Hadhrat Hafiz Mirza Nasir Ahmad rh
Khalifah Masih III
Disampaikan di Rabwah, Pakistan tanggal 9 November 1965
Setelah membaca kalimat syahadat dan surah Al-Fatihah Huzur membaca ikrar dan menyatakan :
Ini adalah sebuah ikrar, saya ulangi dihadapan Anda dengan keyakinan yang khidmat, dan dengan mengingat Allah seakan-akan saya ada dalam kehadiran-Nya, dengan keyakinan penuh bahwa Dia adalah yang maha mengetahui dari hal-hal yang tidak terlihat, dengan keyakinan penuh bahwa terkutuklah orang yang memilih ingkar. Saya akan terus mengusahakan semampu saya untuk mengajak ke jalan Allah dan akan memperlakukan semua dengan cara yang baik. Oleh karena Anda telah memberikan tanggung jawab yang sangat berat kepada saya, saya percaya Anda akan terus membantu saya dengan doa dan saran supaya Allah Swt. mengabulkan manusia yang lemah dan tak berharga ini, kemampuan yang diperlukan untuk penyebaran keyakinan dan membangun Kesatuan Tuhan; dan dengan karunia dan kasih sayang-Nya menanamkan cahaya surge kedalam hati saya dan mengajari saya hal-hal yang seorang manusia tidak bisa mempelajarinya sendiri.
Saya hanya memiliki sedikit pengetahuan. Saya hanya memiliki sedikit pengetahuan,. Saya tidak mampu, saya tidak memiliki kekuatan, dan tidak mempunyai pengetahuan. Ketika nama saya diajukan, seluruh tubuh saya gemetaran dan pikiran saya mempertanyakan nilai saya. Kemudian saya teringat bahwa imam kita tercinta Masih Mau’ud as. mengatakan tentang diri beliau, meskipun beliau menerima berkah dan rahmat tak terhingga, memohon kepada Allah Swt., “ya Allah, saya seekor cacing rendah seperti debu ! Bukan anak Adam’. Waktu imam kita tercinta berserah diri kepada Allah dengan kata-kata ini “serendah debu”, saya tak mempunyai bandingan dalam tingkatan dari beliau. Pada saat yang sama terlintas di pikiran saya bahwa tak meragukan lagi bahwa saya tak berharga, dan kondisi saya tak lebih dari debu yang tidak berharga, tetapi bila Allah Swt. berkenan Dia dapat memberikan cahaya dan kekuatan yang tak terbayangkan oleh siapapun; dan Dia dapat memberikan kualitas dan pancaran yang sedemikian yang tidak dimiliki oleh emas dan berlian.
Saya tak memiliki kata-kata untuk menggambarkan kelemahan-kelemahan saya, jadi bantulah saya dengan doa Anda. Saya akan mencoba semampu saya untuk melakukan yang baik untuk Anda masing-masing. Mungkin akan ada perbedaan, bahkan diantara kita bersaudara, tetapi perbedaan tidak seharusnya menjadi sumber ketidaksatuan atau menciptakan golongan-golongan atau ketidaksatuan dalam jamaat. Pada waktu Hadhrat Khalifatul Masih II ra, wafat, dan bahkan setelah itu. Seluruh anggota keluarga Masih Mau’ud as. berikrar dengan khidamat bahwa mereka tidak akan memberikan pengorbanan apa pun yang diperlukan tetapi tidak akan membiarkan satupun perpecahan terjadi dalam jamaat. Mereka akan memberikan pengorbanan apapun yang diperlukan tetapi tidak akan membiarkan kepentingan pribadi di atas kepentingan Jamaat dalam cara bagaimana pun juga. Kepentingan Jamaat akan selalu yang utama dalam semua keadaan.
Sayyidina Hadhrat Khalifatul Masih II ra diberikan kesuksesan luar biasa oleh Allah Swt., dan beliau telah memenuhi tugas yang diberikan Allah kepadanya dengan sangat baik. Sekarang tugas kitalah untuk tidak membiarkan kelemahan apa pun untuk terjadi. dalam hal ini kemarin seorang teman ingin bicara dengan saya, tetapi saya yakinkan kepada Anda bahwa tidak satupun anggota keluarga Masih Mau’ud as. akan mengorbankan kepentingan jamaat untuk kepentingan pribadi. Setiap anggota keluarga Masih Mau’ud as, adalah milik Allah, milik Masih Mau’ud as., dan milik jamaat. Tidak akan ada kelemahan atau sengketa diantara kami. Karena itulah tanggung jawab ini telah diletakkan diatas pundak saya oleh Allah Swt. Dan anda telah memilih saya, saya terlalu lemah, dan karenanya tugas Andalah untuk membantu saya dengan doa supaya Allah Swt. Memberi saya kemampuan untuk melaksanakan tanggung jawab saya secara penuh dan supaya tidak ada halangan dalam jalan pelayanan dan publikasi keimanan; sebaliknya dengan karunia dan kasih sayang Allah Swt., semoga pelayanan kita terus tumbuh dan berkembang hingga islam mencapai kejayaan dan menang sebagai keyakinan yang benar diatas segala agama palsu.
Anda akan melihat bahwa saya bersimpati dan penyayang, karena begitulah cara Hadhrat Muslih Mau’ud Khalifatul Masih II re telah mendidik kami. Waktu saya muda, tumbuh di bawah bimbingannya dan sekarang saya mencapai usia sekarang ini, selama itu kami menjadi sadar bahwa adalah harapannya agar anak-anaknya menjadi sumber kebaikan bagi manusia , tidak seorangpun menderita kesulitan karena mereka; keinginan ini disampaikan dalam kalimat;
“Ya Tuhanku, buatlah supaya mata hanya melihat kebaikan (dalam diri mereka)”.
Kemudian ibu saya, yang membesarkan saya dalam pengawasannya, Hadhrat Amma Jan Nusrat Jehan Begum Sahiba, istri dari Masih Mau’ud as., yang pelatihannya tidak bisa ditandingi kualitasnya oleh psikolog ahli manapaun. Untuk memberi contoh, saya ingat, beliau memiliki dua orang yatim piatu, dua kakak beradik laki dan perempuan, yang beliau besarkan, beliau beri pakaian, beliau bersihkan kutu rambutnya, saya ingat suatu hari di ruang makan Hadhrat Amma Jan menyuruh kedua anak itu duduk disebelahnya. Saya tidak tahu apa yang mempengaruhi saya , tetapi saya tidak datang dan tidak duduk dengan anak-anak itu. Hasilnya, Hadhrat Amma Jan tidak menawarkan saya makanan, samapai saya bertanya pada beliau secara pribadi pada malam harinya dan kemudian makan. Ada sebuah pelajaran, bahwa yang disebut oleh semua orang di dunia sebagai yatim piatu dan tak berdaya, para pembantu Allah yang sejati mengerti bahwa adalah tugas mereka untuk melindungi dan menjadi perawat mereka.
(Harian Al Fazl Rabwah tanggal 17 November 1965)