Kesabaran, Doa, Ketabahan dan Kerendahan Hati

-+=

ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Ringkasan Khutbah Jum’at

Ringkasan Khotbah Jum'at yang disampaikan oleh Hadhrat Khalīfatul-Masīh V aba pada tanggal 28 Apr 2023 di Masjid Mubarak, Islamabad, Tilford, UK.

KESABARAN, DOA, KETABAHAN DAN KERENDAHAN HATI

Setelah membaca tasyahud, ta’awwudz dan surah al-Fatihah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. bersabda bahwa beberapa orang menulis kepada beliau aba. dan mereka bahkan menyampaikan berbagai macam argumen untuk mencoba membuktikan bahwa sehubungan dengan kesulitan dan penderitaan yang dihadapi oleh Jemaat Muslim Ahmadiyah di Pakistan dan juga di berbagai negara lainnya, para Ahmadi seharusnya tidak cukup hanya bersabar saja tetapi juga harus melakukan tindakan pembalasan.

Hudhur aba. bersabda bahwa beberapa orang bahkan mengutip beberapa contoh dari Hadhrat Muslih Mau’ud ra. dan mengatakan bahwa beliau ra. memberikan izin kepada mereka untuk melakukan tindakan pembalasan. Akan tetapi, Hudhur aba. kemudian menjelaskan bahwa sungguh keliru jika contoh yang mereka kemukakan itu dianggap berasal dari Hadhrat Muslih Mau’ud ra. Ada kemungkinan bahwa dalam keadaan-keadaan tertentu yang sangat spesifik, Hadhrat Muslih Mau’ud ra. mungkin saja telah memberikan izin untuk membalas (dalam batas-batas hukum yang berlaku), namun itu juga dilakukan setelah melalui pertimbangan yang sangat matang dan hati-hati. Selain itu, jika memang ada kondisi yang seperti itu, aksi protes itu benar-benar harus sesuai dengan izin Khalifah dan tidak diserahkan kepada para pengurus lainnya.

Kesabaran Merupakan Ajaran Islam.

Hudhur aba. bersabda bahwa sebelum terjadinya pemisahan Pakistan dan India, ketika India berada di bawah kekuasaan Inggris, ada beberapa orang perwira Inggris yang menentang Ahmadiyah dan mengatakan bahwa beberapa pidato yang disampaikan oleh Hadhrat Muslih Mau’ud ra. bersifat provokatif. Mereka melakukannya semata-mata untuk menghasut orang-orang supaya menyerang beliau ra. Namun, mereka selalu gagal dalam upayanya itu, karena Hadhrat Muslih Mau’ud ra. selalu menasihati Jemaat untuk tetap bersabar. Justru para perwira penentang itu membuktikan sendiri bahwa ketika mereka berpikir bahwa pidato yang disampaikan oleh Hadhrat Muslih Mau’ud ra. akan memicu tindakan pembalasan (dari pihak Jemaat), beliau ra. justru malah mendesak anggotanya untuk tetap tabah dan bersabar.

Hudhur aba. menyampaikan bahwa tentu saja memang seperti itu seharusnya, karena Hadhrat Muslih Mau’ud ra. tidak akan pernah menyarankan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Islam dan ajaran Nabi Muhammad Rasulullah saw. Hadhrat Masih Mau’ud as. menasihati Jemaatnya di dalam berbagai macam kesempatan untuk senantiasa berlaku sabar sembari terus memanjatkan doa. Bahkan beliau as. bersabda bahwa jika seseorang tidak memiliki kekuatan untuk berjalan di atas jalan yang paling sulit tanpa memperlihatkan kesabaran, maka ia bebas untuk meninggalkan beliau as.

Hudhur aba. seringkali ditanya berkenaan dengan topik ini oleh berbagai media dan jurnalis. Beliau aba. biasanya menjawab bahwa sering kali, orang-orang yang menentang Jemaat ini adalah orang-orang yang pada akhirnya akan bergabung dengan Jemaat dan justru akan bai’at menerima Ahmadiyah. Hudhur aba. bersbada, sebenarnya, kami juga bisa saja menunjukkan agresi yang sama, seperti yang ditujukan kepada kami. Akan tetapi, kami adalah orang-orang yang telah beriman kepada Al-Masih akhir zaman yang datang ke dunia ini untuk menciptakan perdamaian dan yang menasihati kami untuk senantiasa tetap bersabar. Meskipun demikian, jika ada jalur hukum yang bisa diambil maka langkah-langkah seperti itu bisa saja ditempuh. Namun, pada kenyataannya, ada kalanya meski tanpa menempuh jalur hukum sekali pun, Allah Ta’ala memanifestasikan sarana-sarana pertolongan-Nya kepada kami. Hudhur aba. bersabda bahwa orang-orang tercengang mendengar tanggapan tersebut dan memuji dengan mengatakan bahwa memang seperti itulah cara hidup orang-orang yang mencintai perdamaian.

Makna Sejati dari Sabar

Di dalam sebuah khotbah, Hadhrat Muslih Mau’ud ra. menjelaskan arti sebenarnya dari kesabaran. Hudhur aba. bersabda bahwa beliau aba. akan menyampaikan poin-poin di dalam khotbah tersebut, bersamaan dengan petunjuk-petunjuk dari Hadhrat Masih Mau’ud as. tentang kesabaran.

Hadhrat Muslih Mau’ud ra. menganggap kesabaran sebagai hal yang sangat penting. Beliau ra. bersabda bahwa kesabaran adalah salah satu tanggung jawab yang paling utama bagi jemaat yang didirikan oleh seorang nabi. Tidak ada Jemaat mana pun yang berhasil tanpa mengamalkan kesabaran. Hadhrat Muslih Mau’ud ra. lebih lanjut menjelaskan bahwa ada dua jenis kesabaran; yang pertama yaitu menunjukkan kesabaran meskipun sebenarnya ia sangat mampu untuk membalasnya, dan yang kedua adalah kesabaran yang ditunjukkan dalam kondisi yang tidak berdaya untuk melawan.

Terkait:   Riwayat Umar bin Khattab (Seri 12)

Hudhur aba. bersabda bahwa ketika kita menganalisa arti dari ‘sabar’ dalam bahasa Arab, maka kita mendapati bahwa maknanya sangatlah luas. Berdasarkan berbagai contoh yang terdapat di dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala telah memerintahkan kesabaran dengan berbagai makna dari ‘sabar’ itu sendiri, yang telah dijelaskan oleh berbagai macam kamus bahasa. Dengan contoh-contoh tersebut, maka jelaslah bahwa ‘sabar’ memiliki tiga makna yang utama:

  1. Menghindari dosa
  2. Konsisten dalam melakukan perbuatan baik
  3. Menghindari ratapan yang berlebihan dan ketakutan

Hudhur aba. bersabda bahwa berdasarkan makna yang pertama, seseorang harus memerangi keburukan-keburukan yang dapat menariknya dan melindungi dirinya dari keburukan-keburukan yang dapat menariknya di masa depan. Kesabaran bukan hanya duduk-duduk berpangku tangan saja, melainkan melakukan upaya yang terus-menerus untuk pensuciaan batin. Orang-orang seperti itu akan merasakan pertolongan Allah Ta’ala dengan cara yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Para penentang sedang menunggu kita untuk menanggalkan kesabaran itu supaya kita mulai bertingkah laku seperti mereka, sehingga mereka dapat berhasil dalam tujuan mereka. Akan tetapi, Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk menggunakan kebijaksanaan.

Hudhur aba. bersabda bahwa berdasarkan makna yang kedua, dijelaskan bahwa seseorang harus secara konsisten melakukan tindakan kebajikan yang sudah dilakukan dan juga melakukan kebaikan-kebaikan yang belum mampu mereka lakukan. Hal ini sebenarnya adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala yang dapat dicapai dengan perantaraan doa, sebagaimana firman Allah Ta’ala di dalam Al-Qur’an:

“Dan mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya hal itu sangat berat kecuali bagi orang-orang yang rendah hati.” (QS. Al-Baqarah 2: 46)

Di tempat lain, Allah Ta’ala menyatakan di dalam Al-Qur’an:

“Dan orang-orang yang sabar mencari keridhaan Tuhan mereka, dan mendirikan shalat dan menginfakkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka, secara sembunyi dan terang-terangan, serta menolak keburukan dengan kebaikan, bagi mereka itulah akan ada ganjaran tempat kesudahan yang terbaik.” (QS. Ar-Ra’d 13: 23)

Hudhur aba. bersabda, kesabaran, konsistensi, kerendahan hati dan doa adalah sarana utama untuk meraih ridha Allah Ta’ala dan hal ini hanya akan dapat dicapai ketika kita menjalani hidup kita dengan cara yang memungkinkan kita untuk meraih ridha Allah Ta’ala.

Makna ‘sabar’ yang ketiga adalah terhindar dari kecemasan/kepanikan yang berlebihan di saat-saat sulit menerpa kita. Hendaknya kita selalu ingat bahwa apapun yang kita miliki adalah anugerah dari Allah Ta’ala Yang Maha Esa. Jika Dia mengambilnya kembali, maka Dia akan memberikan sesuatu yang lain sebagai gantinya. Inilah mentalitas orang-orang yang saleh dan sabar.

Berlaku Sabar Semata-mata demi Allah Ta’ala.

Hudhur aba. bersabda, hendaknya harus senantiasa diingat bahwasanya kesabaran itu timbul tidak boleh disebabkan oleh kelemahan atau ketakutan-ketakutan yang sifatnya duniawi semata, melainkan kesabaran itu harus timbul semata-mata demi Allah Ta’ala dan yang sesuai dengan perintah-Nya. Kita memerintahkan untuk tetap bersabar semata- mata karena itu adalah perintah dari Allah Ta’ala Yang Maha Esa. Jika hanya sekedar menunjukkan pembalasan, maka pasti banyak sekali Ahmadi yang siap untuk membalas (perlakuan-perlakuan mereka) tanpa rasa takut akan kehilangan nyawanya sendiri. Namun, hal itu akan bertentangan dengan ajaran Islam. Kita membenci tindakan seperti itu karena tidak sesuai dengan perilaku dari Jemaat-nya para nabi. Kita pun telah berjanji untuk melindungi umat manusia dari segala macam keburukan.

Pada suatu kesempatan, Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda bahwa perilaku seseorang harus menunjukkan perbedaan antara kesabaran dan tidak memiliki kehormatan dan rasa malu. Misalnya, jika seseorang meminta orang lain untuk meminjamkan sejumlah uang kepadanya, dan orang itu lalu mengejek dan mempermalukannya sehingga orang yang meminta itu berpikir bahwa karena dia berada dalam posisi yang lebih lemah untuk meminta uang kepada orang lain, dia harus menahan hinaan itu dan kemudian ikut tertawa bersamanya, maka hal tersebut akan dianggap sebagai sikap hilangnya kehormatan dan harga diri. Akan tetapi, terkadang untuk kepentingan bangsa, ada kalanya kita perlu tetap diam. Inilah kesabaran yang sejati. Misalnya, jika ada kejadian di mana pembalasan berdampak negatif pada masyarakat luas namun ada orang yang masih melakukan pembalasan, maka orang seperti itu akan dianggap bodoh. Namun, bersabar untuk kebaikan yang jauh lebih besar adalah kesabaran yang sesungguhnya.

Terkait:   Keteladanan Para Sahabat Nabi Muhammad shallaLlahu ‘alaihi wa sallam (Manusia-Manusia Istimewa, seri 48)

Hudhur aba. bersabda, kadang-kadang orang-orang berpikir bahwa ketika seseorang ditangkap dengan cara-cara yang tidak sah, maka harus ada semacam demonstrasi atau huru-hara, padahal, hal tersebut tidaklah benar. Inilah yang justru diinginkan oleh para penentang agar mereka dapat melakukan lebih banyak lagi tindakan kekejaman terhadap kita. Pada saat ini, bahkan pejabat pemerintahan pun mendukung para penentang, dan jika kita menunjukkan suatu bentuk pembalasan, maka hal itu hanya akan memperburuk situasi. Bahkan ada contoh-contoh dalam sejarah kita di mana ada tindakan- tindakan pembalasan yang dilakukan oleh kita namun itu hanya memperburuk situasi. Akan tetapi, ketika kesabaran ditunjukkan dan jalur hukum yang ditempuh, maka ada beberapa contoh di mana pendekatan seperti itu terbukti berhasil. Oleh karena itu, kita tidak membalas mereka karena hal itu akan bertentangan dengan ajaran Islam. Nyatanya, kesabaran yang kita tunjukkan seringkali sangat mempengaruhi para pejabat di pemerintahan. Jika tidak, jika kita membalas seperti halnya yang diinginkan oleh para penentang, maka hal tersebut akan berdampak negatif pada orang-orang yang kepada mereka, kita sampaikan khotbah tentang ajaran Islam yang sesungguhnya.

Kita harus selalu ingat bahwa kita harus menanggung kesulitan-kesulitan yang sifatnya sementara ini dengan penuh kesabaran demi kebaikan Jemaat yang jauh lebih besar dan untuk jangka waktu yang panjang.

Respon Untuk Orang-orang Yang Mengatakan bahwa Hadhrat Masih Mau’ud Menggunakan Bahasa kasar.

Hudhur aba. bersabda bahwa Hadhrat Muslih Mau’ud ra. menanggapi orang-orang yang mengatakan bahwa pada kesempatan tertentu dalam kitab-kitabnya, Hadhrat Masih Mau’ud as. telah menggunakan bahasa kasar untuk para penentang. Oleh karena itu, kita juga seharusnya bisa juga (menggunakan bahasa-bahasa kasar seperti itu). Hadhrat Muslih Mau’ud ra. menjelaskan bahwa derajat Allah Ta’ala dan para nabi-Nya adalah unik. Jika contoh duniawi dikemukakan, maka seperti halnya seorang hakim dapat menghukum seorang pencuri sesuai dengan kejahatan mereka, namun hakim itu tidak dapat seenaknya menyebut setiap orang sebagai pencuri, karena itu akan menimbulkan kekacauan. Oleh karena itu, dengan mengutarakan kelemahan orang lain, Hadhrat Masih Mau’ud as. berusaha untuk memperbaiki mereka. Namun, ketika serangan-serangan itu menyangkut pribadi beliau as. sendiri, maka Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda bahwa beliau akan menanggung semua serangan-serangan yang dilontarkan terhadap pribadi beliau as. Hadhrat Muslih Mau’ud ra. menceritakan bahwa saat bepergian dengan kereta kuda, orang-orang biasa melempari keretanya dengan batu, bahkan ada yang masuk ke kereta melalui jendela. Namun, Hadhrat Masih Mau’ud as. hanya menunjukkan kesabaran. Kesabaran inilah yang mempengaruhi para penentang itu dan pada akhirnya justru menarik mereka untuk bai’at menerima Hadhrat Masih Mau’ud as. Hal ini masih terjadi hingga hari ini.

Hudhur aba. mengutip tulisan Hadhrat Masih Mau’ud as. yang mengatakan bahwa orang yang bersabar tidak lagi berbicara atas kemauannya sendiri, melainkan ucapannya diilhami oleh Allah Ta’ala. Oleh karena itu, kita harus tetap bersabar dan tidak menanggapi kekejaman dengan kekejaman yang serupa atau menanggapi hinaan dengan hinaan lagi. Tidak ada yang bisa dibandingkan dengan kesabaran, meskipun kesabaran itu tidaklah mudah. Tapi Allah Yang Maha Kuasa senantiasa menolong orang-orang yang sabar.

Kesabaran Memenangkan Hati.

Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda bahwa Jemaat ini akan menghadapi kesulitan yang serupa dengan yang dihadapi oleh umat Islam pada masa Nabi Muhammad saw. Namun, harus diingat bahwa kesulitan seperti itu memang perlu. Tidak ada yang lebih besar daripada para nabi, dan mereka pun harus menanggung kesulitan yang paling besar. Semakin banyak kesulitan, maka semakin banyak pula kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Tidak cukup hanya dengan sabar saja, tetapi dia juga harus tetap mendoakan para penentang itu semata-mata karena rasa kasih sayang kepada mereka. Dengan melihat contoh teladan seperti itu, mereka juga dapat terpengaruh dan pada akhirnya dapat ditarik menuju kebenaran. Kesabaran dapat memenangkan hati.

Kemudian, Hudhur aba. mengutip tulisan Hadhrat Masih Mau’ud as. yang mengatakan bahwa orang yang tidak menunjukkan kesabaran, maka ia tidak dapat termasuk ke dalam jemaatnya. Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda bahwa beliau mengalami penderitaan yang sangat besar. Orang-orang mengirimkan surat kepada beliau as. yang berisi bahasa-bahasa yang paling keji dan juga kotor. Bahkan, kadang-kadang beliau as. harus membayar untuk menerima surat-surat itu dan beliau membukanya hanya untuk mendapati bahasa-bahasa kotor yang dilontarkan kepadanya. Namun, meskipun demikian, beliau as. tetap sabar, apalagi ketika menyangkut serangan-serangan pribadi terhadapnya. Sekali pun jika beliau as. pernah menggunakan bahasa yang keras seperti yang diklaim oleh beberapa orang, itu semata-mata dilakukan demi adanya perubahan di dalam diri mereka. Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda bahwa jika beliau as. tidak diutus oleh Allah Ta’ala, maka mungkin bahasa kotor yang dilontarkan terhadapnya akan mengganggunya. Tetapi, karena mempertimbangkan bahwa beliau as. diutus oleh Allah Ta’ala, lalu bagaimana mungkin hal-hal seperti itu dapat mengganggunya?

Terkait:   Keberkatan, Penghargaan dan Tinjauan atas Jalsah Salanah UK 2022

Hudhur aba. mengutip kembali sabda Hadhrat Masih Mau’ud as. yang mengatakan bahwa sangatlah memalukan melihat umat Islam lainnya menggunakan bahasa kotor seperti itu. Tetapi bagaimanapun juga, jelas dan pasti bahwa upaya mereka akan sia-sia belaka dan mereka tidak akan dapat berbuat apa-apa untuk membendung kebenaran. Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda bahwa beliau as. diutus oleh Allah Ta’ala sesuai dengan nubuatan Nabi Muhammad saw, sehingga tidak ada pembenaran bagi para penentang untuk mengajukan keberatan terhadap beliau as. Nabi Muhammad saw. harus menanggung kesulitan dan penderitaan di tangan rakyatnya sendiri. Akan tetapi, keberhasilan dan kesuksesan beliau saw. tidak dapat dibendung. Kaum Nabi Musa as. menerima Nabi Musa as. Akan tetapi mereka gagal menerima Nabi Muhammad saw. yang memiliki kedudukan yang jauh lebih tinggi daripada Nabi Musa as. sehingga mereka pun tetap melakukan kekejaman terhadap beliau saw. Melalui itu semua, Nabi Muhammad saw. memperlihatkan standar kesabaran yang tertinggi, semuanya dilakukan tanpa mengesampingkan upaya-upaya dakwah yang beliau saw. lakukan.

Kesuksesan Tergantung Kepada Sabar.

Hudhur aba. menceritakan bahwa suatu kali, seorang Ahmadi mendatangi Hadhrat Masih Mau’ud as. dan mengatakan bahwa ada seseorang di desanya yang menimbulkan kesulitan besar kepadanya. Dia meminta Hadhrat Masih Mau’ud as. untuk berdoa agar orang itu pindah dari desanya. Hadhrat Masih Mau’ud as. tersenyum dan berkata bahwa dengan menjadi bagian dari Jemaat ini, maka ia harus berperilaku sesuai dengan ajarannya. Jika seseorang tidak menanggung kesulitan, lalu bagaimana mereka bisa menuai berkah dari Allah Ta’ala Yang Maha Esa? Kita tidak dapat membayangkan bagaimana beratnya kesulitan yang dihadapi oleh Nabi Muhammad saw. dan para sahabat beliau ra. Akan tetapi, mereka semua tetap bertahan dan pada akhirnya, semua lawan mereka pun menjadi goyah. Hal yang sama akan terjadi dengan Jemaat ini. Setelah masa kesabaran, kita akan menyaksikan kejatuhan dari para penentang. Kesabaran juga merupakan salah satu bentuk ibadah, dan Allah Ta’ala berfirman bahwa kesabaran akan diganjar dengan pahala tanpa batas. Oleh karena itu, Jemaat kita sedang ditolong oleh Allah Ta’ala karena menahan kesulitan akan memperkuat keimanan kita. Tidak ada yang seperti kesabaran.

Hudhur aba. lalu mengutip sabda Hadhrat Masih Mau’ud as. yang mengatakan bahwa keberhasilan kita tidaklah bergantung kepada pembalasan, melainkan didasarkan kepada mencari ampunan, bertaubat, memperoleh ilmu agama, mengenali Keagungan Tuhan, dan mendirikan salat lima waktu.

Hudhur aba. bersabda, inilah jalan menuju kesuksesan kita. Jika kita mengamalkan seperti halnya yang disarankan oleh Hadhrat Masih Mau’ud as., maka kita akan meraih kesukesan. Di saat para penentang meningkatkan perlawanan mereka kepada kita, maka secara bersamaan, alih-alih menunjukkan suatu bentuk pembalasan, justru kita juga harus semakin meningkatkan standar ibadah kita. Kemenangan telah dijanjikan milik kita, Insya Allah. Pada saat yang sama, kita juga harus menggunakan kebijaksanaan. Banyak masalah yang dapat diselesaikan melalui amal perbuatan dan doa-doa kita.

Hudhur aba. berdoa semoga Allah Ta’ala menganugerahkan kesabaran kepada kita, kemampuan untuk senantiasa memanjatkan doa dan memberikan taufik dan karunia untuk dapat mengamalkannya demi meraih ridha Allah Ta’ala.

Diringkas oleh: The Review of Religions
Diterjemahkan oleh: IHR

DOA KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنُؤْمِنُ بِهِ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْهِ

وَنَعُوْذ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ

وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

 عِبَادَ اللهِ رَحِمَكُمُ اللهُ

 إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى

وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذكَّرُوْنَ  

أُذكُرُوا اللهَ يَذكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.