Tanya jawab soal tafsiran hadits ‘mematahkan salib’, benarkah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad tidak berhasil ‘mematahkan salib’?
Saudara dari kaum Muslim mengajukan kritikan soal: Al-Masih yang Dijanjikan akan “mematahkan salib.” Nubuat ini ditafsirkan bahwa semua orang Kristen akan masuk Islam dan Kristen sebagai agama yang terpisah akan lenyap. Qadiani sendiri menulis, “Tujuan turunnya Al-Masih adalah agar teori Trinitas akan sepenuhnya dihapuskan…” dan nampak jelas bahwa orang Kristen telah berlipat ganda selama abad terakhir. Bahkan di Distrik Gurdaspur, penduduk beragama Kristen meningkat delapan kali lipat antara waktu klaim Al-Masih Qadiani dan kewafatannya. Ghulam Qadiani berkata untuk menekankan misinya melenyapkan Kristen dari muka bumi, “Jika aku tidak melakukan yang diperintahkan terhadap Masih Mau’ud yaitu untuk melindungi Islam dan aku mati, maka bersaksilah bahwa aku seorang pendusta.” Sekarang waktu telah memberikan bukti tentang siapa dia sebenarnya.
Jawaban: Jika Anda memahaminya secara harfiah, seperti yang Anda suka, lalu apa artinya ‘mematahkan salib’? Bahwa seorang nabi Allah akan menghabiskan seluruh waktunya berlarian seperti orang gila untuk mematahkan setiap salib yang dilihatnya? Memanjat gereja untuk mematahkan salib, merebut salib di leher orang untuk mematahkannya, dsb.? Apakah ini peran seorang nabi?
Hazrat Mirza Ghulam Ahmad (semoga salam sejahtera besertanya) menjelaskan tentang ‘pematahan salib’, bahwa beliau membuktikan Yesus tidak mati di kayu salib dari Kitab Suci mereka sendiri, yang berarti bahwa semua ajaran Kristen telah dipatahkan, mereka semua membutuhkan Yesus untuk mati di kayu salib. Oleh karena itu beliau telah mematahkan ajaran Kristen dan menghentikan serangan mereka untuk mengubah umat Islam menjadi Kristen.
Sebelum upaya pembuktian beliau, umat Islam tidak memiliki jawaban atas pertanyaan umat Kristen. Para misionaris Kristen mampu mengubah ribuan umat Islam menjadi Kristen, hanya dengan bertanya kepada mereka tentang keyakinan mereka sendiri. Mereka akan bertanya ‘Apa yang diyakini umat Islam tentang kelahiran Yesus?’ Bukankah tertulis dalam Al-Qur’an bahwa itu adalah ‘kelahiran dari seorang perawan’, ia tidak memiliki ayah? Maka mereka menyatakan bahwa ‘Hanya Allah yang tidak memiliki ayah!’ Mereka akan bertanya lagi ‘bukankah tertulis bahwa Yesus berbicara saat masih bayi’? bahwa ia memberikan ‘hidup kepada orang mati’? bahwa ia ‘menyembuhkan orang sakit’? dst.
Mereka pun berkata, ‘hanya Allah yang dapat melakukan ini’. Para misionaris Kristen melanjutkan dengan berkata, ‘bukankah tertulis bahwa Isa tidak mati, tetapi hidup di langit’? Hanya Allah yang tidak mati! Karena itu, mereka menyimpulkan bahwa menurut keyakinan umat Islam sendiri, Isa adalah Allah! Umat Islam tidak memiliki jawaban karena itulah yang mereka yakini, dan berbondong-bondong memeluk agama Kristen.
Beruntungnya, Allah mengutus Hazrat Mirza Ghulam Ahmad (semoga damai menyertainya) untuk menyelamatkan umat Islam dari serangan-serangan ini, dan umat Kristen tidak memiliki jawaban. Oleh karena itu, bukannya membanggakan diri bahwa ‘mereka akan mengibarkan bendera Kristen di atas Ka’bah’, mereka tidak memiliki jawaban atas fakta bahwa Isa tidak mati di kayu salib.
Karena kepercayaan Kristen tentang ‘keselamatan’, ‘penebusan’, ‘kebangkitan’ dll semuanya bermula dari kepercayaan bahwa Isa mati di kayu salib, maka umat Kristen mulai kehilangan iman mereka. Hingga saat ini, Anda melihat gereja-gereja di negara Kristen ini, bagaimana kondisinya?
Hanya sedikit orang yang hadir dan banyak gereja yang tutup dan beberapa bahkan menjadi Masjid! Gagasan pemikiran Yesus yang turun dari langit telah menghilang, tidak ada umat Kristen yang benar-benar mengharapkan hal ini terjadi sekarang dan sebaliknya mereka mencari cara lain agar hal ini dapat terpenuhi.
Jadi Hazrat Mirza Ghulam Ahmad mematahkan salib! Namun mematahkan salib, tidak berarti bahwa agama Kristen akan menghilang, tidak ada ‘paksaan dalam Islam’.
Dengan kedatangan Al-Masih yang Dijanjikan, itulah saatnya sebagaimana Al-Qur’an nyatakan bahwa ‘Islam akan menang atas semua agama’. Dengan kata lain, Islam akan menjadi satu-satunya agama yang benar dan hidup, dan agama utama yang membawa orang kepada Tuhan, tetapi agama lain akan tetap ada. Allah tidak akan pernah memaksa orang untuk menerima Islam, hal itu tidak pernah dan tidak akan pernah menjadi cara-Nya.
Sumber: Whyahmadi.org
Penerjemah: Mln. Dildaar Ahmad Dartono