Kesalahpahaman tentang Kedatangan Almasih Akhir Zaman
Oleh Harris Zafar

Beragam komentar serta pendapat telah muncul dari dunia Islam semenjak kematian Osama bin Laden. Sebagian Muslim merasa lega karena kekuasaan penuh terornya telah berakhir, sedangkan yang lain menyatakan kecaman atas cara kematiannya. Sebagian umat Muslim merasa bahwa hal ini akan membantu dunia Islam, sedangkan sebagian lainnya berpendapat bahwa hal ini justru akan memberi lebih banyak masalah. Orang-orang seperti Irshad Manji bahkan lebih jauh mengatakan bahwa kita harus mereformasi Islam itu sendiri. Dengan perpecahan yang sedemikian besar di antara umat Islam, hal ini menegaskan bahwa umat Islam memerlukan seorang pemimpin rohani yang dapat menyatukan mereka semua di bawah satu panji perdamaian dan menanamkan pemahaman sejati tentang Islam dalam diri mereka.
Namun berbagai upaya untuk menunjuk seorang reformer tersebut sudah dapat dipastikan akan gagal. Tidak ada orang biasa yang bisa kita tunjuk untuk mengemban tugas tersebut. Irshad Manji benar ketika mengatakan bahwa umat Islam membutuhkan reformasi untuk kemajuan rohani. Tetapi dirinya lupa bahwa umat manusia tidak dapat menginisiasi hal ini. Reformasi yang hakiki haruslah berada di bawah bimbingan Ilahi. Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam) sendiri telah memperingatkan tentang perpecahan dan kekacauan di dunia Islam, tetapi beliau juga menjelaskan solusinya.
Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam) pernah bersabda:
“Akan tiba suatu masa bagi umat manusia ketika tidak akan ada yang tersisa dari Islam selain namanya dan tidak ada lagi yang tersisa dari Al-Qur’an kecuali tulisannya. Masjid-masjid mereka akan dibangun sedemikian megahnya namun hampa dari petunjuk. Para ulama mereka akan menjadi seburuk-buruk makhluk di kolong langit; karena dari mereka timbul beberapa fitnah (perselisihan) dan akan kembali kepadanya. (HR Baihaqi dari Ali ra).
Namun, Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam) sendiri telah memberikan kabar gembira bahwa pada kondisi kritis tersebut, Allah akan mengirimkan Al-Masih yang akan membangkitkan Islam untuk mereformasi umat Islam dan seluruh umat manusia, dan secara konsisten bepegang teguh pada ajaran-ajaran sejati Al-Qur’an Suci.
Namun Nabi Isa adalah Almasih yang ditunggu-tunggu oleh umat Muslim, bukankah begitu?
Dalam tinjauan sejarah agama-agama, kita banyak menemukan contoh di mana para pendiri agama atau orang-orang suci lainnya disebutkan telah naik ke langit secara fisik. Pengakuan-pengakuan tersebut begitu banyak dan tersebar luas sehingga tampaknya telah menjadi kecenderungan universal bagi manusia untuk membuat kisah-kisah semacam itu untuk mengkultuskan pemuka-pemuka agama mereka. Kalaupun kita menerima semua klaim mengenai naiknya para pemuka agama tersebut ke langit, tetapi sepanjang sejarah umat manusia tidak ada satupun contoh kembalinya mereka secara jasmani ke dunia ini. Dengan tidak adanya pemenuhan secara fisik dari klaim-klaim tersebut, maka kita diberi dua pilihan: menolak klaim-klaim tersebut sebagai hal yang tidak benar atau menerimanya secara metafora, seperti yang dilakukan Nabi Isa as perihal kedatangan Nabi Elia (Nabi Ilyas) ke dua kali.
Perihal kedatangan Nabi Isa untuk kedua kalinya, banyak umat Islam meyakini bahwa beliau akan datang dengan segala kemegahan dan tanda-tanda yang jelas – turun dari Langit di siang yang cerah dengan dituntun oleh para malaikat – sehingga seorang yang sangat skeptis sekalipun mustahil untuk menolak kedatangannya.
Namun sejarah memperlihatkan kepada kita bahwa semua orang suci seperti itu datang dengan penuh kerendahan hati, jauh dari hal kemegahan. Mereka selalu diperlakukan tidak manusiawi, dilancarkan tuduhan-tuduhan dan permusuhan yang sengit, tidak disambut dengan tangan terbuka.
Dari generasi ke generasi akan berlalu dan akan terus menunggu, tetapi tidak akan ada wujud Isa yang akan turun dari Langit secara fisik. Orang-orang bisa saja membangun tembok ratapan seperti yang dilakukan 3,000 tahun sebelumnya, namun mereka tidak akan menyaksikan Almasih turun.
Masa sekarang adalah masa akhir zaman. Menerima Almasih akhir zaman merupakan kunci untuk meraih perdamaian dunia saat ini. Almasih penuh dengan kesederhanaan di awal kedatangannya, bukan dengan kemegahan serta kehebohan yang sering dikait-kaitkan dengan kedatangannya. Sebagaimana Yohannes Pembaptis (Nabi Yahya as) yang telah memenuhi nubuatan kedatangan Elia (Ilyas) ke dua kali, maka seorang manusia dengan karakteristik-karakteristik yang serupa juga akan menggenapi secara rohani kedatangan Nabi Isa yang kedua. Misi mereka serupa: kebangkitan agama dan memperbaiki umatnya.
Hanya Almasih yang ditunjuk oleh Allah sajalah yang dapat memberikan kepada umat Islam reformasi yang mereka butuhkan dengan menghidupkan kembali ruh Islam sejati dan membawa umat Islam keluar dari kegelapan dan menjauh dari pemahaman Al-Qur’an dengan pendekatan kekerasan. Hanya reformer seperti ini yang dapat memberikan penafsiran yang benar dari Al-Qur’an dan ajaran Islam.
Jika kita tidak dapat memahami kedatangan Almasih yang kedua, maka bagaimana mungkin kita dapat mengetahui waktu kedatangannya? Seluruh umat Islam harus memahami seperti apa kedatangan Almasih itu. Menerima Almasih adalah kunci bagi persatuan dunia Islam dan hal yang sangat penting untuk mereformasi orang-orang yang salah dalam menafsirkan Al-Qur’an.
Sumber: Alislam.org – Demystiying the Second Coming
Penerjemah: Irfan Adiatama