Pidato Pembukaan Jalsah Salanah UK 2021: Melangkah di Jalan Takwa

jalsah salanah

Hazrat Amirul Mukminin, Khalifatul Masih V (aba) telah membuka acara Jalsah Salanah UK ke-55, Konvensi Tahunan Jamaah Muslim Ahmadiyah Inggris di Hadeeqatul Mahdi.

Sekitar pukul 16.30 Hazrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih V (aba) tiba di lokasi pengibaran bendera berbagai negara, yang menandakan partisipasi secara virtual negara-negara tersebut di pusat Jalsah ini melalui MTA Internasional. Di sana, Huzur mengibarkan bendera Ahmadiyah (Liwa-e-Ahmadiyyat) yang diiringi dengan seruan takbir. Beliau kemudian memimpin doa. Setelah upacara pengibaran bendera, Huzur menuju Jalsah Gah utama untuk sesi pembukaan.

Hudhur naik ke mimbar dan menyapa para hadirin dengan ucapan assalamu alaikum wa rahmatullah. Sesi pembukaan diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an beserta terjemahan dalam bahasa Urdu dari Tafsir Saghir yang disampaikan oleh Feroz Alam Sahib:

یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰہَ وَ لۡتَنۡظُرۡ نَفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ ۚ وَ اتَّقُوا اللّٰہَ ؕ اِنَّ اللّٰہَ خَبِیۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ ۔ وَ لَا تَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ نَسُوا اللّٰہَ فَاَنۡسٰہُمۡ اَنۡفُسَہُمۡ ؕ اُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ ۔ لَا یَسۡتَوِیۡۤ اَصۡحٰبُ النَّارِ وَ اَصۡحٰبُ الۡجَنَّۃِ ؕ اَصۡحٰبُ الۡجَنَّۃِ ہُمُ الۡفَآئِزُوۡنَ ۔ لَوۡ اَنۡزَلۡنَا ہٰذَا الۡقُرۡاٰنَ عَلٰی جَبَلٍ لَّرَاَیۡتَہٗ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنۡ خَشۡیَۃِ اللّٰہِ ؕ وَ تِلۡکَ الۡاَمۡثَالُ نَضۡرِبُہَا لِلنَّاسِ لَعَلَّہُمۡ یَتَفَکَّرُوۡنَ ۔ ہُوَ اللّٰہُ الَّذِیۡ لَاۤ اِلٰہَ اِلَّا ہُوَ ۚ عٰلِمُ الۡغَیۡبِ وَ الشَّہَادَۃِ ۚ ہُوَ الرَّحۡمٰنُ الرَّحِیۡمُ ۔ ہُوَ اللّٰہُ الَّذِیۡ لَاۤ اِلٰہَ اِلَّا ہُوَ ۚ اَلۡمَلِکُ الۡقُدُّوۡسُ السَّلٰمُ الۡمُؤۡمِنُ الۡمُہَیۡمِنُ الۡعَزِیۡزُ الۡجَبَّارُ الۡمُتَکَبِّرُ ؕ سُبۡحٰنَ اللّٰہِ عَمَّا یُشۡرِکُوۡنَ ۔ ہُوَ اللّٰہُ الۡخَالِقُ الۡبَارِئُ الۡمُصَوِّرُ لَہُ الۡاَسۡمَآءُ الۡحُسۡنٰی ؕ یُسَبِّحُ لَہٗ مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ۚ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ

“Hai, orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah; dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang didahulukan untuk esok hari, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang telah melupakan Allah; maka Dia pun menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. Tidaklah sama penghuni neraka dengan penghuni surga. Ahli surgalah yang akan memperoleh kemenangan. Seandainya Kami menurunkan Alquran ini kepada gunung, niscaya engkau akan melihatnya tunduk dan menjadi berkeping-keping karena takut kepada Allah. Dan inilah tamsil-tamsil yang Kami kemukakan untuk manusia, supaya mereka berpikir. Dia-lah Allah, Yang tiada tuhan selain Dia, Mengetahui yang ghaib dan yang nampak, Dia-lah Maha Pemurah, Maha Penyayang. Dia-lah Allah yang tiada tuhan selain Dia, Maha berdaulat, Yang Maha Suci, Sumber segala kedamaian, Pelimpahan keamanan, Maha Pelindung, Maha Perkasa, Maha Penakluk, Maha Agung, Maha Suci Allah, dari apa yang mereka persekutukan.
Dia-lah Allah, Yang Maha Pencipta, Pembuat segala sesuatu, Pemberi bentuk, kepunyaan Dia-lah segala nama yang terindah. Bertasbihlah kepada-Nya segala yang ada di seluruh langit dan bumi dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (Surah al-Hasyr [59]: 19-25)

Selanjutnya adalah lantunan syair bahasa Persia Hazrat Mirza Ghulam Ahmad (alaihissalam) yang ditulis untuk memuji junjungan beliau Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) dan terjemahan bahasa Urdunya dibawakan oleh Syed Ashiq Hussain Sahib. Kemudian diikuti dengan syair Urdu dengan tema takwa yang ditulis oleh Hadhrat Masih Mau’ud (alaihissalam), dibawakan oleh Ahmad Saboor Bhatti Sahib. Syair ini memiliki refrain “fa subhaanalladzi akhzal a’aadii” (Maha Suci Dia yang telah menggagalkan musuh-musuhku).

Kemudian, Hazrat Amirul Mukminin naik ke podium dan sekali lagi menyampaikan salam kepada semua orang. Kemudian beliau membacakan Tasyahud, Ta’awwudz, Surah al-Fatihah dan menyampaikan pidato pembukaan. Berikut ringkasannya:

mirza masroor ahmad, pidato jalsah uk

Hadhrat Masih Mau’ud (alaihissalam) telah menyebutkan tentang tujuan jalsah yaitu untuk menjalin hubungan khusus dengan Allah Ta’ala, mendengar dan mengamalkan sabda-sabda Nabi (shallallahu ‘alaihis salam) dan memperbaiki diri kita. Dengan kata lain, untuk menghilangkan dahaga rohani, kita berkumpul selama tiga hari ini. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga tujuan ini pada diri kita setiap saat.

Seperti telah saya sampaikan juga dalam khutbah Jumat, Jalsah Salanah tahun ini dibatasi karena keadaan khusus. Apalagi kita mengadakan Jalsah Salanah setelah jeda satu tahun. Semoga Allah Ta’ala segera menghilangkan virus dan pandemi ini. Semoga Allah mengasihi kita semua. Semoga keadaan kembali normal dan kita bisa menggelar Jalsah dengan segala kemegahannya.

Namun, keagungan dan kemegahan sejati akan dicapai jika para peserta berupaya menciptakan perubahan suci dalam diri mereka dan ketika mereka seutuhnya melangkah di jalan ketakwaan

Seperti yang telah disampaikan bahwa untuk menghilangkan dahaga rohani, kita berkumpul di sini. Maksudnya adalah bukan berarti kita berpikir cukup minum air rohani sekali saja. Manfaat hakikinya terletak pada mendengarkan firman-firman Allah Ta’ala dan sabda Rasul-Nya, sehingga dapat menghilangkan dahaga rohani kita dan kemudian membawa air itu lebih jauh untuk menghilangkan dahaga rohani kita sepanjang tahun dan terus menjadi sarana kehidupan rohani bagi kita. Kita seharusnya tidak kembali pada kebiasaan-kebiasaan lama setelah pengalaman suci selama tiga hari ini dan setelah membawa perubahan suci dalam diri kita.

Terkait:   Pidato Pertama Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad ra. saat terpilih sebagai khalifah

Pada kesempatan ini, di beberapa jemaat telah melakukan pengaturan supaya Jalsah Salanah ini dapat didengarkan atau ditonton sesuai dengan keadaan mereka. Kita bisa menyaksikan mereka di layar kita. Ini juga merupakan pengalaman dan tradisi baru yang diperkenalkan kepada Jemaat yang merupakan tradisi yang benar.

Para Ahmadi duduk di berbagai negara dan Jemaat yang berbeda, di masjid dan aula mereka dan mereka berpartisipasi dalam Jalsah ini dengan cara itu. Sementara mereka duduk di Jemaat masing-masing, mereka langsung melihat Jalsah Salanah dan kita juga bisa melihat mereka. Ini juga merupakan salah satu karunia khusus dari Allah Ta’ala.

Terlepas dari kondisi yang sulit, Allah Ta’ala telah membuka jalan baru yang sangat bermanfaat bagi Jemaat secara global. Bagaimanapun, berbagai Jemaat duduk di tempat masing-masing di beberapa negara dan menyaksikan jalannya Jalsah ini. Beberapa orang menonton jalannya Jalsah secara pribadi di rumah mereka.

Pengaruh dari Jalsah ini hendaknya meresap ke dalam setiap individu sedemikian rupa sehingga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Dengan begitu kita dapat mengatakan bahwa kita telah benar-benar memenuhi tujuan Jalsah Salanah dan telah memenuhi janji setia yang kita buat kepada Allah Ta’ala di tangan Hadhrat Masih Mau’ud as. Sebagai hasilnya, kita akan mendapat manfaat dari doa-doa Hadhrat Masih Mau’ud as. Namun, jika itu tidak mencapai tujuan tersebut di atas, maka kita akan luput dari nikmat-nikmat dari Jalsah Salanah.

Di zaman modern ini, merupakan ihsan yang besar dari Allah Ta’ala bahwa Allah Ta’ala telah memberikan taufik kepada kita untuk beriman kepada Hadhrat Masih Mau’ud as, yang telah memperlihatkan jalan kepada kita untuk mengikuti perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya, yang dengan berjalan di atasnya kita meraih qurub Ilahi dan membantu kita meraih manfaat dari doa-doa Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam).

Jadi, setiap dari kita harus semaksimal mungkin menaruh perhatian khusus pada hal-hal itu selama tiga hari ini. Apakah mereka yang hadir di Jalsah Salanah ini atau mereka yang mendengarkan Jalsah Salanah melalui berbagai pengaturan Jemaat masing-masing, atau mendengarkan di rumah, mereka hendaknya memperhatikan tujuan Jalsah Salanah.

Pada berbagai kesempatan, Hadhrat Masih Mau’ud as telah menjelaskan dengan gamblang dan menguraikan tujuan-tujuan ini. Intisarinya jika dijelaskan dalam satu kalimat maka itu adalah melangkah di atas jalan takwa.

Zuhud

Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda: “Tanamkanlah zuhud!” Bagaimana zuhud itu dapat tercapai? Tentu saja, zuhud tidak akan tercipta tanpa ketakwaan. Arti zuhud adalah mengorbankan hawa nafsu dan menjauhi segala keburukan. Namun zuhud dan takwa tidak saja seseorang harus menjauhi setiap keburukan, bahkan menolak keburukan itu dengan keras dengan menghadirkan perlawanan yang kuat. Yaitu menjauhi hasrat-hasrat buruk semata-mata karena Allah dan menyerahkan segala urusan kepada Allah Ta’ala dan hanya tunduk di hadapan-Nya semata.

Dalam satu kata Hadhrat Masih Mau’ud as telah memberi kita nasihat itu, yang jika diamalkan maka akan tercipta suatu revolusi dalam hidup kita.

Namun, bukan berarti kita sama sekali memutuskan diri dari semua urusan duniawi. Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) pun telah bersabda bahwa adalah keliru seseorang meninggalkan semua urusan duniawi dan pergi ke hutan-hutan. Dilarang dalam Islam untuk mengabaikan harta dan menyia-nyiakannya. Juga dilarang dalam Islam untuk tidak memenuhi hak-hak kerabat.

Arti dari zuhud adalah mengorbankan hawa nafsu ketika tinggal di dunia ini sembari memenuhi semua kewajiban-kewajiban duniawi. Namun, jangan sampai ada hasrat duniawi yang menjadi penghalang dalam perjalanan kita untuk menemukan Allah. Jika Allah telah memberkati seseorang dengan kehormatan dan kekayaan, mereka harus membelanjakannya untuk memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak hamba-Nya.

Hadhrat Masih Mau’ud as telah bersabda bahwa “Meskipun kita mengurusi urusan dunia, namun utamakanlah agama.” Inilah ciri khas seorang mukmin sejati; dia mengurus urusan duniawinya, tetapi itu tidak pernah menjadi tujuan utamanya.

Hadhrat Masih Mau’ud as lebih lanjut bersabda, “Para sahabat juga biasa menjalankan bisnis senilai ratusan ribu tetapi mereka tidak akan melupakan hak-hak Allah Ta’ala dan hamba-hamba-Nya bahkan untuk sesaat.”

Terkait:   Arif Rahman Hakim, Pahlawan Ampera itu adalah Seorang Muslim Ahmadiyah

Sehubungan dengan Tazkiratul Auliya, Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa “Dulu ada seorang laki-laki, yang sibuk berbisnis yang bernilai ribuan. Seorang waliullah melihatnya dan meliriknya dengan pandangan kasyaf. Kemudian ia mengetahui bahwa hati orang yang berbisnis itu tidak lalai dari mengingat Allah Ta’aa meskipun sibuk dalam urusan bisnis yang begitu besar. Tentang orang-orang seperti itu, Allah Ta’ala berfirman,

لَا تُلۡهِيۡهِمۡ تِجَارَۃٌ وَلاَ بَيۡعٌ عَنۡ ذِكۡرِ اللَّهِ
(Surah an-Nur [24]: 38)

yaitu ‘Orang-orang lelaki yang tidak melalaikan mereka perniagaan dan tidak pula jual-beli dari mengingat Allah.’

Dan inilah yang juga merupakan keistimewaan manusia yakni ia tetap menyibukkan diri dengan urusan bisnis duniawi tetapi tidak boleh melupakan Allah Ta’ala… Seorang fakir yang menjadi pertapa karena takut akan urusan duniawi berarti ia memperlihatkan kelemahan. Tidak ada rahbaniyyat dalam Islam. Kita tidak pernah mengatakan supaya kita meninggalkan istri atau anak-anak dan meninggalkan bisnis duniawi. Tidak, seorang pekerja seharusnya melakukan tanggung jawab pekerjaannya dan pedagang harus menjaga bisnisnya, tetapi mereka harus selalu mengutamakan agama.”

Inilah hakikat zuhud yang sebenarnya. Oleh karena itu, kita perlu menilai apakah kita telah berusaha untuk meraih zuhud ini. Hal-hal tersebut akan tercapai ketika ada ketakwaan, ketika kita semata-mata karena Allah menjauhkan diri dari hal-hal yang sia-sia dan ketika kita berusaha menghindari perbuatan buruk.

Selain itu, takwa tidak hanya berarti berjuang dan menjauhkan diri dari perbuatan yang buruk tetapi juga menuntut kita menunjukkan standar akhlak yang luhur, menjauhi hal-hal yang sia-sia, menyebarkan kebaikan dan kekayaan kita tidak menyebabkan jarak antara kita dan saudara-saudara kita, melainkan menumbuhkan cinta dan persaudaraan.

Jadi, dari sisi ini kita semua perlu mengevaluasi diri agar kita dapat menanamkan zuhud sedemikian rupa sehingga urusan duniawi kita menjadi bagian dari iman kita dan sarana untuk mencapai keridhaan Allah Ta’ala. Ini tidak bisa terjadi tanpa rasa takut dan cinta kepada Allah Ta’ala. Itulah yang disebut takwa.

Hadhrat Masih Mau’ud as tidak berbicara tentang ketakwaan dan rasa takut yang bersifat umum. Melainkan beliau bersabda bahwa standar takwa harus sedemikian rupa tinggi sehingga kalian menjadi teladan untuk itu, sehingga orang-orang mengatakan bahwa jika kamu ingin melihat orang yang benar-benar takut kepada Allah dan melakukan perbuatan yang hakiki dan menyimpan rasa takut pada Allah dalam setiap tindakannya, maka orang tersebut harus melihat Ahmadi ini. Jadi, kita perlu mengevaluasi diri dalam pandangan nasihat ini.

Kelembutan Hati dan Menahan Amarah

Kualitas akhlak lain yang sangat baik yang Hazrat Masih Mau’ud as ingin kita perhatikan adalah adalah kelembutan hati, kebaikan, dan menahan amarah. Ini adalah salah satu cara untuk mencapai keridhaan Allah. Memaafkan dan memiliki hati yang lembut pada orang lain, meskipun mereka melakukan perlakuan yang buruk merupakan kualitas akhlak yang luhur, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an,

وَ الۡکٰظِمِیۡنَ الۡغَیۡظَ وَ الۡعَافِیۡنَ عَنِ النَّاسِ ؕ وَ اللّٰہُ یُحِبُّ الۡمُحۡسِنِیۡنَ

“Dan mereka yang menahan marah dan yang memaafkan manusia. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Surat Ali Imran [3]:135)

Dalam menyebutkan pahala memaafkan, Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa kita harus ingat bahwa ada pertentangan antara akal dan amarah. Ketika nafsu dan amarah menguasai, akal tidak bisa menang. Tetapi orang yang sabar dan tabah diberi nur yang baru menerangi kekuatan akal dan pikirannya. Kemudian timbullah kecerahan di atas cahaya. Jika hati dan otak menjadi gelap di bawah amarah dan nafsu, maka malam akan menyelimuti di atas kegelapan.

Kualitas akhlak lain yang Hazrat Masih Mau’ud as ingin kita perhatikan adalah persaudaraan dan kecintaan. Beliau bersabda bahwa setiap Ahmadi harus menjadi teladan dalam hal cinta dan persaudaraan. Peningkatan dalam hal ini juga merupakan salah satu tujuan Jalsah Salanah. Contoh yang paling baik dari hal ini telah ditunjukkan oleh Ansar dan Muhajirin, seperti disebutkan dalam ayat berikut,

وَ الَّذِیۡنَ تَبَوَّؤُ الدَّارَ وَ الۡاِیۡمَانَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ یُحِبُّوۡنَ مَنۡ ہَاجَرَ اِلَیۡہِمۡ وَ لَا یَجِدُوۡنَ فِیۡ صُدُوۡرِہِمۡ حَاجَۃً مِّمَّاۤ اُوۡتُوۡا وَ یُؤۡثِرُوۡنَ عَلٰۤی اَنۡفُسِہِمۡ وَ لَوۡ کَانَ بِہِمۡ خَصَاصَۃٌ ؕ۟ وَ مَنۡ یُّوۡقَ شُحَّ نَفۡسِہٖ فَاُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ

“Dan untuk mereka yang telah mendirikan rumah di Medinah dan sudah beriman sebelum mereka, mereka mencintai orang-orang yang datang berhijrah kepada mereka, dan mereka tidak mendapati suatu keinginan dalam dada mereka mengenai apa yang diberikan kepada mereka itu, tetapi mereka mengutamakan di atas diri mereka sendiri, walaupun kemiskinan menyertai mereka. Dan barangsiapa dapat mengatasi keserakahan dirinya, maka mereka itu yang akan berhasil. (Surah al-Hasyr [59]: 10)

Terkait:   Ahmadiyah Berkembang Pesat di Afrika, Ada Apa? Ini Penjelasannya

Demi terciptanya masyarakat yang indah, Hadhrat Masih Mau’ud as mendirikan lembaga Jalsah Salanah. Demikianlah, dalam menasihati Jemaatnya, beliau bersabda “Bersatulah satu sama lain seakan-akan kalian adalah saudara dari rahim yang sama.”

Kerendahan Hati dan Kelembutan

Kualitas akhlak lain yang Hazrat Masih Mau’ud as ingin kita perhatikan adalah kerendahan hati dan kelembutan. Al-Qur’an menyatakan dalam hal ini,

وَ لَا تُصَعِّرۡ خَدَّکَ لِلنَّاسِ وَ لَا تَمۡشِ فِی الۡاَرۡضِ مَرَحًا ؕ اِنَّ اللّٰہَ لَا یُحِبُّ کُلَّ مُخۡتَالٍ فَخُوۡرٍ

“Dan janganlah engkau memalingkan pipimu dari orang-orang dengan angkuh, dan jangan berjalan di bumi dengan sombong. Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang congkak dan sombong. (Surah Luqman [31]: 19)

Jadi, jika kita ingin meraih kecintaan Allah, maka pertama-tama timbulkanlah kelembutan dan kerendahan hati.

Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda:

“Banyak sekali orang yang menganggap diri nya rendah hati namun ada saja semacam ketakaburan di dalam diri mereka. Untuk itu hendaknya kita terus menjaga diri dari jenis ketakaburan sampai yang sahalus-halusnya. Terkadang ketakaburan itu muncul melalui harta kita. Orang kaya menganggap orang lain sebagai orang miskin. Dia berpikir [pada dirinya], ‘Siapakah orang ini yang mencoba bersaing dengan saya?’ Kadang-kadang, orang menjadi takaburkarena garis keturunan dan kasta keluarga. Seseorang menganggap garis keturunan keluarga mereka lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga lain yang mereka anggap lebih rendah… Seringkali pengetahuan menjadi sumber ketakaburan. Ketika seseorang melakukan kesalahan, orang tersebut segera menunjukkan kesalahannya dan berteriak keras ‘Orang ini tidak tahu bagaimana mengucapkan kata ini dengan benar. Singkatnya ketakaburan ada dalam berbagai bentuk dan semuanya itu menghalangi kita untuk memberi manfaat bagi orang lain. Kita harus melindungi dirinya dari semua ini.”

Kejujuran

Kualitas akhlak lain yang Hazrat Masih Mau’ud as ingin kita perhatikan adalah kejujuran.

Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda

“Kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntun pada surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur sehingga ia di sisi Allah tercatat sebagai orang jujur. Berkata dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan menuntun ke neraka, dan seseorang terus berbohong sehingga di sisi Allah dia tercatat sebagai pendusta.” (HR Muslim)

Ada banyak penyakit sosial yang tak terhitung jumlahnya yang dapat diberantas dan diselesaikan melalui kejujuran.

Semoga Allah Ta’ala menjadi kita dapat melangkah di jalan ketakwaan dan kita membawa perubahan suci ini dalam diri kita dan bahwa sesuai dengan keinginan Hadhrat Masih Mau’ud as, kita dapat menciptakan ketakwaan dalam diri yang dapat menyelamatkan kita dari segala keburukan dan memberikan taufik kepada kita untuk melakukan kebaikan.

Semoga suasana rohani yang kita alami ini hendaknya menciptakan zuhud, ketakwaan, kebaikan, saling cinta dan kasih sayang, kesederhanaan dan kerendahan hati, kebenaran dan kejujuran dalam diri kita dan semoga kita mencapai semua ini ke tingkat tertinggi.

Semoga suasana Jalsah ini menciptakan revolusi rohani pada setiap orang yang mendengarkan di sini atau di rumah. Dengan begitu kita akan dapat menyebarkan pesan Imam Zaman ini, yang merupakan pesan Islam sejati, ke seluruh dunia. Jika tidak, ucapan kita hanya akan menjadi kata-kata kosong. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita untuk memahami nasihat Hadhrat Masih Mau’ud as dan mengamalkannya.

Kita sekarang akan berdoa. Berdoalah agar kita dapat diselamatkan dari kondisi kita sekarang ini. Semoga Allah merahmati umat manusia dan jika ada marabahaya peperangan yang terjadi, semoga Allah menyelamatkan dari kemungkinan itu. Semoga Allah menjadikan keadaan yang lebih baik. Semoga kebesaran Jalsah, seperti tahun-tahun sebelumnya, dapat terwujud lagi. Semoga seperti itu juga di setiap negara. Berdoalah secara khusus untuk para Ahmadi di Pakistan. Semoga Allah Ta’ala menghilangkan kegelisahan dan kekhawatiran mereka. Berdoalah untuk semua orang yang dizalimi di dunia, semoga Allah menyelamatkan mereka dari kezaliman itu. Berdoalah untuk para tawanan di jalan Allah. Semoga Allah segera mendatangkan sarana kebebasan bagi mereka.

Meskipun kebanyakan orang tinggal di rumah, hendaknya setiap orang tetap melakukan tahajud, shalat subuh dan zikir Ilahi, karena hanya melalui doa-doalah karunia Allah dapat kita raih. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita untuk meraih semua ini. [Amin]

Hudhur kemudian menyampaikan salam kepada semua orang dan sesi pun berakhir.

Sumber: Alhakam.org

Comments (7)

Tim Ahmadiyah.Id
08/08/2021, 01:10
Mubarak. Ahmadiyya zindabad
Tim Ahmadiyah.Id
08/08/2021, 02:05
Alhamdulillah dg membaca pidato pembukaan jalsah salanah ini, hati tergugah untuk slalu memperbaiki segala kelemahan dan ingin slalu meningkatkan ketakwaan untuk mencapai Ridlo Allah SWT Aamiin YRA
Tim Ahmadiyah.Id
08/08/2021, 11:34
Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk itu.
Tim Ahmadiyah.Id
08/08/2021, 09:42
Jazakamullah...
Tim Ahmadiyah.Id
10/08/2021, 17:31
Allahuakbar, Alhamdulillah semoga saya dapat menyimak atau dapat berangkat ke Jalsah salanah yang akan datang Aamiiin Yra. Ini lah salah satu nubuatan dari Nabi
Tim Ahmadiyah.Id
10/08/2021, 17:36
Allahuakbar..... Allahuakbar...... Allahuakbar....... Alhamdulillah semoga saya dapat menyimak atau berangkat langsung ke Jalsah salanah untuk tahun depan. Ini lah salah satu nubuatan dari Nabi Muhammad Saw di mana Matahari akan terbit dari barat.
Tim Ahmadiyah.Id
21/08/2021, 08:28
Alhamdulillah, Subhaana Allah, Mubarak Jalsah UK 2021. Jazakumullah Ahsanal jaza..

Leave a Reply

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.