Penampakan Hilal Untuk Menentukan bulan baru (Ramadhan, Idul Fitri dll)

penampakan hilal ramadhan idul fitri

Penetapan Bulan Islam

Umat Islam banyak menggunakan kalender untuk memprediksi tanggal-tanggal dalam kalender Islam (seperti Ramadhan dan Dzulhijjah) berdasarkan prediksi ilmiah tentang kapan bulan baru (hilal) terlihat.

Awal dan akhir bulan Ramadhan (sebagaimana semua bulan lainnya) didasarkan pada penampakan bulan. Tidak usah bingung dengan hilal dalam Islam, yaitu saat bulan pertama kali terlihat hingga ‘bulan baru astronomi’. Bulan baru astronomi seperti tercantum dari surat kabar dan situs-situs astronomi (seperti situs US Naval Observatory), adalah saat terjadinya konjungsi, dan bulan gelap; usia bulan dimulai dari titik ini. Bulan baru Islam adalah saat bagian kecil pertama bulan (sabit atau hilal) pertama kali terlihat. Malam itulah yang memulai bulan baru Islam, dan hari berikutnya akan dianggap sebagai hari pertama dalam bulan baru Islam.

Visibilitas Hilal

Visibilitas hilal bukan merupakan fungsi dari usia bulan (waktu sejak konjungsi, atau “bulan baru astronomis’). Visibilitas hilal berfungsi sebagai sudut antara bulan, pengamat Hilal dan matahari (yang memengaruhi kecerahan Hilal) dan ketinggian tampak bulan di atas ufuk dan matahari di bawah ufuk (yang memeharuhi kecerahan latar belakang di mana bulan diamati). Tentu saja, saat bulan ‘semakin tua’, sudut-sudut ini meningkat, semakin berlalunya waktu semakin besar terlihatnya bulan. Tetapi kita tidak dapat mengabaikan posisi sebenarnya bulan langit. Jadi, usia bulan tidak secara otomatis memprediksi visibilitas hilal; jadi jika konjungsi terjadi, maka hilal belum tentu terlihat pada malam berikutnya (bahkan setelahnya lagi).

Terkait:   Pedoman Itikaf Selama 10 Hari Terakhir Ramadhan

Perhitungan Ilmiah Prediksi Visibilitas Hilal

Terdapat banyak kondisi bagi penampakan bulan. Tetapi seiring berjalannya waktu dan kemajuan teknologi, kemampuan memprediksi penampakan bulan semakin meningkat. Tanpa memperdebatkan rangkaian kriteria mana yang digunakan, konsensus di antara para ilmuwan adalah menggunakan metode yang dikembangkan oleh astronom B.D Yallop, yang saat ini merupakan metode yang paling akurat. Di Inggris, H.M Nautical Almanak Office telah menerapkan metode ini untuk visibilitas bulan. Metode Yallop menggunakan enam kriteria berdasarkan nilai q untuk menunjukkan kemudahan dalam melihat hilal.

http://astro.ukho.gov.uk/moonwatch/background.html

Criterionq rangeRemarks
Aq > +0.216Hilal mudah telihat
B+0.216 >= q > -0.014Hilal terlihat dalam kondisi sempurna
C-0.014 >= q > -0.160Mungkin memerlukan bantuan optik untuk menemukan Hilal
D-0.160 >= q > -0.232Akan membutuhakan bantuan optik untuk menemukan Hilal
E-0.232 >= q > -0.293Hilal tidak terlihat dengan teleskop
F-0.293 >= qHilal tidak terlihat di bawah batas Danjon

(Lihat “NAO Technical Note No. 69 – A Method for Predicting the First Sighting of the New Crescent Moon by BD Yallop”).

Terkait:   Ramadhan: Pemahaman atas Filosofi Pengabulan Doa-Doa

http://astro.ukho.gov.uk/moonwatch/background.html

Peta bulan baru http://astro.ukho.gov.uk/moonwatch/background.html

(Sebagai catatan tambahan, US Naval Observatory juga menerbitkan data astronomi yang sangat berguna. Namun, ketika disebutkan “x% dari lingkaran Bulan yang terlihat diterangi”, ini tidak selalu langsung diterjemahkan pada visibilitas yang terlihat dari bumi. Meskipun ini merupakan salah satu faktor dan dapat menjadi indikator, bulan mungkin masih belum terlihat dari bumi meskipun sebagiannya diterangi. Lihat “Penjelasan Visibilitas Bulan/Bulan Sabit”.)

Cara lama nyatanya masih lebih disukai oleh banyak orang, di mana dianggap bahwa secara akal sehat jika seseorang benar-benar melihat dengan mata, maka satu ons pengamatan bernilai satu ton perhitungan. Tentu saja kita harus berhati-hati karena orang sering membuat kesalahan dalam melihat hal-hal yang belum ada. (Terdapat sebuah eksperimen di mana para astronom membawa orang-orang ke lapangan dan menyuruh mereka mencari bintang yang sangat redup. Sekitar 15-20% orang mengaku melihat bintang itu. Padahal itu hanya trik, karena bintangnya faktanya tidak ada. Analogi ini mungkin sama dengan efek plasebo dalam pengobatan)

Terkait:   Puasa Ramadhan: Membersihkan Jiwa

Kesimpulan

Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, sebagian besar umat Islam menggunakan kalender untuk memprediksi tanggal dalam bulan-bulan Islam (seperti Ramadhan, atau dua hari raya). Karena matahari terbit dan terbenam dapat dihitung dengan sangat akurat, termasuk posisi yang tepat dari planet, komet, dan benda langit lainnya, seharusnya tidak mengejutkan bahwa sains telah berkembang pada titik di mana kita dapat memprediksi kapan bulan pertama kali terlihat. Mengingat parameter visibilitas yang diterbitkan oleh H.M. Nautical Almanak Office, visibilitas tipe A, B, dan C sesuai dengan konsep Islam untuk dapat melihat bulan dengan mata untuk dimulainya kalender Islam. Parameter ini dapat diperoleh melalui penggunaan layanan Websurf dari H.M. Nautical Almanac Office.

Oleh karena itu, meskipun banyak orang yang percaya bahwa kita seharusnya hanya menentukan awal dalam bulan Islam setelah benar-benar melihat hilal dengan mata kita, penggunaan perhitungan ilmiah yang telah terbukti dengan alat-alat canggih terbaru, telah bertepatan dengan penglihatan aktual yang telah kita lakukan selama bertahun-tahun.

Ini mungkin hanya satu contoh lagi bagaimana tidak ada benturan antara prinsip Islam tradisional dengan dunia modern, keduanya bersesuaian; dan tradisi Islam sama relevan dan validnya sampai saat ini seperti beradab-abad lalu.

Sumber: Alislam.org

Leave a Reply

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.