Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba)
Pidato Peresmian Masjid Baitul Ikram, Leicester, 22 Februari 2016
Assalamualaikum warohmatullahi wa barokaatuhu
Pertama-tama saya ingin mengambil kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih kepada tuan-tuan semua yang telah menerima undangan kami pada peresmian masjid baru kami di Leicester. Kehadiran tuan-tuan membuktikan bahwa tuan-tuan adalah orang-orang yang berhati terbuka yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan peduli pada sentimen dan perasaan orang lain. Tidak berlebihan jika saya katakan bahwa ini adalah nilai dan kualitas yang telah ditunjukkan oleh orang-orang di kota ini selama berabad-abad.
Memang, selama lebih dari seribu tahun Leicester telah menjadi rumah bagi orang-orang dari berbagai budaya dan kepercayaan yang menyadari akan pentingnya bersatu dan hidup dalam damai. Jika kita melihat sejarah kuno kota ini, kita pelajari bahwa terdapat beberapa perang atau konflik antara Viking dan Anglo Saxon. Namun pada akhirnya mereka mengerti bahwa hidup bersama dengan kedamaian dan keamanan dan melindungi hak satu sama lain adalah tujuan semua orang dan saling menguntungkan. Ketika saya baru-baru ini membaca tentang Leicester dan sejarahnya, saya mengetahui bahwa tradisi multikulturalisme kota ini tidak terbatas pada masa lalu saja, tetapi tetap berlanjut hingga hari ini.
Menurut sensus 2011, Leicester tetap menjadi salah satu kota paling multi-etnis di Inggris. Bahkan, saya baru-baru ini membaca tentang Narborough Road yang dalam sejarah dikatakan bahwa Narborough Road di Leicester secara resmi diakui sebagai jalan yang paling beragam secara etnis di seluruh negeri. Menurut pendapat saya, ini harus dianggap sebagai lencana kehormatan kota ini dan sebagai bukti model integrasi dan inklusivitas Leicester yang sukses. Ini adalah ciri khas yang tidak boleh ditinggalkan atau diabaikan.
Karena kita saat ini hidup di masa-masa yang sangat genting, saat sebagian besar dunia diliputi oleh kerusakan dan ketidakadilan, maka ini menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi kita, dengan cara mempromosikan dan menyebarkan nilai-nilai toleransi yang telah dicontohkan oleh kota ini sejak lama.
Kita semua harus berupaya menyatukan masyarakat di bawah payung kemanusiaan dan menumbuhkan semangat saling menghormati nilai-nilai agama satu sama lain. Berdasarkan sejarah dan pengalaman kota ini di masa lalu, maka penting bagi orang-orang untuk memahami bahwa perdamaian dan keamanan hanya dapat dicapai melalui cinta, toleransi dan saling menghormati.
Keistimewaan lain kota ini adalah selain memiliki keragaman budaya dan etnis, Leicester juga merupakan rumah bagi berbagai agama dan keyakinan. Saya percaya bahwa keragaman ini semakin memperkaya kota Anda dan menambah menambah keindahan dan daya tariknya.
Dengan begitu banyak orang-orang dari berbagai latar belakang hadir dalam persmian masjid baru ini, semakin membuktikan moral dan nilai-nilai yang sangat baik dari masyarakat Leicester. Setelah kata pengantar ini, sekarang saya akan berbicara secara singkat tentang tujuan hakiki sebuah masjid menurut Islam.
Tujuan Pendirian Masjid
Dikatakan bahwa terdapat sekitar 200 masjid atau pusat Islam di Leicester sehingga kata masjid atau bangunannya bukan hal baru bagi masyarakat setempat. Meskipun demikian, kami sangat senang bahwa hari ini, atas karunia Allah taala, Jamaah Muslim Ahmadiyah dapat membuka masjid barunya di Leicester. Dan saya yakin selain sebagai tempat ibadah bagi para anggota kami di sini, masjid ini akan menambah keindahan dari masjid-maesjid dan tempat ibadah yang sudah ada di kota ini.
Dalam hal tujuannya, masjid sejatinya adalah tempat berkumpulnya umat Islam berkumpul untuk menyembah Allah yang Esa. Selain itu, masjid juga merupakan tempat berkumpulnya umat Islam untuk memenuhi hak-hak sesama. Karena itu, selain masjid ini menjadi tempat bagi kami untuk menyembah Allah taala, masjid ini juga menjadi tempat bagi kami bekerja bersama-sama demi kemajuan masyarakat dan untuk melayani umat manusia.
Dalam Islam, Allah Taala telah memerintahkan umatnya untuk memenuhi hak-hak orang lain sesuai dengan seberapa kedekatan dan tingkat hubungan mereka. Dalam konteks ini, saya dapat katakan dengan pasti bahwa para Ahmadi setempat akan memperlakukan para tetangga di sekitar masjid ini dengan begitu akrabnya dan kami menganggap bahwa memenuhi hak-hak para tetangga adalah hal yang sangat penting.
Saya yakin bahwa setiap Ahmadi yang datang untuk beribadah di sini tidak hanya berusaha untuk memenuhi hak-hak Allah taala, tetapi juga akan berusaha memenuhi hak-hak para tetangga masjid dan tentu saja kepada masyarakat yang lebih luas.
Oleh sebab itu, tidak perlu takut pada masjid ini karena yang akan bergema ke segala arah dari masjid ini hanyalah semangat cinta dan kasih sayang terhadap tetangga. Tentu saja tuan-tuan akan menyaksikan sendiri bahwa moto kami “love for all hatred for none”, bukan sekedar pernyataan atau slogan kosong, melainkan akan semakin nampak kepada tuan-tuan bahwa kami menjalani hidup dengan tulus sesuai dengan prinsip emas ini, karena inilah yang Islam ajarkan kepada kami. Insya Allah, lambat laun tuan-tuan akan menyadari keindahan dan keagungan ajaran Islam yang sejati.
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kota ini memiliki sejarah yang kaya yang memikat orang-orang dari berbagai budaya dan agama yang berbeda, dan kota yang masyarakat sudah lama bersatu untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Tentu saja, para Ahmadi juga akan berusaha untuk menegakkan tradisi mulia ini. Bahkan tidak sekedar menjunjung tinggi, tetapi kami akan selalu berusaha untuk membangunnya di atas fondasi yang lebih kuat dan lebih jauh mengembangkannya dengan nilai-nilai toleransi dan keterbukaann. Menurut ajaran Islam, kami akan mencintai dan melayani tetangga kami dan memenuhi hak-hak mereka dengan cara yang terbaik.
Berbuat Baik kepada Tetangga
Islam telah menjelaskan secara gamblang kepada umat Islam bahwa tetangga mereka memiliki hak yang besar atas mereka. Sama seperti halnya Al-Qur’an telah menetapkan hak-hak orang tua atas anak-anak mereka, dengan cara yang sama Islam juga menetapkan bahwa tetangga memiliki banyak hak. Umat Islam telah diajarkan untuk mencintai, melindungi, dan menghormati tetangga mereka.
Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam) pernah bersabda bahwa Allah Taala telah memperingatkan beliau berulang kali tentang hak-hak tetangga sampai-sampai terlintas dalam benak beliau bahwa mungkin tetangga itu termasuk di antara ahli waris yang sah seorang muslim.
Lebih jauh, Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam) mengajarkan para pengikutnya untuk menyukai orang lain seperti apa yang mereka sukai untuk diri mereka sendiri.
Saya percaya bahwa prinsip sederhana tapi luar biasa ini adalah kunci untuk membangun perdamaian sejati dan berkesinambungan di dunia ini. Proposisi abadi ini sama benarnya, sebagaimana di masa lalu. Memang, ketika saya merenungkan hal ini saya menyadari bahwa jika saya ingin orang lain memperlakukan saya dengan cara yang baik, dengan damai dan aman, maka saya berkewajiban memperlakukan orang lain dengan cara yang sama.
Sebagai seorang Muslim, penting bagi saya untuk menciptakan kedamaian hakiki bagi tetangga saya. Penting bagi saya untuk menciptakan kedamaian hakiki bagi mereka yang tinggal di kota saya. Penting bagi saya untuk menciptakan kedamaian hakiki bagi sesama warga negara. Dan tentu saja penting bagi saya untuk menciptakan kedamaian sejati bagi setiap orang di segala penjuru dunia.
Definisi Al-Qur’an tentang tetangga sangat luas dan mencakup banyak kategori orang, termasuk teman perjalanan dan yang lainnya. Pada intinya semangat sejati yang mendasari definisi tersebut menuntut seorang Muslim untuk menganggap semua umat manusia sebagai tetangganya.
Dalam Al-Quran Surah An-Nisa: 37, Allah Taala telah menggandengkan hak-hak yang dimiliki-Nya dengan hak-hak yang dimiliki umat manusia, firman-Nya:
Oleh sebab itu, Allah taala telah memerintahkan untuk memperlakukan orang lain dengan rasa hormat, cinta dan kebaikan. Ayat ini mencakup semua dan membuktikan bahwa seorang Muslim diwajibkan untuk melayani umat manusia tanpa memandang warna kulit, kasta atau kepercayaan. Tentu saja, di samping hubungan seseorang dengan Allah, setiap hubungan lain juga tercakup dalam ayat ini.
Inilah sebabnya mengapa saya mengatakan bahwa ketika Islam mengajarkan umatnya untuk memenuhi hak-hak tetangga dan memenuhi hak-hak hubungan mereka, hal itu pada hakikatnya adalah untuk mempersatukan semua umat manusia. Memang, Al-Quran tidak saja mengharuskan kelompok yang berbeda untuk hidup berdampingan, tetapi juga telah menetapkan hak-hak semua orang dan semua masyarakat.
Kemudian, jauh dari apa yang digambarkan oleh media, Islam adalah pengusung standar kebebasan beragama dan berkeyakinan yang universal. Jadi, saat Allah Taala menetapkan hak-hak umat Islam untuk beribadah, maka Allah Taala juga telah menetapkan hak-hak agama lainnya.
Melindungi Tempat Ibadah Semua Agama
Ini juga dibuktikan oleh Al-Quran Surah Al-Hajj: 41, di mana Allah Taala telah memerintahkan umat Islam untuk melindungi tempat-tempat ibadah semua agama.
Berdasarkan perintah ini, umat Islam di zaman awal telah diberikan izin oleh Allah taala untuk membela diri setelah bertahun-tahun mengalami penganiayaan yang brutal yang dilakukan oleh kafir Mekkah; tetapi ayat ini juga menjelaskan bahwa izin tersebut diberikan untuk mempertahankan institusi agama-agama itu sendiri, bukan hanya Islam saja. Singkatnya, ayat tersebut menyatakan bahwa izin untuk berperang diberikan karena musuh berusaha untuk menghancurkan semua agama. Jadi, jika orang-orang Islam tidak melawan, maka tidak akan ada gereja, sinagog, kuil, masjid atau tempat ibadah yang akan tetap aman.
Alhasil, berdasarkan ajaran Islam hakiki ini, saya menganggap bahwa masjid tidak hanya tempat untuk menyembah Allah, tetapi juga sarana untuk melayani umat manusia dan memenuhi hak satu sama lain. Oleh karena itu, setiap umat Islam berkewajiban untuk hidup damai bersama orang lain, bukannya menentang agama lain atau untuk merusak tempat ibadah mereka, malahan mereka wajib untuk melindunginya.
Saya pikir sebagian besar dari tuan-tuan akan setuju dengan saya bahwa jika ajaran-ajaran ini benar-benar dilaksanakan maka kita akan melihat dunia yang damai dan harmonis. Jika ajaran Islam ini diikuti maka orang-orang yang menuduh bahwa Tuhan atau agama merupakan akar penyebab kekacauan dan kekerasan di dunia ini, maka mereka akan menyadari pandangan mereka yang keliru.
Tentu saja ada orang-orang tertentu yang disebut Muslim yang mencermarkan nama Islam dengan melakukan kekejaman dan ketidakadilan yang sangat tidak manusiawi. Setiap orang yang cinta damai akan merasa ngeri ketika menyaksikan kebiadaban atau kejahilan seperti itu. Namun, sangat jelas orang-orang seperti itu melakukan tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam hakiki. Tindakan mereka tidak dapat dimaafkan dan sepenuhnya tidak bisa dibenarkan.
Bagaimanapun, saya yakin bahwa setelah pembukaan masjid ini, para Ahmadi yang tinggal di daerah ini akan memperlihatkan Islam sejati lebih dari sebelumnya. Melalui perilaku mereka, mereka akan menjalankan ajaran Islam yang damai. Mereka akan membuktikan bahwa Allah Taala memerintahkan umat Islam bukan hanya untuk memenuhi hak-hak beribadah tetapi juga hak-hak semua ciptaan-Nya.
Mereka secara pribadi akan menggambarkan ajaran Islam yang indah dan murni. Mereka akan senantiasa menunjukkan cinta, kasih sayang, dan simpati kepada orang lain.
Pada saat dunia berada di ambang bencana, kebutuhan akan persatuan umat manusia dalam upaya menciptakan perdamaian menjadi sangat penting dan sangat mendesak daripada sebelumnya. Kita harus bersatu dalam mempromosikan perdamaian dan saling pengertian sehingga dunia dapat diselamatkan dari kehancuran yang mengerikan itu, dalam bentuk perang dunia yang dahsyat, yang tampaknya semakin dekat dari menit ke menit.
Di masa lalu, orang-orang di kota ini telah merasakan manfaat dari perdamaian dan toleransi setelah mereka melalui peperangan dan kekerasan. Karena itu, saya berdoa agar pelajaran dari masa lalu cukup bagi kita untuk menyadari tanggung jawab kita dalam melindungi masa depan kita. Saya berdoa semoga kita mengenali kebutuhan zaman sebelum semuanya terlambat dan sebelum kita sekali lagi dilanda peperangan dan kehancuran. Saya berdoa semoga kita memahami pentingnya berjuang untuk perdamaian dan sesungguhnya sang pencipta kita, Allah taala, menginginkan agar semua umat manusia hidup bersama dan saling memenuhi hak satu sama lain.
Terakhir, saya juga ingin mengatakan kepada para Ahmadi yang tinggal di sini bahwa mereka harus berusaha untuk menggambarkan ajaran Islam yang benar setiap saat. Perilaku dan akhlak mereka harus selalu menjadi teladan. Mereka harus selalu ingat bahwa jika mereka gagal dalam tugas mereka untuk melayani orang lain, maka ibadah mereka akan sia-sia dan tidak mendapat ridha Allah, begitu juga pembangunan masjid ini tidak akan manfaatnya.
Masjid ini dinamai ‘Baitul Ikram ’- Rumah Kehormatan. Jadi ketika orang-orang memasuki masjid ini, ia akan berusaha menunjukkan cinta, dan rasa hormat pada satu sama lain, mereka juga akan berusaha menyebarkan cinta, kemuliaan dan penghormatan tersebut ke seluruh masyarakat pada umumnya.
Insya Allah, masjid ini akan dikenal sebagai sumber cahaya yang menerangi sekelilingnya dan akan dikenal sebagai simbol perdamaian sejati di Leicester. Semoga Allah memberikan kemampuan kepada para Ahmadi setempat untuk memenuhi tujuan hakiki dibangunnya masjid ini – Aamiin.
Pada akhirnya, sekali lagi saya ingin berterima kasih kepada semua tamu yang telah menerima undangan kami dan bergabung dengan kami malam ini. Semoga Tuhan memberkati tuan-tuan semua, terima kasih.
Sumber: Review of Religions
Penterjemah: Endang Sobari – Kamboja