Memperingati Hari Masih Mau’ud
Selayang Pandang mengenai pandangan beberapa Ilmuwan dan Kolumnis tentang Covid-19 serta petunjuk teknis menghadapinya.
Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih al-Khaamis (ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz) pada 20 Maret 2020 (Aman 1399 Hijriyah Syamsiyah/ 25 Rajab 1441 Hijriyah Qamariyah) di Masjid Mubarak, Tilford, UK (United Kingdom of Britain/Britania Raya)
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضالِّينَ. (آمين)
Tiga hari ke depan adalah tanggal 23 Maret yang pada tanggal mana Hadhrat Masih Mau’ud (as) mulai mengambil rangkaian baiat, dan dengan demikian, seiring dengan pernyataan beliau sebagai Masih Mauud, berdiri juga secara resmi Jemaat Muslim Ahmadiyah. Pada tanggal tersebut di dalam jemaat Ahmadiyah diperingati sebagai Hari Masih Mau’ud dan Jalsah-Jalsah diselenggarakan dalam rangka ini. Di dalam acara-acara tersebut disampaikan perihal penda’waan Hadhrat Masih Mau’ud (as) dan juga tujuan dari pengutusan beliau (as). Oleh karena itu, meskipun masih tiga hari ke depan, namun Jumat selanjutnya akan beberapa hari setelah tanggal 23 sehingga saya akan sampaikan kepada Anda sekalian kutipan sabda-sabda dari tulisan Hadhrat Masih Mau’ud (as) sendiri.
Tahun ini disebabkan merebaknya virus di kebanyakan negara, mungkin saja Jemaat di beberapa tempat tidak dapat mengadakan Jalsah-Jalsah Hari Masih Mau’ud. Karena itu, selain khotbah-khotbah saya, akan tayang juga program-program berkaitan dengan ini di MTA. Setiap Ahmadi hendaknya berupaya untuk dapat menyimaknya di rumah bersama keluarganya.
Hadhrat Masih Mau’ud (as) diutus ke dunia ini sebagai bawahan Nabi Muhammad (saw) untuk melanjutkan misi beliau (saw) dan menyebarluaskan agama beliau (saw). Hal ini sebagaimana yang suatu kali pernah Hadhrat Masih Mau’ud (as) sabdakan,
“Saya kirimkan durood (shalawat) kepada Baginda Nabi Muhammad (saw) karena demi beliau-lah Allah Ta’ala mendirikan Jemaat ini dan pertolongan yang saat ini tengah turun semata-mata buah dari limpahan keberkatan beliau (saw). Saya nyatakan dengan jelas dan inilah keyakinan saya bahwa tanpa mengikuti dan melangkah diatas jejak langkah beliau (saw), tidak ada seorang manusia pun yang akan dapat meraih suatu karunia ruhani dan keberkatan jenis apa pun.”
Dikarenakan keberkatan ruhani yang Hadhrat Masih Mau’ud (as) peroleh dari Rasulullah (saw)-lah sehingga Allah Ta’ala mengutus beliau (as) untuk membuat ishlah (perbaikan) di dunia. Hadhrat Masih Mau’ud (as) diutus ke dunia ini untuk menegakkan kembali keagungan dan keluhuran Islam di dunia ini. Beliau (as) pernah bersabda mengenai hal ini: وأرسلني ربي لإصلاح الخلق ‘Wa arsalani Rabbi li-ishlaahil khalq.’ – “Tuhanku telah mengutusku untuk membuat ishlah (perbaikan) pada umat manusia.”
Hadhrat Masih Mau’ud (as) bersabda lebih lanjut berkenaan dengan pengutusannya,
“Saya harus katakan berkali-kali dan tidak akan berhenti dari berulang-ulang mengatakan bahwa saya-ah yang dijanjikan diutus pada waktunya itu untuk menyegarkan kembali agama (Islam) dan untuk menegakkannya lagi di dalam kalbu umat manusia. Saya diutus untuk mengikuti seseorang Manusia dari Tuhan yang mereka sebut Kalimullah. Saya telah datang sebagaimana dia yang mendapat penderitaan pada zaman kekuasaan Herodes dan pada akhirnya ruhnya diangkat ke langit.”[1]
Selanjutnya, Hadhrat Masih Mau’ud (as) mengumumkan Al-Masih (Imam Mahdi) yang dijanjikan kedatangannya oleh Baginda Nabi Muhammad (saw) telah muncul pada waktu yang ditentukan untuknya datang. Beliau (as) bersabda,
“Jadi, wahai saudara-saudara! Demi Tuhan saya mohon janganlah kalian melakukan perbuatan yang melampaui batas terhadap saya karena saya pasti akan menyampaikan sesuatu yang mana kalian secara terburu-buru gagal dalam memahaminya. Jika sebelum ini kalian sudah berada pada jalan yang lurus, lantas apa perlunya kedatangan saya?
Salah satu di antara hal itu adalah kaum Yahudi menaruh harapan akan munculnya lagi Nabi Elia (Ilyas) ke dunia ini sebagaimana pada masa ini umat Islam menaruh harapan akan datangnya al-Masih Isa putra Maryam turun dari langit ke dunia ini. Al-Masih lalu telah memperbaiki kekeliruan yang telah lama dengan mengatakan, ‘Nabi Elia saat ini tidak akan turun dari langit karena yang dimaksud Elia [secara ruhani] itu adalah putranya Zakaria yakni Yahya (Pembaptis). Bagi yang ingin mengimaninya, silahkan.’
Al-Masih Isa putra Maryam telah menghilangkan kesalahpahaman orang-orang Yahudi. Dengan begitu Al Masih juga telah membuat orang-orang Yahudi menuduh dirinya sebagai Atheis dan melenceng dari kitab-kitab, namun beliau (as) tetap menjelaskan apa yang hakikat (benar) itu.
Demikian juga keadaan penampakan permisalan keruhaniannya (Hadhrat Masih Mau’ud (as)), seperti halnya Al-Masih, hamba ini pun disebut sebagai mulhid atau sesat [dalam fatwa sebagian Ulama]. Bukankah ini merupakan persamaan dalam corak yang luar biasa?”
Tidak hanya bagi umat Muslim saja bahkan Hadhrat Masih Mau’ud (as) telah mengabarkan pentingnya pengutusannya kepada berbagai kaum dan agama. Sebagaimana dalam satu contohnya beliau (as) bersabda, “Perlu diketahui bahwa kedatangan saya bukan hanya untuk memperbaiki umat Islam, bahkan saya telah datang untuk memperbaiki umat Muslim, Hindu dan Kristen, ketiga kaum tersebut juga. Sebagaimana Tuhan telah mengutusku bagi umat Muslim dan Kristen sebagai al-Masih yang dijanjikan (Imam Mahdi), begitu juga bagi kaum Hindu kedudukan saya adalah sebagai Avatar. Semenjak 20 tahun yang lalu atau lebih sedikit dari itu saya terus mengumumkan bahwa saya datang dalam corak ruhani Isa putra Maryam untuk menjauhkan dosa-dosa yang telah memenuhi bumi. Begitu juga corak saya sebagai Raja Krishna yang merupakan Avatar terbesar dari segenap avatar dalam agama Hindu. Atau dapat dikatakan bahwa berdasarkan hakikat ruhani, saya-lah orangnya. Ini bukanlah berdasarkan anggapan atau perkiraan saya semata melainkan Tuhan yang merupakan Tuhan bumi dan langit-lah Yang telah mengungkapkannya kepada saya. Tidak hanya sekali bahkan berkali-kali Dia mengabarkan kepada saya, ‘Engkau merupakan Krishna bagi para penganut Hindu dan juga sebagai Al-Masih yang dijanjikan bagi Umat Muslim dan Kristen.’
Saya tahu bahwa setelah mendengar hal ini kalangan yang tuna ilmu dari umat Muslim akan serta-merta mengatakan, ‘Ia telah jelas-jelas menerima kekafiran dengan menyematkan nama seorang kafir pada dirinya sendiri’, namun ini wahyu Tuhan, yang tidak mungkin saya sembunyikan. Hari ini merupakan hari pertama saya sampaikan hal ini di hadapan perkumpulan besar karena orang yang berasal dari Allah Ta’ala tidaklah gentar dengan celaan dari para pencela.”
Beliau (as) mengatakan hal ini dalam buku Lecture Sialkot (Pidato di kota Sialkot). Sebuah pidato yang beliau sampaikan di hadapan perkumpulan besar yang dihadiri oleh umat Muslim dan Hindu.
Dalam menjelaskan perihal signifikansi (pentingnya) pengutusan beliau (as), beliau (as) bersabda,
“Ketika seseorang menentang perintah Allah Ta’ala, itu artinya ia melakukan perbuatan dosa. Jika ada seorang serdadu berpangkat paling rendah diutus oleh Pemerintah dengan membawa surat perintah dan ada orang yang tidak taat padanya maka orang yang tidak taat itu akan ditetapkan sebagai pelanggar lalu akan mendapatkan hukuman. Penguasa di dunia nan fana saja keadaannya seperti itu, lantas betapa besarnya pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang jika tidak menghormati seorang utusan yang membawa perintah dari Sebaik-baik Hakim (Allah Ta’ala) dan menunjukkan ketidakpedulian terhadapnya.
Allah Ta’ala Maha Ghayyur (Maha Menjaga Kehormatan) mereka yang disayangi-Nya. Ketika diperlukan tepat pada waktunya dan untuk kemaslahatan (kepentingan umum), Dia telah mengutus seorang hamba-Nya pada permulaan abad yang telah rusak untuk menyeru manusia kepada petunjuk yang benar. Untuk itu, merupakan dosa yang sangat besar jika maslahat (rancangan bijak) tersebut tidak dihargai.”
Hadhrat Masih Mau’ud (as) bersabda lebih lanjut,
“Seseorang tidak akan dapat mengukur kebijaksaan di balik rancangan Allah Ta’ala. Apalah artinya manusia yang mengklaim dapat mengerti kebijaksanaan Ilahi. Rancangan kebijaksanaan Ilahi untuk masa ini sangat jelas dan terang untuk dapat disaksikan.
Beliau (as) bersabda,
“Sebelum ini jika ada seseorang yang murtad dari Islam (Beliau berbicara mengenai pada masa beliau), orang-orang lalu menangis meraung-raung dan heboh karenanya. Namun, saat ini Islam sedemikian rupa lemah keadaannya sehingga yang murtad sampai seratus ribu orang. Sedemikian gencarnya serangan yang dilancarkan kepada Islam yang merupakan agama yang suci dan bersih sehingga diterbitkan buku-buku yang penuh dengan cacian kepada Rasulullah (saw), bahkan risalah-risalah seperti itu jumlahnya sampai jutaan. Apa saja yang diterbitkan untuk menyerang Islam, jika itu semua dikumpulkan pada satu tempat, maka akan menjadi sebuah gunung yang besar. Permisalan keeadaan umat Islam ialah seolah-olah tidak bernyawa lagi dan semuanya seperti mayat.
Jika saja dalam keadaan demikian Tuhan bungkam, maka akan bagaimana jadinya. Satu serangan Tuhan ribuan kali jauh lebih dahsyat dari serangan manusia dan dengan satu serangan ini akan menjadikan agama-Nya unggul. Orang-orang Kristen terus menyatakan dengan keras sejak 19 abad lalu bahwa Isa adalah Tuhan dan agamanya sampai saat ini terus berkembang. Umat Muslim justru malah terus membantu mereka. Senjata besar yang ada di tangan umat Kristen adalah, ‘Isa Al-masih masih hidup sedangkan Nabi kalian (saw) telah wafat.’”
Hadhrat Masih Mau’ud (as) bersabda lebih lanjut,
“Lord Bishop (gelar pemimpin Kristen) di kota Lahore telah menyampaikan argumentasi atas hal itu pada suatu acara besar. Namun, tidak ada seorang pun Muslim yang dapat membantahnya. Adapun dari antara Jemaat kita hadir Mufti Muhammad Sadiq Sahib yang lalu bangkit dan membuktikan dari Al-Qur’an, Hadits, sejarah dan juga dari Injil bahwa Isa telah wafat sedangkan Nabi kita (saw) senantiasa hidup karena selalu adanya orang-orang yang meraih limpahan keberkatan dari beliau (saw_ sehingga dapat menampilkan mukjizat dan hal-hal luar biasa. Mendengar penjelasan dari Mufti Sahib tersebut, Tuan Bishop bungkam.”
Hadhrat Masih Mau’ud (as) bersabda,
“Suatu ketika saya menyebarkan selebaran kepada umat Kristiani di Ludhiana yang tertulis, ‘Perbedaan diantara kita tidaklah besar. Kecil saja. Kalian yakini saja bahwa nabi Isa telah wafat dan tidak naik ke langit, apa sulitnya untuk kalian?’
Mendengar hal itu mereka terkejut dan berkata: ‘Jika kami meyakini bahwa Isa (Yesus) telah wafat dan tidak naik ke langit, maka satu pun tidak akan tersisa orang Kristen di dunia ini.’”
Beliau bersabda,
“Senantiasa ingatlah, Tuhan Maha Mengetahui dan Bijaksana. Dia menempuh cara-cara ini yang akan dapat menghancurkan musuh. Umat Muslim kenapa bersikap keras kepala dalam hal ini? Apakah Nabi Isa (as) lebih mulia dari Rasulullah (saw)? Jika kalian menaruh kebencian kepada saya, janganlah berlebihan dan janganlah melakukan ulah yang dapat merugikan Islam. Allah Ta’ala tidaklah menempuh upaya tidak efektif. Tanpa menempuh upaya tersebut [pembuktian telah wafatnya Isa], kalian tidak akan dapat mematahkan salib.”[2]
Dalam satu kesempatan Hadhrat Masih Mau’ud (as) bersabda,
“Tugas yang untuk tujuan tersebut saya diutus oleh Tuhan adalah untuk dapat menjauhkan kerenggangan yang menjadi penghalang hubungan diantara Tuhan dan manusia lalu menegakkan kembali kecintaan dan jalinan ketulusan juga. Tuhan juga telah menunjuk saya untuk mengakhiri peperangan agama dengan cara menyatakan kebenaran demi menciptakan harmoni keagamaan. Begitu juga [Dia menunjuk saya] guna menampilkan kebenaran agama yang telah lama tersembunyi dari pandangan dunia dan menampilkan teladan keruhanian sejati yang telah terhalang oleh kegelapan hasrat-hasrat keakuan jiwa. Begitu juga, saya telah diutus supaya saya memperlihatkan secara amal perbuatan – tidak hanya ucapan semata – bagaimana kekuatan-kekuatan Ilahi masuk ke dalam diri seseorang lalu menampakkan diri melalui doa dan perantaraan tawajjuh.
Akan tetapi, yang terutama ialah saya diutus untuk menanamkan kembali selamanya benih Tauhid yang murni dan bersinar yang bersih dari segala jenis syirk dan kekotoran yang saat ini tengah hilang sirna, di dalam kaum. Ini semua tidak akan terlaksana dengan kekuatan saya melainkan dengan kekuatan Tuhan yang merupakan Tuhan bumi dan langit.
Saya lihat di satu segi Tuhan telah mengambil Sendiri tugas mendidik keruhanian saya lalu Dia menganugerahkan gejolak semangat ke dalam diri saya melalui kiriman wahyu-Nya kepada saya sehingga saya dapat kokoh berdiri untuk melakukan ishlaah (perbaikan) ini.
Pada segi lainnya Dia telah mempersiapkan hati-hati orang-orang yang bersedia untuk meyakini perkataan saya. Saya melihat, semenjak Allah Ta’ala mengutus saya ke dunia ini, sejak saat itu terus tercipta revolusi agung di dunia ini.”[3]
Ini merupakan pidato Lahore yang beliau sampaikan.
Dalam menjelaskan lebih jauh mengenai fakta bahwa Allah Ta’ala mengirim para pembaharu dan para hamba-Nya yang khas untuk memperlihatkan belas kasihan-Nya dan menyelamatkan umat manusia, Hadhrat Masih Mau’ud (as) bersabda,
“Merupakan Sunnah abadi Tuhan Semesta alam bahwa ketika berbagai macam kekerasan dan penderitaan sudah sampai pada puncaknya, Belas Kasih-Nya akan bergerak dan Dia menciptakan sarana-sarana untuk menjauhkan kesengsaraan dunia. Contohnya, ketika musim kemarau yang menyebabkan kekeringan dan paceklik sehingga segala urusan manusia semakin sulit, maka pada akhirnya Tuhan yang Maha Penyayang menurunkan hujan. Ketika disebabkan oleh wabah, ribuan orang akan menjadi korban jiwa, maka untuk menyelamatkannya Dia akan menyebabkan munculnya beberapa sarana dalam bentuk sesuatu yang membersihkan udara atau obat penyembuh akan ditemukan.
Ketika sebuah bangsa berada yang keadaan teraniaya di bawah cengkeraman seorang tiran (penguasa yang kejam), maka pada akhirnya lahirlah seorang yang adil dan mendengarkan segala keluhan menggantikan si tiran tersebut. Sebagaimana ketika manusia lupa arah jalan menuju Tuhan, meninggalkan tauhid dan ibadah kepada-Nya, maka Dia memunculkan seorang hamba yang telah dibekali dengan bashirat (pandangan ruhani) sempurna dan Dia anugerahi orang itu dengan kalam dan ilhamNya untuk memberikan petunjuk guna memperbaiki kerusakan yang telah terjadi.
Hakikat sebenarnya dalam hal ini adalah Tuhan adalah Sang Maha Pemelihara, Berdiri sendiri dan Maha mengetahui, yang menegakkan dunia ini dan keberlangsungan alam bergantung dan bersandar kepada-Nya. Dia tidak membiarkan kehilangan atau berhenti sifat-sifat-Nya yang selalu menyebarkan limpahan keberkatan kepada para makhluk-Nya. Bahkan, setiap dari sifat-sifat-Nya segera tampil berperan pada waktunya diperlukan.”[4]
Selanjutnya, dalam satu kesempatan Hadhrat Masih Mau’ud (as) bersabda:
“Penuh berkatlah dan beruntunglah orang yang hatinya suci dan mengharapkan munculnya kemuliaan dan keperkasaan Allah Ta’ala karena Allah Ta’ala mengutamakannya diatas orang-orang lain. Siapa pun yang menentang saya, keputusan diantara kami berada di hadapan Allah Ta’ala. Allah Ta’ala mengetahui sepenuhnya kenyatan hati-hati kami dan mereka. Dia juga menyaksikan hati siapa yang diperuntukkan untuk dunia dan hati siapa yang selalu meratap untuk Allah Ta’ala.”
Hadhrat Masih Mau’ud (as) bersabda lebih lanjut,
“Ingatlah dengan sebaik-baiknya bahwa keruhanian seseorang tidak akan pernah meningkat sebelum hatinya menjadi suci. Ketika timbul kesucian dan kebersihan di dalam hati seseorang, maka hal itu akan mengembangkan kekuatan dan potensi yang khusus untuk memajukan di dalam keruhaniannya. Selanjutnya baginya tersedia berbagai macam sarana sehingga mengalami kemajuan lebih jauh. Coba perhatikan Baginda Nabi Muhammad (saw), beliau sama sekali sendiri saat itu lalu menyampaikan da’wa (pernyataan tugas kenabian) dalam keadaan yang tidak berdaya seperti itu, يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا ‘Yaa ayyuhan naasu innii Rasulullahi ilaikum jamii’a.’ – ‘Wahai orang-orang! Saya adalah utusan Allah kepada kalian semua.’ (Surah al-A’raaf) Siapa yang dapat beranggapan pada saat itu bahwa pendakwaan orang yang sebatang kara itu akan berhasil? Bersamaan dengan itu begitu dahsyatnya penderitaan yang beliau (saw) alami sehingga seperseribunya pun kita tidak merasakannya.”[5]
Selanjutnya Hadhrat Masih Mau’ud (as) memberikan nasihat kepada dunia secara umum,
“Nasihat terakhir kami adalah waspada dan bersikaplah peduli akan keimanan kalian. Janganlah kalian takabbur dan memperlihatkan ketidakperdulian sehingga ditetapkan sebagai pembangkang dalam pandangan Tuhan yang Maha Kuasa. Lihatlah, Tuhan telah mengarahkan pandangan kepada kalian tepat pada waktu yang telah Dia tetapkan sebelumnya. Maka dari itu, berusahalah supaya kalian menjadi pewaris segenap keberkahan.
Tuhan telah menyaksikan dari langit bahwa siapa saja yang telah dianugerahi kemuliaan, ia akan dianiaya. Sang Rasul (Nabi Muhammad saw) yang merupakan wujud sempurna dan paripurna dari seluruh umat manusia pun pernah dicaci-maki. Beliau pernah dicap sebagai penjahat, pendusta dan mengada-adakan kedustaan. Begitu juga Kitab yang turun kepada beliau (saw) yakni Al Quran disebut dengan sebutan yang buruk dan dianggap sebagai buatan manusia. Tuhan pun senantiasa mengingat janji-Nya, janji yang terdapat pada ayat berikut: إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ inna nahnu nazzalnadz dzikra wa inna lahu lahaafizhuun – ‘Sesungguhnya Kami Yang menurunkan Al-Qur’an dan Kami-lah Yang menjaganya’ (Surah al-Hijr ayat 10).
Hari ini merupakan hari pemenuhan janji tersebut. Dia telah membuktikan kepada kalian bahwa Jemaat yang telah berdiri ini adalah Jemaat-Nya dengan berbagai macam serangan gencar dan tanda. Apakah mata kalian menyaksikan tanda Tuhan secara yakin dan pasti seperti yang kalian saksikan sekarang? Ibarat pegulat, Tuhan telah bertarung dengan kaum-kaum lain untuk kalian dan meraih kemenangan atas mereka. Perhatikanlah! Telah terjadi satu pertempuran dalam kasus Atham juga. Coba kalian cari, dimana keberadaan Atham saat ini? Dengarlah bahwa saat ini Atham berada di dalam tanah. Sesuai dengan keadaan yang ditetapkan dalam ilham Ilahi, Atham telah diberi kelonggaran waktu beberapa hari dan kemudian juga berdasarkan syarat yang yang terdapat dalam ilham, Atham pun telah ditangkap dan cengkraman hukuman Yang Maha Kuasa.
Pertempuran kedua adalah pada kasus menghadapi Lekhram (Tokoh Hindu golongan Arya Samaj). Renungkanlah bagaimana Allah Ta’ala memenangkan dalam pertempuran ini. Kalian telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana tanda-tanda kematiannya telah ditetapkan dalam nubuatan ilhami sejak sebelumnya, seperti itu jugalah seluruh tanda itu terjadi. Tanda Tuhan yang dahsyat telah menimbulkan jeritan tangis bagi seluruh kaum, apakah kalian pernah melihat sebelum ini?” (yakni diantara kalian dan lawan kalian muncul tanda Tuhan yang dahsyat?) “Wahai keturunan umat Muslim! Janganlah kalian bersikap tidak memandang hormat akan perbuatan Allah Ta’ala.
Pertempuran ketiga adalah pada kesempatan Jalsah Dharm Mahutsu (Konferensi Agama-Agama). Lihatlah, bagaimana dalam pertempuran ini pun Tuhan telah mengunggulkan Islam dan memperlihatkan tanda-Nya kepada kalian. Sebelum itu terjadi Tuhan telah mewahyukan kepada hamba-Nya bahwa makalah hamba-Nya-lah yang akan unggul dan memang seperti itulah janji ini yang terjadi. Lebih lanjut, berkat pengaruh keberkatan dari makalah tersebut telah membuat hadirin takjub, apakah ini perbuatan Tuhan atau yang lainnya?”
Hadhrat Masih Mau’ud (as) dalam hal ini tengah menjelaskan mengenai sebuah Jalsah (pertemuan) dimana buku beliau yang berjudul Filsafat Ajaran Islam dibacakan kepada hadirin dari bebagai golongan dan agama. Berkenaan dengan kesuksesannya Allah Ta’ala telah mengabarkan sebelumnya kepada beliau. Beliau pun telah mengumumkan dan orang-orang pun terpaksa mengaku bahwa memang makalah karya beliau ini adalah yang paling sukses (berhasil).
Selanjutnya Hadhrat Masih Mau’ud (as) bersabda,
“Pertempuran keempat, adalah sebuah kasus pengadilan menghadapi Dr. Martin Clarck yang mana tiga golongan telah sepakat bersekongkol yakni Hindu Arya, Kristen dan umat Muslim dalam menentang saya. Mereka bersatu melontarkan gugatan kepada saya dengan tuduhan pembunuhan berencana. Sejak sebelumnya Allah Ta’ala telah mengabarkan kepada saya bahwa mereka akan gagal dalam rencananya. Sejak sebelumnya, telah diperdengarkan terlebih dahulu ilham tersebut kepada sekitar 200 orang dan pada akhirnya kami-lah yang unggul.
Pertempuran yang kelima adalah sebuah kasus menghadapi Mirza Ahmad Beg Hosyarpuri (dari Hosyiarpur). Kerabatnya selalu mengolok-olok Islam. Sebagian mereka murtad dan mendustakan Al-Qur’an secara kasar lalu bermulut lancang terhadap Islam dan menuntut kepada saya agar memperllihatkan tanda kebenaran Islam lalu menyebarkan selebaran.
Selanjutnya, Tuhan mewahyukan sebuah tanda kepada saya bahwa Ahmad Beg akan menjadi saksi atas kematian sebagian keluarganya. Ia juga akan melihat musibah menimpa kerabatnya. Setelah itu, barulah ia akan meninggal dalam jangka waktu tiga tahun. Memang seperti itulah yang terjadi, ia wafat pada jangka waktu yang telah ditetapkan sehingga terjadi contoh kejadian yang dapat menjadi pelajaran bahwa setiap kecongkakan yang melebihi batas pasti akan mendapatkan hukumannya.”
Kemudian, Hadhrat Masih Mau’ud (as) memperingatkan dunia supaya tidak menentang seseorang yang memperoleh tugas dari Allah Ta’ala. Ketika Allah Ta’ala mengutusnya, maka Dia pun memberikan dukungan dan pertolongan-Nya dan juga memperlihatkan tanda-tanda-Nya. Beliau bersabda:
“Allah Ta’ala berfirman kepada saya dalam suara yang penuh keagungan, دنیا میں ایک نذیر آیا پر دنیا نے اس کو قبول نہ کیا لیکن خدا اسے قبول کرے گا اور بڑے زورآور حملوں سے اس کی سچائی ظاہر کر دے گا۔ ‘Dunya me eik nadzir aya, par dunya ne us ko qabul nah kiya, lekin Khuda us se qabul karega, aur bare zour aur hamlong se us ki saccai zhahir kardega.’ – ‘Seorang juru peringat telah datang ke dunia dan dunia tidak menerimanya, tapi Tuhan akan menerimanya dan akan memperlihatkan kebenarannya dengan serangan-serangan dahsyat.’” [6]
Alhasil, pada hari ini Jemaat Ahmadiyah yang sudah tersebar di lebih dari 200 negara merupakan testimoni (kesaksian) pada fakta (kenyataan) bahwa Allah Ta’ala senantiasa memperlihatkan kebenaran beliau kepada dunia. Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita bagian dari orang-orang yang menyebarkan misi beliau (as), menguatkan keimanan dan keyakinan kita dan memberikan taufik kepada kita untuk dapat melaksanakan tanggung jawab kita. (aamiin)
Sekarang saya akan menyampaikan pandangan dan analisa dari orang-orang duniawi mengenai wabah pandemik yang sedang menyebar belakangan ini. Pada tanggal 18 Maret 2020, Phillip Johnston di Daily Telegraph menulis,
“Netflix dan platform-platform lain semacamnya melaporkan bahwa akhir-akhir ini sedang sangat populer sebuah film keluaran tahun 2011 berjudul ‘Contagion’. Plot (jalan cerita) film ini mengenai penyebaran sebuah virus, upaya-upaya keras yang dilakukan oleh para peneliti bidang medis dan departemen-departemen kesehatan untuk mengenali dan mengendalikan penyakit ini, hancurnya tatanan sosial dan terakhir, dikenalkannya sebuah vaksin untuk menghentikan penyebaran virus tersebut.”
Ia menulis,
“Saya berpikir dengan takjub bahwa mungkin ketertarikan kita pada film-film bertema kehancuran dunia semacam ini adalah sebagai tanggapan terhadap periode panjang kemapanan dan kemakmuran yang setidaknya di Barat (Eropa dan Amerika) sebagian besar dari kita beranggapan kemajuan ini akan kekal selamanya.
Suatu hal yang mengherankan ialah, hanya dalam masa dua pekan saja dunia kita menjadi sama sekali terbalik. Seluruh rencana kita telah ditunda. Harapan-harapan kita mengenai masa depan sekarang menjadi tidak pasti.”
Selanjutnya ia mengatakan,
“Baik ancaman perang nuklir (ketika terjadi perang dingin) maupun berbagai dampak kekacauan social ekomoni, termasuk yang terjadi baru-baru ini, tidak ada yang memberikan dampak seperti halnya yang ditimbulkan oleh wabah pandemi ini pada hari ini.”
Kemudian ia menulis,
“Pada perang dunia yang terakhir [yaitu Perang Dunia II] orang-orang masih dapat pergi ke teater, bioskop, restoran, cafe, klab dan bar. Kurang lebih ini adalah tempat-tempat yang dapat dikunjungi oleh orang-orang, namun sekarang hal ini pun tidak dapat kita lakukan.”
Kemudian ia mengatakan,
“Sebagian besar dari kita yang tumbuh pada periode setelah perang dunia kedua selalu mengharapkan kesejahteraan, kemakmuran dan kemapanan yang tidak pernah dibayangkan oleh kebanyakan orang pada generasi sebelumnya dan tidak pernah juga mereka memikirkan mengenai hal tersebut.”
Selanjutnya ia menulis,
“Saya berharap semoga sains (Ilmu Pengetahuan) akan datang dengan temuan vaksin obat untuk penyakit ini dan menyelamatkan kita, dan mungkin itu jugalah yang akan terjadi.”
Kemudian ia mengatakan,
“Di Seattle, Amerika, baru-baru ini dilakukan percobaan-percobaan terhadap para relawan kemanusiaan. Akan tetapi, kabar buruknya adalah ini akan memerlukan waktu berbulan-bulan untuk mengetahui apakah vaksin ini berguna ataukah tidak.
Di sepanjang sejarah, manusia telah bersandar pada agama mereka untuk melewati keadaan yang seperti ini. Dalam sejarah di masa lampau, jika keadaan berbahaya seperti ini terjadi, orang-orang akan berlindung pada keimanan mereka, kembali kepada Tuhan sehingga mereka bisa mengambil hikmah dari apa yang terjadi kepada mereka dan orang-orang yang mereka cintai.”
Selanjutnya ia menulis,
“Orang-orang Atheis (yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan) pada kesempatan-kesempatan yang seperti ini – demi menenangkan diri mereka sendiri – selalu cenderung pada pandangan humanisme sekuler mereka. Pada dasarnya ini adalah sebuah pemikiran Pencerahan yang biasa dikemukakan oleh orang-orang Atheis bahwa proses alam selalu dpat diperbaiki oleh upaya-upaya manusia dan tidak perlu menghubungkannya dengan taqdir atau kemarahan Tuhan.”
Kemudian ia mengatakan,
“Berapa kali kita mendengar orang-orang mengatakan, ‘Segala sesuatunya akan baik-baik saja karena para ilmuwan akan memberikan solusi, baik itu masalah global warming atau pandemi.’
Dalam waktu dekat kita akan mengetahui apakah memiliki optimisme seperti ini benar atau salah. Jika ini tidak benar, mungkin saya akan kembali ke gereja. Saat ini saya (kolumnis atau penulis opini di media terkenal itu) jauh dari agama dan jauh dari Tuhan, dan situasinya memastikan fakta ini, jika yang dikatakan oleh para ilmuwan tidak terjadi, maka kita terpaksa mempertimbangkan untuk kembali ke Gereja atau kembali pada agama.”[7]
Dengan demikian, virus ini telah memaksa orang-orang duniawi untuk merenungkan kembali dan berdamai dengan Tuhan. Namun Tuhan yang hakiki dan Tuhan yang hidup hanyalah Tuhan Islam, yang telah mengumumkan akan menunjukkan jalan bagi mereka yang berhasrat menuju kepada-Nya. Dia telah mengumumkan akan maju beberapa langkah dan memegang tangan mereka yang hanya mengambil satu langkah kepada-Nya. Dia telah mengumumkan akan membawa (mereka) ke dalam perlindungan-Nya.
Alhasil, dalam situasi seperti ini di samping kita perlu memperbaiki diri kita, kita pun perlu untuk menyampaikan tabligh kita dengan cara berkesan. Kita perlu mengenalkan islam kepada dunia lebih dari sebelumnya. Para Ahmadi harus berusaha untuk memberitahu kepada dunia, “Jika kalian menginginkan keselamatan kalian, kenalilah Tuhan yang telah menciptakan kalian. Jika kalian menginginkan kesudahan yang baik, kenalilah Tuhan yang telah menciptakan kalian, karena tujuan yang sebenarnya adalah kehidupan akhirat. Janganlah kalian menyekutukan Dia dengan sesuatu apa pun dan tunaikanlah hak-hak makhluk-Nya.”
Jadi, kita hendaknya selalu berusaha untuk melakukan hal ini. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada setiap kita. Orang-orang duniawi pun sekarang mengatakan bahwa bala bencana ini terus meningkat sehingga sebagaimana yang telah saya katakan, untuk kesudahan yang baik bagi diri kita adalah sangat perlu supaya diri kita sendiri kembali kepada Allah Ta’ala dan memberitahukan kepada duni, “Tujuan sesungguhnya adalah kehidupan akhirat yang untuk itu kalian harus kembali kepada-Nya.”
Mengenai hal ini, ada peringatan dari seorang ahli yang diterbitkan dalam The Times pada tanggal 6 Maret. Ahli tersebut memperingatkan,
“Mutasi genetik virus berbahaya menjadi hal yang umum terjadi. Kemungkinannya sangatlah besar. Seiring dengan itu dalam hitungan tahun virus corona baru berpotensi menyebar di dunia ini.”
Ia menulis, “Mungkin setiap tiga tahun sebuah penyakit baru akan muncul.”[8]
Kemudian, Bloomberg juga memuat [pada 6 Februari 2020] sebuah artikel yang mengatakan,
“Para ilmuwan dapat mengalahkan virus corona, namun perang manusia melawan wabah penyakit epidemik tidak akan ada habisnya. Dalam perlombaan evolusi antara manusia dan mikroba, kali ini mikroba sedang membalas. Berdasarkan data WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), sejak 1970 hingga sekarang lebih dari 1500 virus patogen baru telah ditemukan dan di abad ke-21 ini wabah-wabah penyakit menyebar lebih cepat dan lebih jauh dari sebelumnya.”
Ia mengatakan, wabah yang sebelumnya dapat dibatasi di satu wilayah sekarang bisa dengan begitu cepat menyebar ke seluruh dunia.”[9]
Rincian mengenai hal ini begitu panjang sehingga tidak dapat disampaikan seluruhnya. Namun sebagaimana yang telah saya katakan, untuk kesudahan yang baik bagi diri kita, kita perlu untuk menciptakan hubungan dengan Allah Ta’ala lebih dari sebelumnya. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita untuk hal ini.
Sebelum ini pun saya (Hadhrat Khalifatul Masih V atba) telah memberikan petunjuk-petunjuk berkenaan dengan wabah pandemik virus corona ini. Saya ingin mengingatkannya kembali karena sekarang virus ini menyebar dengan begitu cepat ke seluruh dunia dan di sini (Inggris Raya) pun dampaknya sangat terasa. Saat ini pemerintah terpaksa mengambil langkah-langkah lebih lanjut dan langkah-langkah yang sangat ketat. Ketika wabah-wabah penyakit muncul, mereka dapat menjangkiti siapa saja. Oleh karena itu, setiap orang harus mengambil langkah berhati-hati dan kewaspadaan mencegah. Laksanakanlah petunjuk-petunjuk pemerintah.
Orang-orang yang telah lanjut usia (berumur tua), yang sedang sakit atau sedang menderita penyakit yang membuat daya tahan tubuhnya melemah, mereka perlu untuk sangat berhati-hati. Orang-orang yang berusia lanjut hendaknya jangan sering keluar rumah dan ini juga adalah himbauan dari pemerintah. Kecuali seseorang memiliki kesehatan yang sangat baik, secara umum hendaknya tetaplah tinggal di rumah.
Berhati-hatilah saat datang ke mesjid. Laksanakanlah shalat Jumat di mesjid Jemaat lokal masing-masing. Dari kehadiran pada hari ini [di Masjid Mubarak, Tilford] tampak sebagian besar melaksanakan shalat jum’at di masjid lokal masing-masing kecuali jika pemerintah juga memberlakukan larangan untuk berkumpul melaksanakan shalat Jum’at.
Secara umum para wanita hendaknya menghindar untuk datang ke masjid. Mereka biasa datang dengan membawa anak-anak, sehingga mereka harus menghindar datang ke mesjid.
Kemudian, secara umum dokter juga menyarankan supaya memperhatikan juga istirahat kita demi meningkatkan daya tahan tubuh kita. Untuk itu kita perlu tidur yang cukup. Pastikan diri anda sendiri dan juga anak-anak anda tidur cukup. Orang dewasa, tidurlah 6 atau 7 jam dan untuk anak-anak 9 atau 10 jam. Kita harus memperhatikan hal ini. Jangan sampai menonton Televisi hingga tengah malam lalu pagi harinya melewatkan shalat subuh dan bangun terburu-buru untuk pergi bekerja yang memerlukan waktu berjam-jam dengan tubuh masih merasa lesu dan malas sepanjang hari, kemudian ditambah lagi dengan kelelahan setelah bekerja. Dengan demikianlah bagaimana penyakit tersebut menyerang. Demikian juga biasakanlah anak-anak untuk tidur lebih awal dan bangun lebih awal dengan cukup tidur hingga 8 atau 9 jam.
Kemudian hindarilah makanan-makanan cepat saji (junk food) dari toko-toko (kedai-kedai makanan). Dari makanan-makanan seperti ini pun penyakit menyebar. Terutama keripik-keripik yang biasa diberikan oleh orang kepada anak-anak untuk dimakan. Atau makanan-makanan yang mengandung bahan pengawet di dalamnya. Ini berbahaya untuk kesehatan dan harus dihindari. Makanan seperti ini perlahan-lahan melemahkan tubuh manusia.
Kemudian, para dokter juga menyarankan untuk sering minum air putih. Sangat penting untuk minum air putih setiap satu jam atau setiap setengah jam atau lebih banyak dari itu. Ini juga cara untuk tetap terlindung dari penyakit.
Jagalah kebersihan tangan. Bahkan, jika tidak ada sanitiser, sering-seringlah mencuci tangan. Dan seperti yang telah saya katakan sebelumnya, orang yang melakukan wudhu sekurang-kurangnya lima kali sehari, ia memperoleh kesempatan untuk menjaga kebersihan.
Mengenai bersin, seperti yang saya katakan sebelumnya, tutupilah bersin dengan sapu tangan, baik saat berada di mesjid, ketika berada di rumah maupun secara umum. Atau seperti yang disarankan beberapa dokter, bersinlah ke lengan anda sehingga tetesan tidak menyebar kemana-mana. Bagaimanapun, kebersihan sangatlah penting dan harus diperhatikan ke arah ini.
Namun, jalan pemecahan yang terakhir adalah doa. Kita harus berdoa, semoga Allah Ta’ala melindungi kita semua dari keburukan penyakit ini. Berdoalah juga secara khusus untuk para Ahmadi yang telah terkena penyakit ini karena alasan tertentu atau dokter melihat ada indikasi bahwa mereka terkena virus ini, atau mereka yang terkena penyakit lainnya, apa pun itu, doakanlah mereka semua.
Demikian juga, seperti yang telah saya katakan, virus menyerang mereka yang dikarenakan suatu penyakit tertentu keadaan mereka menjadi lemah, doakanlah semoga Allah Ta’ala melindungi mereka. Secara umum, berdoalah untuk setiap orang, semoga Allah Ta’ala melindungi dunia dari dampak buruk wabah ini. Semoga Dia memberikan kesehatan yang sempurna kepada semua orang yang sakit. Seiring dengan memberikan kesehatan kepada setiap Ahmadi, Dia juga memberikan taufik kepada mereka untuk dapat terus meningkat dalam keimanan dan keyakinan.
Khotbah II
اَلْحَمْدُ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنُؤْمِنُ بِهِ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْهِ
وَنَعُوْذ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ –
وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ‑
عِبَادَ اللهِ! رَحِمَكُمُ اللهُ!
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذكَّرُوْنَ –
أُذكُرُوا اللهَ يَذكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Penerjemah:
Mln. Mahmud Ahmad Wardi, Syahid (London, UK) dan Mln. Muhammad Hasyim; Editor:
Dildaar Ahmad Dartono.
[1] Ada beberapa Herodes di sekitar kehidupan Yesus Kristus (Nabi ‘Isa al-Masih as): 1. Herod the Great (Herodes yang agung) hidup sekitar 74 SM hingga 5 Masehi. Ia keturunan Edom (keturunan Esau kakak Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim). Keluarganya masuk agama Yahudi dan ia menikah dengan beberapa putri Yahudi. Ia memerintahkan pembunuhan anak-anak di wilayah di Betlehem. Yesus yang masih kanak-kanak diungsikan oleh ibunya, Maryam dan suami ibunya, Yusuf ke Mesir hingga raja tersebut mati. Beberapa putra Herodes diberi warisan kekuasaan di berbagai wilayah berbeda. 2. Herodes Arkheleus putra Herodes yang agung (23 SM – 18 M). Yusuf dan Maria sepulang dari Mesir, karena takut akan kejahatan Herodes Arkheleus, menghindari tinggal di wilayah kekuasaannya dan menyingkir ke Galilea, tepatnya di Nazaret. (Matius 2:13-23); 3. Herodes Antipas putra Herodes yang agung hidup pada 20 SM – 39. Ia disebut merencanakan pembunuhan Yesus. (Lukas 13:31-33). Yohannes (Nabi Yahya) putra Zakaria juga dipenjara atas perintahnya.
[2] Malfuzhat.
[3] Pidato di kota Lahore.
[4] Barahin Ahmadiyah.
[5] Malfuzhat.
[6] Terjemahan bahasa Arabnya: “جاء نذير في الدنيا، فأنكروه أهلها وما قبلوه، ولكن الله يقبله، ويُظهر صدقه بصولٍ قويٍّ شديدٍ صول بعد صولٍ”.
[7] https://www.telegraph.co.uk/politics/2020/03/17/times-like-realise-just-powerless-mankind-really/
[8] https://www.thetimes.co.uk/article/coronavirus-has-an-aggressive-and-a-milder-strain-scientists-find-qfmfsl9jf
[9] https://www.bloomberg.com/news/articles/2020-02-06/forget-coronavirus-world-isn-t-ready-for-next-global-outbreak