadi sasaran di Prancis, namun reaksi umat Islam juga salah. Kerusuhan dan penjarahan tidak akan menghasilkan apa-apa. Umat Islam harus melandaskan tindakan mereka sesuai dengan ajaran Islam. Ketika kata-kata dan tindakan mereka selaras dengan ajaran Islam, maka barulah mereka akan melihat kesuksesan.
Hudhur aba. bersabda bahwa yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa, khususnya untuk dunia Islam dan untuk seluruh dunia secara umum. Semoga Allah Ta’ala melindungi semua orang dari kekejaman dan semoga kedamaian menguasai dunia. Semoga semua orang memahami pentingnya memenuhi hak masing-masing. Jika tidak, maka dunia akan mengarah kepada kehancuran yang sangat luar biasa. Semoga Allah Ta’ala merahmati kita semua.
Hudhur aba. juga memberi petunjuk untuk secara khusus berdoa bagi para Ahmadi di Pakistan, agar Allah Ta’ala melindungi mereka semua dari segala keburukan.
Hudhur aba. mengatakan bahwa di Prancis, ada banyak demonstrasi-demonstrasi yang terjadi, dan disebutkan bahwa demonstrasi itu dilakukan demi seorang anak laki-laki yang terbunuh. Akan tetapi, tampaknya tidak demikian. Penggalangan dana yang dilakukan untuk anak lelaki itu hanya menghasilkan 200.000 Euro, sedangkan untuk petugas polisi yang ditahan, lebih dari satu juta euro telah terkumpul. Hanya Allah Ta’ala yang dapat memberikan rahmat dan karunia-Nya, menjadikan orang-orang ini untuk melangkah dengan adil, dan memungkinkan umat Islam untuk bersatu.
Diringkas oleh: The Review of Religions
Diterjemahkan oleh: Irfan HR
DOA KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنُؤْمِنُ بِهِ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْهِ
وَنَعُوْذ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ
وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
عِبَادَ اللهِ رَحِمَكُمُ اللهُ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذكَّرُوْنَ
أُذكُرُوا اللهَ يَذكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ