Khotbah Jumat Sayyidinā Amīrul Mu’minīn, Hazrat Mirza Masroor Ahmad, Khalīfatul Masīḥ al-Khāmis (ayyadahullāhu Ta’ālā binashrihil ‘azīz) pada 23 Agustus 2024 di Masjid Mubarak, Islamabad, Tilford (Surrey), UK (United Kingdom of Britain/Britania Raya)
Alhamdulillah, hari ini, Jalsah Salanah Jerman tengah dimulai. Jemaat di Jerman menginginkan saya untuk menghadiri Jalsah. Namun, seorang insan tidak terlepas dari tuntutan manusiawi, yang salah satunya adalah kesehatan dan hal lainnya. Dikarenakan hal tersebut, atas saran Dokter, perjalanan ke Jerman mesti dibatalkan pada waktu terakhir dan disarankan untuk mengikuti Jalsah Jerman dari sini melalui MTA dan menyampaikan pidato kepada para peserta Jalsah di Jerman dari sini. Ini pun terwujud hanya karena taufik Allah Taala. Berdoalah agar Allah Taala memberikan taufik kepada saya untuk dapat melakukannya. Ini juga merupakan ihsan Allah Taala bahwa di antara penemuan di zaman ini, Dia telah menyediakan kita sarana berkomunikasi seperti ini. Banyak orang yang menginginkan mulaqat, dan semoga Allah Taala menciptakan kesempatan untuk itu di lain waktu. Namun demikian, melalui sarana ini, setidaknya 60-70% keikutsertaan saya dalam Jalsah terpenuhi. Pemandangan-pemandangan dari sana akan terus ditayangkan, Insya Allah, dan bahkan sekarang pun saya dapat melihat orang-orang duduk di sana. Semoga Allah Taala memberkati Jalsah dan semua persiapannya dalam segala hal dan semoga Dia memberi kesempatan kepada semua orang untuk memperoleh manfaat penuh dari semua acara Jalsah.
Kali ini, Jalsah diselenggarakan dengan serangkaian persiapan yang berbeda dengan yang biasa dilakukan Jemaat di Jerman. Jalsah biasanya diadakan di aula dan fasilitas dalam ruangan sehingga para penyelenggara Jalsah tidak perlu membuat terlalu banyak persiapan untuk Jalsah Gah. Umumnya, orang-orang juga menikmati persiapan di dalam ruangan. Namun sekarang, karena Jalsah diadakan di ruang terbuka, para panitia akan menghadapi beberapa kesulitan begitu juga para peserta. Meskipun demikian, mereka harus bersabar atas kesulitan-kesulitan ini sehingga yang menjadi tujuan kedua belah pihak baik panitia dan peserta di Jalsah ini dapat terwujud; mereka tidak boleh kecewa dan mengeluh akan kesulitan-kesulitan ini. Persiapan ini perlahan-lahan akan membaik. Kesulitan serupa juga dihadapi di Inggris dan [sebagian] masih ada hingga saat ini. Namun sekarang, pengaturannya sudah jauh lebih baik. Oleh karena itu, selama hari-hari ini, kita harus mengutamakan kebahagiaan dan kegembiraan daripada kesulitan apa pun serta menjadikannya tujuan kita. Belum genap sebulan berlalu sejak Jalsah diadakan di Inggris. Bahkan di sini pun, sebagian orang memuji pengaturannya, tetapi ada juga yang menyoroti kekurangannya. Dengan demikian, kekurangan dan kelemahan ini akan tetap ada. Para penyelenggara berusaha untuk menghilangkannya dan akan terus melakukannya di masa mendatang, Insya Allah. Jika semua peserta bekerja sama dan jika para panitia berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki pengaturan sesuai dengan kemampuan dan sumber daya mereka, maka akan turun keberkatan.
Terkait hal ini, saya akan katakan kepada setiap orang yang bertugas bahwa kewajiban Anda yang pertama dan terpenting adalah melayani dan mengkhidmati para tamu sebaik mungkin dengan semangat pengkhidmatan [yang sejati]. Tunjukkanlah selalu adab sopan santun, dan para panitia di setiap departemen harus memperlakukan para tamu dengan senyuman. Bekerjalah disertai doa. Bekerjalah dengan semangat melayani para tamu yang diundang oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. dan bahwa apa pun yang terjadi, kita akan menjaga standar akhlak kita tetap luhur dan terus melayani. Demikian pula, para tamu juga harus tetap mengingat tujuan Jalsah dan seperti yang saya sebutkan, mereka harus bersabar atas setiap kesulitan dan berusaha mencapai tujuan Jalsah selama tiga hari ini. Tujuan yang saya sebutkan selama Jalsah Salanah di Inggris adalah tujuan utama kita dan setiap Ahmadi harus tetap mengingat tujuan ini di setiap tempat Jalsah diadakan. Jika kita melakukan ini, maka setiap peserta akan menerima segala macam kesulitan demi Allah Taala dan memperoleh keridaan Allah Taala. Semoga Allah Taala memberi taufik kepada setiap orang untuk melakukan ini.
Ingatlah selalu bahwa di antara berkat yang dianugerahkan kepada kita oleh Allah Taala, ini adalah salah satu berkah terbesar yang dianugerahkan kepada kita melalui Hazrat Masih Mau’ud a.s., bahwa setahun sekali kita berkumpul untuk menyediakan sarana bagi kemajuan kerohanian kita serta kemajuan akhlak kita. Buatlah program-program yang dengannya mendekatkan kita kepada Allah Taala dan meningkatkan ketakwaan kita, dan jalani hari-hari Anda dengan niat dan tekad untuk menegakkan akhlak yang agung dan menegakkan standar tertinggi dalam memenuhi hak-hak satu sama lain. Tingkatkanlah cinta, kasih sayang, dan hubungan di antara satu sama lain. Kita harus menyingkirkan segala keluhan. Berusahalah untuk meraih keridaan Allah Taala, dan jauhkanlah diri anda dari segala bentuk kesia-siaan. Itulah hal-hal yang diharapkan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. dari kita, dan itulah tindakan-tindakan yang diridai Allah Taala, yang karenanya Dia menciptakan kita sebagai manusia dan menjadikan kita sebagai makhluk terbaik.
Oleh karena itu, setiap Ahmadi yang menghadiri Jalsah harus selalu mengingat hal-hal ini. Jika seseorang tidak berusaha untuk meraih keridaan Allah Taala, jika mereka tidak berusaha untuk maju dalam ketakwaan, jika mereka tidak berusaha untuk menunjukkan standar akhlak yang tertinggi, dan tidak memenuhi hak-hak orang lain, maka tujuan menghadiri Jalsah tidak terpenuhi, dan tidak memberikan manfaat apa pun. Doa-doa Hazrat Masih Mau’ud a.s. hanya akan diterima bagi mereka yang memahami tujuan ini, yang karenanya Hazrat Masih Mau’ud a.s. memprakarsai Jalsah. Beliau a.s. bersabda:
“Aku sama sekali tidak menghendaki bahwa aku mengumpulkan para pengikutku ini di sini seperti halnya para pemimpin agama saat ini yaitu semata untuk memperlihatkan kebesaran mereka; sebaliknya, tujuan utama yang aku kehendaki dari cara ini adalah untuk melakukan perbaikan terhadap makhluk Tuhan. Itulah alasan dan tujuan mendasar mengapa aku menyelenggarakan Jalsah ini dan membuat rencana ini dengan kehendak, keridaan, dan perintah Allah Taala.”
Karena itu, setiap Ahmadi harus mengingat hal-hal ini. Setiap Ahmadi di dunia secara umum harus mengingat hal ini, ini tidak hanya berlaku khusus untuk Jalsah. Akan tetapi, Anda semua yang berkumpul di sini untuk Jalsah, secara khusus harus mengingat bahwa jika Anda mengamalkan hal-hal ini, maka Anda akan memenuhi tujuan menghadiri Jalsah, dan hanya dengan demikianlah Anda akan memperoleh manfaat dari menghadiri Jalsah yaitu jika Anda berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan ini. Jika Anda tidak menjalin hubungan dengan Allah Taala, jika keadaan akhlak dan kerohanian Anda tidak membaik, maka Hazrat
Masih Mau’ud a.s. telah menyatakan ketidaksenangan dan ketidakpuasan yang besar terhadap mereka yang hadir yang seperti itu.
Di sini, di bawah pengaturan baru, jika Anda berkumpul dalam jumlah ribuan, atau di mana pun Jalsah diadakan, jika orang-orang berkumpul dalam jumlah ribuan tetapi tidak mencapai tujuan Jalsah, yaitu untuk mengembangkan ketakwaan, maka menghadiri Jalsah tidak ada gunanya dan tidak ada manfaat bagi siapa pun untuk menyelenggarakan Jalsah. Beliau a.s. bersabda:
“Ketahuilah oleh semua pengikutku yang mukhlis yang telah bergabung dengan hamba yang lemah ini melalui baiat, bahwa tujuan baiat adalah agar kecintaan terhadap dunia menjadi dingin, dan agar kecintaan kepada Tuhan kita yang Maha Mulia dan Rasul Suci saw. hendaknya menguasai hati, menciptakan keadaan keterpisahan [dari dunia] sehingga perjalanan kita menuju akhirat tidak menjadi buruk.’
Jadi, betapa besar tanggung jawab yang telah Hazrat Masih Mau’ud a.s. berikan kepada kita, dan betapa besar harapan Hazrat Masih Mau’ud a.s. terhadap kita — agar kita menjadikan cinta kepada Allah Taala dan Rasul-Nya saw. lebih utama dari semua kecintaan kita. Tidak boleh ada kecintaan duniawi yang dapat menandingi kecintaan ini. Jadi, jika pemahaman ini tertanam dalam hati kita, maka kehidupan duniawi kita dan kehidupan ruhani kita pun akan menjadi tertata baik. Akhirat kita akan tertata baik, dan begitu juga kehidupan dunia kita.
Oleh karena itu, mereka yang hadir harus selalu mengingat hal ini, dan selama tiga hari ini, mereka harus terus merenungkannya, mengulanginya lagi dan lagi, dan mengingatnya berulang-ulang. Jika Anda dapat melakukan ini, maka pahamilah bahwa Anda telah mencapai tujuan menghadiri Jalsah, namun jika tidak, maka kita tidak menghargai nikmat Allah Taala. Merupakan nikmat Allah Taala yang besar bagi kita bahwa Dia telah memberi kita taufik untuk menerima Hazrat Masih Mau’ud a.s.. Namun, jika setelah menerima dan berbaiat kepada beliau a.s., kita tidak berusaha meraih tujuan untuk kemajuan rohani dan pencapaian standar akhlak yang tinggi, maka kita tidak memenuhi hak-hak baiat kita.
Oleh karena itu, setiap peserta harus mengingat hal-hal ini. Berhati-hatilah agar jangan membiarkan nikmat-nikmat dunia ini menjadi sarana untuk menjauhkan seorang Ahmadi dari ketakwaan, menjadi penyebab untuk mengabaikan ibadah kita atau jatuh di
bawah standar akhlak yang tinggi. Berbagai pekerjaan dan nikmat duniawi yang telah diberikan Allah Taala kepada kita setelah pindah ke sini telah memperbaiki keadaan banyak orang. Bahkan, keadaan setiap orang adalah lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan yang sebelumnya kita hadapi di Pakistan, atau apa yang akan Anda hadapi. Meskipun segala sesuatunya mahal saat ini dan keadaan ekonomi tengah buruk di sini, namun dari sudut pandang materi, Anda masih menjalani kehidupan yang lebih baik daripada yang Anda jalani sebelumnya di Pakistan.
Jadi ingatlah selalu hal ini dan bersyukurlah kepada Allah Taala, dan saat mengungkapkan rasa syukur ini kepada Allah, berusahalah semaksimal mungkin untuk menimbulkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya saw. di hati Anda, karena inilah alasan mengapa Jalsah diadakan.
Sebagaimana Hazrat Masih Mau’ud a.s. sabdakan bahwa ini adalah suatu cara yang telah beliau as. tempuh, ini adalah suatu sarana dan semacam suatu kemudahan supaya para Ahmadi secara cepat dapat mencapai kemajuan dalam ketakwaan. Beliau menjelaskan bahwa dengan karunia Allah, beliau telah berusaha untuk menciptakan suatu lingkungan yang mendukung tarbiyat. Bukan hanya orang-orang yang ikut serta dalam Jalsah ini yang meningkatkan mutu kerohanian dan ketakwaan mereka, bahkan juga setiap ahmadi yang telah baiat kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s., mereka saat ini berusaha memenuhi tujuan baiat mereka dengan meningkatkan standar ketakwaan mereka. dan karena Anda telah ikut serta dalam Jalsah, maka tentunya Anda ikut serta dengan niat bahwa saya akan membawa ketakwaan saya ke tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya. Oleh karena itu, setiap Ahmadi harus dengan sepenuh hati berusaha untuk memenuhi tujuan ini. Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:
“Tujuan Allah Taala menciptakan umat ini adalah untuk menegakkan kembali makrifat hakiki (pemahaman sejati akan Allah) yang telah hilang di bumi dan untuk menegakkan kembali kesucian dan ketakwaan sejati yang sudah tidak dapat ditemukan di zaman ini.”
Di tempat lain beliau a.s. bersabda,
“Wahai orang-orang yang menganggap dirinya sebagai anggota Jemaatku! Kalian akan dianggap sebagai anggota Jemaatku di langit hanya jika kalian benar-benar melangkah dengan tulus di jalan ketakwaan.”
Kemudian, beliau a.s. bersabda,
“Tanamlah keagungan Tuhan di dalam hati kalian, dan ungkapkanlah keesaan-Nya bukan hanya dengan kata-kata tetapi juga dengan perbuatan, sehingga Allah Taala juga menunjukkan kasih sayang dan kelembutan-Nya kepada kalian melalui tindakan-tindakan-Nya.”
Jadi, ingatlah selalu sabda Hazrat Masih Mau’ud a.s. ini. Seperti yang saya katakan, inilah tujuan sebenarnya dari datang ke Jalsah dan tujuan menjadi seorang Ahmadi sejati. Hazrat Masih Mau’ud a.s. menjelaskan bahwa setiap Ahmadi harus datang dalam Jalsah dengan niat ini dan inilah hal-hal yang harus kita tanamkan dalam diri kita. Manfaatkanlah lingkungan ruhani yang telah disediakan Allah Taala bagi Anda dan cobalah untuk membersihkan diri dari segala bentuk kekotoran duniawi di hari-hari ini – dan lakukanlah dengan niat agar kita dapat menjaga diri kita tetap murni dari kekotoran duniawi sepanjang hidup kita, mengutamakan keimanan kita di atas segala hal duniawi dengan memanfaatkan segenap yang diberikan Allah kepada kita.
Orang-orang yang digolongkan sebagai Jemaatnya oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. adalah mereka yang menumbuhkan kesucian dan ketakwaan sejati dalam diri mereka, dan seraya memperbaiki keadaan diri, berusahalah untuk meningkatkan standar kebajikan. Beliau juga telah menyatakan keinginannya agar kita berusaha sebaik-baiknya untuk mendapatkan keridaan Allah. Teruslah membasahi lisan kita dengan mengingat Allah dan menghabiskan siang dan malam untuk beribadah. Jangan biarkan pekerjaan duniawi yang harus kita jalankan sebagai manusia dan sebagai bagian dari masyarakat menjadi penghalang kita dari Zikir Ilahi. Janganlah biarkan hal-hal itu bersaing di hadapan Tuhan. Hendaknya setiap tindakan kita memancarkan keinginan untuk mencari rida Ilahi.
Hadhrat Masih Mau’ud (as) bersabda,
“Ingatlah bahwa hamba-hamba Allah yang sempurna adalah mereka yang tentangnya Allah Taala berfirman:
رِجَالٌ لَّا تُلْهِيْهِمْ تِجَارَةٌ وَّلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ
“Mereka adalah orang-orang yang usaha dan pekerjaannya tidak menghalangi mereka dari mengingat Allah.” (An-Nur: 38)
“Ketika hati menjalin ikatan cinta sejati dan tulus dengan Allah, maka hati tidak akan pernah terpisah dari-Nya. Salah satu aspek dari keadaan ini dapat dipahami sebagai berikut: Jika anak seseorang sakit, ke mana pun orang tuanya pergi atau apa pun yang mereka lakukan, hati dan pikiran mereka tetap terpaku pada kondisi anak mereka. Demikian pula, mereka yang menjalin hubungan dan cinta sejati dengan Allah Taala tidak akan pernah meninggalkan-Nya dalam keadaan apa pun.”
Oleh karena itu, setiap Ahmadi hendaknya selalu mengingat Allah Taala dan berzikir kepada-Nya. Harus ada upaya terus-menerus bahwa di dalam setiap amalan, kita akan menjadi orang yang semata-mata hanya mencari keridaan-Nya dan akan selalu membasahi lidah kita untuk mengingat-Nya serta menjauhi setiap tindakan yang telah dilarang oleh Allah Taala bagi kita.
Ingatlah selalu hal ini dan tetap tanamkanlah hal ini dalam pikiran kita bahwa setiap tindakan dan gerak-gerik kita dilihat oleh Allah Taala, oleh karena kita tidak boleh melakukan apa pun yang dapat mendatangkan murka-Nya.
Jadi, inilah kondisi yang ingin dilihat oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. dalam diri kita dan kita harus berusaha untuk mencapainya. Oleh karena itu, bertekadlah pada hari ini bahwa kita akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi janji yang telah kita ucapkan kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s. dan bahwa kita akan menyebarkan misi dan juga ajaran Hazrat Masih Mau’ud a.s.; kita akan berusaha untuk mengembalikan keimanan dari Bintang Tsurayya, dan bukannya melemahkan keimanan kita dengan terlibat dalam materialisme. Kita harus berjanji untuk selalu berjalan berdasarkan ajaran Al-Qur’an Suci sehingga kita termasuk dalam khairu ummah/umat terbaik, sehingga kita dapat termasuk di antara umat yang telah dikaruniai kebaikan oleh Allah Taala, yang melalui setiap amalan, kita dapat memberikan contoh yang baik. Kita harus berjanji bahwa keimanan dan ajaran ini akan selamanya terukir di hati kita dan menjadi bagian dari setiap tindakan kita, Insya Allah, dan sesuai dengan perintah Allah Taala ini, kita membasahi lidah kita dengan zikir Ilahi, sebagaimana Allah Taala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا
Yakni, “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah sebanyak-banyaknya.” (Al-Ahzab:42)
Oleh karena itu, Allah Taala telah memberi kita kesempatan sebagai pengingat bagi kita dan untuk memusatkan perhatian kita pada mengingat Allah selama hari-hari ini, serta memusatkan perhatian kita pada ibadah kita sehingga kita meningkat dalam ketakwaan, dengan begitu kita menjadi orang-orang yang memperoleh kedekatan dengan Allah Taala, sebagaimana yang Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah sabdakan. Sebagai hasilnya, Allah Taala kemudian akan melimpahkan karunia dan kebaikan-Nya. Maka, dengan maju dalam ketakwaan, karunia dan kebaikan Allah Taala akan tampak; salah satu aspeknya adalah memenuhi hak-hak Allah, dan kita hanya akan memperolehnya melalui pemenuhan hak-hak ibadah kita dan melalui mengingat Allah Taala. Ketika menguraikan tentang hal ini dan mengaitkannya dengan Jalsah Salanah, Hazrat Muslih Mau’ud r.a. bersabda:
“Karena Jalsah ini termasuk dalam sya’āirullāh/tanda-tanda Allah dan tujuan yang disampaikan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. adalah sebagai sarana untuk meningkatkan kerohanian, yang salah satu jalan utamanya adalah ibadah dan zikir. Mengenai Zikir Ilahi, di antara manfaat besarnya yang ditegaskan oleh Allah Taala adalah:
اذكروا الله يذكركم
Yang artinya jika kamu mengingat Allah, maka Allah Taala akan mengingatmu. Jadi, beruntunglah orang yang diingat oleh Tuhannya, Sang Maliknya, Wujud yang telah menciptakannya, dan Sang Penguasa hakiki, lalu Dia memberkahinya dengan kemurahan hati dan ihsan-Nya.”
Oleh karena itu, selama hari-hari ini, setiap orang harus memberikan perhatian khusus pada masalah penting ini; baik pria maupun wanita yang hadir di Jalsah Gah, baik pria maupun wanita yang diberi berbagai tugas, Nasirat, atau Atfal, setiap orang hendaknya mengingat hal ini.
Jika kita gagal memberi perhatian yang semestinya pada ibadah kita dan mengingat Allah, maka kita tidak akan menjalin ikatan yang tulus dengan Wakil yang diutus oleh Allah ini, dan kita juga tidak akan menjadi penerima rida Ilahi; sebagaimana Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda: “Kalian akan terhitung sebagai anggota Jemaatku di langit jika kalian benar-benar menapaki jalan ketakwaan.” Pernyataan ini seharusnya membuat diri kita bergetar. Kita sering membaca kata-kata ini atau mendengarnya dalam acara-acara Jemaat kita, dan kata-kata ini sering diulang-ulang. Namun, kita hanya meliriknya sekilas atau mengulanginya sepintas lalu, kemudian mengabaikannya, atau mungkin kita memperhatikannya untuk waktu yang singkat dan atau hanya untuk sementara saja, tetapi kemudian kita melupakannya. Karena itu, seorang Ahmadi yang tulus dan sejati harus selalu mengingat pernyataan ini dan merenungkannya secara mendalam. Setiap nasihat yang disampaikan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. kepada pengikutnya seharusnya menggetarkan kedalaman kalbu kita.
Kita dapat saja menyatakan sebanyak-banyaknya bahwa kita adalah Ahmadi, namun jika Tuhan di singgasana-Nya tidak menganggap kita sebagai Ahmadi, maka pernyataan ini adalah sia-sia dan menghadiri Jalsah-jalsah pun akan menjadi sia-sia. Oleh karena itu, berdoalah dengan sungguh-sungguh pada hari-hari ini. Jalinlah hubungan dengan Allah Taala, pusatkan perhatian Anda pada zikir Ilahi dan hilangkanlah kegelapan yang ada di dalam hati.
Sehubungan dengan hal ini, saya hendak menyampaikan satu himbauan. Hazrat Khalifatul Masih Tsalits r.h. melihat sebuah ru’ya bahwa ada seorang suci yang menyampaikan kepada beliau: “Jika setiap anggota Jemaat yang berusia dewasa membaca shalawat 200 kali, yakni:
سُبْحَانَ اللہِ وَبِحَمْدِہِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
Kemudian beliau r.h. bersabda: “… dan mereka yang berusia pertengahan yakni 15 s.d. 25 tahun, harus membacanya sekurang-kurangnya 100 kali sehari; anak-anak juga sekurang-kurangnya harus membacanya 33 kali; dan anak-anak yang lebih kecil harus mengulang bacaan orang tuanya tiga atau empat kali. Bersamaan dengan ini, mereka juga harus membaca Istighfar 100 kali. Selain ini, saya tambahkan juga bahwa bacalah juga doa:
رَبِّ كُلُّ شَىْءٍ خَادِمُكَ رَبِّ فَاحْفَظْنِىْ وَانْصُرْنِى وَارْحَمْنِى
sebanyak 100 kali, terutama pada hari-hari ini dan secara umum hingga masa depan. Inilah yang beliau lihat dalam ru’ya, yaitu jika engkau melakukan hal ini, maka engkau akan memasuki sebuah benteng yang aman, yang setan tidak akan pernah dapat memasukinya. Dinding benteng terbuat dari besi yang tingginya mencapai langit. Jadi, tidak akan ada lagi celah yang bisa dimasuki oleh Setan.
Saat ini, ketika setan melakukan segala upaya untuk menyerang kita, sebagai Jemaat, maupun secara umum di dunia, hanya ada satu cara untuk melindungi diri kita sendiri, yaitu berikanlah perhatian khusus pada doa; dan ini tidak hanya pada hari-hari Jalsah, tetapi juga untuk selamanya dan seterusnya. Jadikanlah membaca shalawat dan zikir Ilahi sebagai bagian dari kehidupan Anda. Semua orang, baik anak-anak maupun dewasa, wanita maupun pria, semuanya harus memperhatikan hal ini.
Hal penting lainnya adalah, di sini akan ada banyak ceramah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, tarbiyat, dan kerohanian. Dengarkan ini juga. Seraya mendengarkan pidato-pidato ini, berjanjilah di hadapan Allah Taala dan mohonlah pertolongan-Nya dengan mengatakan, “Wahai Tuhan, kami hadir di sini dengan niat suci untuk memenuhi seruan Almasih Engkau untuk memperbaharui hati kami. Namun, kami tidak dapat mencapai perbaikan ini melalui upaya kami sendiri. Kami membutuhkan pertolongan Engkau. Jika Engkau tidak mendengar doa اِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ kami, dan Engkau tidak menolong kami, maka kami tidak dapat mencapai standar ibadah-Mu.”
Alhasil, berdoalah: “Wahai Tuhanku! Wahai Tuhanku yang tercinta! Hanya melalui Engkaulah kami dapat selamat dari kebinasaan. Turunkanlah senantiasa ganjaran tak terhingga sebagaimana niat suci kami berkumpul di sini. Turunkanlah karunia-Mu kepada kami, karena tanpa karunia-Mu kami tidak dapat mencapai apa pun. Sucikan hati kami seutuhnya, yakni apa pun yang kami dengar, tidak hanya kami nikmati secara keilmuan ataupun kata-kata, tetapi juga untuk meningkatkan derajat akhlak dan kerohanian kami, dan membawa kami lebih dekat kepada Engkau, dan menjadikannya sebagai bagian dari hidup kami. Semoga kita menjadi orang-orang yang mengamalkannya dan juga menerapkan hal-hal ini pada anak keturunan kita.”
Alhasil, ketika kita dengan niat suci berusaha meraih karunia dari segenap acara Jalsah, ketika kita seraya berdoa berusaha menerapkan ajaran-ajaran ini dalam kehidupan kita, maka saat itulah kita akan dapat menjadi orang-orang yang membawa perubahan dalam kehidupan kita; kita akan ikut ambil bagian dalam revolusi yang untuknya diutus Hazrat Masih Mau’ud a.s., dan sebagai hasilnya, kita akan mewujudkan revolusi di dunia. Jika tidak, seperti yang saya katakan, dunia yang saat ini tenggelam dalam ingar-bingar duniawi, sedang menuju pada kehancuran. Sebagaimana telah saya katakan, setan tengah menyerang dari segala arah. Kita tidak akan dapat selamat jika justru kita pun jatuh di dalamnya, dan tidak akan ada lagi yang bisa menyelamatkan dunia, dan kita pun akan ikut binasa di dalamnya. Oleh karena itu, haruslah takut akan hal ini, dan seorang Ahmadi harus selalu merenungkan dan menaruh perhatian untuk meraih tujuan ini, yaitu tujuan sebenarnya kita hidup, dan tujuan dari baiat kita kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s., dan kita telah berjanji untuk berusaha sekuat tenaga demi mencapai tujuan ini.
Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah bersabda bahwa salah satu tujuan Jalsah adalah agar para Ahmadi meningkatkan taaruf (perkenalan) satu sama lain – yang berarti memupuk rasa cinta, kasih sayang, dan persahabatan satu sama lain. Jika kita memenuhi hak ini dan mencapai tujuan ini, barulah kita dapat benar-benar menjadi anggota Jemaat hakiki yang dikehendaki oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s.. Oleh karena itu, selama hari-hari ini, berikanlah penekanan pada penguatan hubungan persaudaraan serta peningkatan kasih sayang dan kedamaian antar satu sama lain. Berusahalah untuk meningkatkan persaudaraan yang sebelumnya sudah terjalin. Jika ada suatu kebencian karena alasan apa pun, cobalah untuk menghilangkannya. Demi mencari keridaan Allah Taala, bukan hanya dengan menjauhkan diri dari hal sia-sia, tapi juga dengan berusaha menciptakan suasana cinta dan kasih sayang. Anda tidak hanya harus menjauhi pertengkaran, tetapi juga harus saling meminta maaf atas perselisihan di masa lalu. Bebaskan diri Anda dari jerat ego pribadi. Saya menerima keluhan, ada beberapa orang yang hanya karena hal-hal sepele lantas jatuh dalam pertengkaran yang besar, dan ini mencoreng nama Jemaat. Hal ini telah saya sampaikan berulang kali sebelumnya, termasuk pada Jalsah Inggris yang lalu. Berikanlah perhatian terhadap hal ini. Terkadang, Nizam Jemaat pun dengan terpaksa harus memberi hukuman atas perilaku tersebut untuk melindungi martabat Jemaat dan hal ini pun lantas menimbulkan kesedihan. Hukuman bukanlah dijatuhkan atas dasar kesenangan.
Jadi, Ingatlah selalu bahwa kita harus menjunjung tinggi kesucian Jemaat. Apabila Nizam Jemaat atau Khalifah di masanya menjatuhkan suatu hukuman, maka itu dilakukan untuk menjaga kesucian Jemaat, karena kesucian Jemaat berada di atas semua hubungan. Jika Anda memiliki hubungan sejati dengan Hazrat Masih Mau’ud a.s., maka sambil menyesali perbuatan, berusahalah untuk memperbaiki keretakan yang telah ada dan ciptakanlah ikatan kecintaan yang bukan hanya karena kecintaan tetapi juga karena keinginan yang tulus. Jadilah hamba yang mengamalkan perintah Rasulullah saw. bahwa tidak ada seorang Muslim pun yang menyakiti Muslim lain baik dengan lidah atau tangannya.
Jadi, di hari-hari ini, ketika kita sudah berkumpul demi mencari keridaan Allah, tunduklah di hadapan-Nya dan teruslah berdoa, sibukkanlah diri dalam zikir Ilahi dengan keimanan yang sempurna, ikutilah jalan yang telah ditetapkan Allah dengan ketaatan sempurna. Jika ini dijalankan, tidaklah mungkin seorang Ahmadi tidak menaati Nizam
Jemaat kapanpun, yaitu di satu sisi, berupaya agar terhitung sebagai pengikut Jemaat Hazrat Masih Mau’ud a.s. di langit, sementara di sisi lain ia mengabaikan nizam yang didirikan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. dan para khalifahnya. Ini adalah dua hal yang bertentangan. Seorang yang dengan niat tulus tunduk di hadapan Allah Taala, tidak akan pernah memperlihatkan hal yang saling bertolak belakang ini.
Oleh karena itu, pada hari-hari ini, berusahalah untuk membersihkan kotoran dalam hati melalui doa dan perbaikan diri. Hargailah kesempatan yang telah Allah berikan ini. Jika Anda datang ke Jalsah ini dengan tujuan perbaikan diri dan bukan untuk menghadiri sebuah perayaan, sebagaimana telah disabdakan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. bahwa Jalsah ini bukanlah sebuah perayaan, maka niscaya kekotoran hati pun akan sirna.
Terkadang, dalam kehidupan sehari-hari dan pada hari-hari setelah Jalsah, seorang Ahmadi awam memiliki kebencian dan perselisihan dengan para pengurus. Dalam kondisi seperti ini, jika mereka mengingat tujuan Jalsah ini, setiap Ahmadi akan berusaha menyelesaikan perselisihan mereka di masa lalu. Jika ada suatu hal pahit yang muncul di sini, mereka juga akan berusaha menghilangkannya. Para pengurus dan mereka yang bertugas selama Jalsah juga harus ingat bahwa kita harus menunjukkan standar akhlak tertinggi dan berusaha menghilangkan ego dan dendam pribadi demi Allah Taala. Kita harus memenuhi janji yang telah kita buat untuk hidup sebagai saudara. Standar akhlak yang setinggi-tingginya harus ditunjukkan, terutama oleh mereka yang bertugas dan pengurus, karena sebagai pengurus, mereka mempunyai tanggung jawab yang lebih besar. Oleh karena itu, mereka harus lebih sabar meskipun ada kesalahan dan janganlah pernah memberikan tanggapan kasar. Ketika Anda mengamalkan ini, akhlak Anda yang tinggi akan menjadi teladan bagi orang lain. Jika para pengurus menganggap dirinya sebagai pelayan dan bukan pengurus, dan setiap pekerja menganggap dirinya sebagai pelayan, dan para anggota Jemaat menganggap para pengurus sebagai pekerja yang ditunjuk oleh Khalifah di masanya untuk menjalankan Nizam Jemaat, maka hubungan ini akan selalu menjadi ikatan cinta dan kasih sayang, yaitu Jemaat yang menyampaikan pesan perdamaian dan keselamatan hakiki kepada dunia di bawah bimbingan Khalifatul Masih. Yaitu orang-orang yang akan membawa revolusi di dunia. Orang-orang yang akan memenuhi misi Hazrat Masih Mau’ud a.s. Mereka akan mengikuti jalan yang dikehendaki Hazrat Masih Mau’ud a.s. untuk dilalui. Mereka akan mencapai standar yang telah ditunjukkan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. untuk dicapai.
Beliau as. bersabda di satu tempat:
“Wahai orang-orang yang beruntung, ikutilah ajaran yang telah diturunkan kepadaku ini dengan penuh ketekunan, demi keselamatan kalian. Yakni, kalian telah mengambil langkah pertama menuju keselamatan. Telah ada keberuntungan dalam diri kalian karena telah bertemu dan baiat kepadaku, namun sekarang wujudkanlah ajaran ini sebagai bagian dalam amalan hidup kalian sehingga keberuntungan ini semakin cemerlang.”
“Yakinlah bahwa Tuhan itu Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Janganlah mempersekutukan apapun dengan-Nya; tidak di langit dan tidak di bumi.” Beliau a.s. bersabda, “Tuhan tidak melarang kalian menggunakan sarana duniawi; kalian boleh saja menggunakan sarana-sarana duniawi, tetapi orang yang meninggalkan Tuhan dan hanya mengandalkan sarana duniawi adalah penyembah berhala. Sejak dahulu Tuhan terus menyatakan bahwa keselamatan tidak dapat dicapai tanpa hati yang murni. Jadi, Sucikanlah hati dan tinggalkanlah dendam dan amarah. Nafsu amarah manusia mengandung banyak kekotoran, dan yang paling besar adalah ketakaburan. Jika tidak ada ketakaburan, maka tidak ada lagi seorangpun yang kafir. Jadi, milikilah hati yang lemah lembut, sayangilah segenap manusia seraya menasihatkan mereka akan adanya surga. Yakni, kita menyerukan bahwa Islam adalah agama sejati yang memberikan keselamatan, dan melaluinya seseorang dapat mencapai kedekatan dengan Allah Taala. Kitalah yang mengajak menuju surga kepada orang-orang. Beliau a.s. bersabda, “Sebagaimana kalian mengajak manusia menuju surga, kalian harus menunjukkan empati kepada manusia. Bagaimana bisa ajakan kalian ini dianggap benar jika kalian menginginkan keburukan bagi orang lain di dunia yang hanya sementara ini? Penuhilah kewajiban kepada Allah Taala dengan rasa takut yang tulus karena kelak kalian akan diminta jawabannya. Banyaklah berdoa dalam salat kalian agar Tuhan menarik kalian kepada-Nya dan agar Dia menyucikan hati kalian, karena manusia itu lemah. Dosa apa pun yang dihapuskan, adalah dihapuskan melalui kuasa Allah Taala.”
Beliau a.s. bersabda, “Selama seseorang belum menerima kekuatan dari Allah Taala, ia tidak memiliki kemampuan untuk menghilangkan keburukan apa pun. Islam bukan hanya sekedar telah mengucapkan kalimat syahadat, namun hakikat Islam adalah bahwa ruh kalian bersimpuh di singgasana Allah Taala dan menjadikan perintah-perintah-Nya lebih diutamakan dari setiap urusan duniawi kalian. Yakni, kalian harus menjadi orang yang mendahulukan agama dari dunia.”
Jadi, inilah standar yang ditegakkan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. yang harus kita raih dan wujudkan dalam diri kita, yaitu dengan menyingkirkan kesombongan dan hawa nafsu. Ini adalah kesempatan bagus untuk melakukannya. Berusahalah mencapai tujuan ini di hari-hari ini.
Di hari-hari ini, ketika tercipta suasana kerohanian, maka para Ahmadi pun condong untuk mengintrospeksi diri, sebagaimana memang seharusnya. Renungkanlah juga hal ini, Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda: “Jauhilah sifat takabur, karena takabur melahirkan ketidakpatuhan. Sifat takabur inilah yang menyebabkan manusia menolak para nabi. Ketakaburanlah yang menghasut seseorang untuk berhadapan dan melawan Nizam Jemaat. Ketakaburanlah yang menyebabkan pertengkaran satu sama lain. Ketakaburanlah yang menyebabkan seseorang menunjukkan ego dan kebesarannya yang semu. Oleh karena itu, berusahalah sekuat tenaga untuk menghindari ketakaburan.”
Kemudian, diperintahkan untuk menunjukkan empati terhadap segenap makhluk Allah Taala. Kata-kata Anda hanya akan berpengaruh dan upaya tablig Anda hanya akan berdampak bila kasih sayang sejati dibangun terhadap segenap makhluk. Di sini, setiap kali tamu luar mengunjungi Jalsah kita, mereka akan terkesan ketika melihat suasana Jalsah, karena pada saat itu mereka melihat para Ahmadi dengan rendah hati melayani para tamunya dan para Ahmadi memperlihatkan kasih sayang satu sama lain. Inilah tablig secara diam yang senantiasa saya tekankan. Inilah tablig yang berupaya agar kebenaran Ahmadiyah dapat berjaya di hati manusia. Di sini, orang-orang dari berbagai negara juga menghadiri Jalsah Anda, dan sebagaimana sebelumnya, saya berharap bahwa mereka akan membawa kesan positif, dengan syarat Anda sekalian berusaha untuk menciptakan kesan yang baik, yaitu dengan menyelaraskan ucapan dan amalan Anda, dengan mengamalkan ajaran Islam dan Hazrat Masih Mau’ud a.s., seraya tunduk di hadapan Allah Taala, dengan memperlihatkan kerendahan hati, agar menjadi orang-orang yang meraih tujuan Jalsah; yaitu untuk mencapai ketakwaan, yang kemudian memungkinkan seseorang menjalankan kebajikan-kebajikan. Jika ini terjadi, maka seruan kita menuju kepada Allah pun akan diberkati.
Saat ini, banyak hal-hal yang ditujukan untuk menentang Islam dan umat Islam. Namun ketika orang lain melihat suasana cinta, kasih sayang, persaudaraan, akhlak kita yang tinggi, dan hubungan kita dengan Allah Taala, maka keraguan dan kekhawatiran di benak banyak orang – bahwa umat Islam berperilaku buruk, atau menyebarkan ajaran yang buruk – akan hilang. Jadi, selama hari-hari ini, jadikanlah ini sebagai lingkungan yang damai melalui perkataan dan perbuatan Anda; bahkan terapkan hal ini selalu dalam kehidupan Anda, yang dengannya timbul dampak positif bagi dunia, hingga orang lain berkata bahwa para Ahmadi inilah yang mengamalkan ajaran Islam yang sejati, karena ajaran Islam yang hakiki sajalah yang dapat mewujudkan perdamaian dan keamanan di dunia. Jadi, ini pun adalah tablig secara diam yang Anda lakukan tanpa menggunakan literatur atau dalil apa pun. Jika kita benar-benar menjadikan hidup kita untuk menjadi teladan ajaran Islam yang hakiki, maka kita akan menjadi orang-orang yang menepati janji baiat kita. Baiat kita kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s. hanya akan bermanfaat bagi kita ketika kita mendahulukan agama di atas dunia, bukan hanya sekedar melontarkan slogan-slogan kosong. Hazrat Masih Mau’ud a.s. dengan penuh keperihan telah menasihati Jemaat beliau, salah satunya sebagai berikut, beliau a.s. bersabda:
“Aku berdoa, dan aku akan terus berdoa sepanjang hidupku, agar Allah Taala mensucikan hati Jemaatku, dan seraya mengulurkan tangan rahmat-Nya, Tuhan mengarahkan hati mereka kepada-Nya; dan agar Dia membersihkan hati mereka dari segala kejahatan dan kedengkian dan menganugerahkan kepada mereka kecintaan sejati pada sesama. Aku yakin doa ini akan diterima suatu saat nanti dan Tuhan tidak akan menyia-nyiakan doaku. Ya, aku juga berdoa (ini adalah peringatan besar dari beliau a.s.), jika dengan sepengetahuan dan kehendak Allah Taala, ada seseorang dari Jemaatku yang terus-menerus berada dalam kemalangan dan tidak ditakdirkan untuk mencapai kesucian dan ketakwaan sejati, maka ya Allah Yang Mahakuasa, jauhkanlah dia dariku sebagaimana dia telah menjauh dari-Mu, dan gantikan dia dengan orang yang lembut hatinya dan yang jiwanya terus mencari Engkau.”
Hal ini seharusnya menjadi peringatan besar bagi kita. Jika kita ingin termasuk dalam doa yang dipanjatkan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s., maka kita harus melakukan perubahan yang baik dalam diri kita. Jika tidak, seperti yang disabdakan Hazrat Masih Mau’ud a.s., “Jika tidak, maka ia tidaklah ada hubungannya denganku, karena aku hanya ingin menjalin hubungan dengan orang-orang yang saleh dan suci.” Meskipun doa ini memberi kita harapan dan menarik perhatian kita untuk menjadi orang-orang yang saleh, doa ini juga menjadi suatu kegelisahan bahwa jika kita tidak menjalankan kebajikan itu, kita bisa menjauh dari Hazrat Masih Mau’ud a.s.. Janganlah menjadi orang yang hanya baiat di mulut saja; karena dengan ini bukannya memperoleh karunia Allah Taala, malah menjadi orang-orang yang mendatangkan murka-Nya. Semoga Allah Taala menyelamatkan kita dari hal ini.
Saya juga ingin menyampaikan bahwa selama hari-hari Jalsah, semua yang bertugas dan semua peserta harus mengawasi lingkungan sekitar mereka. Dengan kondisi yang terjadi saat ini, kelompok yang jahat bisa saja mengambil keuntungan. Oleh karena itu, tetaplah waspada dalam hal keamanan. Semoga Allah Taala melindungi semua orang dari segala keburukan; semoga Jalsah ini menarik segala keberkahan dan semoga semuanya selalu dalam lindungan Allah Taala.
Berdoalah juga untuk keadaan dunia; banyaklah berdoa untuk negara Anda juga. Jika kita murni hanya menjalankan perintah-perintah Allah Ta’ala, dan demi meraih keridaan-Nya, kita bertindak sesuai dengan ajaran Islam yang hakiki, saat kita mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayang yang sejati kepada Rasulullah saw., dan saat kita berupaya untuk menghidupkan kembali Islam dan menyebarkan ajaran Islam sesuai dengan kedatangan Hazrat Masih Mau’ud a.s. di bawah penghambaan kepada Rasulullah saw., jika ini adalah niat kita, maka Allah Taala pasti akan mendengar doa kita, dan kita akan menjadi sumber petunjuk bagi dunia. Semoga Allah Taala menurunkan taufik bagi kita untuk mengambil manfaat dari berkat-berkat Jalsah ini. Semoga Allah Taala senantiasa menjaga Anda dalam lindungan-Nya selama tiga hari ini dan seterusnya. Semoga Allah Taala terus melimpahkan karunia-Nya dan memberi taufik kepada Anda untuk melafalkan doa-doa yang telah saya canangkan; yaitu membaca shalawat 200 kali, Istighfar 100 kali, serta
رَبِّ كُلُّ شَىْءٍ خَادِمُكَ رَبِّ فَاحْفَظْنِىْ وَانْصُرْنِى وَارْحَمْنِى
Berupayalah untuk membaca ini, tidak hanya selama tiga hari ini saja, tetapi ini adalah suatu gerakan yang terus-menerus dan setiap Ahmadi harus terus-menerus membaca doa-doa ini. Para ibu juga harus menekankan anak-anaknya untuk mengulangi doa-doa ini. Semoga Allah Taala memberi taufik untuk melakukannya.
Penyelenggara Jalsah juga telah menulis kepada saya bahwa ada beberapa pameran yang diadakan di sana. Mereka memohon kepada saya untuk mengumumkan agar para peserta mengunjungi pameran ini, jadi saya tekankan juga hal ini; Anda harus mengunjungi pameran-pameran ini dan mengambil manfaat darinya sehingga Anda dapat melihat bagaimana Allah Taala melimpahkan karunia-Nya kepada kita. Semoga Allah Taala memberi taufik untuk melakukannya. Saat ini, orang-orang di Jerman yang saya lihat jumlahnya cukup banyak Masya Allah. Tekankanlah secara khusus pada salat dan zikir Ilahi. Semoga Allah Taala memberkati dalam segala hal.
Penerjemah: Mln. Mahmud Ahmad Wardi, Shd., Mln. Fazli Umar Faruq, Shd. Editor: Mln. Fazli Umar Faruq, Shd.