Kehidupan Muslimah dalam Masyarakat Modern
Pidato Hazrat Mirza Masroor Ahmad pada Ijtima Lajnah Imaillah UK 2019
Ketenteraman hati tidak bisa diraih dengan perantaraan kebebasan duniawi atau dengan mengikuti gemerlap dunia. Ketenteraman hati hanya bisa diraih dengan mendekatkan diri pada Allah Taala dan senantiasa mengingat-Nya setiap saat.
Pada hari ini dengan karunia Allah Ta’ala, anda sekalian telah sampai pada acara penutupan ijtima tahun ini.
Alhamdulillah, seiring bertambah majunya Jemaat (Jamaah Muslim Ahmadiyah), Lajnah Imaillah Inggris telah banyak mengambil langkah maju dalam beberapa tahun terakhir. Lajnah terus berkembang, baik dalam hal kemajuan para anggotanya maupun ruang lingkup kegiatannya, Maa Syaa Allah, banyak dibuat perencanaan dan kegiatan yang bermanfaat dalam beberapa tahun belakangan.
Tetapi, meski kita terus mendapatkan kesuksesan, penting juga bagi kita untuk meningkatkan upaya guna melindungi dan mempertahankan nilai-nilai Islam hakiki dan identitas diri kita sebagai Muslim. Jalan satu-satunya untuk mencapai semua ini adalah bekerja lebih keras lagi dari sebelumnya untuk mengamalkan ajaran Islam.
Kita harus berusaha untuk menunaikan segala harapan Hazrat Masih Mau’ud a.s lebih dari sebelumnya. Beliau telah diutus oleh Allah Ta’ala untuk mengembalikan ajaran Islam yang agung. Beliau diutus untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang telah berangsur-angsur merusak pengamalan akidah Islam dalam diri umat Islam selama berabad-abad.
Selain itu Beliau a.s. juga diutus untuk menyampaikan pesan Islam ke penjuru dunia dan menyampaikan ajaran Al-Qur’an yang universal dan tak tertandingi kepada orang-orang dari semua agama dan keyakinan. Oleh karena itu, Hazrat Masih Mau’ud a.s pernah bersabda bahwa zaman beliau adalah zaman penyebaran ajaran Islam hakiki.
Kita bangga menyampaikan bahwa kita adalah murid Hazrat Masih Mau’ud a.s. Oleh karena itu tugas kita adalah menyampaikan kepada orang-orang bahwa mengamalkan ajaran Islam yang murni merupakan sarana keselamatan dan kesejahteraan bagi dunia. Ini adalah kewajiban sepanjang hayat kita untuk menunjukkan bahwa Islam adalah jalan untuk mencapai kedamaian dan ketenteraman hati dengan cara menerapkannya dalam hidup kita.
Sebagian orang berpendapat bahwa Islam saat telah tersebar ke seluruh dunia dan mereka mempertanyakan apa manfaat Islam bagi dunia. Kemudian terdapat sekitar 1.8 miliar umat Islam di dunia dan dari antara mereka terdapat ulama yang mengajarkan ajaran Islam. Tetapi upaya ini tidak membawa kepada perdamaian dan kesehahteraan dalam umat Islam atau dunia yang lebih luas.
Alasan sederhana nan gamblang untuk hal ini adalah – kecuali orang-orang yang telah menerima Hazrat Masih Mau’ud a.s. – umat Islam di dunia berada dalam perpecahan dan perbedaan pendapat serta menafsirkan ajaran Islam dengan cara yang tidak masuk akal dan bahkan tidak mungkin untuk diamalkan.
Realitanya Allah Ta’ala telah mengutus Hazrat Masih Mau’ud a.s. untuk menyebarkan dan menegakkan kembali Syari’at sempurna yang telah diwahyukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita adalah orang-orang yang beruntung karena telah mendengar dan menerima seruan Imam Zaman dan kita telah diamanahi untuk mengamalkan dan menyebarkan semua yang beliau ajarkan.
Manfaat dan Keburukan Teknologi
Untuk mewujudkan tujuan agung ini Allah Taala tidak membiarkan kita tanpa bantuan apapun sebaliknya Dia telah menyediakan sarana-sarana penyebaran Islam di zaman ini. Televisi, radio, internet, media cetak, media sosial merupakan sebagian kecil sarana yang tersedia yang dengan perantaraannya komunikasi global menjadi semakin mudah.
Semua teknologi ini digunakan oleh Jemaat untuk menyebarkan ajaran Islam yang hakiki. Namun tidaklah cukup hanya menyampaikan pesan-pesan Islam kepada orang lain, sebaliknya, tujuan kita tidak akan pernah terwujud sebelum kita menjadi contoh dalam mengamalkan ajaran Islam yang penuh kebajikan dan mulia. Inilah sebabnya Hazrat Masih Mauud (as) berkali-kali menekankan kepada para Ahmadi supaya menjalani kehidupan berdasarkan nilai-nilai Islam dan berpegang teguh padanya.
Saya sampaikan juga bahwa bukan hanya kita saja yang telah memanfaatkan memanfaatkan teknologi modern ini, orang-orang duniawi telah melakukan segala upaya untuk menggunakan sarana-sarana komunikasi termutakhir untuk menyiarkan program-program dan konten-konten. Tetapi sangat disayangkan dan mengkhawatirkan, bahwa sebagian besar konten yang disebarkan dan disiarkan di dunia saat ini adalah hal-hal yang dapat melemahkan akhlak dan rohani masyarakat dan menjauhkan orang-orang dari kebaikan. Mereka mendalihkan konten-konten asusila itu atas nama kebebasan, hiburan dan kesenangan.
Jadi, sebagaimana teknologi terbaru telah diciptakan sebagai sarana kita untuk menyebarkan ajaran suci Islam, teknologi ini juga telah digunakan orang lain untuk menjerumuskan dunia ke dalam kebobrokan dan kemerosotan akhlak. Teknologi telah dimanfaatkan untuk memikat manusia pada pengejaran hal yang sia-sia dan tidak berharga yang seringkali tidak senonoh. Semua ini sudah mencapai tahap di mana orang-orang di daerah terpencil sekalipun, melalui media sosial, dapat dengan mudahnya menyaksikan video-video yang diproduksi di negara maju yang mempromosikan gaya hidup hedonistik dan kotor.
Ketika orang-orang miskin di negara-negara yang terbelakang menyaksikan kehidupan orang-orang di negara kaya, maka hal itu memicu kegelisahan dalam diri mereka. Mereka mendambakan kemewahan yang sama dan ikut serta dalam pengejaran yang semu dan dangkal ini. Seperti yang saya katakan di satu sisi kita percaya bahwa teknologi modern telah berkembang atas kehendak Allah Taala untuk membantu kita dalam menyebarkan Islam, tetapi di sisi lain teknologi tersebut digunakan orang-orang untuk menyebarluaskan konten-konten yang sangat jauh dari aspek akhlak dan rohani.
Misalnya, pornografi atau film-film tidak senonoh banyak tersedia di internet atau disiarkan di TV. Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan telah dipertontonkan ke seluruh dunia dan dianggap sebagai hal yang lumrah. Ini realitas dunia modern, dan untuk memperbaiki kemerosotan akhlak ini dan menegakkan kebenaran dan kebaikan menjadi satu tantangan besar bagi kita.
Anda sekalian sebagai anggota Lajnah harus siap dalam menjalankan tantangan ini.
Tentu saja ini adalah tugas setiap anggota Jamaah Muslim Ahmadiyah, laki-laki, perempuan dan pemuda, yaitu menggunakan teknologi modern untuk melawan pengaruh hal-hal yang jauh dari agama dan kesopanan. Dan menunjukkan bahwa menegakkan nilai-nilai agama di dunia kontemporer saat ini adalah hal yang sangat penting.
Tetapi yang paling utama adalah kita sendiri harus menjauhkan diri dari hal yang tidak senonoh dan vulgar tersebut. Kita harus menyaksikan dan mengambil hal-hal baik yang dapat meningkatkan kesalehan, memperkuat keimanan dan menjadikan kita mendapatkan keridhaan Allah. Sebagai orang-orang yang telah beriman kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s. kita harus menyerap hal-hal yang bisa meningkatkan ilmu tentang ajaran beliau, yang hakikatnya merupakan ajaran Al-Quran dan Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam).
Jadi kita harus mengambil sisi positif dari teknologi modern, dan menjaga diri dari hal-hal yang merusak dan buruk.
Tetapi sangat disesalkan, banyak anggota Jemaat kita, baik laki-laki maupun perempuan, abai dari tugas mereka dalam hal memperbaiki kerohanian dan akhlak meskipun telah berbaiat kepada Hazrat Masih Mau’ud (as). Mereka terjerumus dalam gemerlap dunia yang merusak masyarakat. Mereka menjadi mangsa racun-racun teknologi modern. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyerap konten yang sia-sia dan dangkal daripada berupaya meningkatkan ikatan mereka kepada Allah atau meningkatkan standar kerohanian dan akhlak mereka.
Kita sendiri yang mengetahui berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk menonton program-program keagamaan atau mempelajari teks-teks agama, dibandingkan menyaksikan konten-konten yang mempromosikan meterialisme dan amoral.
Muslim Television Ahmadiyya
Di zaman ini Allah Taala telah menganugerahi kita dengan MTA (Muslim Television Ahmadiyya Interational – stasiun TV resmi Jamaah Muslim Ahmadiyah), yang memuat banyak program yang dapat meningkatkan pengetahuan agama kita. Jadi setiap anggota Lajnah harus berusaha menonton MTA sesering mungkin dengan mengikutsertakan semua anggota keluarganya.
Tidak diragukan, peran perempuan sangat diperlukan dalam masyarakat, karena generasi penerus berada dalam pangkuan mereka dan tumbuh dalam asuhan penuh kasih sayang mereka. Fakta ini semakin menegaskan tanggung jawab para muslimah Ahmadiyah untuk memastikan bahwa mereka menyaksikan program-program MTA atau membaca buku-buku yang dapat memperkuat kerohanian mereka dan membantu mereka meraih tujuan berbaiat kepada Jemaat yang didirikan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s.
Tetapi saya ingin menjelaskan bahwa bukannya kalian tidak boleh menonton siaran televisi selain selain MTA. Tetapi tontonlah siaran-siaran yang dapat menambah pengetahuan atau bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Hiburan-hiburan ringan tentu bisa ditonton untuk bersantai, tetapi kalian harus menghindari tontonan yang mempertontonkan hal-hal vulgar dan tidak senonoh.
Sebagai tambahan, MTA selalu membutuhkan feedback dan saran-saran tentang program apa saja yang dapat diproduksi yang dapat menarik minat pemirsa atau dapat memajukan tarbiyat anggota Jemaat. Anggota Lajnah kita memiliki banyak ide-ide yang bagus, untuk itu sampaikanlah ide-ide atau feedback terkait hal ini.
Mendahulukan Agama dan Membentengi diri Dari Penyakit Masyarakat
Saya pernah menyampaikan banyak anggota Jemaat yang tinggal di dunia barat karena mereka hijrah dari Pakistan, atau orang tua dan kakek nenek mereka berhijrah ke sini disebabkan kehilangan kebebasan beribadah di tanah air mereka. Tetapi, setelah menikmati kebebasan beragama di negara ini, mereka menjadi lalai menjalankan agama mereka, atau mengabaikan kewajiban-kewajiban agama, malah terjerumus dalam pengejaran materi, sehingga tujuan hijrah mereka tidak tercapai atau kita tidak dapat mengatakan bahwa mereka telah mencapai tujuan mereka untuk meraih kebebasan dalam beribadah sebagai Muslim.
Jadi setiap Muslimah Ahmadi harus menyadari bahwa mereka berhijrah ke sini karena alasan agama, oleh karena itu mereka harus memastikan bahwa keimanan mereka dan anak-anak mereka harus senantiasa terjaga.
Selain itu kalian patut bersyukur karena negara kalian telah memberi pelindungan kepada kalian, dan cara menunjukkan rasa syukur yang hakiki adalah dengan mengajak masyarakat setempat kepada Allah.
Jangan karena alasan hak pribadi dan kemakmuran, para anggota Jemaat terjerumus dalam tindakan amoral dan gemerlap dunia, sebaliknya kita harus menghindari keburukan-keburukan yang merusak, dan berusaha juga untuk melindungi orang lain. Selamatkanlah diri kalian dari hal-hal yang kosong dari nilai rohani dan akhlak, karena hal itu tidak saja membahayakan kalian sendiri tetapi juga menghancurkan generasi yang akan datang.
Bukan berarti kalian tidak boleh bermasyarakat atau berkontribusi di tempat tinggal kalian. Banyak Ahmadi yang tumbuh besar dan tinggal di sini selama puluhan tahun dan telah terbiasa dengan tradisi Inggris, dan mereka telah menjadi bagian integral masyarakat. Tidak ada yang salah dengan ini, karena setiap orang, baik yang lahir di sini ataupun pendatang, harus menyatu dengan masyarakat dan menunaikan tugas mereka sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik. Islam menuntut umat Islam untuk memanfaatkan keterampilan dan kemampuan mereka untuk kepentingan bangsa yang mereka tinggali dan berusaha memajukannya.
Selain itu, mempelajari kebiasaan dan tradisi lokal merupakan hal baik selama itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Sederhananya, setiap Ahmadi tidak boleh terlena dan terpengaruh oleh lingkungan mereka, sehingga melupakan ajaran agama atau mengabaikan tugas mereka untuk mendidik anak-anak mereka sesuai dengan ajaran Islam.
Sesungguhnya, mereka yang melupakan nilai-nilai Islam berarti mereka gagal dalam menunaikan janji bai’at mereka.
Di negara-negara maju saat ini, nilai-nilai moral terus mengalami kemerosotan, dengan dalih kebebasan dan hak menentukan nasib pribadi. Beberapa Muslimah Ahmadi kita juga terpengaruh oleh hal ini. Tetapi mereka harus sadar bahwa yang mereka sebut sebagai kebebasan itu tidak ada kaitannya dengan keberhasilan dan kemajuan bangsa mereka.
Apakah dengan pergi ke kelab malam, mengumbar aurat, berdansa dengan pria, akan dapat membantu kemajuan dan kesuksesan bangsa? Tentu saja tidak!
Apakah dengan minum minuman keras, mabuk-mabukan dan bersikap tidak tahu malu dapat memajukan negara?
Apakah hal itu dapat dianggap sebagai bentuk pengabdian kepada negara?
Tentu saja tidak.
Ini hanya beberapa contoh dan masih banyak lagi hal-hal berbahaya yang dianggap lazim di negara ini, dimana orang-orang sekuler berusaha membenarkan hal-hal tersebut atas nama kebebasan atau kemajuan, tetapi oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya hal itu dianggap sebagai perbuatan yang tidak bermoral dan menjauhkan manusia dari Sang Khalik.
Meskipun hal-hal seperti itu diperjuangkan sebagai contoh mayarakat bebas dan modern, tetapi kenyataannya perbuatan tidak pantas semacam itu hanya merusak pondasi masyarakat yang dibangun atas dasar kasih sayang.
Merendahkan dan menurunkan derajat moral mayarakat atas nama kebebasan, akan menjadi sarana merusak kekuatan peradaban dan persatuan pada tingkat kolektif. Dan secara individu hal itu merugikan orang-orang dalam masyarakat itu.
Perlu saya sampaikan akan tiba masanya ketika masyarakat di negara maju ini menyadari bahwa apa yang mereka anggap sebagai kebebasan sebenarnya adalah sumber kehancuran. Kini orang-orang non-Muslimpun sudah mulai mengecam ketidaksenonohan dalam masyarakat. Mereka mengakui bahwa degradasi moral sangat berhubungan dengan meningkatnya kekecewaan dan kecemasan di kalangan masyarakat. Jadi, tidak ada alasan bagi kalian merasa rendah diri atau malu dalam mengamalkan ajaran Islam.
Orang-orang duniawi boleh saja menyatakan bahwa mengumbar aurat, berpakaian yang tidak senonoh, atau memperlihatkan perilaku seksual di muka umum merupakan tanda masyarakat maju yang menghargai kebebasan berekspresi. Tentu saja mereka sangat keliru.
Setiap Ahmadi, baik laki-laki maupun perempuan, muda atau tua, harus memahami bahwa dari perspektif agama, perilaku-perilaku semacam itu merupakan puncak tindakan amoral dan tidak dapat ditoleransi oleh insan beragama, yang telah berjanji untuk mendahulukan agama daripada dunia.
Untuk itu, setiap Ahmadi yang hidup di negara Barat ini sangat penting untuk menjaga diri kita dari penyakit masyarakat. Seperti yang saya katakan sebelumnya, Anda tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga berupaya menyelamatkan orang lain dari kerusakan moral dan menekankan pentingnya kebajikan dan akhlak yang baik. Ini adalah cara kita melayani bangsa Anda, dan jika kita melakukannya dengan tulus, maka yakinlah, pertolongan dan kasih sayang Allah akan menyertai kalian dalam setiap langkah.
Kedamaian Hakiki
Di dunia saat ini, banyak diperbincangkan tentang pentingnya kesehatan mental. Dalam hal ini, ingatlah selalu bahwa kedamaian pikiran yang hakiki dicapai melalui kedekatan kepada Allah, bukan dengan mengejar hal-hal rendah lagi sia-sia. Hal ini disebutkan dalam Al Quran Surah Ar-Ra’d [13]: 29
اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ
“Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati akan memperoleh ketenteraman.”
Di sini Allah Taala dengah jelas menyatakan bahwa seseorang yang ingin mencapai kedamaian dan kenyamanan maka ia harus mengingat Allah. Dan ini bukanlah pernyataan yang tidak berdasar, tetapi sejarah telah membenarkannya. Setiap Utusan Allah dan jutaan orang-orang beriman memberikan kesaksian bahwa kedamaian pikiran yang hakiki didapat dengan mengingat Allah dan beribadah pada-Nya.
Untuk itu janganlah beranggapan bahwa kebebasan dan gaya hidup dunia modern bisa memberikan ketenteraman hati, tetapi ingatan kepada Allah-lah yang memberikan seseorang kepuasan sejati. Realitanya, orang-orang yang beriman merasakan kepuasan dan suka cita di dalam hati mereka setiap kali mengingat Allah, merenungkan nikmat karunia-Nya dan keindahan ciptaan-Nya.
Misalnya, mereka menyadari Keagungan Allah Taala di saat mereka berjalan melewati pepohonan dan hutan. Perhatian mereka tertuju kepada Allah saat mengamati lautan, danau atau deretan gunung-gunung. Menyaksikan keindahan dan keselarasan alam yang sempurna tidak hanya membuat mereka memuji Allah Taala, tetapi juga mengingat Kebesaran-Nya dan merenungkan bagaimana Dia menciptakan langit dan bumi serta alam semesta.
Poin utama yang ingin saya sampaikan adalah Allah Taala telah berfirman bahwa ketenteraman hati tidak bisa diraih dengan perantaraan kebebasan duniawi atau dengan mengikuti gemerlap dunia. Ketenteraman hati hanya bisa diraih dengan mendekatkan diri pada Allah Taala dan senantiasa mengingat-Nya setiap saat.
Ingatlah, Islam adalah agama yang moderat dan seimbang. Tidaklah berarti kita harus mengasingkan diri kita atau mengabaikan hal-hal dunia, karena Allah Taala juga memerintahkan kita untuk memanfaatkan segala kemudahan dan kenyamanan yang ada di dunia.
Bukanlah suatu keburukan mencari hal-hal duniawi dan melakukan kegiatan-kegiatan yang baik bagi kesehatan atau melakukan hal yang sesuai dengan ketertarikan masing-masing. Akan tetapi kita tidak boleh membiarkan hal-hal duniawi tersebut mendominasi kehidupan kita atau menjadikannya sebagai tujuan hidup kita. Kita tidak boleh membiarkan hal-hal duniawi tersebut mengalihkan perhatian dari tujuan utama kita, yaitu senantiasa mengingat Allah taala dan mencari qurub Ilahi.
Jangan pernah menganggap bahwa mengejar dunia sebagai sarana untuk memperoleh keselamatan atau keberhasilan. Tanpa karunia Allah Taala hal yang kelihatan baik pun bisa mendatangkan bahaya pada manusia.
Contohnya, air garam tidak bisa menghilangkan dahaga seseorang tapi akan membuatnya lebih haus, dan jika ia terus meminumnya ia akan sakit dan bahkan meninggal. Walhasil, meskipun air merupakan sarana kehidupan, jika digunakan secara tidak tepat, maka ia dapat menjadi sumber kematian. Kita semua tahu bahwa jika ada hujan maka tanah akan subur, tetapi di musim kemarau tanah akan tandus dan rumput-rumput menjadi kering. Meskipun kita tinggal di negara yang relatif sejuk, temperatur pada musim panas telah meningkat dalam beberapa tahun belakangan dan kita menyaksikan bagaimana rumput menjadi layu selama musim panas. Di negara-negara yang iklimnya panas berkepanjangan dan mengalami kekeringan, rumput-rumput benar-benar kering dan dan banyak hewan-hewan yang mati.
Jadi, nilai air tidak ada habis-habisnya dan tidak tergantikan. Nilai air akan sangat berharga ketika kita kehilangan air atau airnya tercemar. Sama halnya jika seseorang mengabaikan karunia Allah Taala dan tenggelam dalam dosa-dosa dan menganggap hal itu sebagai air kehidupannya, maka ia akan terjerumus ke dalam kegelisahan dan keputusasaan.
Allah Taala telah menggambarkan kedatangan para nabi dan ajaran yang mereka bawa sebagai air rohani bagi manusia, karena melalui air rohani itulah jiwa kita dibersihkan dan menjadi sumber makanan rohani. Jika kita menerima apa yang mereka ajarkan, maka kehidupan kita akan mendapatkan keberhasilan. Namun jika kita menolak ajarannya atau bersikap buruk maka dengan menolak air rohani dan mengambil air garam duniawi yang tidak akan memuaskan dahaga, maka kita akan binasa.
Jangan lupa bahwa kita para Ahmadi adalah orang-orang yang paling beruntung karena kita adalah penerima langsung air rohani pada zaman ini yang dibawa oleh Hazrat Masih Mau’ud (as). Jika setelah beriman kepada beliau kita tetap berjalan di jalan keburukan dan lalai dalam menjalankan perintah Allah Taala maka kita akan menghancurkan diri sendiri dan menjadi berdosa karena memilih air garam daripada air rohani yang merupakan jalan untuk meraih keselamatan.
Selanjutnya, hal lain yang ingin saya sampaikan adalah sebagian laki-laki dan perempuan Ahmadi, termasuk sebagian pemuda kita, beranggapan bahwa Jemaat telah memberi batasan yang tidak perlu pada kehidupan mereka sehingga membatasi kebebasan mereka. Tapi jika mereka melihat dengan hati yang bersih mereka akan menyadari bahwa Jemaat tidak merampas hak-hak kebebasan mereka dalam bentuk apa pun, melainkan Jemaat hanya menegakkan ajaran Islam dan menuntun akhlak anggota Jemaat sesuai ajaran Islam. Kita berusaha mendorong setiap Ahmadi untuk mengamalkan ajaran Islam sejati yang hakiki, yang merupakan sarana kemerdekaan dan pembebasan sejati.
Sangat disayangkan, ada kejadian beberapa kasus pemuda-pemudi Ahmadi yang terpengaruh oleh masyarakat luas, sehingga mereka pergi dari rumah dan meninggalkan agama mereka. Untuk beberapa waktu, mereka mungkin menganggap diri mereka bebas dan telah meraih kesenangan yang mereka cari. Padahal pada akhirnya banyak di antara mereka menyesali pilihan mereka dan menjadi malu karena telah meninggalkan Jemaat. Mereka mengakui bahwa apa yang mereka anggap sebagai kebebasan hidup ternyata berkebalikan. Mereka menyadari telah terjerumus pada jalan yang rusak dan membahayakan.
Ingatlah selalu bahwa kecerdasan dan kebijaksanaan sangat diperlukan, karena itu ajaran Allah, yaitu seseorang harus menelaah dengan cermat baik dan buruk segala sesuatu sebelum mengambil keputusan hidup.
Kita yang menyebut diri sebagai Muslim Ahmadi dan telah menyatakan diri beriman kepada Hazrat Masih Mau’ud (as) jangan hanya melihat sisi baik dan buruk hal-hal duniawi, tetapi juga harus menilai apa manfaat atau kerugian dari sisi rohani sebelum membuat keputusan atau menerapkan hal baru. Sebesar apapun manfaat duniawi jika hal itu tidak sesuai dengan ajaran agama, maka seorang Ahmadi harus siap untuk meninggalkannya.
Nilai-nilai rohani dan agama harus menjadi prioritas utama kita. Dan kita harus berjanji dan menyatakan diri bahwa kita adalah orang-orang yang akan senantiasa mendahulukan agama daripada dunia.
Etika Berpakaian seorang Muslimah
Sebelum mengakhiri pidato ini, saya ingin mengingatkan bahwa Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda bahwa ‘malu sebagian dari iman’. Jadi para perempuan Ahmadi yang tinggal di Barat, janganlah mengikuti mode dan tren yang mengatasnamakan kebebasan padahal merupakan sumber asusila dan ketidaksenonohan. Kalian janganlah meniru cara berpakaian yang memperlihatkan aurat kalian, sebaliknya jagalah selalu kesopanan dan kesederhanaan. Setiap saat perempuan Ahmadi harus mengikuti mode yang berada dalam batas-batas kesopanan sehingga kesucian mereka selalu terjaga.
Setiap perempuan dan anak-anak Ahmadi harus berpakaian dan bertindak dengan cara yang terhormat dan sesuai dengan etika kesopanan. Terkadang beberapa perempuan Ahmadi lalai dalam menutup kepala, rambut bahkan dada mereka demi mode. Ini sangat bertentangan dengan tuntutan ajaran Islam.
Selain itu, terdapat juga perempuan yang mengenakan mantel atas nama pardah, tetapi mantel mereka begitu sempit sehingga tidak ubahnya seperti kemeja kulit yang ketat. Mantel yang memperlihatkan bentuk tubuh seperti itu tidak sesuai untuk perempuan atau gadis Muslim. Mantel yang dikenakan harus menutupi tubuh dan kain penutup kepala harus dikenakan dengan benar.
Perhatikanlah selalu cara berpakaian kalian, supaya tidak ada yang bisa mempertanyakan kesopanan kalian, dan berbanggalah bahwa pardah merupakan sarana untuk memelihara kehormatan dan kesucian perempuan Muslim. Setiap laki-laki dan perempuan Ahmadi wajib berada dalam batasan-batasan yang telah ditetapkan dalam Islam. Batasan-batasan tersebut tidak ditetapkan oleh manusia melainkan Allah Taala lah yang menetapkan batasan-batasan tersebut.
Sebagian orang beranggapan bahwa Ahmadiyah lebih ketat daripada Islam. Hal ini keliru, karena Ahmadiyah dan Islam adalah satu, bukan dua hal yang berbeda. Standar pardah yang diajarkan Islam telah diatur dengan jelas di dalam Al-Qur’an. Jadi bacalah Al-Qur’an dengan penuh tadabur agar kalian paham mengenai standar etika berpakaian.
Di setiap aspek kita harus mengikuti ajaran Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai pedoman.
Kita harus meraih standar ibadah yang ditetapkan dalam Al-Qur’an.
Kita harus beramal semata-mata karena Allah, seperti yang diajarkan di dalam Al-Qur’an.
Kita harus menjalankan perintah-perintah Al-Qur’an sesuai kemampuan kita.
Jika kita mengamalkannya maka kita akan mendapatkan ganjaran dari Allah dan meraih qurub Ilahi, dan kita akan menjadi orang yang menunaikan janji bai’at kita.
Jika tidak, pernyataan kita untuk mengutamakan agama daripada dunia dan siap berkorban untuk kepentingan agama – hanyalah pernyataan yang hampa dan tidak ada artinya sama sekali.
Semoga Allah Taala memberikan taufik kepada kalian semua untuk bertindak sesuai ajaran Islam yang benar, dan memahami tujuan hakiki kita hidup di dunia, yaitu mencapai keridhaan Allah dan siap sedia melakukan berbagai pengorbanan. Aamiin.
Semoga Allah Taala selalu memberkati Lajnah Imaillah dalam segala hal.
Sumber: Alislam.org – Living as a Muslim woman in modern-day society
Penerjemah: Nurul Mukhlisah