Khotbah Jumat Sayyidina Amirul Mu-minin, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih al-Khaamis (ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz) pada 21 Oktober 2022 (21 Ikha 1401 Hijriyah Syamsiyah/ 25 Rabi’ul Awwal 1444 Hijriyah Qamariyah) di Masjid Mubarak, Islamabad, Tilford, Surrey, UK (United Kingdom of Britain – Kerajaan Britania Raya).
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضالِّينَ * (آمين)
Beberapa hari yang lalu, saya telah melakukan lawatan ke beberapa Jemaat di Amerika. Sebagaimana anda ketahui, beritanya disiarkan melalui MTA serta media-media elektronik Jemaat. Dengan karunia Allah Ta’ala, lawatan ini berjalan dengan baik. Selain itu, saluran televisi komersial pun telah melakukan liputan luas mengenainya. Pemandangan karunia-karunia Allah Ta’ala tampak dari segala segi.
Kunjungan ini memberikan dampak positif bagi internal maupun eksternal Jemaat. Seorang Khadim berkata kepada salah satu temannya bahwa, “Ada beberapa pemikiran yang timbul dalam benak saya berkenaan dengan Jemaat dan Khilafat yang sekarang telah hilang sama sekali karena kunjungan ini.” Ada banyak kesan positif seperti demikian. Lalu terdapat daftar panjang kesan-kesan emosional dari orang-orang, baik anak-anak, pria maupun wanita setelah melakukan mulaqat. Anda mungkin telah membacanya dalam laporan-laporan.
Kemudian di Zion [di negara bagian Illinois], Dallas [di negara bagian Texas] dan di Masjid Baiturrahman Maryland [di negara bagian Maryland], para wanita, anak-anak dan pria menghadiri salat dalam jumlah besar, dan dari cara mereka mengungkapkan perasaan mereka ketika saya datang dan pergi, tampak jelas bahwa di dalam hati mereka terdapat kecintaan dan hubungan dengan Khilafat serta ketulusan dan kesetiaan. Orang-orang terpelajar, orang-orang kaya, juga orang-orang yang sibuk dalam hal duniawi, mereka antri berjam-jam untuk mendapatkan tempat di masjid. Tidak hanya orang-orang yang memiliki waktu luang saja yang datang.
Perubahan pada diri mereka dan ekspresi serta sikap mereka ini mencerminkan bahwa dengan karunia Allah Ta’ala terdapat kecintaan kepada agama dan Jemaat di dalam hati mereka. Terdapat ikatan dengan Khilafat di dalam hati mereka. Anak-anak berusia 11-12 tahun mengantri selama lima hingga enam jam karena pemeriksaan dan tes covid yang memakan waktu lama. Tetapi tidak ada seorang pun yang mengajukan keberatan. Bahkan, seorang tamu di Zion menyaksikan hal ini dan mengatakan, “Saya melihat pengaturan berjalan dengan sangat lancar. Dilakukan pemeriksaan yang memakan waktu, namun demikian, tidak ada keberatan baik dari para tamu maupun para anggota Jemaat. Bahkan para anggota Jemaat memperlihatkan contoh ketaatan sempurna pada pengaturan, dan keikhlasan serta kesetiaan.”
Orang tua dari seorang anak laki-laki berusia 11-12 tahun mengatakan kepada saya bahwa, “Sejak Hudhur datang, putra kami telah mengantre lima hingga enam jam sebelumnya untuk datang ke masjid dan tidak peduli tentang apa pun,” Padahal sebelumnya mereka merasa khawatir karena ia tidak pernah datang untuk melaksanakan salat-salat. Singkatnya, saya melihat ungkapan kegembiraan dan jalinan ikatan dalam diri setiap orang, baik anak laki-laki maupun perempuan. Ini adalah karunia Allah Ta’ala kepada Jemaat.
Kehadiran pada salat-salat di setiap tempat melebihi perkiraan panitia. Semoga Allah Ta’ala menjadikan hubungan dengan masjid dan perhatian terhadap ibadah ini abadi dalam diri mereka dan semoga masjid-masjid tersebut senantiasa makmur. Demikian juga keikhlasan dan kesetiaan yang ditunjukkan oleh para anggota Jemaat, semoga senantiasa ada dalam diri mereka.
Di negara seperti Amerika, orang-orang berpikiran bahwa orang-orang di sana melupakan agama, namun saya telah melihat perhatian dan pemikiran terhadap hal ini dalam diri mayoritas orang-orang. Mereka yang lemah dalam pengorbanan harta juga memohon doa secara khusus untuk diri mereka sendiri dan anak-anak mereka supaya tetap terhubung dengan agama dan Khilafah. Demikian juga, semoga Allah Ta’ala senantiasa meningkatkan keikhlasan dan kesetiaan para anggota Jemaat Amerika.
Demikian pula para Khudam, Anshor bahkan anak-anak telah melaksanakan tugas-tugas mereka dengan bekerja keras selama masa tersebut. Pria dan wanita telah terjaga selama berhari-hari untuk melakukan persiapan-persiapan. Kehadiran pun dengan karunia Allah Ta’ala – sebagaimana telah saya sampaikan – cukup banyak, mencapai ribuan dan kehadiran mereka di Baiturrahman melebihi kehadiran di Jalsah, namun mereka telah menangani pekerjaan mereka dengan sangat sistematis. Semoga tolok ukur tingkat keikhlasan dan kesetiaan para anggota Jemaat Amerika senantiasa meningkat dan semoga perubahan ini tidak bersifat sementara, melainkan untuk selamanya.
Kali ini saya akan menyampaikan beberapa kesan dari mereka yang bukan Ahmadi. Allah Ta’ala juga telah memberikan kesan yang luar biasa di hati mereka yang bukan Ahmadi. Semoga Allah Ta’ala semakin membukakan hati mereka dan semoga mereka menjadi orang-orang yang mengenali kebenaran. Saya akan sampaikan beberapa kesan mereka.
Sejumlah 161 tamu non-Muslim dan non-Ahmadi berpartisipasi dalam acara yang diselenggarakan kaitannya dengan Masjid Fath ‘Azhim yang telah dibangun di kota Zion,[1] termasuk di antaranya para anggota kongres laki-laki dan perempuan, walikota, dokter, profesor, insinyur, perwakilan lembaga keamanan dan orang-orang dari berbagai bidang.
Yang terhormat Billy Mckinney, Walikota Zion City, mengatakan dalam kesan-kesannya, “Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk menyambut pemimpin dunia Jemaat Muslim Ahmadiyah di kota Zion pada kesempatan peresmian masjid Fath ‘Azhim.” Kemudian beliau menuturkan bahwa, “Motto kami di Zion adalah ‘Historic past, dynamic future’ – ‘Masa lalu yang bersejarah dan masa depan yang dinamis’ dan masjid yang indah di jantung kota kami ini adalah contoh bagus moto ini.” Kemudian beliau mengatakan, “Merupakan harapan dan doa kami bahwa tempat ibadah ini dapat berfungsi sebagai jembatan (penghubung) antara masa lalu dan masa depan kita. Mengetahui bahwa masjid ini dipenuhi oleh delegasi-delegasi dari komunitas yang syarat dengan keimanan yang luar biasa, memberi saya harapan akan masa depan kota Zion. Saya merasa senang ketika melihat pesan yang dibawa oleh Jemaat Ahmadiyah ke kota kami.” Jadi, mereka yang bukan Ahmadi pun menaruh harapan ini dari kita. Kemudian beliau mengatakan bahwa, “Ini adalah organisasi yang menghormati Nabi Islam, Muhammad (saw), yang mana beliau (saw) telah membuat perjanjian dengan orang-orang Kristen.” Kemudian lebih lanjut beliau menulis, “Saya sangat berterimakasih kepada anda atas pengkhidmatan luar biasa yang diberikan oleh Jemaat Muslim Ahmadiyah di kota ini dan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pembangunan kota ini dan kesejahteraan masyarakatnya, dan kami mempersembahkan kunci kota ini kepada Imam Jemaat Ahmadiyah.” Kemudian beliau juga memberikan kunci kota.
Walikota Zion memberikan kesan lebih lanjut bahwa, “Saya telah tinggal di sini sejak 1962. Program ini merupakan program bersejarah bagi kota Zion dan Jemaat.” Kemudian beliau juga mengatakan kepada saya dengan cara yang emosional bahwa hari ini anda telah membuat saya speechless (kehilangan kata-kata) dan saya merasakan kehadiran anda sangat positif.”
Anggota Majelis Umum Illinois, yang terhormat Joyce Mason [seorang perempuan] menuturkan dalam kesan-kesannya, “Suatu kehormatan bagi saya untuk menjadi bagian dari acara bersejarah peresmian Masjid Fath ‘Azhim di sini, di Zion. Zion memiliki makna sejarah bagi komunitas Muslim Ahmadiyah. Hari ini adalah hari yang spesial untuk kota ini. Zion adalah tempat yang didirikan pada awal abad terakhir oleh Alexander Dowie, yang ingin menjadikannya kota teokratis yang gerbangnya tertutup bagi semua orang kecuali para pengikutnya. Tapi hari ini kota Zion adalah rumah bagi orang-orang dari berbagai agama yang berbeda dan masjid ini adalah simbol kemenangan doa orang-orang beriman atas orang-orang fanatik. Saya mengucapkan selamat kepada Jemaat Muslim Ahmadiyah atas pencapaian yang luar biasa ini.” Mubahalah ini juga telah dikenal dengan baik oleh mereka yang bukan Ahmadi.
Kemudian beliau mengatakan, “Imam Jemaat Ahmadiyah adalah pemimpin Muslim terkemuka dalam mempromosikan perdamaian.” Kemudian beliau mengatakan, “Beliau telah berbicara dengan anggota parlemen dan pemimpin lain di seluruh dunia dengan menekankan pada penegakkan perdamaian.”
Kemudian beliau menulis, “Kota Zion beruntung bahwa Jemaat yang mencintai perdamaian dan mengkhidmati orang lain telah memutuskan untuk menetap di sini dan membangun masjid yang begitu indah. Harapan tulus saya supaya masjid ini menjadi secercah harapan tidak hanya bagi kota ini tetapi juga bagi semua daerah di sekitarnya. Saya menggerakkan suatu resolusi di DPR untuk mengucapkan selamat kepada komunitas ini atas peresmian masjid baru.”[2]
Kemudian, Dr. Katrina Lantos Swett [seorang perempuan], Presiden Lantos Foundation for Human Rights and Justice (Yayasan Lantos untuk Hak Asasi Manusia dan Keadilan) menuturkan, “Saya merasa kerohanian saya meningkat setiap kali saya bertemu dengan para anggota Jemaat Ahmadiyah.” Kemudian beliau menuturkan, “Saya sangat terkejut mendengar tentang mubahalah di Zion ini, bahwa pada masa ketika ponsel, komputer, dan alat komunikasi lainnya tidak ada, mubahalah ini mendapatkan begitu banyak publisitas. Ideologi yang pertama adalah milik Dr. John Dowie, yang didasarkan pada kebencian, diskriminasi dan prasangka, dan ideologi yang kedua adalah milik pendiri Jemaat Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad Sahib, yang terdiri dari saling menghormati dan toleransi, dan berasal dari seseorang yang telah menyerahkan hasil sepenuhnya di tangan Allah. Kemudian kita tahu siapa yang memenangkan mubahalah ini. Dan tentunya masjid yang akan diresmikan sekarang ini diberi nama Masjid Fath ‘Azhim, maknanya adalah suatu kemenangan besar yang diraih Jemaat Ahmadiyah dan pendiri Jemaat Ahmadiyah dalam mubahalah ini.” Kemudian beliau menuturkan, “Tapi saya pikir kita harus mengatakan bahwa ini adalah kemenangan tidak hanya untuk Jemaat Ahmadiyah, tetapi juga untuk kemanusiaan, karena dengannya sikap saling menghormati dan mencintai, serta toleransi juga meraih kemenangan, yang sekarang contohnya kita lihat dalam Jemaat yang agung ini.” Kemudian beliau mengatakan, “Hari ini, di saat kita duduk di sini, di lingkungan yang indah dan damai ini, kita juga harus mengingat para Ahmadi yang ada di Pakistan yang tengah menghadapi penganiayaan, kekerasan dan kebencian yang tak terperikan, yang bahkan dengan kehadiran pemerintah pun mereka merasa sendirian.”
Kemudian mantan komisaris Zion, Amos Monk, menyampaikan kesan-kesannya. Beliau menuturkan, “Menurut hemat saya, ajaran anda mencakup segalanya dan dunia harus lebih mengetahuinya. Saya rasa ini adalah rahasia terindah di dunia saat ini. Saya bisa melihat brosur tergeletak di meja di depan saya dengan pesan keadilan, kejujuran, ketulusan dan cinta. Ini adalah hal-hal yang dibutuhkan dunia. Jika kebencian dihilangkan, dunia akan menjadi surga. Menurut saya pesan ini harus didengar oleh seluruh dunia. Ini adalah satu-satunya solusi untuk masalah dunia.”
Profesor Craig Considine, yang juga menulis buku tentang biografi Nabi Muhammad (saw), adalah seorang profesor dan seorang Kristen yang sangat kental. Beliau menuturkan, “Saya sangat tersentuh oleh kenyataan bahwa Khalifah berjumpa dengan saya seperti seorang kawan lama. Saya sangat menyukai pidato Imam Jemaat. Dengannya, pengetahuan saya mengenai Islam bertambah. Ketika saya mendapatkan teks dari pidato ini, saya akan menggunakannya di buku saya berikutnya.” Kemudian beliau menuturkan, “Imam Jemaat telah menjelaskan tema ini dengan kata-kata yang sangat indah dan sederhana yang dapat dengan mudah dipahami oleh semua orang.” Kemudian beliau menuturkan, “Secara khusus saya sangat menyukai penekanan terhadap mengadopsi nilai-nilai kemanusiaan, saling menghormati, toleransi, dan memperhatikan martabat dan harga diri.” Kemudian beliau mengatakan bahwa, “Anda sebenarnya menyeru kita semua untuk saling mencintai.” Beliau juga menyimak khutbah jumat. Beliau duduk di sana satu jam penuh dan kemudian setelah itu beliau berkata kepada saya bahwa, ”Saya belum pernah mendengar khutbah yang seperti ini sebelumnya.”
Melody Hall, seorang tamu dari Illinois berkata, “Saya seorang manajer pengembangan produk. Program ini sangat menarik. Saya sangat menikmatinya. Pesan Imam Jamaat bahwa tidak ada tempat bagi orang fanatik dalam masyarakat adalah pesan yang luar biasa. Melihat anda dan mendengarkan perkataan anda adalah perasaan positif yang sangat unik. Saya sangat menikmati dan menyukai perkataan Imam Jamaah bahwa senjata yang kita miliki adalah senjata doa.”
Seorang tamu lain, Jeff Fender menuturkan, “Saya adalah Akuntan Publik Bersertifikat dan juga melakukan pekerjaan real estate. Ini adalah pengalaman pertama saya. Saya sangat terkesan. Datang ke sini untuk peresmian masjid adalah kesempatan berharga dalam hidup saya.” Kemudian berkenaan dengan pidato, beliau menuturkan bahwa, “Saya sangat terkesan dengannya dan mendapatkan informasi baru mengenai anda sekalian.” Kemudian beliau mengatakan bahwa, “Seruan mubahalah adalah suatu hal yang baru bagi saya dan saya akan membaca lebih lanjut mengenainya.” Demikianlah jalan-jalan pertablighan juga menjadi terbuka.
Seorang guru SMA bernama Matt Render juga datang. Ia menuturkan, “Bagi saya, cara Imam Jemaat menyampaikan pesan dan memberi pemahaman adalah sangat baik. Banyak orang seperti saya yang dapat dengan mudah memahami pesan ini.”
Mary Lou Hiltibran, seorang yang bekerja di layanan UGD (Unit Gawat Darurat), ikut serta di acara ini dan menuturkan, “Saya sangat terkesan. Pesan Anda memancarkan ketulusan, tidak dibuat-buat. Benar dan nyata dalam segala halnya. Dengan ini, siapapun dapat menilai kehidupan keseharian Anda.”
Dr Jesse Rodriguez juga ikut serta dalam acara ini. Ia menjabat sebagai Zion Benton High School Superintendent (Superintendent atau Pengawas sekolah-sekolah di wilayah Benton). Ia menuturkan, “Titik utama pidato Imam Jemaat adalah kebersamaan. Ini adalah pesan yang sangat luar biasa. Beliau bersabda bahwa semua agama adalah penting dan kita semua dapat bersatu. Ini sangatlah bagus.”
Kemudian ada seorang Kepala sekolah setempat (Zion High School Principal) bernama Zackary Livingston menuturkan, “Ucapan Imam Jemaat mengandung daya tarik tersendiri. Khususnya dalam hal upaya-upaya demi hak-hak dan pengkhidmatan kemanusiaan, sangatlah mengesankan. Motto Anda yaitu kecintaan untuk semua dan kebencian tidak untuk siapapun, adalah bergema bagi semua bangsa, agama, dan khususnya di seluruh kota Zion. Pesan ini sangat penting. Setelah wabah yang melanda, keluarga dan siswa kami menjadi sangat emosional dan kehidupannya menjadi sulit, dan pesan ini sangat penting bagi kami untuk keluar dari segenap masalah ini.
Ada seorang tamu yang datang. Ia pun turut meletakkan pondasi saat peletakan batu pertama Masjid Zion. Ia menuturkan, “Hari ini adalah hari yang indah. Tahun lalu saya mendapat karunia untuk turut serta meletakkan batu pertama masjid ini. Saat itu saya sangat senang dan akan menantikan sempurnanya. Masjid Anda merupakan sarana persaudaraan dan harapan bagi lingkungan kita.”
Kepala Polisi (Chief of Police) di Zion, Mr. Eric Bricbarden menuturkan, “Ini adalah acara yang sangat bagus. Saya sangat senang melihat kecintaan dan ketulusan dari semua orang. Pesan Anda bahwa yang terpenting adalah saling menghargai satu sama lain tidak peduli siapapun Anda, sungguh ini merupakan pesan yang sangat baik dan indah.”
Seorang tamu bernama Jennifer menuturkan, “Jika berbicara tentang asas jemaat Anda, sungguh ini adalah yang terbaik. Tatkala Anda melangkah di kota Zion, maka di bangunan tua [bersejarah] akan terlihat gambaran moto kecintaan untuk semua dan tiada kebencian bagi siapapun, dan ini terus menggema bersama Anda. Suara ini akan terus bersama Anda dan inilah ruh sebenarnya dari kota Zion.”[3]
Kemudian satu tamu lain, Cheri Neal, Pengawas Kotapraja di Zion (Supervisor of Zion Township and coach for Public Servants Zion) menuturkan, “Saya sangat terkesan dengan pengaturan ini. Saya sangat bahagia Anda telah berhasil dalam tujuan ini.”
Lalu ada tamu lain yang menuturkan, “Saya sangat senang mengetahui bahwa figur panutan seperti Anda (yang mewakili jutaan anggota) kini ada diantara kami dan berupaya menghubungkan semua orang. Anda menyampaikan pesan bahwa kita semua adalah satu dan segenap agama adalah penting. Pesan ini sangatlah bagus dan mengesankan.”
Seorang tamu wanita, Ms. Gloria menuturkan, “Banyak sejarah Zion yang didapat dari sini. Meskipun saya tinggal di sini, saya belum banyak mengetahui hal-hal tentang daerah ini.”
Lalu seorang tamu menuturkan, “Saya sangat menikmati acara ini, dan pesan ini sangat berkesan bagi diri saya. Saya telah mengetahui tentang moto Anda, kecintaan untuk semua dan tiada kebencian bagi siapapun, namun setelah berjumpa dengan Anda saya semakin yakin. Banyak hal yang mengesankan bagi saya.” Lalu ia berkata, “Ungkapan Imam Jemaat bahwa Al-Quran Majid-lah kitab suci yang melindungi segenap agama, ini adalah hal baru yang saya pelajari dimana sebelumnya saya tidak mengatahui.”
Lalu seorang Profesor dari India bernama Shobana Shankar Sahibah, ia berjumpa juga dengan saya. Ia adalah Profesor di State University of New York. Ia pun pernah meneliti di Abdus Salam Research Centre di Italia. Ia pernah juga tinggal di Ghana. Ia menyatakan, “Anda dahulu pernah tinggal di Ghana, namun pekerjaan Anda terus hidup.” Ia berkata demikian di saat pembicaraan. Profesor ini menuturkan, “Saya telah bertemu dengan banyak Profesor di Afrika yang telah menuntut ilmu dari Sekolah Wanita Ahmadiyah. Ini adalah sekolah terbaik untuk anak-anak perempuan.” Ia ingin mengungkapkan berbagai pengkhidmatan dan sejarah yang diberikan Jemaat di Afrika, dan ia ingin menulis satu buku tentang para Ahmadi di wilayah Afrika Barat. Profesor menuturkan, “Saya mengharapkan bantuan dari jemaat untuk para penerjemah yang menerjemahkan ke bahasa setempat.”[4] Untuk hal ini saya telah sampaikan bahwa Insya Allah kami akan membantu dimana pun Anda membutuhkan. Bahkan, kepada negara selain Ghana pun saya telah sampaikan agar turut membantu.
Kemudian, acara pembukaan Masjid Baitul Ikram di Dallas.[5] Ada 140 tamu non-muslim dan non-ahmadi yang hadir di acara ini. Diantara mereka ada politikus, dokter, profesor, guru, pengacara, insinyur, wakil-wakil lembaga keamanan, dan tamu-tamu dari lembaga-lembaga lainnya.
Carl Clemencich, seorang Anggota Dewan Kota Allen yang sebelunya juga telah turut menyerahkan Kunci Kota, ia dalam menyampaikan perasaannya menuturkan, “Keikutsertaan saya hari ini dalam acara peresmian bersejarah Masjid Baitul Ikram adalah satu kehormatan yang luar biasa. Saya atas nama Walikota dan segenap anggota dewan kota Allen menyampaikan selamat atas kesuksesan Jemaat Ahmadiyah yang sangat besar ini.”[6]
Dua hari lalu saya bertemu dengan Bapak Walikota. Beliau pernah datang ke Masjid ini. Beliau menyampaikan permohonan maaf tidak bisa datang karena harus pergi ke luar negeri, sehingga beliau mengirim wakilnya. Bapak Walikota adalah sosok yang baik dan ramah.
Selanjutnya, perwakilan walikota itu menulis, “Kami sangat menghargai pengkhidmatan-pengkhidmatan Jemaat Ahmadiyah, diantaranya membagikan makanan kepada orang-orang miskin, mengumpulkan pakaian untuk mereka yang membutuhkan, dan di banyak kesempatan lain turut serta membantu keluarga-keluarga di daerah ini yang membutuhkan.”
Ia lalu menuturkan, “Ini adalah keberuntungan Kota Allen dimana ada satu jemaat pecinta perdamaian dan memiliki semangat kemanusiaan telah memilih kota ini dan membangun masjid indah ini di kota ini. Saya berharap masjid ini tidak hanya menjadi pelita harapan bagi kota ini, tetapi juga bagi segenap daerah di sekitar ini.”[7]
Allen adalah satu kota yang terhubung langsung dengan kota Dallas dan saat ini kurang lebih telah menjadi bagian kota itu. Di akhir acara, ia atas nama Walikota dan dewan kota Allen pun menyerahkan kunci kota.
Profesor Dr Robert Hunt yang merupakan Director of Global Theological Education at Southern Methodist University’s Perkins School of Theology (Direktur Pendidikan Teologi Dunia di Universitas Metodis Selatan Jurusan Teologi Perkin, (ia hadir dalam acara ini), ia menuturkan, “Saya ingin berterima kasih kepada Jemaat Ahmadiyah, karena Anda telah mengundang saya serta kawan saya dari Methodist University pada hari ini dalam acara yang sangat bersejarah. Ini adalah kebanggaan yang sangat tinggi bagi kami.” Lalu menuturkan, “Pemimpin Jemaat yaitu Imam Jemaat Ahmadiyah mempersembahkan dirinya demi menyebarkan dua nilai, pertama yaitu kebebasan beragama, kedua komunikasi dan dialog antar agama. Kedua nilai ini memiliki kaitan erat satu sama lain; karena jika di dalam hubungan beragama tidak ada sikap saling memahami dan saling menghormati, maka seruan perpecahan akan semakin menguat. Dan saya menyampaikan hal ini berdasarkan pengalaman separuh masa kehidupan dewasa saya di negara dimana saya sendiri termasuk dalam kelompok minoritas.” Lalu ia menuturkan, “Sejarah menjadi saksi bahwa Jemaat Ahmadiyah telah dijadikan target penganiayaan; dan karena sebab inilah jemaat ini terus berada di saf terdepan dalam upaya-upaya kebebasan beragama; dan inilah suatu perkara yang selama kita tidak memperlakukan satu sama lain dengan hormat dan pikiran yang terbuka, kita tidak akan dapat terlepas dari perpecahan, dan kita tidak akan dapat menghilangkan pemikiran negatif dari masyarakat.”
Kemudian seorang anggota kongres dari Partai Republik, Yang Terhormat Michael McCall mengungkapkan pandangannya. Ia menuturkan, “Tiga agama yakni Yahudi, Kristen, dan Islam, mereka saling terkait di dalam sejarah mereka dengan sosok Hadhrat Ibrahim (as).” Kemudian ia berkata kepada saya, “Anda berkeyakinan bahwa ketiga agama ini dapat hidup dengan damai melalui keterkaitan dengan Hadhrat Ibrahim.” Apakah ada lagi yang lebih berpengalaman dalam hal ini selain Jemaat Ahmadiyah? Lalu ia berkata, “Saya mendapat kesempatan untuk berbincang dengan Imam Jemaat berkenaan dengan Hadhrat Isa (as) serta ajaran Jemaat Ahmadiyah tentang Perjanjian Lama dan Injil.” Alhasil perbincangan terus berjalan dan saat itu ia pun memegang buku “Almasih di Hindustan”. Ia berkata, “Saya telah membaca setengahnya, dan masih melanjutkannya. Ini sangat menarik dan saya akan menelitinya lebih lanjut. Banyak hal baru tentang Hadhrat Isa (Yesus Kristus) yang saya ketahui dari kitab ini.”
Ia adalah sosok yang berpendidikan dan menaruh perhatian dengan hal keagamaan. Alhasil ia berkata, “Saya mendapat kesempatan berbincang tentang perjanjian baru dan Injil. Tidak diragukan lagi bahwa kita dapat banyak belajar dari Jemaat Ahmadiyah tentang perdamaian, kelemah lembutan, dan kecintaan. Saya dibesarkan sebagai Katolik dan sekarang menjadi ketua Kaukus Ahmadiyah di Kongres AS.”
Kelompok ini adalah orang-orang yang mengangkat suara demi hak-hak jemaat kita, dan beliau adalah ketua dari komite ini.
Lalu ia menuturkan, “Secara khusus, saya menghargai upaya-upaya Anda di dunia ini dalam menyebarkan perdamaian, menegakkan persatuan antar-bangsa, meniadakan kekerasan, menghapus ekstrimisme, mengakhiri kemiskinan, kesetaraan ekonomi, pemenuhan hak-hak asasi manusia, dan kebebasan beragama secara global.” Lalu menuturkan, “Banyak Muslim Ahmadi yang dijadikan target untuk dibunuh. Meski dengan kisah penganiayaan yang terus menerus ini, Imam Jemaat melarang membalas dendam dengan kekerasan kepada mereka, dimana ini merupakan sikap sangat mulia.” Lalu menuturkan, “Imam Jemaat telah berulang kali memberi pemahaman kepada para pemimpin dunia bahwa perdamaian hakiki dan abadi adalah membutuhkan keadilan. Beliau telah mengangkat suara untuk pemenuhan hak-hak bangsa-bangsa yang teraniaya.” Beliau menyampaikan kesan-kesan seperti demikian dengan cukup panjang.
Seorang tamu bernama Tommy Berry menuturkan, “Saya ingin berterima kasih kepada Imam Jemaat. Pesan beliau dalam hal mengkhidmati tamu, hidup bersama, semua itu sangat indah. Sungguh ini merupakan suatu kenikmatan yaitu bekerja demi kebaikan yang sebanyak-banyaknya bagi satu sama lain tanpa membedakan akidah atau keyakinan. [dalam] menghargai dan mengasihi kehidupan. [dalam] menghormati dan mencintai manusia. Ini mengungkapkan bahwa dalam suatu masyarakat tidak ada monopoli dari seseorang atau kelompok. Semua hendaknya bekerja bersama-sama. Inilah pesan dari wujud Khalifah. Ini adalah suatu pesan yang hendaknya diulang setiap hari sebelum tidur dan setelah bangun di pagi hari, dan inilah pesan yang harus disebarkan. Pesan inilah yang hendaknya kita ajarkan kepada anak-anak kita, karena tatkala kelak kita berlalu maka mereka lah yang akan meneruskan pesan ini. Saya kembali lagi berterima kasih kepada Anda.”[8]
Kemudian ada seorang tamu Muslim bernama Sultan Choudry Sahib. Ia menuturkan, “Pesan yang disampaikan oleh Imam Jemaat untuk perdamaian seluruh dunia, menurut saya merupakan pesan terbaik. Saya menganggap ini sangat penting agar kekhawatiran terhadap kaum muslim di sini dijauhkan yakni pemikiran bahwa mereka akan mengambil alih. Beliau telah menerangkan bahwa karena kini tidak ada rencana jahat untuk menghancurkan kaum muslim, tidak ada yang berupaya untuk ini, maka tidak ada alasan bagi umat muslim untuk merencanakan suatu peperangan.
Seorang tamu dari Gereja Presbiterian Utara bernama Davidley McCaud, ia adalah seorang wanita. Ia menuturkan, “Setelah melihat sosok Khalifah dan menyimak pernyataan-pernyataannya, saya merasa sangat tenang. Saya belum pernah melihat seorang pun berupaya seperti demikian untuk perdamaian dunia. Pemikiran yang sangat baik. Bukan membuat rencana untuk mendominasi tetangga dengen penuh egoisme atau menduduki wilayah orang lain atau menindas seseorang, jika orang mau mendengarkan dan mengamalkan pesan nasihat ini, maka dapat tercipta perdamaian di dunia. Saya berharap kita dapat mendengar lebih banyak pidato yang mempromosikan perdamaian dan mengingatkan orang-orang bahwa mereka harus selalu berusaha dan bekerja untuk terciptanya perdamaian.”
Seorang tamu, Tuan LeRoy, dari Departemen Kepolisian Kabupaten Collin, telah hadir dalam acara tersebut, mengatakan bahwa ini adalah program yang sangat baik, darinya saya belajar banyak. Jamaah Muslim Ahmadiyah memang telah melakukan pekerjaan yang luar biasa.
Kemudian ada seorang tamu Muslim, Dr. Halimur Rehman. Beliau mengatakan, ini benar-benar luar biasa. Saya sangat menyukai tempat, pengaturan acara dan keramahan di sini. Saya tidak pantas mendapatkan penghormatan seperti yang diberikan anda kepada saya. Melihat suasana di sini, mata saya basah dengan rasa hormat yang anda tampilkan. Saya telah mendapatkan kesempatan untuk berada di antara orang-orang yang terbaik. Orang-orang hakiki yang mengikuti ajaran Islam yang sejati.”
Mereka dapat memberikan pernyataan seperti ini di sini, namun seandainya pernyataan seperti itu disampaikan di Pakistan, Maka para Maulwi Pakistan bahkan tidak akan membiarkan seseorang hidup.
Seorang tamu Wanita, Bernama Eibek Karkandal, menuturkan, “Saya melihat suatu komunitas agama yang walapun cara beribadahnya berbeda dengan kami, tapi nilai-nilai kita sama,” Sungguh pengalaman yang luar biasa bagi saya, suatu kebanggaan tersendiri bagi saya dapat melihat sosok Imam suatu jemaat yang merupakan seorang pemuka agama berbicara tentang nilai-nilai yang harus dihayati oleh semua masyarakat. Kemudian beliau mengatakan bahwa dengan hadir di sini, saya merasakan kehadiran Tuhan dan terlepas dari keyakinan seseorang, di mana pun Anda merasakan kehadiran Tuhan, Anda mendapatkan kedamaian dan ketenangan, yang hari ini semua orang di sini tanpa diskriminasi agama, bangsa dan agama, diperlukan oleh semua kalangan masyarakat.
Kemudian seorang tamu wanita Ny Victoria menuturkan, “Yang paling menonjol bagi saya di sini adalah pidato Imam Jemaat tentang bagaimana kita semua terhubung satu sama lain meskipun ada perbedaan agama dan ideologi. Saya pikir ini adalah sesuatu yang tampaknya kurang dalam dialog antaragama saat ini, dan saya merasa bahagia ketika melihat seseorang berbicara dengan hikmah dan kebijaksanaan sehingga semua umat manusia, terlepas dari perbedaan keyakinan, agama, Manusia terhubung satu sama lain dan bagaimana kita harus hidup berdampingan dengan satu sama lain dalam damai.”
Lalu ada seorang tamu wanita, Mary McDalmid, rumah beliau berdekatan dengan masjid kita di Dallas dan memiliki lahan tanah yang luas. Beliau juga menyediakan lahan untuk parkir. Beliau menuturkan, “Saya tidak pernah begitu senang dengan bagian bumi yang berdebu ini seperti yang saya berikan untuk acara ini.” Beliau adalah wanita yang sangat mulia dan berakhlak baik. Beliau menyediakan lahan tanah bahkan terlebih dahulu dibersihkan, diperbaiki dan diratakan.
Lalu ada tamu wanita selanjutnya, Ny Beverly McCord mengatakan, “Saya selalu suka menyimak para pemimpin agama dunia yang terus-menerus menyerukan kepada orang-orang tentang perlunya perdamaian, mengikis perbedaan dan cinta. Saya selalu senang mendengar pesan seperti itu. Saya pribadi tidak merasa takut dengan Jemaat ini dan saya tidak melihat alasan bagi orang lain untuk takut, karena Jemaat ini sangat mencintai, merasakan penderitaan dan selalu mengkhidmati kemanusiaan. Bahkan jika ada rasa takut, itu segera hilang setelah melihat sepak terjang jemaat ini dalam melayani kemanusiaan dan misi untuk mensejahterakan.”[9]
Kemudian ada seorang tamu bernama Joshua yang mengatakan, “Saya dan pendeta senior lainnya telah diundang ke acara peresmian mesjid hari ini. Saya hadir dalam acara tersebut. Mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang-orang. Saya sangat mengapresiasi karena di sini telah dibahas berkenaan dengan perdamaian, persatuan dan keadilan dengan bijaksana. Disadari juga bahwa ada juga orang-orang yang walaupun berbeda budaya dan peradaban tetapi mempromosikan keberadaan Tuhan dalam kehidupan kita dan saling menyayangi sesama manusia dan sebagaimana amalan kita juga berpengaruh terhadap satu sama lain, untuk itu berkumpul, makan bersama dan bicara seperti ini sangatlah penting.”
Beliau mengatakan, “Saya memberi tahu istri saya bahwa keramahan di sini sangat baik, sesampainya di sini segala sesuatu teratur dengan baik.”
Demikian pula, Jemaat telah membuat sebuah tempat untuk dijadikan sebuah masjid kecil. Tempatnya seluas tiga setengah acre, bangunannya juga cukup besar di dalamnya, tetapi bukan masjid, tetapi bangunan itu dibeli di sana. Fort Worth adalah tempat yang berjarak 50 (lima puluh) sampai 60 (enam puluh) mil, atau 55 (lima puluh lima) mil dari Dallas. Kami pergi ke sana juga. Tempat tersebut luasnya lima hektar, bukan tiga setengah dan ada juga bangunan tiga belas ribu kaki persegi. Ada aula serbaguna, kantor, lobi. Namun, ada rencana untuk membangun kubah dan dua menara agar terlihat seperti masjid. Ini adalah tempat yang bagus. Jemaat juga melakukan shalat di sana, tempatnya bagus. Saya juga mendapat kesempatan untuk memimpin sholat Maghrib dan Isya di sana.
Seorang tamu, Aybak Arkus Sahib, tinggal di Fort Worth, hadir dalam peresmian Masjid Dallas. Beliau mengatakan, Imam Jemaat berpesan untuk bekerja Bersama dengan cara yang sangat baik, sesuai dengan kehendak Allah Ta’ala. Pesan perdamaian dan pencegahan perang nuklir sangat penting bagi saya. Pesan beliau adalah siapa pun yang ambil bagian dalam perang ini akan jatuh ke dalam kehancuran yang dahsyat.
Kemudian, ada seorang anggota First United Methodist Church (Gereja Metodis Pertama Bersatu) dari Fort Worth, datang ke sana di Dallas. Dia mengatakan, “Pesan yang disampaikan sangat indah. Setiap orang harus mendengarkan pesan yang jelas dari Khalifah ini. Gaya pidato Khalifah juga sangat bagus. Senang sekali mendengarkan pidato tersebut. Saya ingin menyimak lagi pidato pidato tersebut.”
Lalu ada seorang guru kementerian sekolah menengah yang mengatakan bahwa ada dua hal yang disampaikan oleh Khalifah yang memberikan kesan yang khas bagi saya. Pertama, beliau mengakui, “Memang ada keraguan tentang Islam di kalangan masyarakat, dan sebagai seorang guru saya melihat hal ini dari waktu ke waktu pada murid-murid saya. Kedua, yang sangat saya apresiasi adalah peringatan Khilafah tentang penggunaan senjata nuklir. Sangat menyenangkan mendengar pesan yang begitu bijak dalam situasi saat ini.”
Ini adalah kesan beberapa orang. Sekarang ada beberapa informasi lain, hal-hal terkait, yang akan saya sampaikan juga. Di sini, di Masjid Zion, seperti yang mungkin Anda lihat juga di MTA. Ada sebuah pameran tentang Mubahalah Dowie dan menampilkan kliping surat kabar yang telah diterbitkan oleh berbagai surat kabar.
Hadhrat Masih Mau’ud as telah menulis nama 32 (tiga puluh dua) surat kabar dalam buku Majmuah Isytiharat jilid tiga dan seiring itu menulis bahwa surat kabar-surat kabar ini hanya yang sampai kepada kita. Diketahui banyak hal baru yakni disebutkan hal tersebut dalam ratusan surat kabar. Sebagaimana Jemaat Amerika melakukan penelitian lebih lanjut dalam hal ini hal dan menemukan lebih banyak surat kabar.
Selain dari tiga puluh dua surat kabar yang disebutkan Hadhrat Masih Mau’ud itu, ada 128 (seratus dua puluh delapan) surat kabar lain yang menyebutkan tantangan Mubahalah kepada Dowie. Dengan demikian, jumlah surat kabar ini meningkat menjadi 160. Pada zaman Hadhrat Masih Mau’ud as, 160 surat kabar memberikan pernyataan ini tentang Amerika. Semua surat kabar ini hadir dalam bentuk digital pada pameran yang diselenggarakan oleh Masjid Fath Azhim dan orang-orang datang untuk melihatnya.
Kemudian dunia pun mengabarkan tentang peresmian Masjid di Zion City (kota Zion). American News Agency Associated Press juga telah menerbitkan artikel tentang kunjungan saya ke Zion dan peresmian Masjid Fath Azhim yang berjudul “Two prophets and a century old prayer duel inspire Zion Mosque” yang artinya “Tarung doa yang terjadi seratus tahun yang lalu antara dua nabi telah menjadi pondasi berdirinya masjid Zion”.
Menurut situs media ini, hampir setengah dari populasi dunia adalah pembacanya. Artikel ini diterbitkan di total 412 outlet dan surat kabar di tiga belas negara di dunia, termasuk diantaranya Washington Post, ABC News, Toronto Star, The Hill dan banyak surat kabar terkenal lainnya. Artikel ini juga termasuk di antara sepuluh artikel teratas Associated Press. Maksudnya termasuk dalam sepuluh artikel penting.
Artikel tersebut menyatakan, “Mukjizat suci telah terjadi di Zion 115 tahun yang lalu. Jutaan Muslim Ahmadi di seluruh dunia percaya akan hal ini. Jemaat Ahmadiyah memberikan makna keagamaan khusus terhadap kota kecil di tepi danau Michigan ini, yang jaraknya empat puluh mil dari Chicago. Keterikatan Jemaat Ahmadiyah dengan kota ini dimulai lebih dari satu abad yang lalu dengan Mubahalah dan nubuatan. Kota Zion didirikan pada tahun 1900 sebagai teokrasi Kristen oleh John Alexander Dowie, seorang penginjil dan pengkhotbah Pentakosta pada masa awal. Ahmadiyah percaya bahwa pendiri mereka, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad Sahib, membela Islam sebagai tanggapan atas penistaan dan serangan Dowie terhadap Islam dan mengalahkannya dalam peperangan ruhani hanya dengan menggunakan senjata doa.
Hampir semua penduduk Zion saat ini tidak memiliki pengetahuan tentang perang suci kuno ini, tetapi bagi perang suci ini para Ahmadi adalah perang yang telah menjalin hubungan abadi dengan kota Zion. Ribuan Muslim Ahmadiyah dari seluruh dunia berkumpul di kota itu untuk memperingati mukjizat berusia seabad dan untuk merayakan peresmian masjid Ahmadiyah pertama di kota itu, yang merupakan sebuah tonggak penting dalam sejarah kota Zion dan keyakinan mereka.”
Kemudian lebih lanjut tertulis, “Dikatakan bahwa para Ahmadi meyakini pendiri Ahmadiyah yang lahir pada tahun 1835, adalah seorang pembaharu yang telah dinubuatkan kedatangannya oleh pendiri Islam. Keyakinan mereka juga bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah kedatangan yang kedua Yesus Kristus (Isa al-Masih) secara metaforik (mitsilnya = memiliki kesamaan).”[10]
Selain itu, kunjungan saya ke kota Zion dan peresmian Masjid Fath Azhim telah banyak diliput di Kanada. Dengan karunia Allah Ta’ala, di Kanada, kunjungan saya ke kota Zion diliput oleh sembilan surat kabar utama dan enam publikasi online dan sebuah stasiun radio. Pesan itu dapat menjangkau 857.000 (delapan ratus lima puluh tujuh ribu) orang di Kanada.
Selain Amerika Serikat dan Kanada, surat kabar online juga memberikan liputan di Inggris, Yunani, Sierra Leone, Taiwan, India, Hong Kong, Peru, Filipina, Afrika Selatan, Tanzania dan Vietnam. Artikel dari American News Agency yang saya kutip, dicetak di 200 (dua ratus) surat kabar di Amerika Serikat dan muncul di 176 surat kabar online.
Selain itu, liputan langsung dari acara tersebut juga ditayangkan oleh MTA Afrika. Pidato yang disampaikan di Zion dan Dallas disiarkan langsung di TV Nasional Gambia, TV Nasional Sierra Leone, dan juga TV Senegal. Disaksikan jutaan pemirsa. Setengah jam sebelum acara di Masjid Fath Azhim di Zion, siaran langsung dimulai di studio kami, di mana latar belakang nubuatan Hadhrat Masih Mauud as tentang Alexander Dowie dijelaskan dalam bahasa lokal. Laporan berita juga mendapat liputan di TV, radio, dan surat kabar di seluruh Afrika. Laporan berita ini diterbitkan di lima saluran di Uganda dan saluran TV di Ghana, Nigeria, Liberia, Sierra Leone, dan Rwanda.
Amir Sahib Sierra Leone menulis bahwa dua puluh tahun lalu ada seorang temannya yang baiat pada kesempatan Jalsah Salanah Inggris tahun itu. Ketika melihat tayangan mengenai Zion, beliau mengatakan, “Pada malam saya baiat, saya sangat menyesal telah berlambat lambat untuk baiat. Namun jika saya katakan sejujurnya, pada hari ketika saya menyaksikan tayangan masjid di Zion, saya katakan kepada diri sendiri, ‘Jika Bapak Amir menceritakan kisah Alexander Dowie kepada saya dulu, mungkin saja saya baiat dua puluh tahun lalu. Saya tidak pernah lebih diyakinkan oleh peristiwa keagamaan seperti oleh penggenapan nubuatan mengenai Zion. Saya telah melihat tantangan terbesar saat itu dan hal terbesar adalah peristiwa ini terjadi di zaman kita di bawah pengawasan penuh media barat. Hadhrat Imam Mahdi telah menubuatkan sedemikian rupa, seolah-olah beliau ada di sana pada saat Tuhan membuat keputusan.”
Beliau mengatakan, “Menurut hemat saya, kapan pun kita bertabligh kepada ghair Ahmadi, kita seharusnya menjelaskan perihal nubuatan Zion. karena itu adalah nubuatan dan argumen yang sangat efektif. Pada hari ketika saya baiat, saya merasa bahwa mungkin saya telah membuat keputusan yang tepat, namun setelah mengetahui nubuatan Zion, saya dapat menarik napas lega dan sepenuhnya yakin bahwa pencarian kebenaran yang saya lakukan selama dua puluh tahun tidak sia-sia. Saya yakin bahwa saya telah membuat keputusan yang tepat.”
Selain itu, di antara kegiatan yang dilakukan di sana, menerima kunjungan duta besar Ghana dan Sierra Leone di masjid di Washington, kami membicarakan tentang situasi di negara mereka. Pertemuan berlangsung dengan baik.
Kemudian dilakukan juga pertemuan dengan para Mubayyin baru. Sekitar empat puluh lima orang telah datang ke sana. Saya pun menginstruksikan kepada mereka untuk mencari Para Ahmadi lama keturunan Amerika, dan mereka telah mencari beberapa dari mereka, dan mubayyin baru di sana pun menghadapi penentangan, namun mereka tetap teguh dalam keimanannya.
Seorang Mubayyin baru menyatakan bahwa ketika keluarganya mengetahui bahwa ia telah baiat, pihak keluarga menentangnya dan kemudian meninggalkannya.
Kemudian ada seorang Ahmadi dari Bangladesh, mengatakan, “Pak Muballigh telah meluangkan banyak waktu untuk menjelaskan kepada saya, dengan penuh kesabaran, dan sekarang saya telah mengerti.” Beliau mengatakan kepada para Muabyyin lainnya: bahwa Ahmadiyah adalah Islam yang benar, jadi jangan pernah tinggalkan Ahmadiyah.
Seorang Mubayyin Baru berkebangsaan Amerika bernama Christopher, yang baiat dari agama Kristen. Beliau meminta untuk baiat (langsung kepada saya- Pent), lalu dilakukan prosesi baiat, acara baiat tersebut berdampak baik pada orang-orang di sana. Banyak sekali Ahmadi lama atau orang-orang yang hadir saat itu juga para pencari suaka dari Pakistan dari negara negara lain, mereka juga mendapat kesempatan untuk ikut baiat dan saat itu diliputi oleh suasana yang penuh haru. Namun, berkat rahmatNya, Allah Ta’ala telah memberkati kunjungan ini dengan karunia-Nya dalam segala hal. Semoga Allah selalu memberikan anugerah-Nya di masa yang akan datang.[11]
Khotbah II
الْحَمْدُ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنُؤْمِنُ بِهِ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْهِ وَنَعُوْذ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا – مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ – وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ – عِبَادَ اللهِ! رَحِمَكُمُ اللهُ!
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذكَّرُوْنَ – أُذكُرُوا اللهَ يَذكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
[1] Acara peresmian ini tertanggal 1 Oktober 2022.
[2] https://www.pressahmadiyya.com/press-releases/2022/10/the-key-to-zion-illinois-is-now-in-safe-hands/
[3] https://www.alhakam.org/guests-reflect-on-address-of-huzoor/: “Speaking about the tenets of the community, I think that that is absolutely paramount. When you drive down Zion on the old building, you see that motto on the building, and so it reverberates with you. So, you really get a chance to let that sink in and it really embodies the spirit of what Zion is.”
[4] https://www.alhakam.org/huzoors-departure-from-dallas-arrival-in-silver-spring-maryland-and-other-activities/
https://www.alislam.org/video/this-week-with-huzoor-usa-2022-tour-special-part-3/
Mulaqat pada 12 Oktober 2022 di kompleks Baitur Rahman Mosque in Silver Spring, Maryland. Dr. Shobana ialah professor di Stony Brook University, State University of New York at Stony Brook.
[5] Acara peresmian ini tertanggal 9 Oktober 2022.
[6] Allen ialah sebuah kota yang terletak sekitar 20 mil dari kota Dallas. Kota Allen termasuk bagian dari Wilayah Metropolitan Dallas-Fort Worth.
[7] https://www.alhakam.org/bait-ul-ikram-mosque-reception/ : Behind these acts of service is great leadership and that is why we are so grateful His Holiness has chosen to visit Allen to inaugurate this beautiful mosque. Your Holiness! The message of peace Justice and service to mankind that you are spreading throughout the world is just what we need right here, right now.
The city of Allen is fortunate that such a peace-loving and service-oriented community has decided to settle down here and build such a beautiful mosque. It is my wish that this mosque becomes a ‘beacon of hope’, not just for the city but for all those around it.”
[8] https://www.alhakam.org/americans-reflect-on-hazrat-khalifatul-masihs-address-bait-ul-ikram/
[9] https://www.alhakam.org/americans-reflect-on-hazrat-khalifatul-masihs-address-bait-ul-ikram/: “I am always thrilled to hear a religious leader of worldwide status continually reminding people of the need for peace, to resolve differences, to love one another, and to find a way to work out our differences. So I’m always happy when someone gives that message. I myself am so far from fearing this community, I can’t imagine anyone being fearful because they are so loving, so giving, so outgoing and constantly volunteering for community services. If anybody has any fears, they’re quickly dispelled by just seeing the loving work that they do for the community.”.
[10] https://www.postregister.com/news/national/two-prophets-century-old-prayer-duel-inspire-zion-mosque/article_e3145448-4441-5414-a2ef-8d65cf773c32.amp.html; https://www.usnews.com/news/us/articles/2022-10-01/two-prophets-and-a-century-old-prayer-duel-birth-zion-mosque
https://www.channel3000.com/i/two-prophets-and-a-century-old-prayer-duel-birth-zion-mosque/
By DEEPA BHARATH, Associated Press: ZION, Illinois (AP) — A holy miracle happened in Zion 115 years ago. Or so millions of Ahmadi Muslims around the world believe. The Ahmadis view this small-sized city, 40 miles north of Chicago on the shores of Lake Michigan, as a place of special religious significance for their global messianic faith. Their reverence for the community began more than a century ago — with fighting words, a prayer duel and a prophecy.
Zion was founded in 1900 as a Christian theocracy by John Alexander Dowie, an evangelical and early Pentecostal preacher who drew thousands to the city with his faith healing ministry. The Ahmadis believe their founder, Mirza Ghulam Ahmad, defended the faith from Dowie’s verbal attacks against Islam, and defeated him in a sensational face-off armed only with prayers.
Most current residents may not have an inkling of that high-stakes holy fight of a bygone era. But, for the Ahmadis, it is one that has created an eternal bond with the city of Zion.
This weekend, thousands of Ahmadi Muslims from around the world have congregated in the city to celebrate that century-old miracle and a significant milestone in the life of Zion and of their faith: The building of the city’s first mosque.
Ahmadis believe that their founder, who was born in 1835, was the promised reformer the Prophet Muhammed predicted and the metaphorical second coming of Jesus Christ.
[11] Penerjemah: Mln. Mahmud Ahmad Wardi, Syahid (London-UK), Mln. Hasyim dan Mln. Fazli Umar Faruq. Editor: Dildaar Ahmad Dartono. Sumber referensi: https://www.alfazl.com/2022/10/21/57459/; Summary prepared by The Review of Religions
https://www.alislam.org/friday-sermon/2022-10-21.html (website resmi Jemaat Ahmadiyah Internasional bahasa Inggris dan Urdu) dan www.IslamAhmadiyya.net (website resmi Jemaat Ahmadiyah Internasional bahasa Arab).