Al-Quran diturunkan dalam bahasa yang merupakan ibu dan sumber dari segala bahasa lainnya. Merupakan kenyataan yang tidak bisa dibantah bahwa keindahan dan superioritas dari Kitab samawi adalah karena sempurna polanya dan disusun dalam bahasa yang berasal dari firman Tuhan serta memiliki mutu yang lebih tinggi dibanding yang lainnya.
Kalau kita menyadari bahwa mutu dari suatu bahasa yang berada di luar kemampuan manusia dan tidak dimiliki oleh bahasa-bahasa lainnya, ditambah lagi fitrat bahasa itu yang tidak mungkin merupakan hasil pikiran manusia karena hanya mungkin berasal dari pengetahuan Tuhan yang hakiki dan abadi, maka kita harus mengakui bahwa bahasa seperti itu hanya mungkin berasal dari Allah Yang Maha Agung. Penelitian kami secara mendalam menunjukkan bahwa bahasa yang memenuhi kriteria demikian hanyalah bahasa Arab. Banyak sudah orang yang menghabiskan umurnya dalam penelitian seperti itu guna mencari yang manakah dari sekian banyak itu merupakan ibu dari segala bahasa, namun karena upaya mereka tidak mendapat petunjuk yang benar serta tidak memperoleh kemampuan yang relevan dari Allah Swt maka mereka tidak pernah berhasil. Alasan lainnya adalah juga karena mereka memiliki prasangka terhadap bahasa Arab dan tidak cukup memberikan perhatian. Karena itulah mereka tidak pernah berhasil dalam usahanya.
Kami sendiri melalui bimbingan Firman Allah Swt yaitu Al-Quran telah ditunjukkan bahwa ibu segala bahasa adalah bahasa Arab dan bukan bahasa Parsi, Ibrani atau Arya sebagaimana pengakuan mereka.
Mengapa Bahasa Arab Lebih Unggul
Berbeda dengan perkataan dalam bahasa Arab, kata-kata dari bahasa-bahasa yang disebutkan itu terdengar lemah, cacat, buta, tuli, buruk rupa dan sama sekali tidak mengandung pola alamiah. Kosa kata bahasa-bahasa tersebut miskin akarnya dan tidak memenuhi syarat sebagai bahasa yang sempurna. Jika ada dari kaum Arya atau para lawan lainnya yang tidak meyakini hasil penelitian ini, berikut kami sampaikan rincian pertimbangan yang menjadikan bahasa Arab lebih superior, sempurna dan unggul dibanding yang lainnya:
- Akar kata bahasa Arab memiliki pola yang sempurna
- Bahasa Arab mempunyai konotasi intelektual yang amat tinggi
- Sistem dari kata-kata dasar dalam bahasa Arab amat lengkap dan sempurna.
- Dalam idiom bahasa Arab, beberapa kata saja bisa memiliki pengertian yang ekstensif
- Bahasa Arab memiliki kemampuan penuh untuk pengungkapan semua perasaan dan pikiran manusia.
Setelah penerbitan buku kami itu, setiap orang dipersilakan, kalau mampu, membuktikan bahwa sifat-sifat itu juga terdapat dalam bahasa Sanskerta atau pun bahasa lainnya.
(Dhia-ul Haqq, Qadian, Dhia-ul Islam Press, 1895; Ruhani Khazain, vol. 9, hal. 320-321, London, 1984).
Penelitian yang lebih mendalam mengukuhkan pandangan bahwa induk dari segala bahasa yang saling berkait itu adalah bahasa Arab yang merupakan sumber asal semua bahasa-bahasa tersebut. Penelitian yang sempurna dan komprehensif menunjukkan kalau sifat-sifatnya tersebut membawa kita kepada pengakuan bahwa selain merupakan ibu dari segala bahasa, nyatanya juga merupakan bahasa yang diwahyukan Allah Swt berdasar rencana-Nya yang khusus kepada manusia pertama, atau dengan kata lain bukan hasil ciptaan manusia semata. Semua itu mengarah kepada konklusi bahwa hanya bahasa Arab yang tepat bagi wahyu Ilahi, karenanya adalah suatu kewajaran kalau Kitab Ilahi yang diwahyukan sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia adalah juga dalam bahasa yang merupakan ibu segala bahasa lainnya sehingga melalui cara itu lalu Kitab tersebut akan membawa berkat sebagaimana halnya dengan segala sesuatu yang diwahyukan dan berasal dari tangan Allah Yang Maha Kuasa.
Namun perlu diperhatikan bahwa karena semua bahasa lain juga bukan merupakan ciptaan manusia secara sengaja dan karena pengarahan Ilahi telah muncul dari bahasa yang suci ini, dimana meskipun kemudian ada yang mengalami kerusakan tetapi tetap saja merupakan keturunan dari bahasa induk, maka wajar pula jika petunjuk bagi suatu bangsa diwahyukan dalam bahasanya sendiri. Hanya saja dengan sendirinya maka Kitab yang paling sempurna dan luhur harus diwahyukan dalam bahasa Arab karena bahasa ini adalah ibu segala bahasa lain serta merupakan bahasa yang diwahyukan yang turun dari “mulut” Yang Maha Kuasa sendiri.
Mengingat bukti demikian hanya dikemukakan oleh Al-Quran dan hanya Kitab ini yang mengklaim dirinya berasal dari Tuhan, sedangkan kitab bahasa Arab lainnya tidak ada yang mengajukan klaim seperti itu, kami harus mengakui bahwa Al-Quran memang nyata berasal dari Tuhan dan berfungsi sebagai penjaga atas Kitab-kitab Samawi lainnya. Karena itulah aku telah mengkompilasi buku ini agar insya-Allah, aku bisa menegaskan saling keterkaitan antar bahasa dan dari sana membuktikan kalau bahasa Arab itu merupakan ibu segala bahasa dan benar merupakan bahasa yang diwahyukan. Setelah itu berdasarkan kekhasan bahwa bahasa tersebut saja yang paling sempurna, suci dan diwahyukan, aku akan mengemukakan bukti-bukti nyata dan konklusif bahwa dari sekian banyak Kitab Samawi, hanya Al-Quran saja yang merupakan yang tertinggi, paling luhur, terlengkap dan Khaatamal Kutub dimana hanya Kitab ini saja yang dapat dianggap sebagai ibu segala Kitab lainnya sebagaimana juga bahasa Arab adalah ibu segala bahasa.
Proyek penelitian ini harus melalui tiga tahapan sebagai berikut:
Tahapan pertama : Pembuktian bahwa semua bahasa saling terkait.
Tahapan kedua : Pembuktian bahwa bahasa Arab adalah ibu segala bahasa.
Tahapan ketiga : Pembuktian bahwa berdasar sifatnya yang luar biasa maka bahasa Arab adalah bahasa yang diwahyukan.
Sifat saling terkait antar bahasa telah dikemukakan secara jelas dalam buku ini sehingga sulit membayangkan penelitian macam apa lagi yang diperlukan.
Masalah kedua adalah bahwa dari sekian banyak bahasa yang saling berkait, hanya bahasa Arab yang dapat dikatakan sebagai ibu segala bahasa, dimana bukti-buktinya telah diberikan secara rinci. Dari hal itu kami memastikan bahwa salah satu dari sifat-sifat khas bahasa Arab adalah karena bahasa ini memiliki pola alamiah dan memperlihatkan keindahan ciri hasil karya Ilahi sebagaimana halnya terdapat pada ciptaan Tuhan lainnya. Kami juga telah mengungkapkan bahwa bahasa-bahasa lain merupakan gambaran bahasa Arab yang rusak. Sejauh mana bahasa yang diberkati ini masih terpelihara di dalam bahasa lain dalam wujudnya yang benar, menggambarkan setingkat itu juga keindahan yang menarik hati dari bahasa bersangkutan. Sebaliknya, sejauh mana suatu bahasa telah melenceng jauh maka setingkat itu pula kecantikan dan daya tariknya menjadi berkurang. Adalah suatu kenyataan yang jelas bahwa sesuatu yang berasal dari tangan Tuhan akan tetap memperlihatkan karakteristik luar biasanya sepanjang masih mempertahankan bentuk asalnya, disamping bahwa manusia tidak akan sanggup menciptakan padanannya. Namun saat mulai meninggalkan kondisi asalnya, maka bentuk dan keindahannya akan memudar.
Bahasa Arab berfungsi mirip sebagai seorang bijak yang berfikiran demikian terinci dimana melalui bahasa ini suatu pengertian dapat disampaikan dalam berbagai bentuk. Sebagai contoh, seorang yang cerdas bisa menyampaikan pesan hanya dengan cara gerakan alis mata, hidung atau tangan tentang sesuatu yang biasanya harus dijelaskan dalam kata-kata, atau dengan kata lain ia bisa menjelaskan sesuatu pengertian melalui nuansa-nuansa yang halus. Metoda ini juga digunakan oleh bahasa Arab. Terkadang dengan menggunakan satu kata saja, bahasa ini dapat menyampaikan suatu maksud yang membutuhkan beberapa perkataan dalam bahasa-bahasa lain. Tekanan pada pengucapan suatu huruf hidup (vowel) terkadang mampu menyampaikan pesan yang dalam bahasa lain memerlukan kalimat-kalimat panjang. Beberapa kata pendek bahkan bisa memiliki konotasi yang amat dalam, seperti kata:
araztho = yang mengandung arti: Aku telah mengunjungi Mekah dan Medinah serta daerah sekitarnya, dan
tahfaltho = yang berarti: Aku terbiasa makan roti dari gandum murni dan tidak mau makan jenis lainnya.
Salah satu karakteristik bahasa Arab ialah bahwa segala sifat yang terdapat dalam bahasa lainnya, ada terangkum di dalam bahasa ini. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa mengingat bahasa Arab mengandung semua sifat-sifat dari bahasa-bahasa lainnya secara komprehensif, maka harus diakui kalau bahasa lain itu merupakan cabang- cabang dari bahasa Arab.
Ada beberapa orang yang berkeberatan atas pandangan di atas dan menyatakan bahwa jika benar satu bahasa dianggap sebagai akar dari semua bahasa lainnya, maka sulit mencerna dalam fikiran bahwa dalam jangka waktu tiga atau empat ribu tahun, bahasa-bahasa yang muncul dari akar yang satu itu menjadi demikian beragam. Keberatan ini berlandaskan falasi (kesalah-pahaman) di atas falasi lainnya. Pertama, belum ada kepastian yang tegas bahwa umur bumi hanya berusia baru empat atau lima ribu tahun dan bahwa langit dan bumi tidak ada sebelumnya. Sebaliknya, ada indikasi kuat bahwa bumi ini telah dihuni manusia sudah lama sekali.2] Disamping itu jarak tempat dan waktu bukan satu-satunya penyebab timbulnya keanekaan dalam bahasa. Salah satu penyebab dari perbedaan tersebut ialah karena setiap daerah di bumi amat mempengaruhi secara khas tenggorokan, nada dan cara pengucapan penduduk di daerah tersebut sebagai akibat dari pengaruh lintang dan bujur bumi, kedekatannya dengan planet-planet lain atau mungkin faktor lain yang belum diketahui, dimana faktor-faktor itu menghasilkan cara bicara yang spesifik. Itulah sebabnya ada beberapa bangsa yang tidak bisa mengucapkan huruf “z” atau “r” secara benar.
Karena warna kulit, rentang umur rata-rata, perilaku, akhlak dan kesehatan setiap bangsa berbeda dari satu ke lain negeri, begitu jugalah bahasa pun menjadi berbeda karena perbedaan-perbedaan tersebut juga mempengaruhi bahasa yang digunakan dimana tingkat perbedaannya ditentukan oleh tingkat penyebabnya. Perbedaan ini bukan suatu yang dipaksakan tetapi ditentukan oleh norma-norma fisika. Dengan demikian setiap perubahan yang terjadi pada resam tubuh, perilaku, akhlak atau pun cara berfikir manusia di bawah pengaruh kausa langit atau bumi, akan juga mempengaruhi cara bicara dan bahasanya. Dalam hal ada perkataan bahasa asing yang diserap masuk, pengucapannya pun terkadang mengalami perubahan. Semua itu menjadi bukti nyata bahwa cara bicara manusia dipengaruhi oleh kausa-kausa bumi atau langit. Umat Yahudi dan Kristiani mestinya mengakui bahwa bahasa Arab adalah induk dari segala bahasa karena Kitab Taurat secara tegas menyatakan bahwa hanya ada satu bahasa pada awalnya.
Beberapa orang mengemukakan sanggahan bahwa hubungan beberapa bahasa dengan bahasa Arab seperti misalnya bahasa Ibrani adalah lebih banyak kemiripannya dibanding bahasa-bahasa lain seperti Sanskerta dan bahasa-bahasa Eropa. Jawaban atas hal itu ialah meskipun terdapat perbedaan namun dapat dipastikan bahwa kata-kata dasar dan istilah-istilah bahasa tersebut merupakan derivasi dari bahasa Arab yang kemudian berkembang sejalan dengan perubahan-perubahan alamiah.