Live In Mahasiswa IAIN Salatiga: Mengenal Ahmadiyah Langsung Dari Sumbernya

“Saya baru tau tadi pagi bahwa anak anak putri mendapat pemanjaan dari ibu-ibu lajnah, luar biasa.  Mereka terbiasa tidur di pondok yang jauh dari ini. Saya takut anak-anak tidak bisa tidur tadi malam karena kaget tidur di bintang lima seperti ini. Terimakasih atas fasilitas yang telah diberikan oleh ibu-ibu” .

Ucapan tersebut disampaikan oleh Wakil Dekan III dalam salah satu  sambutan  saat acara presentasi  di Guest House Lt. 3 Parung, Bogor.

Selain itu Beliau atas nama pimpinan fakultas menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada keluarga besar Jemaat Ahmadiyah yang telah berkenan menerima mereka dan memohon maaf atas segala kelemahan dan kekurangan para mahasisiwa/i serta memohon doa untuk perjalanan selanjutnya menuju Manislor.

Kerinduan beliau kepada kelurga besar Jemaat Ahmadiyah ini diungkapkan ketika disampaikan bahwa sebenarnya jika tidak ada pandemi, mereka sudah ada disini sejak awal September lalu, tapi Mubaligh disana selalu menahan untuk bersabar hingga kondisi memungkinkan.

Terlihat juga saat menyusun jadwal acara kunjungan ini, panitia menyatakan agar sholat Zuhur dulu di Semarang, tetapi bapak Dosen ini ingin bisa sholat magrib di Kemang sehingga beliau siap menghadirkan anak-anak didiknya jam 7 pagi.

Semangat ingin bertemu “saudara” itu tidak hanya ditunjukkan oleh dosennya saja tetapi para mahasiswanya juga telah hadir sejak pukul 6 pagi.  Manusia boleh berkehendak, tetapi Allah yang menentukan. Mobil sekolah yang direncanakan membawa rombongan ke Markaz ini ternyata terkena “pandemi” juga, AC mobilnya bermasalah. Pak Dosen memerintahkan staff kampus IAIN Salatiga, yang intinya ‘saya tidak mau tahu hari ini harus dapat mobil untuk anak-anak mahasiswa ke Bogor’.

Alhamdulillah, tidak lama kemudian staff kampus mendapatkan mobil yang masih baru, plat nomor saja belum rilis, jadi plat nomor mobil yang bermasalah dilepas dan dipasang di mobil yang baru untuk berangkat ke Bogor, dan itu terbukti dengan joknya yang masih terbungkus plastik. Saat itu ada rencana rombongan dosen pembimbing dan mahasiswa jadi satu mobil (Elf long), tetapi alhamdulillah pak dosen mendapat fasilitas satu mobil plus driver untuk ke Bogor sehingga dari IAIN Salatiga berangkat dua mobil.

Akhirnya setelah menunggu sekian lama, rombongan tiba dengan selamat di Kampus Mubarak sekitar pukul delapan malam. Acara dimulai keesokan paginya tepat pukul 9:58, diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran yang ditilawatkan oleh Mln. Buldan Burhanuddin, Mubaligh Daerah Markaz. Kemudian sambutan tuan rumah oleh bapak Mln. Mirajuddin Shd, Mubaligh Incharge. Beliau memulai sambutannya dengan mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta Keluarga Besar Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora IAIN Salatiga yang telah hadir di kemang Bogor semenjak malam, tanggal 1 Nopember.

Tak lupa beliau mengucapkan jazakumullah ahsanal jaza atas kunjungannya, semoga dapat menambah ilmu pengetahuan dan juga beliau mempersilahkan untuk mengamati, mempelajari Jemaat Ahmadiyah khususnya dan kalau bisa sampai ke akar-akarnya. Dan beliau melanjutknnya dengan Doa pembuka yang menandai dimulainya rangkaian presentasi dari tiga pemateri dan sesi tanya jawab yang dipandu oleh seorang khudam Bandung.

Terkait:   Sekilas Tentang Bendera Ahmadiyah

Materi pertama sekitar 20 menit disampaikan oleh bapak Ekky O Sabandi, selaku Sekretaris Isyaat PB. Beliau memaparkan mengenai Perkembangan Ahmadiyah. Secara  runtun beliau memaparkan Ahmadiyah mulai dari era Pra Kemerdekaan hingga perkembangan Ahmadiyah saat ini. Ditayangkan pula dalam presentasinya tokoh-tokoh Ahmadiyah yang berperan terhadap Negara Republik tercinta ini. Di tengah tengah penjelasannya, sambil memperlihatkan buku Tadzkirah, beliau bilang bahwa pertanyaan terbaik yang diajukan oleh para peserta  akan mendapat hadiah buku tersebut. Beberapa pertanyaan terlontar saat materi pertama  ini selesai. Tanya jawab pun berlangsung hangat, hingga moderator memberi peringatan bahwa materi pertama ini telah selesai.

Pemaparan materi kedua disampaikan oleh Mln. Buldan Burhanuddin dengan tema Tuhan dan Penciptaan Manusia. Tak kalah menariknya dengan materi pertama, bapak Mubda menerangkan apa tujuan manusia diciptakan, bagaimana agar manusia dapat mengenal Tuhannya, dan siapa yang dapat mengenalkan manusia pada Tuhannya. Dikupas secara runtun dengan bahasa yang mudah dipahami membuat semua peserta termasuk para pendamping menikmati santapan rohani ini dengan penuh perhatian. Sesekali terlihat tangan mereka mencatat sesuatu di bukunya. Dua puluh menit tak terasa materi telah selesai. Ketika moderator mempersilakan untuk bertanya, beberapa  dari peserta  langsung mengangkat tangannya.

Sejuknya AC pendingin di Guest House tetiba terasa hangat, sehangat tanya jawab yang semakin tajam ketika masuk pada masalah konsep kenabian. Tidak hanya Mln. Buldan saja yang menjawab, tapi para mubaligh yang hadir pun turut melengkapi jawaban satu sama lainnya.

Menikmati santapan rohani dan snack hidangan jasmani yang disediakan oleh Dhiafat PB semakin membuat lupa bahwa waktu terus merangkak maju. Tibalah di sesi pemaparan materi ketiga yang merupakan materi terakhir. Bapak Rahman selaku Sekretaris Waqf-e nou PB menjelaskan mengenai Organisasi Pendukung Ahmadiyah dan skema Waqf-e Nou dan SDM Pengembangannya. Dalam materi tersebut program lajnah disampaikan dengan jelas dan menarik, bagaimana peran lajnah terhadap pembinaannya kepada anggota, baik melalui kerohaniannya, pengetahuan, keluarganya, keterampilan hingga kepeduliaanya terhadap lingkungan. Sesi ini pun diisi dengan tanya jawab  setelah sebelumnya diputarkan video mengenai Waqf-e-Nou.

Penyerahan hadiah buku kepada peserta yang aktif bertanya  dan tukar menukar cindera mata menjadi sesi berikutnya. Semua peserta yang bertanya dihadiahi buku oleh sekr Isyaat PB yang diberikan oleh pengurus Pusat yang hadir dalam acara tersebut. Dalam kesempatan itu disampaikan  cindera mata dari Jemaat Ahmadiyah untuk IAIN Salatiga oleh Mln. Mirajuddin yang diterima oleh Wakil Dekan III bapak Abdus Syukur, demikian pula sebaliknya.  Tak lupa PPLI yang diwakil oleh tim Humas menyerahkan souvenir kepada bapak Dosen yang diabadikan dalam bentuk foto bersama.

Terkait:   Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Komunitas Lintas Iman di Solo selenggarakan Diskusi Publik secara Hybrid

Doa penutup dan sesi foto bersama mengakhiri rangkaian kunjungan Live in rombongan mahasiswa IAIN Salatiga ke Jemaat Ahmadiyah Markaz Bogor, yang terselenggara selama satu hari dua malam tersebut.

Santap siang di Langgar Khana mengobati kerinduan ramainya suasana Kampus Mubarak yang hampir dua tahun sejak pandemi melanda sepi dari kunjungan mereka yang ingin mencari kebenaran mengenai Ahmadiyah.

Sebanyak 23 orang peserta yang terdiri dari 1 orang dosen pembimbing, 8 orang mahsisiwi putri, 6 orang mahasiswa putra, 4 orang driver dari IAIN salatiga 4 orang pengantar dari JA Semarang termasuk bapak Mubaligh dan Mubdanya ini seperti yang kita ketahui tiba di Markaz sekitar pukul 8 malam lebih. Mereka diterima di GH oleh BURT Mln. Basuki dan Sadr LII beserta anggota Kehormatan ibu Zahida.  Tidak ada acara saat itu, setelah mereka menyantap makan malam yang telah disiapkan, peserta putri dibawa menuju gedung Baitul Afiyat untuk beristirahat.

Kunjungan ke beberapa lokasi baik di Baitul Afiyat dan di area Masjid merupakan salah satu agenda yang sudah disusun dalam rundown acaranya. Perpustakaan Nusrat Jahan termasuk salah satu tempat yang menarik bagi mereka. Kekaguman terpancar dari raut wajah mereka tatkala melihat salah satu area lemari yang berisi Al-Quran dalam berbagai bahasa.  Beberapa dari mereka bahkan meminta tolong untuk mengambilkan Al-Qur’an tersebut agar bisa melihat isinya dengan lebih jelas.

Selain rombongan putri yang telah lebih dulu ada di ruang perpustakaan, tak lama datanglah peserta mahasiswa laki- laki dengan didampingi dosen, Mubaligh dari Semarang, pengelola Peace Center dan sekr Isyaat PB berkunjung ke perpustakaan Lajnah ini. Setelah mengisi buku tamu, mereka langsung menyebar ke berbagai area rak buku untuk melihat lihat. Siaran MTA terpasang menemani mereka yang sedang haus dalam mencari ilmu. Salah seorang peserta putri tertarik dengan buku ‘Surga Di Bawah Telapak Kakimu’ dan meminta agar bisa dibawa pulang.

Area lain yang dikunjungi di lokasi Baitul Afiyat setelah berfoto di perpustakaan untuk kaum bapak adalah ke GH tempat peserta putri menginap.  Sementara peserta putri menuju ruang rapat pleno lantai satu. Terlihat para peserta menjinjing goodybag bertuliskan love for all hatred for none berwarna coklat. Rupanya masing masing peserta mendapat souvenir dari PPLI, Masha Allah.

Foto bersama disalah satu ruang Baitul Afiyat yang menjadi icon ini sudah menjadi agenda wajib bagi siapapun yang berkunjung ke gedung Lajnah ini. Walaupun bapak Eky sudah mewanti wanti kami untuk segera naik ke atas karena masih ada beberapa tempat yang akan dikunjungi, tapi peserta semua tidak melewatkan foto bersama untuk mengabadikan momen penuh kebahagiaan ini.

Terkait:   WORKSHOP ADVOKASI MEDIA UNTUK KOMUNITAS

Hari terakhir di kampus Mubarak ini memang tidak ingin dilewatkan begitu saja. Setelah dari Baitul Afiyat, mereka menuju kampus dan asrama Jamiah. Rupanya Prinsipal Jamiah pun sudah menunggu kedatangan mereka di depan asrama. Silaturahmi dan obrolan singkatpun tak terhindari.

Terasa suasana persaudaraan terjalin. Keramahan yang ditunjukkan oleh para pengurus Jemaat Ahmadiyah, pelayanan dan pengkhidmatan kepada para tamu mulai dari kedatangan mereka sangat ketal terasa. Ini terlihat saat Sadr LI turut menyiapkan minuman kepada tamu hingga mengambilkan bagi peserta yang belum kebagian ke tempat duduknya. Kemudian ketika rombongan putri mau menuju Baitul Afiyat, salah seorang peserta mahasiswa bertanya ke bu Sadr dimana lokasi warung. Ketika ditanya apa keperluannya dengan polos ia menjawab belum mempunyai peralatan mandi. Dengan sigap juga tim Dhiafat PPLI menyiapkan peralatan mandi bagi peserta yang tidak membawanya.

Pelayanan dan keramahan terlihat pula saat mereka tiba di ruang Peace Centre. Sekretaris Tabligh PB dan Pengelola Peace Centre menyambut kehadiran rombongan. Lagi lagi peserta disuguhkan nuansa kerohanian yang mendalam. Foto foto berbagai tokoh terpampang rapi di kiri kanan dinding, sebelum memasuki ruangan yang berisi buku-buku khazanah ilmu yang luar biasa. Beberapa buah Al-Quran dalam berbagai bahasa telah terbuka menunggu dibaca oleh mereka yang ingin mengenal Sang Pencipta-Nya.

TV layar sentuh menjadi salah satu yang juga menarik perhatian mereka. Terlihat beberapa anak AMSAW berdiskusi dengan peserta live in di depan salah satu tulisan yang terpampang di dinding. Di sisi lain terlihat ada sedang berfoto karena hampir semua area di ruangan tersebut menjadi daya tarik untuk berfoto.

Kunjungan hari itu juga diisi dengan mengunjungi kantor PB yang berada di samping dan belakang Peace Centre.  Kantor Jaidad, Wasiyat, Maal, juga kantor Raisutabligh serta beberapa mini meeting room tak dilewatkan untuk dikunjungi oleh peserta. Seperti sudah dikomando, para peserta membentuk kelompok-kelompok dan mereka bertanya kepada para pendamping yang hadir di sana selain mubaligh juga beberapa PPLI yang ada seperti tim Humas, anggota Kehormatan dan Ketua Lajnah Kemang. Dengan sabar dan penuh keramahan mereka menjelaskan apa yang ingin diketahui oleh para peserta.

Alhamdulillah MTA dapat meliput rangkaian acara kunjungan ini mulai dari persiapan di Baitul Afiyat hingga acara penutupan di Guest house lantai tiga. Dalam kesempatan itu mereka sempat mewawancarai Dosen dan wakil dari peserta putra dan putri.

Satu buah bus sekolah dan dua kendaraan pribadi meluncur meninggalkan gerbang Markaz sore itu dengan diiringi hujan rintik yang mulai turun membasahi bumi. Selamat jalan semoga kunjungan ini mendapat berkah dari Allah taala. Aamiin

Kontributor: Isye Nuraisya

Comments (1)

Tim Ahmadiyah.Id
12/11/2021, 05:02
Masha Allah....tsuma Masha Allah

Leave a Reply

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.