Gerhana Bulan dan Matahari: Datang Datangnya Reformer (Juru Selamat)
Reem Shraiky
Baru-baru ini fenomena bulan darah telah menarik perhatian banyak orang, khususnya kalangan religius. Bulan darah (blood moons) telah dikaitkan dengan nubuatan yang yang terkandung dalam kitab suci, terutama Alkitab, yang menganggap fenomena ini sebagai tanda kedatangan kembali Almasih.
Tentu saja setiap nubuatan harus ditafsirkan, tanda-tanda itu bersifat ghaib sebagai batu ujian bagi orang-orang beriman, selain itu kandungan nubuatan berbentuk sedemikian rupa untuk menyapa orang-orang sepanjang waktu dengan cara yang mereka pahami.
Salah satu contoh nubuatan ini adalah gerhana bulan dan matahari, yang telah dikutip dalam banyak kitab suci Kristen dan Islam sebagai tanda munculnya seorang reformer besar di akhir zaman. (Baca juga: Tanda Kedatangan Imam Mahdi)
Misalnya dalam Alkitab, dalam Markus 13: 22-25 dikatakan:
(22) Kristus-kristus palsu dan nabi-nabi palsu akan datang dan mengadakan tanda-tanda ajaib dan mukjizat untuk menipu orang pilihan Allah jika sekiranya hal itu mungkin.
(23) Hati-hatilah. Aku sudah memperingatkan semuanya kepadamu sebelum itu terjadi.
(24) Pada hari-hari itu, setelah terjadi kesusahan itu, ‘Matahari akan menjadi gelap, dan bulan tidak akan bersinar.
(25) Bintang-bintang akan jatuh dari langit, dan segala sesuatu di langit akan berubah.’
Selain itu, dalam Matius 24: 29-30 tertulis:
(29) Segera sesudah kesusahan dari hari-hari itu, ‘Matahari akan menjadi gelap, dan bulan tidak akan bersinar. Bintang-bintang akan jatuh dari langit, dan segala sesuatu di langit akan berubah.’
(30) Pada saat itu tanda akan muncul di langit yang menunjukkan kedatangan Anak Manusia. Kemudian semua bangsa di bumi akan menangis dan melihat Anak Manusia datang di atas awan di langit dengan kuasa dan kemuliaan besar.”
Tentu saja, kata-kata yang menggambarkan gelapnya matahari dan bulan tidak bisa diartikan secara harfiah yang mengarah pada akhir dunia. Nubuatan itu dengan jelas mengarah pada gerhana matahari dan bulan sebagai ‘tanda Anak Manusia’, tetapi kapan terjadinya tidak ada yang mengetahui selain Allah. Dalam Matius 24: 36 tertulis:
“Tidak ada seorang pun yang tahu kapan hari atau jamnya, baik malaikat di surga, maupun Anak itu sendiri, hanya Bapa yang mengetahuinya.
Namun setelah beberapa abad, Allah akan mengungkapkan kepada Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) kapan persisnya tanda itu akan terpenuhi.
Al-Qur’an menyebutkan tanda-tanda Kiamat, salah satunya adalah bulan dan matahari akan gerhana. “Maka apabila penglihatan silau, Dan terjadi gerhana bulan, Dan dikumpulkan matahari dan bulan.” (QS Al-Qiyamah [75]: 7-10)
Selain itu Al-Qur’an Surah At-Takwir juga menyampaikan tentang tanda-tanda akhir zaman dan menggambarkannya sebagai waktu ‘ketika matahari digulung, dan ketika bintang-bintang menjadi suram’ (81: 2-3). Jadi ini adalah tanda-tanda kedatangan pembaharu di akhir zaman seperti yang dinubuatkan oleh Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) tentang Imam Mahdi, yang tentangnya Beliau bersabda:
“Sesungguhnya bagi Mahdi kami, akan ada dua Tanda yang belum pernah terjadi sejak penciptaan langit dan bumi, yakni, munculnya gerhana bulan pada malam awal Ramadhan (yakni pada malam-malam pertama saat gerhana bulan dapat terjadi) serta gerhana matahari di waktu pertengahannya (yakni pada pertengahan har-hari biasanya gerhana matahari terjadi), dan Tanda-tanda ini belum pernah terjadi semenjak Allah Ta’ala menciptakan langit dan bumi.” (Sunan Daruqutni, kitabul ‘idain, bab salat-ul-kusuf-ul khusuuf wa hitahuma)
Banyak agama yang telah menubuatkan munculnya seorang reformer agung (juru selamat) di akhir zaman yang akan memperharui agama dan membawa pada kemenangan dan perdamaian bagi dunia. Yahudi menunggu Almasih, Kristen menunggu kembalinya Yesus untuk mendirikan Kerajaan Tuhan di bumi, Umat Islam mengharapkan kedatangan Imam Mahdi dan Nabi Isa, sementara Hindu menunggu kemunculan kembali Krishna untuk mencapai kemuliaan bagi umat HIndu. Begitu pula dengan kaum Zoroaster yang menunggu kedatangan Mesio Darbahme. dll
Studi mendalam dari nubuatan ini menunjukkan bahwa semua nubutan dari tiap-tiap agama itu akan tergenapi di waktu yang sama, yaitu akhir zaman. Jika misalnya setiap nubuatan itu merujuk pada sosok yang berbeda, maka kita akan menyaksikan banyak reformer dan juru selamat di waktu yang sama. Jadi bagaimana semua wujud suci itu datang bersamaan? Akankah masing-masing mereka berupaya menyebarkan agamanya dan menang atas agama yang lain? Peristiwa seperti itu pasti akan memecah belah orang-orang di dunia, bukannya mempersatukan.
Sebenarnya semua nubuatan ini tampaknya menujukkan pada satu wujud yang mewakili semua sifat dari semua juru selamat yang disebutkan. Seorang pribadi yang akan muncul dan mendakwahkan diri bahwa ia memang perwujudan semua nubuatan itu, dan Allah mengutusnya untuk mempersatukan umat manusia di bawah agama yang benar dan sempurna untuk membangun kerajaan-Nya dengan damai dan penuh cinta.
Dan uniknya, meskipun semua agama yang disebutkan di atas telah menubuatkan kedatangan reformer seperti itu, faktanya hanya satu orang yang benar-benar telah mendakwahkan diri sebagai reformer tersebut, yaitu Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, yang dalam kedatangannya itu telah menggenapi semua nubuatan agama-agama besar. Nubuatan tentang gerhana bulan dan matahari juga terpenuhi persis seperti yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dan Alkitab, dan itu benar-benar terjadi persis di hari-hari yang sama yang disebutkan oleh Rasulullah (saw).
Gerhana bulan terjadi setelah matahari terbenam pada tanggal 13 Ramadhan 1311 H atau 21 Maret 1894 M, dan gehana matahari terjadi pada hari Jumat tanggal 28 Ramadhan 1311, yaitu tanggal 6 April 1894.
Kemudian pada tahun berikutnya terjadi gerhana matahari dan bulan di belahan bumi lain, yaitu gerhana bulan pada tanggal 11 Maret 1895 dan gerhana matahari terjadi pada tanggal 26 Maret tahun yang sama.
Sumber: Reviewofreligions.org
Comments (2)