Falsafah di Balik Bencana Alam

Falsafah bencana alam

Majlis Irfan: Pertanyaan yang Dijawab oleh Hazrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifatul Masih IV

The Ahmadiyya Gazette, Juni 1994

Pertanyaan:

Huzur, faktor yang sangat mengganggu tentang bencana alam dan penyebab berbagai penderitaan seperti kekeringan dan banjir-yang bukan disebabkan oleh manusia. Maksud saya, manusia tidak bertanggung jawab atas berbagai musibah tersebut. Tolong jelaskan.

Menjawab:

Saya mengerti maksud Anda. Pertama -tama, Anda harus memahami filosofi bencana alam, sebagaimana dipahami oleh manusia, hanyalah kisah yang tidak lengkap.

Kisah nyata itu jauh di belakang dalam sejarah. Kisah nyata terjadi hingga jutaan tahun evolusi manusia atau dalam berbagai tahap. Ketika Anda mencoba memahami bahwa musibah-musibah itu tidak berguna dan tidak berarti, mereka telah memainkan peran yang sangat penting dalam sejarah perkembangan manusia atau perkembangan kehidupan.

Dan mereka telah menjadi berkah tersembunyi sejauh menyangkut kemajuan. Jadi, terlepas apakah Anda memahami bencana lokal dalam konteks nilai-nilai manusia atau tidak, jika Anda melihat kembali dalam sejarah evolusi kehidupan, Anda dapat dengan mudah memahami bahwa bencana-bencana ini merupakan bagian dari skema umum berbagai hal dari semua penciptaan. Dan bencana ini memiliki peran yang adil dan memiliki arti.

Jadi demi kepentingan yang lebih besar, kepentingan individu yang lebih kecil selalu dikorbankan. Ini adalah prinsipnya.

Jadi karena bencana-bencana ini memainkan peran penting dalam skema berbagai hal dan dalam aliran evolusi kehidupan dan kemajuan kehidupan, maka, bencana-bencana ini tidak bisa begitu saja dianggap sebagai hal yang tidak berarti hanya karena sebagian manusia mendapatkan penderitaan.

Terkait:   Dalil-Dalil Adanya Tuhan

Filosofi umum di balik bencana-bancana ini juga dapat dipahami ketika Anda mempelajari fenomena kehidupan dan kematian, yang saling bertentangan.

Pada setiap langkah kehidupan hidup jutaan orang dikorbankan. Untuk setiap periode, miliaran potensi kehidupan dikorbankan. Begitu juga, di seluruh alam semesta Anda melihat jutaan spesies dan manusia yang tak terhitung jumlahnya dalam berbagai bentuk, apa tujuan utamanya?

Jika Anda memahami skema segala sesuatu, semua ini dibuat untuk melayani manusia, dan pada akhirnya, semua ini berperan untuk melayani ekologi yang dibutuhkan oleh manusia. Dan semua ini adalah bagian dari sebuah skema, maka sejumlah orang dikorbankan demi kemanfaatannya, itulah hakikat dan maknanya. Jadi jika miliaran nyawa dikorbankan demi umat manusia karena mereka lebih unggul, jika berbagai manfaat ditambahkan pada manusia, maka beberapa pengorbanan cukup dibenarkan untuk skema besar itu. Oleh karena itu, hal ini merupakan tujuan umum dan fenomena umum seperti yang saya pahami.

Menghindari dan Mengurangi Bencana

Namun selain itu, ketika Anda menerapkan situasi bencana pada konteks manusia, Anda akan memahami bahwa setiap bencana dapat dihindari atau setidaknya dapat dikurangi ke tingkat yang tinggi jika manusia bermoral, atau unsur-unsur moral dan kemanusiaan berada di atas standar, yang diciptakan melalui pekerjaan sehari-hari.

Terkait:   Pembangunan Masjid-Masjid Peresmian Masjid Mahdi di Strasbourg, Prancis

Karena manusia kehilangan tujuan atau kehilangan arah, maka setelah semua pelayanan kepada umat manusia selama miliaran tahun, atau semua yang telah terjadi untuk penciptaan mereka, kalian sebagai manusia, apakah mereka pantas untuk dimusnahkan?

Jawabannya, jika Anda melihat segala sesuatu yang telah dilakukan Tuhan dalam kaitannya dengan umat manusia, setelah semua ini, umat manusia telah kehilangan tujuan penciptaan dan telah menjadi musuh alam yang lebih besar daripada manusia. Tidakkah Anda meyakini hal yang sama persis dengan ciptaan Anda sendiri? Jika Anda ingin melukis atau mencoba menggambar manusia, tetapi yang terbentuk adalah monyet (seperti yang biasa dilakukan anak-anak, mereka berupaya membuat sapi tapi malah berbentuk ular)

Anda tahu, ada perbedaan-perbedaan dalam karya seniman yang buruk. Tapi terkadang itu adalah kesalahan karya itu sendiri. Ia merupakan barang yang dibuat dan berubah bentuk. Apa yang akan Anda lakukan dengan itu? Anda akan memusnahkannya. Oleh karena itu, Allah memiliki hak untuk memusnahkan semua umat manusia jika umat manusia tidak melayani tujuan penciptaan. Jadi kekeringan kecil ini hanyalah bentuk hukuman kecil, yang sangat kecil, semata-mata untuk menyaring kita sesuai dengan apa yang benar-benar pantas kita dapatkan. Inilah sebabnya mengapa Al-Quran memberi tahu kita bahwa jika Allah telah menghukum manusia atas apa yang mereka lakukan, maka tidak akan ada yang dapat menghindarinya.

Tampaknya ada dilema karena kejahatan yang dilakukan oleh manusia dengan hewan malang yang dimusnahkan begitu saja. Namun, ketika Anda mengikuti apa yang saya katakan maka ayat ini sangat jelas maknanya dan tidak ada makna lain selain apa yang telah saya katakan; bahwa tujuan penciptaan spesies kehidupan lain bukan hanya untuk penciptaan mereka sendiri. Mereka diciptakan untuk umat manusia. Jadi jika manusia kehilangan pembenaran, maka semua yang telah diciptakan harus lenyap bersamanya. Semua harus lenyap. Tidak ada yang tersisa di sana. Inilah yang dikatakan Al-Quran dalam Surah Nahl.

Terkait:   Empat Sifat Utama Allah

“Dan jika Allah hendak menghukum manusia disebabkan perbuatan aniaya mereka, niscaya tidak akan Dia tinggalkan suatu makhluk yang bergerak ‘di bumi ini’, akan tetapi Dia memberi tangguh kepada mereka, hingga waktu yang telah ditentukan. Maka apabila batas waktu mereka itu datang, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak pula dapat memminta mempercepatnya.” (QS An-Nahl [16]:62)

Artinya, Jika Allah menghukum manusia atas pelanggaran mereka, Allah tidak akan membiarkan satu spesies pun di bumi ini. Hukuman dijatuhkan kepada manusia, tetapi apa yang dimusnahkan? Setiap spesies makhluk hidup. Hal ini hanya berlaku dalam penjelasan yang telah saya berikan; yaitu tujuan penciptaan mereka adalah untuk melayani manusia. Jadi, ketika manusia tidak lagi pantas untuk menguasai ciptaan lainnya, ciptaan itu akan ikut musnah.

Sumber: Alislam.org
Penerjemah: Nurmasari

Leave a Reply

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.