Hazrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih V, menyampaikan pidato di Konferensi Internasional MTA (Muslim Television Ahmadiyya) 2021
Islamabad, Tilford: Hazrat Khalifatul Masih V (aba) menyampaikan pidato di acara penutupan Konferensi Internasional MTA 2021, Minggu (27/06/2021).
Huzur menyampaikan pidato dari kantor beliau di Islamabab dan didengarkan oleh staf MTA dari berbagai negara seperti Ghana, Jerman, Indonesia, Gambia, Mauritius, Amerika Serikat, Bangladesh, Swedia, Inggris, Kababir dan Kanada.
Acara penutupan diawali dengan Hazrat Khalifatul Masih V (aba) meminta Basil Butt Sahib dari studio Kanada untuk membacakan ayat suci Al-Qur’an dilanjutkan dengan pembacaan nazm (syair) berbahasa Urdu oleh Umar Sharif Sahib.
Hazrat Amirul Mukminin kemudian mempersilakan Managing Director MTA Internasional, Munir-ud-Din Shams Sahib untuk menyampaikan laporan acara konferensi. Beliau memaparkan bahwa setiap tahun, MTA Internasional telah berkembang pesat di bawah bimbingan Khilafat Ahmadiyah.
Delapan saluran satelit telah dioperasikan di seluruh dunia dengan teknologi mutakhir melalui hampir 20 tim internasional. Hazrat Khalifatul Masih V (aba) telah memprakarsai berbagai program untuk MTA Internasional. Tahun ini, melalui pengalaman virtual, 30 negara telah ikut serta dalam Konferensi MTA, imbuh beliau.
Kemudian ditampilkan video presentasi yang menampilkan keberhasilan penyebaran studio MTA di seluruh dunia, di bawah bimbingan Hazrat Khalifatul Masih V (aba). Dalam konferensi tahun ini, 19 studio ikut berpartisipasi bersama tim lokal mereka.
Presentasi tersebut menyoroti bahwa kemajuan monumental MTA Internasional tahun ini di antaranya adalah ‘mulaqat virtual’ dengan Huzur, yang dapat dimanfaatkan oleh para Ahmadi di seluruh dunia – sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan bantuan MTA, konferensi dan acara internasional juga dimungkinkan.
Hazrat Khalifatul Masih V (aba) kemudian memulai pidato beliau.
“Pada zaman ini Hazrat Masih Mau’ud, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad (as) diutus oleh Allah Ta’ala untuk menghidupkan kembali ajaran sejati Al-Qur’an dan Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam), dan untuk menyebarkan ajaran agung itu ke seluruh penjuru dunia.”
Hazrat Masih Mau’ud (as) menyatakan bahwa zaman Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) merupakan masa kesempurnaan agama Islam dan zaman Masih Mau’ud adalah masa penyebaran ajaran itu.
“Singkatnya, misi besar Hazrat Masih Mau’ud (as) adalah menyebarkan ajaran Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) kepada semua bangsa dan umat manusia. Dan untuk mencapai tujuan besar ini, Allah Ta’ala sendiri yang menyediakan sarananya”, tegas Huzur.
Hazrat Masih Mau’ud (as) menulis banyak buku untuk melawan penentangan musuh-musuh Islam. Beliau menjawab berbagai tuduhan dan ‘setiap buku beliau’ terkandung ajaran Islam yang ‘abadi’ dan murni.
Hazrat Masih Mau’ud mengabarkan kepada dunia bahwa saat ini, hanya melalui ajaran Islam yang agung yang memungkinkan untuk menjalin ikatan cinta yang murni antara manusia dengan Allah Ta’ala. Hanya melalui Islam manusia dapat benar-benar memenuhi hak-hak kepada Allah. Demikian pula, beliau mengajarkan bahwa hanya dengan bertindak berdasarkan ajaran Islam saja, seorang mukmin dapat sepenunya memenuhi hak-hak kepada sesama.”
Huzur mengatakan bahwa itulah ajaran Islam yang disampaikan oleh Hazrat Masih Mau’ud (as) melalui buku-buku dan ceramah beliau.
Hazrat Masih Mau’ud telah merancang ‘skema yang luar biasa’ dalam penyebaran Islam. Berbagai upaya beliau lakukan untuk menyebarkan Islam. Saat itu, media cetak merupakan sarana informasi yang paling bagus dan efisien. Hazrat Masih Mau’ud (as) biasa menerbitkan tulisan-tulisan di surat kabar agar ajaran Islam dapat tersebar semakin luas.
“Demi penyebaran Islam, Hazrat Masih Mau’ud (as) memerintahkan para pengikut beliau untuk memperdalam pengetahuan tentang agama dan keyakinan mereka dan kemudian mengabdikan hidup diri mereka untuk menyebarkan dan mendakwahkanya pada orang lain”, kata Huzur.
“Hingga nafas terakirnya, Hazrat Masih Mau’ud (as) berupaya menyelesaikan misi Ilahi – menyampaikan ajaran Islam, tidak hanya pada bangsanya, tetapi melintas batas negara dan benua. Dan sejarah menjadi saksi bahwa pesan Hazrat Masih Mau’ud (as) telah mencapai Amerika Serikat, Eropa dan Inggris semasa hidup beliau.”
Huzur mengatakan, “Jelas bahwa Hazrat Masih Mau’ud (as) sering memanfaatkan media cetak untuk berkhidmat pada Islam dan menyebarkan ajarannya kepada khalayak luas.”
Kemudian, sepeninggal Hazrat Masih Mau’ud (as) dari dunia ini, Allah mendirikan lembaga Khilafah Ahmadiyah. Di awal-awal masa Khilafah telah dilakukan upaya besar supaya pesan Hazrat Masih Mau’ud (as) dan Islam menjangkau seluruh dunia. Misalnya, di masa Khalifah pertama, seorang mubaligh dikirim ke Inggris untuk memperkenalkan pesan Islam kepada orang-orang Inggris.
Selama Khalifah kedua, upaya tabligh oleh Ahmadiyah mengalami peningkatan yang sangat pesat.
“Langkah besar diambil karena Jemaat terus berkembang luas,” kata Huzur.
Namun karena kurangnya sumber daya, Jemaat tidak dapat menyebar ke seluruh dunia, tetapi Allah Ta’ala terus memberkati dengan sarana yang terbatas itu.
Pada tahun 1938, babak baru penyebaran Ahmadiyah dimulai. Untuk pertama kalinya, suara Khalifah terdengar melalui pengeras suara.
Saat itu, penggunaan pengeras suara dianggap sebagai sarana revolusioner dalam menyebarkan Islam. Namun, saat orang-orang tengah bersuka cita dengan adanya pengeras suara itu, Khalifah Kedua menubuatkan dengan mengatakan, “Waktunya sudah dekat ketika Khalifah akan menyampaikan pidato di Qadian sementara secara bersamaan suaranya akan terdengar di setiap negara dan setiap sudut dunia.”
Secara sekilas masa depan yang beberkat itu mulai nampak seiring berjalannya waktu, Huzur mencatat. Misalnya, para mubaligh sesekali mendapatkan slot di stasiun radio, sehingga dapat menyajikan ajaran Islam yang sempurna dan Ahmadiyah kepada khalayak yang lebih luas. Program-program radio tersebut nampak sebagai pencapaian besar oleh Jemaat – surat kabar Jemaat dengan bersemangat menerbitkan laporan dari para mubaligh.
Huzur mengatakan bahwa sekarang Jemaat telah memiliki stasiun dan saluran radio sendiri dan tidak lagi membutuhkan slot di stasiun radio lain. Dan saat ini, melalui televisi, kita bisa menyebarkan pesan Islam lebih luas.
Ketika memulai dengan televisi, hal itu sangat terbatas. “Namun ketika Allah menganugerahkan kepada Jemaat kita dengan ilham, sumber daya dan kemampuan, Dia juga menyediakan sarana berupa satelit sehingga channel kita dapat disiarkan ke seluruh dunia.
Ini adalah penggenapan nyata dari nubuatan dari Hazrat Masih Mau’ud (as) bahwa “Aku akan sampaikan tabligh engkau ke segala penjuru dunia.” Atas izin Allah Ta’ala, kini telah berdiri 19 studio MTA secara global yang bekerja di bawah bimbingan pusat MTA Internasional dan bimbingan Khilafat.
Selain studio Inggris, kita telah mendirikan studio lengkap di Qadian, Ghana, Gambia, Tanzania, Indonesia, Jerman, Kanada, Amerika Serikat, Kababir, Bangladesh, Mauritius, Australia dan Uganda, tegas Huzur.
Karena pembatasan dari pemerintah, produksi studio Pakistan dibatasi, tetapi Allah Ta’ala telah menganugerahkan kepada Jemaat dengan studio internasional di tempat-tempat lain.
“Dengan rahmat Allah Ta’ala, sekarang sejumlah program live telah disiarkan secara teratur dari Qadian dan Studio Abdul Wahab di Ghana. Begitu juga studio MTA Jerman telah meluncurkan beberapa program dalam bahasa Jerman.
“Selain konten bahasa Inggris dan Urdu, juga dibuat program dalam berbagai bahasa seperti Prancis, Swahili, Turki, dan lain-lain.“
“Jadi, dengan karunia Allah Ta’ala, pesan Islam yang hakiki telah sampai ke seluruh penjuru dunia melalui MTA.”
Jika kita menganalisis dari sudut pandang dunia sumber daya keuangan dan sumber daya manusia kita, kita tidak akan pernah bisa mencapai semua hal ini. Pada kenyataannya, segala yang telah dicapai ini merupakan hasil dan penggenapan janji dari wahyu Ilahi, ‘Aku akan sampaikan tabligh engkau ke segala penjuru dunia.”
“Setiap hari kita menyaksikan, dengan mata kepala sendiri, manifestasi agung dari pertolongan dan karunia Allah Ta’ala.”
Huzur mengatakan bahwa pada awalnya hanya satu saluran MTA, kini berkat karunia Allah, MTA telah meluncurkan beberapa saluran. MTA 1 – saluran utama. Selain itu, MTA 2 Eropa, MTA 3 Al-Arabiyya, MTA 4 Afrika, MTA 5 Afrika, MTA 6 Asia, MTA 7 Asia dan MTA 8 Amerika Utara semuanya disiarkan secara bersamaan. Semuanya dapat disaksikan streaming oleh siapa saja dari belahan dunia manapun.
Huzur menyampaikan tentang kemajuan MTA baru-baru ini, misalnya, siaran MTA di televisi terestrial di Suriname, Gambia dan Ghana.
Film dokumenter religi, informatif dan menarik lainnya saat ini juga diproduksi dan disiarkan di MTA, kata Huzur. Konten untuk anak-anak juga telah diproduksi lebih banyak. Telah dibuat juga program-program berisi ajaran Al-Qur’an dan buku-buku Masih Mau’ud (as).
Hudhur mengatakan, “Program MTA juga berfungsi untuk memperkenalkan ajaran Islam kepada orang-orang di luar Jemaat dengan cara yang sangat baik.”
Selain berfungsi sebagai sarana ta’lim dan tarbiyat Jemaat, MTA juga memainkan peran yang sangat baik dalam menyebarkan pesan Ahmadiyah, tambah Huzur.
Mengenai situasi pandemi, Hazrat Khalifatul Masih (aba) menyampaikan,
“Selama periode [pandemi] ini, saya tidak dapat melakukan perjalanan kunjungan, dan para Ahmadi juga tidak bisa mengunjungi saya. Tetapi berkah MTA, kontak dan komunikasi langsung antara Khalifatul Masih dan para anggota Jemaat terus berlanjut, malah terus meningkat dan mencapai tonggak baru, alhamdulillah.
“Selain Khotbah Jumat setiap minggu yang disiarkan langsung di seluruh dunia, muncul sarana-sarana baru di masa-masa ini, yaitu mulaqat – mulaqat virtual […]
“Di suatu hari saya bertemu para Ahmadi dari Australia; keesokan harinya, dari Indonesia atau Amerika Serikat, atau dari Qadian, Eropa, Afrika, Kanada dan belahan dunia lainnya. Saat duduk di sini di Islamabad, kata-kata dan suara Khalifah menjangkau setiap sudut dunia.”
Hudhur mengatakan bahwa saat kita menyaksikan berkah ini dan melihat kemajuan pesat, kita tidak bisa tidak untuk mengingat nubuatan Hazrat Muslih Mau’ud (ra).
Banyak program Hazrat Khalifatul Masih lainnya juga yang ditampilkan di MTA.
Hudhur mengatakan, “Banyak orang mengirim feedback bahwa setelah menyaksikan acara-acara mulaqat, keimanan dan ikatan mereka pada Khilafat semakin menguat. Atau melalui acara itu mereka dapat mempelajari poin-poin baru yang dapat meningkatkan perkembangan akhlak dan rohani mereka. Yang lain menulis bahwa mereka telah belajar tentang sistem administrasi Jemaat melalui program-program ini, sementara beberapa orang lain menulis bahwa mereka telah lama menyimpan pertanyaan di hati mereka yang telah terjawab selama mulaqat.
Orang-orang juga menulis bahwa mereka menjadi lebih memahami visi dan pandangan Khalifah tentang masalah-masalah tertentu, baik masalah agama atau kontemporer.
Banyak juga yang menulis bagaimana program-program ini telah memotivasi mereka untuk mereformasi dan memperbaiki diri mereka dan berusaha meningkatkan pengkhidmatan mereka pada Jemaat dan ikut berperan meningkatkan persatuan Jemaat […]
“Baik dari perspektif rohani dan administratif, MTA berperan besar dalam menyampaikan dan memperkuat suara Khalifah saat ini. MTA telah menghilangkan jarak, hambatan dan yang terpenting, memastikan bahwa Jemaat Hadhrat Masih Mau’ud as tetap bersatu di tangan Khilafah dan Ahmadiyah di seluruh dunia senantiasa mengikuti ajaran dan keyakinan yang sama.
“Dari satu sudut dunia ke sudut berikutnya; dari Asia ke Eropa; dari Afrika ke Amerika; dari Timur Jauh ke berbagai pulau di dunia; dari timur ke barat; dari utara ke selatan, ajaran Hazrat Masih Mau’ud (as) dan petunjuk Khalifah menjangkau segala bangsa dan umat manusia melalui MTA”, kata Huzur.
Hudhur mengatakan, oleh karena itu, semua Ahmadi harus berterima kasih kepada para pengkhidmat di MTA – baik pengkhidmat yang dibayar seadanya atau para sukarelawan. Huzur (aba) mengatakan para pengkhidmat ini telah menghemat jutaan poundsterling setiap tahun bagi Jemaat.
Huzur mengatakan, beliau ingat bahwa selama acara di Amerika, seorang gubernur, setelah diberitahu oleh Huzur bahwa MTA tidak menerima dana dari negara atau pemasukan dari Iklan, ia terkejut dan bertanya bagaimana mungkin hal itu terjadi.
“Tentu, bagi orang-orang duniawi, tidak mungkin memahami bagaimana MTA yang tidak hanya dapat bertahan sebagai saluran global, tetapi benar-benar berkembang tanpa komersialisasi apa pun. Namun, mereka tidak menyadari bahwa MTA adalah manifestasi dari janji agung Allah Ta’ala yang diberikan kepada Hazrat Masih Mau’ud (as) bahwa ‘Aku akan sampaikan tabligh engkau ke seluruh penjuru dunia”.
Hadhrat Khalifatul Masih (aba) menyampaikan, “Saya tegaskan kembali bahwa baik staf tetap MTA maupun para sukarelawan, di mana pun mereka berkhidmat, semuanya layak mendapatkan apresiasi dan doa yang tulus. Tidak peduli apa yang diminta dari mereka, mereka terus berkhidmat dan bekerja dengan senyum di wajah mereka dan dedikasi yang tinggi. Tentu saja, hati saya dipenuhi dengan rasa terima kasih untuk kalian semua. Semoga Allah Ta’ala membalas Anda dan semoga Dia memberikan taufik kepada Anda untuk terus berkhidmat dengan penuh kerendahan hati dan tanpa pamrih.”
Huzur (aba) penasehat staf MTA, mengatakan, “Jangan pernah berpikir bahwa keberhasilan MTA atau Jemaat bergantung pada keterampilan atau waktu yang Anda berikan, atau Anda merasa layak mendapatkan pujian atau hadiah berupa materi. Yang pasti, jika Anda tetap tulus dan setia selamanya, dan berkhidmat dengan kerendahan hati yang sejati, Anda akan mendapatkan pahala terbaik dari Allah Ta’ala.
Hazrat Amirul Mukminin pada akhirnya menutup dengan doa.
(Reportase oleh tim Al Hakam)
Comments (5)