Kuningan (18/11). Jemaat Ahmadiyah di Desa Manislor menerima kedatangan sejumlah tamu yang terdiri dari 11 orang Kiayi dan Kabag Kesra Kabupaten Kuningan. Kunjungan para kiayi ini merupakan inisiatif Kiayi Oding, pengasuh Ponpes Baitul Muta’allimin – Lengkong, sekaligus Ketua Forum Kiayi Kuningan.
Sebelumnya tim Rabtah Jemaat Manislor sudah beberapa kali bersilaturahmi ke kediaman Kiayi Oding dan memberikan bantuan pemasangan MTA.
Silaturahmi itu dibuka dengan perkenalan satu persatu kiayi yang hadir oleh Kiayi Oding sebagai ketua forum, dan disampaikan juga tujuan kedatangan mereka adalah untuk bersilaturahmi serta tabayyun. Yang kemudian disambut baik oleh bapak Yusuf Ahmadi selaku Ketua Jemaat Manislor, dengan memberikan ucapan selamat datang dan menjelaskan sejarah singkat maupun kiprah Jemaat Manislor. Dilanjutkan oleh bapak Nurhalim, selaku Sekretaris Tabligh JAI Manislor yang menjelaskan mengenai rabtah (silaturrahmi) yang terjalin baik antara Ahmadiyah di Manislor dengan berbagai tokoh Kiayi, Ormas serta Pemerintah.
Di tengah obrolan itu, Kiayi Asep langsung menanyakan tentang kedudukan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad (pendiri Ahmadiyah), apakah nabi atau bukan? Pertanyaan itu dijawab oleh Mln. Irfan selaku Mubaligh Ahmadiyah di Manislor, beliau memberikan penjelasan dengan bahasa yg mudah dipahami sesuai persepsi mereka. Salah satunya mengacu pada penjelasan Muktamar NU tahun 1928 tentang wajibnya meyakini kedatangan kedua Isa Al-Masih di akhir zaman untuk meneruskan syariat nabi Muhammad (saw) dan tidak menghalangi kedudukan beliau sebagai nabi terakhir. Mln Irfan juga menegaskan bahwa misi pendiri Jemaat Ahmadiyah adalah untuk menghidupkan agama Islam dan menegakkan syariat Al-Quran.
Diskusi berjalan cukup santai dan dalam suasana yang tenang. Setelah mendengar penjelasan tersebut, mereka menerima keislaman Ahmadiyah secara zahir sesuai dengan kalimah syahadat dan sholawat yang diucapkan. Namun, secara batin mereka mengganggap Ahmadiyah masih bertentangan dengan pemahaman Islam umumnya terutama tentang konsep kenabian.
Dalam silaturahmi itu, para Kiayi juga menanyakan status Ahmadiyah apakah sebagai agama atau organisasi, kemudian soal posisi Ahmadiyah Lahore dan Qadiani, Sanad Guru Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, dan beberapa pertanyaan lainnya. Nampak mereka masih penasaran dengan masalah wahyu dan kenabian yang bagi mereka sangat prinsip dan memerlukan waktu panjang untuk bisa memahami.
Tak terasa hari memasuki siang, obrolan pun disambung sembari santap siang. Pengurus JAI Manislor telah menyiapkan bingkisan bagi para tamu untuk dibawa pulang. Dan pertemuan pun diakhiri dengan foto bersama di halaman Mesjid An-Nur, Desa Manislor.
Semoga silaturahmi ini terus terjaga baik dan membawa hikmah dan faedah besar untuk kemajuan Jemaat Ahmadiyah di Kuningan.
Kontributor: Mln. Irfan Maulana
Editor: Harpan Ahmad
Comments (3)