Para penentang Ahmadiyah menuduh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as telah mengaku sebagai pencipta langit dan bumi, tuduhan tersebut didasarkan dari wahyu yang diterima oleh Mirza Ghulam Ahmad.
Wahyu di dalam bahasa Urdu berbunyi sbb:
Kalimat di atas merupakan bagian dari kasysyaf yang cukup panjang dan berkenaan dengan itu Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as menulis:
“Aku (di dalam mimpi) telah menciptakan bumi dan langit.”
Beliau a.s mena’birkan mimpi tersebut dalam bukunya Chasyma-e-Masihi dan di dalam catatan kakinya, di samping mimpi tersebut, beliau a.s juga menulis:
أِنَّ هَذَا الْخَلْقَ الَّذِي رَأَيْتُهُ إِمْثَارَةً إِلَى تَاْيِيْدَاتِ سَمَاوِيِّةٍ وَاَرْضِيَّةٍ
“Penciptaan bumi dan langit yang aku lihat di dalam mimpi, ini adalah isyarat tentang dukungan-dukungan langit dan bumi yang akan menyertaiku.”
Beliaua.s menulis tentang sebuah kasysyaf yang beliau lihat, sebagai berikut:
“Pada suatu kali dalam satu kasysyaf, aku melihat diriku menciptakan langit dan bumi baru. Kemudian aku mengatakan dalam kasysyaf itu, ‘Sekarang mari kita ciptakan manusia’. Para Mullah (sebutan bagi para kiayi di India dan Pakistan,pent ) yang dangkal ilmu itu mereka menjadi heboh mengatakan: “Lihatlah orang ini telah mendakwakan diri sebagai Tuhan!” Padahal arti dari kasysyaf ini adalah Tuhan akan mengadakan suatu perubahan melalui tangan-ku sedemikian rupa sehingga nampak langit dan bumi menjadi baru dan akan memunculkan insan ruhani yang hakiki.”
Selanjutnya beliau menulis:
“…. Sekarang akan diciptakan langit baru dan bumi baru, maksudnya ialah bumi ini sudah mati, yakni kalbu manusia di muka bumi ini telah menjadi keras, seakan–akan telah mati, sebab wajah Allah telah tersembunyi dari mereka dan tanda-tanda samawi di zaman dahulu semuanya hanya tinggal kisah semata.”
Selanjutnya beliau menulis:
“Maka Tuhan pun beriradah untuk menciptakan langit baru dan bumi baru. Apakah langit baru itu dan apakah bumi baru itu? Bumi baru adalah hati yang suci, yang tengah disiapkan Tuhan dengan tangan-Nya sendiri, dimana mereka akan zahir dari Tuhan dan Tuhan akan ditampakkan melalui hati yang suci, sedangkan langit baru adalah tanda-tanda yang sedang ditampakkan melalui tangan hamba-Nya ini dengan seizin-Nya juga”. (Kisty Nuh, hal. 7)
Beliau juga menjelaskan bahwa:
“Pada setiap zaman pembaharu ruhani, langit baru dan bumi baru diciptakan secara rohani.” Haqiqatul Wahyi, hal. 95
Dalam pengertian ungkapan inilah seperti ini digunakan dalam kitab–kitab terdahulu seperti Injil,
“Sesuai dengan janji ini kami menantikan langit baru dan bumi baru yang di dalamnya terus menerus tinggal orang-orang suci dimana terdapat kebenaran.” 2 Petrus 3: 13
Sir Dr.Muhammad Iqbal berkata:
“Dari hati yang hidup tidak akan tersembunyi rahasia takdir. Di dalam mimpi, seseorang melihat gambar alam yang baru dan ketika suara adzan membangunkannya, dia membangun yang nampak di dalam mimpi.” Dharrob Kalim Nazhm yang berjudul Alam-e-Nou.[1]
Referensi:
[1] H.R. Munirul Islam Yusuf (2011). Bantahan Lengkap Menjawab Keberatan Atas Beberapa Wahyu di Dalam Tadzkirah & Tabayyun (Penjelasan). Bogor: Bintang Grafika