TUHAN YANG TELAH MEMANIFESTASIKAN Wujud-Nya kepada semua Nabi-nabi, yang telah muncul kepada Hadhrat Musa as di Gunung Sinai dan kepada Hadhrat Isa as di Gunung Seir serta bersinar bagi Yang Mulia Nabi Muhammad saw di Gunung Paran, Yang Maha Perkasa dan Maha Suci, Tuhan yang sama telah memanifestasikan Wujud-Nya kepadaku. Dia telah berbicara kepadaku dan berfirman: ‘Aku adalah Yang Maha Luhur yang untuk menyembah-Nya telah diutus semua Nabi-nabi. Aku sendirilah Pencipta dan Penguasa dan Aku tidak mempunyai sekutu. Aku tidak tunduk pada kodrat kelahiran dan kematian.’
(Government Angrezi aur Jihad, Ruhani Khazain, vol. 17, hal. 29, London, 1984).
***
“KEHIDUPAN SUCI yang bebas dari dosa adalah intan permata yang tidak ada dimiliki manusia sekarang. Allah Yang Maha Perkasa telah menganugerahkan intan permata itu kepadaku dan Dia telah mengutus aku untuk menyampaikan kepada dunia mengenai cara-cara untuk memperoleh intan permata tersebut. Aku bersumpah dengan penuh keyakinan bahwa dengan menempuh jalan ini maka setiap orang akan bisa mendapatkannya. Satu-satunya cara untuk mendapatkannya adalah dengan mengenali Tuhan secara benar, namun hal ini merupakan hal yang sulit dan rumit. Sebagaimana telah aku kemukakan, seorang filosof yang merenungi langit dan bumi dan menyadari keteraturan yang sempurna dari alam semesta, hanya akan mengatakan bahwa kemungkinan ada sosok Pencipta. Tetapi aku melangkah ke tingkat yang lebih tinggi dan menyatakan berdasarkan pengalaman pribadiku bahwa Tuhan itu memang ada.”
(Malfuzat, vol. III, hal. 16).
***
“TUHAN KAMI ADALAH SURGA KAMI. Kesenangan yang tertinggi adalah bersama Allah swt karena kami telah bersua dengan Dia dan telah melihat semua keindahan dalam Wujud-Nya. Ini adalah khazanah kekayaan yang layak dicari meski harus menyerahkan nyawa untuk memperolehnya. Ini adalah intan permata yang patut dibeli walaupun harus melepas nyawa guna menebusnya. Wahai kalian yang kehilangan harapan, marilah ke sumber mata air ini dan kalian akan dipuaskan. Dia merupakan sumber mata air kehidupan yang akan menyelamatkan kalian. Apa yang harus aku lakukan dan bagaimana aku bisa mengesankan kepada hati kalian bahwa ini adalah kabar gembira? Genderang apakah yang harus aku tabuh untuk mengumumkan agar manusia mau mendengar bahwa inilah Tuhan kita? Obat apakah yang harus aku gunakan untuk membuka telinga manusia agar mereka mau mendengar?”
(Kishti Nuh, Ruhani Khazain, vol. 19, hal. 21-22,London, 1984).
Tulisan ini dikutip dari buku “Inti Ajaran Islam Bagian Pertama, ekstraksi dari Tulisan, Pidato, Pengumuman dan Wacana Masih Mau’ud dan Imam Mahdi, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as”. Neratja Press, hal 39-40, ISBN 185372-765-2