Mengapa Harus Beriman pada Nabi Isa yang Dijanjikan?

kedatangan nabi isa

Ketika saya sudah beriman kepada Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mengapa saya juga harus beriman kepada Nabi Isa atau Almasih yang Dijanjikan (Masih Mau’ud)?

Berdasarkan kalimat pertanyaan tersebut yaitu ‘beriman kepada Allah dan Rasul-Nya‘, jawaban yang paling singkat dan paling sederhana adalah; memang sudah merupakan kehendak Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa kita harus beriman kepada Nabi Isa yang Dijanjikan dan keimanan kepada Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak akan ada artinya jika seseorang tidak mematuhi kehendak mereka.

Kehendak Allah dan rasul-Nya dapat diketahui melalui dua sumber utama Islam, yakni Al-Qur’an dan sunnah.

Meskipun kadang-kadang dinyatakan bahwa kedatangan Nabi Isa as telah disebutkan dengan jelas di dalam Al-Qur’an, namun faktanya di sana tidak disebutkan dengan jelas mengenai nubuatan itu. Nubuatan yang terperinci mengenai kedatangan Nabi Isa terdapat dalam hadits-hadits, yakni suatu riwayat yang dinisbatkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang di dalamnya telah dijanjikan bahwa pada suatu masa tertentu Nabi Isa akan datang, yaitu Masih Mau’ud (Al-Masih yang dijanjikan).

Allah Ta’ala berfirman mengenai sabda-sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

وَمَا يَنطِقُ عَنِ الۡهَوَىٰٓ إِنۡ هُوَ إِلَّا وَحۡيٞ يُوحَىٰ

“Dan ia tidak berkata-kata menurut kehendak hawa nafsu-nya. Itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan oleh Tuhan.” (QS. An-Najm, [53]:4-5)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَلاَ إِنِّي أُوتِيتُ الْكِتَابَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ أَلاَ يُوشِكُ رَجُلٌ شَبْعَانُ عَلَى أَرِيكَتِهِ يَقُولُ عَلَيْكُمْ بِهَذَا الْقُرْآنِ فَمَا وَجَدْتُمْ فِيهِ مِنْ حَلاَلٍ فَأَحِلُّوهُ وَمَا وَجَدْتُمْ فِيهِ مِنْ حَرَامٍ فَحَرِّمُوهُ أَلاَ لاَ يَحِلُّ لَكُمْ لَحْمُ الْحِمَارِ الأَهْلِيِّ وَلاَ كُلُّ ذِي نَابٍ مِنَ السَّبُعِ وَلاَ لُقَطَةُ مُعَاهِدٍ إِلاَّ أَنْ يَسْتَغْنِيَ عَنْهَا صَاحِبُهَا وَمَنْ نَزَلَ بِقَوْمٍ فَعَلَيْهِمْ أَنْ يَقْرُوهُ فَإِنْ لَمْ يَقْرُوهُ فَلَهُ أَنْ يُعْقِبَهُمْ بِمِثْلِ قِرَاهُ

“Ingatlah! Sesungguhnya aku telah diberi Al-Qur’an dan yang semisal bersamanya (as-Sunnah). Akan tetapi akan segera datang masa ketika seseorang akan duduk santai di kursinya dan berkata, ikutilah Al-Qur’an saja, halalkan apa yang kamu dapati halal di dalamnya, dan laranglah apa yang kamu dapati haram di dalamnya.” (Sunan Abu Dawud, kitab sunnah, hadits no.4604).

Terkait:   Nabi Isa Wafat Secara Alami

Artinya, jika ada hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sampai kepada kita yang kesahihannya dapat dilacak sampai kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, maka kewajiban kita adalah menerimanya. Terdapat hadits-hadits yang di dalamnya beliau menubuatkan kedatangan Masih Mau’ud as dan juga menggambarkan kondisi serta keadaan saat kedatangannya, serta menjelaskan kewajiban untuk beriman kepada Masih Mau’ud as.

Riwayat-Riwayat Tentang Kedatangan Nabi Isa

Ada lebih dari 50 hadits tentang turunnya Nabi Isa as yang telah sampai kepada kita, yang disandarkan kepada Rasulullah (marfu). Masing masing memiliki beberapa riwayat dan sebagian besar tergolong sahih. Selain itu, terdapat lebih dari 50 hadits yang sanadnya sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang menubuatkan kedatangan Nabi Isa dengan gelar Mahdi.

Banyak ulama terkenal dari masa lampau dan masa sekarang, seperti Imam Ibnu Katsir rh (774 M) dan Imam Asy-Syaukani (1250 M), telah menetapkan bahwa hadits-hadits tentang munculnya Nabi Isa dan Imam Mahdi sampai ke tingkatan hadits mutawatir, yakni hadits-hadits tersebut telah diriwayatkan dari generasi ke generasi lain dalam jumlah yang sangat besar sehingga tidak diragukan lagi kesahihannya.

Berikut ini adalah sebagian kecil dari hadits-hadits tersebut.

وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ عَلَى شِرَارِ النَّاسِ وَلاَ الْمَهْدِيُّ إِلاَّ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ

“… dan kiamat tidak akan terjadi melainkan kepada manusia yang terburuk, dan tidak akan ada Mahdi kecuali Isa Ibnu Maryam.” (Sunan Ibnu Majah, kitabul fitan, hadits no. 4039)

فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَبَايِعُوهُ وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الثَّلْجِ فَإِنَّهُ خَلِيفَةُ اللَّهِ الْمَهْدِيُّ

“Dan ketika kalian melihatnya, maka berbaiatlah kalian kepadanya meskipun harus merangkak di atas salju, karena dia adalah khalifah Allah dan Mahdi.” (Sunan Ibnu Majah, kitabul fitan, hadits no. 4084)

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ، وَيُفِيضَ الْمَالٓ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ، حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

“Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya! Akan segera turun (Isa) Ibnu Maryam di antara kalian sebagai hakim yang adil. Dia akan mematahkan salib, membunuh babi, menghapuskan jizyah (pajak), dan dia akan membagi-bagikan harta hingga tidak ada yang akan menerimanya. Sehingga satu sujud akan lebih baik dari dunia dan seisinya.” (Sahih Bukhari, kitab hadits al-anbiyya, hadits no. 3448)

Terkait:   Teori Substitusi - Benarkah Nabi Isa Digantikan Orang Lain Saat Penyaliban?

يُوشِكُ مَن عاشَ مِنكُمْ أنْ يَلْقى عِيسى ابْنَ مَرْيَمَ إمامًا مَهْدِيًّا وحَكَمًا عَدْلًا، فَيَكْسِرُ الصَّلِيبَ، ويَقْتُلُ الخِنْزِيرَ، وتُوضَعُ الجِزْيَةَ، وتَضَعُ الحَرْبُ أوْزارَها

“Siapapun yang hidup di antara kalian akan bertemu Isa Ibnu Maryam sebagai Imam Mahdi dan hakim yang adil. Dia akan mematahkan salib, membunuh babi, dan menghapuskan jizyah (pajak), dan peperangan akan hilang.” (Musnad Ahmad)

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا مُقْسِطًا، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ

“Kiamat tidak akan terjadi sebelum (Isa) Ibnu Maryam turun di antara kalian sebagai hakim yang adil, dia akan mematahkan salib, membunuh babi, dan menghapuskan jizyah (pajak).” (Sahih Bukhari, kitab al-mazalim, hadits no. 2476)

كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ ابْنُ مَرْيَمَ فِيكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ

“Bagaimana keadaanmu ketika (Isa) Ibnu Maryam turun di antara kamu dan dia  menjadi imam dari antara kamu?” (Sahih Muslim, kitabul iman, hadits no. 155d)

مَنْ أَدْرَكَ مِنْكُمْ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ فَلْيُقْرِئْهُ مِنِّي السَّلَامَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِمَا وَسَلَّمَ

“Jika ada dari antara kalian yang bertemu Isa Ibnu Maryam, maka sampaikanlah salamku kepadanya.” (Al-Mustadrak Ala Sahihain)

طُوبَى لِعَيْشٍ بَعْدَ الْمَسِيحِ طُوبَى لِعَيْشٍ بَعْدَ الْمَسِيحِ يُؤْذَنُ لِلسَّمَاءِ فِي الْقَطْرِ وَيُؤْذَنُ لِلأَرْضِ فِي النَّبَاتِ فَلَوْ بَذَرْتَ حَبَّكَ عَلَى الصَّفَا لَنَبَتَ فَلا تَشَاحٍ وَلا تَحَاسُدٌ وَلا تَبَاغُضٌ حَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ عَلَى الأَسَدِ وَلا يَضُرُّهُ وَيَطَأُ عَلَى الْحَيَّةِ فَلا تَضُرُّهُ وَلا تَشَاحٍ وَلا تَحَاسُدٌ وَلا تَبَاغُضٌ

“Berbahagialah kalian yang hidup setelah kedatangan Al-Masih. Berbahagialah kalian yang hidup setelah kedatangan Al-Masih. Akan diumumkan kepada langit di bumi, dan akan diumumkan bagi bumi melalui tanaman. Jika kamu menabur benih di atas batu, niscaya benih itu akan tumbuh. Kalian tidak akan saling serakah, tidak pula kalian akan saling iri, juga tidak akan saling membenci, hingga seorang laki-laki akan melewati seekor singa dan singa itu tidak akan  menyakitinya, dan dia akan berjalan melangkahi ular dan ular itu tidak akan melukainya. Kalian tidak akan saling serakah, tidak akan saling iri, tidak pula kalian akan saling benci.” (Hadits Abu Bakar Al-Anbari)

أَرَانِي اللَّيْلَةَ عِنْدَ الْكَعْبَةِ فِي الْمَنَامِ فَإِذَا رَجُلٌ آدَمُ كَأَحْسَنِ مَا يُرَى مِنْ أُدْمِ الرِّجَالِ تَضْرِبُ لِمَّتُهُ بَيْنَ مَنْكِبَيْهِ رَجِلُ الشَّعَرِ يَقْطُرُ رَأْسُهُ مَاءً وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى مَنْكِبَيْ رَجُلَيْنِ وَهُوَ يَطُوفُ بِالْبَيْتِ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا فَقَالُوا هَذَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ثُمَّ رَأَيْتُ رَجُلًا وَرَاءَهُ جَعْدًا قَطِطًا أَعْوَرَ الْعَيْنِ الْيُمْنَى كَأَشْبَهِ مَنْ رَأَيْتُ بِابْنِ قَطَنٍ وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى مَنْكِبَيْ رَجُلٍ يَطُوفُ بِالْبَيْتِ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا قَالُوا الْمَسِيحُ الدَّجَّالُ

Terkait:   Kesalahpahaman tentang Kedatangan Almasih Akhir Zaman

“Tadi malam aku melihat penglihatan di dekat Ka’bah dalam tidurku. Ada seorang laki-laki berkulit coklat, secantik yang pernah kulihat. Rambutnya terurai di antara kedua bahunya, seorang laki-laki yang dari kepalanya meneteskan air. Dia meletakkan tangannya pada pundak dua orang laki-laki saat ia mengelilingi Baitullah. Aku berkata, siapa ini? Mereka berkata, ini adalah Al-Masih Ibnu Maryam. Kemudian aku melihat seorang laki-laki di belakangnya, dengan rambut sangat keriting dan mata kanannya buta, mirip dengan penampilan Ibnu Qatan. Ia meletakkan tangannya di atas pundak seorang laki-laki sambil mengelilingi Baitullah. Aku berkata, ini siapa? Mereka menjawab, ini adalah Al-Masih Ad-Dajjal.” (Sahih Bukhari, kitab ahadits ul-anbiya, hadits no. 3439)

يَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ صَلّٰى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُ أَمِيرُهُمْ تَعَالَ صَلِّ لَنَا فَيَقُولُ لَا إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءُ تَكْرِمَةَ اللّٰهِ هَذِهِ الْأُمَّةَ

“Isa Ibnu Maryam akan turun dan para pemimpin muslim akan berkata: marilah imami kami shalat. Isa berkata: Tidak! Sebagian kamu adalah pemimpin bagi yang lainnya, karena Allah telah memuliakan umat ini.” (Sahih Muslim, kitabul iman, hadits no. 156)

Lebih dari itu, terdapat banyak sekali nubuatan dari para wali yang menubuatkan kedatangan Nabi Isa dan Imam Mahdi. Para ulama Islam dan fuqaha juga mengatakan bahwa kewajiban umat Islam untuk mengikuti kepada Al-Masih dan Imam Mahdi ketika dia datang.

Sumber: Alislam.org
Penerjemah: Mln. Latif Nurhasan

Comments (1)

Tim Ahmadiyah.Id
19/10/2024, 06:31
Thanks

Leave a Reply

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.