ALLAH SWT ADALAH NUR DI LANGIT DAN BUMI. Setiap sinar yang tampak di dataran tinggi mau pun di lembah, apakah di dalam kalbu atau jasmani, apakah bersifat pribadi atau impersonal, apakah kelihatan atau tersembunyi, apakah di dalam pikiran manusia atau di luarnya, semuanya merupakan berkat dari Rahmat-Nya. Hal ini menjadi tanda bahwa Rahmat dari Tuhan seru sekalian alam menyelimuti keseluruhan dan tidak ada yang dikecualikan dari rahmat tersebut. Dia adalah sumber dari semua rahmat dan menjadi sumber utama dari semua nur dan menjadi sumber mata air dari semua kerahiman. Wujud-Nya adalah penyangga alam ini dan menjadi tempat berlindung segalanya. Dia itulah yang telah membawa keluar segala hal dari kegelapan dan ketiadaan dan mengaruniakan atas semuanya jubah perwujudan. Tidak ada yang mewujud dan abadi di luar Wujud-Nya dan tidak ada yang tidak menerima Rahmat-Nya. Bumi dan langit, manusia dan hewan, batu dan pepohonan, ruh dan jasmani, semua mewujud berkat Rahmat-Nya.
(Barahin Ahmadiyah, Ruhani Khazain,vol. 1, hal. 191-192, London, 1984).
Tulisan ini dikutip dari buku “Inti Ajaran Islam Bagian Pertama, ekstraksi dari Tulisan, Pidato, Pengumuman dan Wacana Masih Mau’ud dan Imam Mahdi, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as”. Neratja Press, hal. 40, ISBN 185372-765-2