Pengorbanan Harta: Tahun Baru Tahrik Jadid ke-87 (November 2020-Oktober 2021)

Tahun Baru Periode Tahrik Jadid ke-87 (November 2020-Oktober 2021)

Pesan-Pesan Penting untuk para Ahmadi dan warga Dunia

Tujuan sebenarnya pengorbanan harta; tafsir Al-Qur’an mengenai pengorbanan harta secara diam-diam atau secara terang-terangan sama-sama benarnya sesuai niat dan maslahat. Teladan-teladan luar biasa dalam pengorbanan harta di berbagai warga Jemaat se-dunia.

Laporan tahun keuangan Tahrik Jadid

Pesan-Pesan Penting untuk para Ahmadi dan warga Dunia terkait meningkatnya Islamophobia (Kebencian terhadap Islam)

Sekilas mengenai situasi global. Doa untuk umat Muslim dan pesan bagi mereka

Surat-Surat Hadhrat Khalifatul Masih V (atba) untuk para pemimpin beberapa Negara di dunia selama masa Pandemi; peringatan beliau untuk Presiden Prancis.

Simpati untuk Perdana Menteri Kanada yang berpendapat baik dan berani bertentangan pendapat dengan Presiden Prancis terkait penghormatan terhadap perasaan para pemeluk agama-agama dan doa untuk beliau.

pengorbanan harta tahrik jadid, mirza masroor ahmad

            Khotbah Jumat

Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih al-Khaamis (ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz) pada 06 November 2020 (06 Nubuwwah 1399 Hijriyah Syamsiyah/ Rabi’ul Awwal 1441 Hijriyah Qamariyah) di Masjid Mubarak, Islamabad, Tilford, UK (United Kingdom of Britain/Britania Raya)

أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.

بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضالِّينَ. (آمين)

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُم بِٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ سِرّٗا وَعَلَانِيَةٗ فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ  Terjemahan: “Orang-orang yang membelanjakan harta mereka pada malam hari dan siang hari dengan sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, bagi mereka ada ganjaran mereka di sisi Tuhan mereka; dan tak ada ketakutan pada mereka dan tidak pula mereka akan bersedih.”[1]

Di berbagai tempat dalam al-Quran yang mulia, Allah Ta’ala menarik perhatian orang-orang mukmin (beriman) pada pengorbanan harta. Dalam ayat ini juga kita saksikan bahwa Allah Ta’ala menyebutkan keitimewaan orang-orang mukmin bahwa mereka membelanjakan harta di jalan Allah pada siang hari dan malam hari, dan mereka membelanjakannya secara sembunyi-sembunyi dan juga terang-terangan. Kedua cara ini – secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan – diterima di sisi Allah Taala, karena di tempat lain Allah Ta’ala berfirman; pengorbanan harta orang-orang mukmin di jalan Allah Ta’ala itu dilakukan dengan niat meraih keridoan Allah Ta’ala sebagaimana Dia berfirman: وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ ۚ () “Kalian membelanjakan harta demi meraih keridoan Allah dan tidak pernah membelanjakan harta selain dengan niat meraih keridoan Allah.” (Surah al-Baqarah, 2:273). Itu artinya, tujuan mereka adalah keridoan Allah Ta’ala.

Jadi, inilah tanda-tanda seorang beriman hakiki, yaitu mereka berbuat baik, berkorban dengan harta mereka yang suci di jalan Allah Ta’ala dan siang-malam larut dalam pikiran untuk berbuat baik. Terkadang mereka berbuat baik secara sembunyi-sembunyi dan terkadang secara terang-terangan. Terkadang mereka mengorbankan harta secara sembunyi-sembunyi dan terkadang secara terang-terangan.

Pengorbanan-pengorbanan ini diterima di sisi Allah Ta’ala asalkan tujuan pengorbanan-pengorbanan itu demi meraih keridoan Allah Taala. Kalau pengorbanan-pengorbanan itu hanya untuk pamer maka tidak akan diterima di sisi Allah Taala. Pengorbanan-pengorbanan yang dilakukan oleh orang-orang yang pamer ini dilemparkan kembali ke muka mereka sendiri. Jadi, inilah ruh yang harus jadi patokan seorang mukmin dalam berkorban dan dengan karunia Allah Ta’ala inilah ruh yang jadi patokan anggota Jemaat dalam mengorbankan hartanya. Kalau bukan ini ruhnya maka pengorbanan kita tidak ada gunanya dan akan sia-sia.

Jika pengorbanan-pengorbanan dilakukan dengan tujuan bahwa si fulan berkurban sekian maka saya harus lebih dari itu, pengorbanan demikian tidak ada gunanya. Atau jangan sampai Jemaat atau halqa anu lebih banyak pengorbanannya dari kita, apa kata orang nanti ke kita. Spirit untuk berlomba-lomba memang baik, namun pemikiran apa kata orang nanti, seharusnya tidak ada. Melainkan, niat yang seharusnya adalah supaya di sisi Allah Ta’ala kita dianggap sebagai orang-orang yang banyak berkorban. Inilah spirit (ruh atau semangat) berlomba-lomba yang benar.

Jika seseorang berkorban dengan niat agar dapat dengan bangga menyampaikan pada orang-orang, “Saya memberikan candah sekian.” Atau dalam suatu masalah tertentu berkata kepada pengurus, “Saya adalah orang yang berkorban sekian. Saya memiliki hak agar kata-kata saya harus dituruti atau saya harus diberikan kemudahan tertentu.” Atau dalam berkorban seseorang berniat, “Saya berkorban sekian maka saya akan dipandang penting oleh Khalifah-e-waqt atau para pengurus dan saya akan dipuji.” Semua ini salah, tak berfaedah, tak berguna dan bertentangan dengan ruh pengorbanan. Malah pengorbanan semacam ini membawa kerugian. Allah Ta’ala berfirman; semua ini salah. Kalau ingin membelanjakan harta di jalan-Ku maka satu-satunya tujuan haruslah demi meraih keridoanKu.

Tentu saja, Allah Ta’ala juga memberikan kehormatan bagi orang yang ingin meraih keridoan-Nya. Namun, kehormatan itu seharusnya membuatnya lebih meningkat lagi dalam hal kerendahan hati. Bahkan, dia seyogyanya malah merasa malu jika orang-orang memujinya. Kalau pun ingin terlihat oleh Khalifah seharusnya niatnya adalah supaya khalifah mendoakannya dan tercipta hubungan yang kuat dengan Khalifah. Sudah menjadi hal yang alami bahwa seseorang ingin mendapatkan doa-doa dari orang yang dia baiat padanya. Jika seseorang meyakini secara kokoh pada Khilafat haqqah, maka keinginan seperti itu tidak masalah. Akan tetapi, asalkan niatnya bukan untuk pamer, melainkan niatnya seharusnya adalah, “Supaya saya meraih keridoan Allah Ta’ala dan dengan pengorbanan itu Khalifah-e-Waqt mendoakan saya supaya saya lebih dekat lagi dengan Allah Ta’ala dan menjadi orang-orang yang meraih keridoan Allah Taala.” Memang benar, doa-doa orang-orang mukmin yang saling mendoakan satu sama lain menjadi sarana kemajuan ruhani mereka. Jadi, pemikiran seperti ini juga sesuai dengan ajaran Allah Taala.

Allah Ta’ala menjanjikan, “Jika kalian membelanjakan harta kalian semata-mata demi meraih perhatian dan keridoan-Ku maka Aku berjanji bahwa Aku akan menjauhkan ketakutan kalian dan juga kesedihan kalian. Aku akan menciptakan ketenteraman hati bagi kalian, Aku akan menganugrahkan ketenangan pada kalian dan merangkul kalian dalam pangkuan-Ku.”

Pemikiran seperti ini  dimiliki oleh orang-orang yang di zaman ini menerima Imam Zamaan yang merupakan Masih Mau’ud, Mahdi Ma’hud dan Pecinta sejati Rasulullah (saw) sehingga mereka mengorbankan harta mereka demi agama Allah Ta’ala dan Allah Ta’ala tidak membiarkan pengorbanan itu tanpa buah.

Mereka mengorbankan harta di jalan Allah demi meraih keridoan Allah Ta’ala dan terkadang Allah Ta’ala langsung memberikan balasannya baik dalam bentuk harta maupun dalam bentuk hadiah-hadiah lainnya. Contoh-contohnya senantiasa kita lihat dalam Jemaat. Bukan lagi puluhan atau ratusan jumlahnya, tapi ribuan. Bahkan, saya katakan ada ratusan ribu contoh (balasan Allah Taala) yang dialami oleh orang-orang yang ingin meraih keridoan Allah Ta’ala dan mereka sendiri menyaksikan hal itu sedang berlaku pada diri mereka. Kemudian dengan itu iman mereka menguat dan bertambah.

Sesungguhnya orang-orang yang berkorban harta juga harus ingat bahwa pada mereka ada hak-hak anak istri mereka dan menunaikan hak-hak juga merupakan kewajiban seorang mukmin. Menghilangkan anak istri dari haknya dan tidak memenuhi kebutuhannya juga merupakan dosa. Namun juga ingat bahwa kalian harus menarik perhatian keluarga kalian ke arah pengorbanan harta sambil mengamalkan qanaah, memberitahu mereka tentang pentingnya qanaah dan menciptakan spirit qanaah dalam diri mereka. Dengan demikian, keturunan orang-orang seperti ini dengan karunia Allah Ta’ala menjadi pewaris karunia-karunia Allah Ta’ala sedemikian rupa sehingga orang-orang terheran-heran melihatnya.

Sekarang saya akan menyampaikan beberapa kisah tentang orang-orang yang berkorban yang dengan pengorbanan itu mereka memperoleh karunia Allah Ta’ala atau Allah Ta’ala menggerakkan mereka untuk membelanjakan harta di jalan-Nya kemudian bagaimana Allah Ta’ala membalasnya. Kisah-kisah ini sering kali sangat berfaedah karena dengannya orang-orang juga tergerak untuk berkorban dan sebagian orang menulis bahwa kisah-kisah ini sangat memberikan dampak pada kami dan kami pun tergerak untuk mengorbankan harta sehingga kami juga menyaksikan pemandangan-pemandangan karunia Allah Taala.

 Hadhrat Masih Mau’ud (as) di suatu tempat bersabda: “Allah Ta’ala berfirman dalam Quran, ‘Janganlah kalian menyembunyikan seluruh amal kalian. Bahkan sesuai dengan kemaslahatan lakukanlah sebagian amal baik secara sembunyi-sembunyi ketika kalian menganggap menyembunyikannya lebih baik untuk diri kalian; dan lakukanlah sebagian amal terang-terangan ketika kalian menganggap dengan menceritakannya terdapat kebaikan untuk orang lain. Dengan melakukan ini kalian mendapat dua ganjaran dan orang-orang yang lemah melakukan kebaikan itu karena mengikuti kalian.’”

Beliau a.s. bersabda, “Jangan hanya mengajak orang-orang dengan kata-kata, melainkan ajak jugalah dengan perbuatan karena kata-kata tidak memiliki pengaruh di setiap tempat, bahkan seringkali contohlah yang sangat berpengaruh.”

Dengan demikian, kisah-kisah yang saya sampaikan atau yang hari ini akan saya sampaikan ini, bukan saya sampaikan karena orang-orang menulis supaya disampaikan. Tapi saya sendiri yang ingin menyampaikannya supaya dampak positif contoh ini mempengaruhi orang-orang. Bahkan sebagian ada yang menulis supaya tidak menyebutkan nama mereka. Bagaimanapun juga sekarang saya akan menyampaikan beberapa kisah. Semoga dengan izin Allah kisah-kisah ini menjadi faktor berlipat gandanya pahala orang-orang yang mengalami kisah-kisah ini. Pertama, pahala karena mereka berkorban di jalan Allah Ta’ala dan kedua dengan contoh-contoh dan kisah-kisah mereka orang lain menjadi terinspirasi untuk mengorbankan harta dan dalam diri mereka tercipta kesadaran untuk mengorbanan harta.

Setelah baiat bagaimana gejolak yang timbul untuk mengorbankan harta demi meraih keridoan Allah Taala, tentang itu Mubaligh Albania Shamad Sahib menulis bahwa seorang teman dari Albania Ja’far Koci Sahib mendengar pidato yang saya (Hudhur) sampaikan tentang karunia-karunia Allah Ta’ala pada pidato penutupan Jalsah Salanah 2020 dan saat itu saya juga sampaikan tentang kisahnya menerima Ahmadiyah.

Mubaligh tersebut menulis, “Sampai bulan agustus beliau tidak memiliki penghasilan. Suatu hari setelah shalat jumat beliau bertanya, ‘Tolong jelaskan lagi pada saya tentang candah-candah yang dibayar oleh pemuda-pemuda Ahmadi lain.’ Dengan demikian kepada beliau kembali dijelaskan ta’aruf (pengenalan) tentang candah bagaimana sebelumnya juga sudah pernah disampaikan. Setelah itu beliau sampaikan bahwa bulan itu flatnya disewa dan beliau mendapatkan uang sewa. Dari penghasilan pertama melalui uang sewa itu, beliau membayar candah yang cukup banyak melebihi ketentuan. Beliau juga berkata, “Setelah dibayarkan sesuai dengan ketentuan yang dijelaskan oleh Hadhrat Masih Mau’ud (as), maka sisanya masukkan dalam takhrik Jadid dan waqfi jadid.”

Mubaligh sahib berkata, saya sampaikan pada beliau, Allah Ta’ala berjanji di dalam al-Qur’an al-Majid bahwa Dia akan memberikan balasan yang berlipat ganda bagi orang-orang yang ingin meraih keridoan Allah taala.

Beliau lalu mengatakan, saya membayar candah bukan untuk tujuan itu, saya berkorban dengan niat bahwa Hadhrat Masih Mau’ud (as) memerintahkan untuk mengorbankan harta demi agama dan merupakan perintah Islam untuk mengorbankan harta demi agama. Sekarang beliau dawam membayar candah setiap bulan. Inilah bagaimana pemikiran orang-orang yang dulunya bersifat duniawi seketika berubah setelah terjadi revolusi padanya.

Mubaligh Argentina Sarwar Sahib menulis, “Di Argentina disebabkan virus korona dan inflasi secara umum masyarakat mengalami kesulitan ekonomi. Meskipun begitu, ketika kepada para mubayin baru disampaikan bahwa salah satu rukun dari antara rukun-rukun Islam adalah infaq fi sabilillah dan dalam Jemaat Ahmadiyah untuk mengamalkan perintah Allah ini ada sebuah skema yaitu takhrik Jadid maka para mubayin baru lokal berlomba-lomba mempersembahkan pengorbanannya sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Diantara mereka adalah Fatimah Veronika sahibah. Beliau mendapatkan taufik untuk mempersembahkan pengorbanan yang luar biasa. Beliau janda. Dari segi pekerjaan, gaji beliau biasa saja. Ketika seluruh mubayin baru secara umum diingatkan bahwa tahun (takhrik jadid) sebentar lagi berakhir, maka beliau mengirim pesan pada saya.”

Mubaligh sahib menulis, “Beliau menyampaikan pesan bahwa saat ini beliau tidak mampu. Tapi beberapa hari ke depan beliau akan berusaha menyetorkan sejumlah uang. Dengan demikian beberapa hari kemudian beliau menyetorkan uang sejumlah 500 peso Argentina.

Uang sebesar ini tergolong luar biasa kalau dilihat dari sisi keadaan ekonomi beliau, bahkan dari sisi keadaan ekonomi argentina pada umumnya.

Mubaligh sahib menyampaikan, “Melihat spirit beliau, saya sangat berterima kasih pada beliau. Atas itu beliau berkata, ‘Kenapa harus berterimakasih. Saya menerima Islam dengan senang hati. Saya menerima Islam setelah memahaminya dan dari antara perintah-peritahnya salah satu perintah adalah berkorban demi agama. Malah saya merasa malu karena kesibukan bekerja, saya tidak bisa mengorbankan waktu saya untuk agama sebagaimana seharusnya menjadi tanggung jawab seorang Ahmadi.’”

Ini adalah revolusi yang Allah Ta’ala ciptakan dalam diri orang-orang yang bergabung dalam jemaat Masih Mau’ud (as) dengan kesetiaan sempurna, yakni revolusi bahwa apa yang seharusnya dilakukan untuk meraih keridoan Allah taala; apa yang harus diupayakan untuk itu dan bagaimana caranya memajukan misi Hadhrat Masih Mau’ud (as).

Indonesia yang merupakan salah satu negara kepulauan di dunia, Amir Sahibnya (Ketua Umumnya) menulis, “Seorang anggota Lajnah Imaillah di Jemaat Tangerang, Mursila menulis bahwa dikarenakan virus korona maka suami beliau kehilangan pekerjaan. Kemudian beliau memulai usaha namun tidak beruntung. Kemudian beliau mulai menjadi driver (pengemudi) ojek online. Di situ pun beliau masih mengalami kesulitan yang sama. Sehingga keadaannya sedemikian rupa sampai-sampai berpikiran apakah hari esok bisa makan atau tidak.

Terkait:   Keteladanan Para Sahabat Nabi Muhammad (saw) Seri- 92

Ibu itu menulis, ‘Tadinya kami ingin melunasi perjanjian takhrik jadid di bulan Ramadhan. Suami saya bilang pada saya untuk berdoa, berdoalah supaya bisa melunasi perjanjian. Di bulan Ramadhan saya melihat dalam mimpi seseorang berkata pada saya, “kamu sudah berjanji sesuatu.” Saya jawab (dalam mimpi itu), “Iya.”

Kemudian orang itu berkata, “Penuhilah janji itu.”

Ketika terbangun saat itu waktu tahajud. Setelah tahajud pada saat sahur saya ceritakan tentang mimpi saya pada suami.

Beberapa hari kemudian ketika suami saya datang ke rumah dia dengan sangat senang memberikan uang yang begitu banyak pada saya seraya berkata, “Lunasilah perjanjian takhrik jadid secepatnya.”

Ketika suami saya pergi mengambil keuntungan menjadi driver ojeg online ke bank, sesampainya di bank uang yang seharusnya hanya 50 ribu rupiah ternyata di rekening ada 20 kali lipatnya. Kami tidak tahu uang itu dari mana. Namun saya yakin bahwa ini semata-mata pertolongan Allah Ta’ala yang Dia anugrahkan pada kami karena melihat niat kami.’”

Seperti itulah Allah Ta’ala mengeluarkan mereka dari kegelisahan dan kesedihan.

Amir Sahib Jemaat Indonesia juga menyampaikan, “Di sebuah kampung di Lampung ada seorang ibu Ahmadi, Nur sahibah (Ibu Nur). Beliau dan suami berdagang di kantin Sekolah Dasar. Ibu itu menyampaikan bahwa memang tidak banyak untungnya tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bayar candah. Ibu ini membayar candah setiap bulan dengan sangat senang. Ibu itu menyampaikan, ‘Disebabkan virus korona sudah dua bulan sekolah tutup sehingga penghasilan hilang. Kami sangat gelisah bagaimana bisa membayar candah.’

Beliau ingat bahwa beliau dan anak beliau punya tabungan menyimpan uang. Beliau memecahkan tempat tabungan itu kemudian memberikannya untuk bayar takhik jadid dan waqi jadid. Beliau biasa menabung, beliau menabung dan selalu memasukkan uang dalam celengan (tempat menabung) itu.

Beliau menasehati anak-anaknya tentang pentingnya pengorbanan harta dan membayar candah dengan uang anak-anak ini. Beliau menyampaikan bahwa, sebelum Ramadhan di rumah hanya tersisa satu mangkuk beras yang hanya cukup untuk dua anak. Beliau menyampaikan, ‘Saya membuat sarapan untuk anak-anak. Anak-anak sarapan dengan nasi dan air. Anak-anak bertanya, “Kenapa bapak ibu tidak ikut makan nasi bersama kami?”’

(Nasi tidak mencukupi untuk semua. Bapak dan ibu itu berkorban.)

Kami tidak memberikan jawaban selain tersenyum. Ketika siang hari tiba, anak-anak merasa lapar. Tersisa sedikit nasi. Hanya cukup untuk makan satu orang anak. Anak yang satunya mulai lapar dan menangis. Kami waktu itu tidak bisa melakukan apa-apa selain berdoa. Kami shalat dan banyak berdoa. Tidak berapa lama kemudian datang pertolongan Allah Ta’ala. Datang seseorang yang memerlukan pekerja di ladang jagungnya. Suami saya mendapatkan pekerjaan dan kebutuhan kami terpenuhi.’”

Bapak Hafiz Attaul Halim, Mubaligh Mali menulis, “Seorang Ahmadi berusia 70 tahun, Bapak Yatara Targore membayar candah secara dawam setiap bulan dan turut serta pula dalam nizam Al-Wasiyat. Beliau menempuh jalan tanah sejauh 7 kilometer dengan sepedanya untuk membayar candah. Beberapa waktu sebelumnya seorang kepala kampung mengambil alih lahan beliau yang membuat beliau menjadi sangat gelisah.”

Beliau pun menulis surat kepada saya untuk memohon doa dan mulai membayar candah dengan jumlah nominal yang lebih secara dawam. Allah Ta’ala menurunkan karunia-Nya dan hakim yang tadinya memberikan keputusan yang berlawanan dengan beliau kemudian memenangkan beliau. Beliau mendapatkan kembali lahannya yang sebelumnya tidak ada harapan untuk itu karena kepala kampung tersebut orang besar dan berpengaruh dan tidak tidak terlintas di benak seorang pun bahwa hakim akan memberikan keputusan melawan kepala kampung tersebut. Tidak hanya kepada orang-orang di kampungnya, bahkan beliau datang ke mesjid di wilayah dan menceritakan peristiwa pertolongan ilahi ini kepada semua orang setelah shalat Jumat dan mereka merasa terkesan dengannya. Dengan demikian Allah Ta’ala mengganti ketakutan dengan kedamaian.

Bapak Amir Prancis menulis, “Seorang anggota menceritakan, ‘Saya menuliskan perjanjian Tahrik Jadid saya tahun ini dua kali lipat dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 1.000 euro. Namun kebetulan dikarenakan lockdown, penghasilan menjadi sangat berkurang dan secara lahiriah saya merasa tidak mungkin perjanjian tersebut dapat terpenuhi. Saya juga telah meminjam uang yang harus saya melunasinya dan saya juga harus melunasi perjanjian 1.000 euro tersebut. Semua ini tampak sangat sulit. Tidak ada jalan lain selain berdoa. Dalam hati saya berapapun uang yang didapatkan, apakah saya bisa makan atau tidak, namun saya harus melunasi perjanjian ini.

Hanya semata-mata berkat karunia dan ihsan Allah Ta’ala, pada minggu tersebut saya mendapatkan bonus sebesar 1.000 euro dari bos saya dikarenakan tetap bekerja di saat lockdown, jumlah yang persis dengan jumlah perjanjian saya. Saya semata-mata memahaminya bahwa apa yang saya janjikan di hadapan Allah Ta’ala maka saya akan mendapatkannya dari Allah Ta’ala. Jika tidak, sama sekali tidak terlintas di benak saya bahwa bos saya akan memberikan bonus sebanyak itu di masa sulit seperti ini.”

Tadi disinggung mengenai lockdown, saya ingin menyampaikan bahwa mulai hari ini di sini mulai diberlakukan lockdown selama empat minggu dan karena itu hari ini di mesjid dalam khotbah tidak ada jamaah di hadapan saya karena pemerintah mengatakan, “Anda boleh memberikan khotbah, tetapi jangan ada siapapun selain muadzin.”

Dari Kanada seorang Ahmadi berkebangsaan Syiria menulis kepada saya dan meminta supaya namanya tidak disebutkan jika suatu saat kisahnya akan disampaikan. Beliau menuturkan, “Saya berjanji bahwa seiring dengan mengucapkan mubarak atas terwujudnya Islamabad sebagai Markaz baru, maka dalam kebahagiaan ini saya akan membayar 5.000 dollar Kanada untuk Tahrik Jadid.”

Beliau berjanji pada tahun lalu. Beliau menuturkan, “Pada waktu itu penghasilan saya 4.000 dollar per bulan dan dalam kondisi yang bagus. Beberapa bulan kemudian saya membeli mobil baru dan berganti pekerjaan, kemudian penghasilan pun bertambah. Namun meskipun dalam kondisi yang baik seperti itu tetap tidak tercipta kelapangan bagi saya untuk bisa melunasi perjanjian 5.000 dollar tersebut, karena saya juga mengirim sejumlah uang untuk keluarga saya di Syiria dan saya setiap hari berdoa semoga Allah Ta’ala memberikan sarana untuk melunasi candah saya.”

Beliau menuturkan, “Pada Januari 2020 terjadi kecelakaan dan selama sebulan saya tidak bisa bekerja. Kemudian untuk pengeluaran bulanan saya terpaksa harus meminjam hutang. Lalu dikarenakan Corona kondisi keuangan menjadi semakin buruk. Terjadilah lockdown, sehingga di bulan Februari dan Maret saya dan istri memakan makanan yang paling murah dan terpaksa melakukan ini. Saya sangat berusaha dan berdoa supaya setidaknya bisa melunasi di bulan Ramadhan, bukan di akhir tahun, namun ini tampak seperti mimpi.

Kemudian saya meninggalkan pekerjaan di taksi dan mulai bekerja di pengiriman makanan, dengan karunia Allah Ta’ala kondisi mulai membaik, kemudian kami membulatkan tekad kembali dan berjanji untuk melunasinya sebelum ramadhan berakhir supaya bisa meraih doa-doa dari Khalifah-e-waqt. Kemudian saya menambah jam kerja saya dan bekerja 11-12 jam setiap hari. Setelah itu mulai datang pemasukan dari berbagai tempat yang kami tidak tahu dan penghasilan bulanan saya mendekati 9.000 dollar. Demikianlah dengan karunia Allah Ta’ala kami bisa melunasi perjanjian bahkan sepuluh hari sebelum Ramadhan.”

Beliau juga menulis, “Saya merasa yakin bahwa jika perjanjian saya besarnya tiga kali lipat sekalipun, maka sebelum akhir tahun saya pasti melunasi perjanjian”. Beliau juga membantu kerabat-kerabat beliau yang miskin di Syiria.

Bapak Amir Sierra Leone menulis bahwa Bapak Utsman, seorang Imam di Jema’at Freetown menuturkan, “Kami biasa membayar candah Tahrik Jadid setiap tahun, namun di tahun ini timbul pemikiran bahwa candah yang kami berikan sangatlah biasa. Beliau menuturkan, saya tidak mempunyai pekerjaan, saya hanya mempunyai satu toko kecil yang saya kelola dengan istri saya. Tidak ada penghasilan yang istimewa dari toko tersebut, hanya bisa mencukupi kebutuhan rumah dengan sulit. Kami berulang kali mendengar pengumuman pelunasan candah Tahrik Jadid. Istri saya mengatakan, ‘Kita akan membuat satu kotak kas dan akan mengisinya setiap hari dengan sejumlah uang.’

Pada akhir Oktober, berapapun yang terkumpul akan kami bayarkan untuk Tahrik Jadid. Pada tahun-tahun sebelumnya kami tidak pernah membayar lebih dari 20.000 leon, namun tahun ini dengan karunia Allah Ta’ala dengan cara ini kami membayar lebih dari 200.000 leon. Dua saudara saya juga menggunakan cara seperti ini dan mereka membayar 130.000 leon. Istri saya khususnya sangat senang melakukan seperti ini bahwa Allah Ta’ala pada tahun ini telah memberikan taufik kepada kami untuk memberikan pengorbanan yang baik dan dengan melakukan ini standar pengorbanan kami menjadi lebih baik dan dengan karunia Allah Ta’ala penghasilan pun bertambah dan sekarang kami akan meneruskan cara yang Allah Ta’ala telah ajarkan kepada kami.”

Marshall Islands (Kepulauan Marshall), satu negara jauh lainnya. Dari Amerika pun jauh. Mubaligh di sana, Bapak Sajid Iqbal menulis, “Di Marshall Island ada seorang anggota Ansharullah, Bapak Kioshi Rakin. Di tahun ini ketika saya pergi untuk meminta perjanjian Tahrik Jadid dari para anggota Jema’at, Bapak Koshi mengatakan, ‘Saya tidak punya pekerjaan maupun tempat tinggal. Untuk makan minum pun bergantung pada langgar khanah Jema’at.’ Atas hal ini kami memberikan tempat untuk beliau tinggal di mesjid dan mengatakan kepada beliau bahwa sekecil apapun besarnya tidak masalah, tulislah perjanjian berapa pun dan berdoalah semoga Allah Ta’ala menolong anda. Beliau lalu menuliskan perjanjian sebesar dua dollar Amerika. Setelah beberapa bulan beliau datang ke rumah missi dan menyerahkan 50 dollar untuk Tahrik Jadid. Beliau menceritakan, ‘Allah Ta’ala telah mengabulkan doa saya. Saya telah mendapatkan pekerjaan dan juga telah mendapatkan apartemen untuk tinggal.’ Sekarang beliau telah mampu menyediakan makan dan minum beliau sendiri.”

Lihatlah bagaimana untuk memperkuat keimanan Allah Ta’ala telah memberikan pertolongan dengan cara yang para Mubalighin kita pun menjadi terheran-heran.

Amir Jema’at Gambia menulis, “Di Basse diselenggarakan program dengan tema Tahrik Jadid. Dihimbau mengenai pelunasan perjanjian. Dalam program tersebut ikut serta juga Bapak Musa. Beliau tidak mempunyai apa-apa untuk dibayarkan candah. Beliau sangat gelisah dan dalam tahajudnya senantiasa bersujud di hadapan Allah Ta’ala memohon karunia-Nya supaya mampu untuk termasuk di antara orang-orang yang mengorbankan harta di jalan Allah. Allah Ta’ala mengabulkan keinginan hati beliau. Beberapa hari kemudian, perusahaan tempat beliau bekerja secara kontrak mengatakan bahwa mereka akan mengadakan suatu program selama dua hari di Basse, mereka yang ikut serta di dalamnya akan diberikan upah sebesar 4.000 dalasi. Beliau sangat senang dan setelah dua hari ikut serta dalam program tersebut beliau meningkatkan perjanjiannya menjadi 2.000 dalasi.”

Allah Ta’ala telah menciptakan sarana-sarana penghasilan yang lebih bagi beliau untuk pelunasan candah. Beliau juga senantiasa menghimbau saudara-saudara Ahmadi lainnya mengenai pentingnya Tahrik Jadid dan pengorbanan harta.

Sadr (Ketua Umum) Jemaat Filipina dan juga seorang Muballigh, Bapak Thalha Ali menuturkan, “Di antara Jema’at-jemaat lama di Filipina salah satunya adalah Jema’at Simunil, di sini kebanyakan anggota berprofesi sebagai guru. Ketua Jema’at di sana meningkatkan target penerimaannya dan mengirimkan pesan kepada saya, ‘Ingatlah secara khusus dalam doa untuk tiga orang guru karena mereka mulai bulan Maret sudah tidak lagi menerima gaji.’ Meskipun demikian, ketiganya dengan bersemangat ikut serta dalam Tahrik Jadid.”

Sekarang lihatlah bagaimana orang-orang yang tinggal di daerah-daerah yang jauh pun melakukan pengorbanan untuk meraih keridhaan Allah Ta’ala.

Mubaligh dari Kababir, Bapak Syamsuddin menulis, “Al-Khalil adalah Jema’at baru di Palestina. Kondisi ekonomi sebagian besar anggota di sini sangat lemah, namun dengan karunia Allah Ta’ala semuanya ikut serta dalam Tahrik Jadid. Bapak Ibrahim, seorang Mubayi’ baru di Al-Khalil, setelah baiat pun yang bersangkutan langsung ikut serta dalam pengorbanan harta dengan bersemangat. Kali ini beliau membayarkan sejumlah besar uang untuk Tahrik Jadid. Beliau menuturkan, ‘Seorang teman berhutang kepada saya yang karena suatu keterpaksaan tidak mengembalikan hutangnya. Saya menunggu cukup lama, sekarang dikarenakan saya memiliki tanggungan candah Tahrik Jadid, ada kesulitan ekonomi juga, dan tidak ada harapan pengembalian uang yang dipinjamkan tersebut. Singkatnya ketika bertemu dengan Pak Amir, maka dengan sedikit berusaha saya membayar candah Tahrik Jadid.

Setelah memahami kondisi saya, Pak Amir mengatakan, “Sekarang anda telah membayar candah Tahrik Jadid di Jalan Allah, maka Allah Ta’ala pasti akan memberikan keberkatan.” Kemudian hanya beberapa jam setelah Pak Amir pergi, orang yang berhutang kepada saya mengembalikan uang saya dan kekhawatiran-kekhawatiran saya menjadi sirna.’”

Ada seorang anggota dari Weisbaden, Jerman, beliau datang ke kantor Tahrik jadid dan menceritakan, “Kasus suaka saya ada pada seorang Hakim yang tidak mau menyetujui permintaan suaka tersebut. Saya mendengar peristiwa-peristiwa yang menggugah keimanan dalam program mengenai Tahrik Jadid dan berniat membayarkan 1.000 euro untuk Tahrik Jadid. Bagaimana kemudian pertolongan Allah Ta’ala terjadi, kasus saya ini berpindah dari hakim tersebut kepada seorang hakim lainnya dan dengan karunia Allah Ta’ala kasus tersebut disetujui. Sekarang, saya datang untuk memenuhi perjanjian saya dengan Allah Ta’ala.” Kemudian beliau memberikan uang sejumlah nominal yang beliau janjikan.

Terkait:   Keteladanan Para Sahabat Nabi Muhammad shallAllahu ‘alaihi wasallam (Manusia-Manusia Istimewa, seri 37)

Sekretaris Tahrik Jadid UK menuturkan, “Seorang Ahmadi di Jemaat Burton tidak mempunyai pekerjaan. Setelah membayar candah Tahrik Jadid keesokan harinya beliau langsung mendapatkan pekerjaan yang layak. Seorang Ahmadi lainnya di Jema’at Burton mengalami kesulitan ekonomi, meskipun demikian beliau tetap membayar candah Tahrik Jadid. Beberapa waktu kemudian beliau mendapatkan surat dari HMRC Tax Department (Departemen Pajak Inggris), ‘Tahun lalu anda membayar berlebih.’ Nominal ini melebih jumlah candah beliau.

Seorang Ahmadi yang bekerja di bidang profesional mengalami masalah di kantornya, seseorang telah mengadukan beliau secara tidak benar. Beliau membayar candah Tahrik Jadidnya, kemudian orang yang mengadukan tersebut dipecat. Malah kebalikannya orang yang membuat pengaduan itu lah yang dipecat.

Mobil seorang Ahmadi jatuh ke dalam lubang dan beliau berpikir bahwa jika mobilnya ini bisa diangkat dalam kondisi baik, maka beliau akan membayar lebih candah Tahrik Jadid. Kemudian mobil itu diangkat tanpa adanya kerusakan, beliau lalu membayar candah Tahrik Jadid sejumlah penghasilan beliau dalam seminggu.

Seorang Athfal membayar candah Tahrik Jadidnya sejumlah uang sakunya selama enam bulan. Anak-anak pun berusaha untuk meningkat dalam pengorbanan-pengorbanan harta. Seorang khudam menabung uangnya untuk liburan, kemudian beliau membayarkannya untuk candah Tahrik Jadid.”

Ketua Jema’at Barking dan Dagenham menuturkan, “Kali ini kami harus memenuhi target Tahrik Jadid, meskipun harus membayar lebih dari saku sendiri.”

Kemudian kekurangan dari target itu beliau penuhi dari beliau sendiri. Setelah itu beliau mendapatkan pemberitahuan dari kantornya bahwa beliau tahun ini akan mendapatkan bonus lebih besar 70 % dari tahun sebelumnya. Jumlah bonus ini jauh lebih besar dari jumlah yang beliau bayarkan sebagai tambahan untuk candah Tahrik Jadid tadi.

Bapak Linar Abdurakhmanov dari Kazakhstan menuturkan, “Saya secara dawam membayar candah aam, candah Jalsah Salanah, Tahrik Jadid dan Waqfi Jadid…” – Orang-orang ini berasal dari berbagai bangsa – “dan keberkatan dari candah-candah tersebut adalah, istri saya setelah menyelesaikan Medical College mendapatkan pekerjaan di program pemerintah, pemerintah memberikan pinjaman untuk tempat tinggal anak-anak, anak-anak belajar di tempat pengasuhan dan sekarang kondisi ekonomi jauh lebih baik dari sebelumnya. Saya punya dua mobil dan sekarang saya ingin membangun rumah pribadi.

Ini semua adalah karunia Allah Ta’ala dan berkat membayar candah. Sebelumnya kami tinggal di rumah susun karena kesulitan ekonomi, namun kami tetap membayar candah yang hasilnya Allah Ta’ala memberikan karunia-Nya yang tak terhingga kepada kami.”

Seorang Mubaligh dari Guinea Bissau, Bapak Muhammad Ahsan menulis, seorang Ahmadi, Bapak Muhammad Ibrahim menuturkan bahwa tahun lalu ketika saya (Huzur) mengumumkan Tahrik Jadid, setelah menyimak khutbah pada hari itu juga beliau menuliskan perjanjiannya dan beriradah untuk membayarnya setiap bulan. Kemudian demikianlah yang terjadi, akan tetapi di hari-hari wabah Corona ini penghasilan terhenti sehingga timbul kegelisahan pada waktu itu. Kemudian ketika tidak lama lagi tahun Tahrik Jadid berakhir, maka kegelisahan semakin bertambah. Saya terus berdoa. Suatu pagi saya menerima telepon dari seseorang, ia menanyakan, “Apakah anda bisa membuat balok kontruksi?”

Saya spontan mengiyakan karena sudah lama diam di rumah lalu mendapatkan pekerjaan. Dan dikarenakan ini Allah Ta’ala menyediakan sarana untuk melunasi perjanjian saya dan kesulitan ekonomi yang timbul diakibatkan lockdown menjadi hilang. Bapak Ibrahim menuturkan, “Semua keberkatan ini adalah dikarenakan mengucapkan labbaik atas seruan Khalifah-e-Waqt.”

Bapak Amir Tanzania menulis bahwa Mubaligh dari Zanzibar menulis, “Seorang wanita Ahmadi yang sudah sepuh, Ibu Hamnah Bibi meskipun penghasilan beliau yang terbatas, setiap tahun beliau selalu terdepan dalam pembayaran candah. Tahun ini pun ketika diserukan pengorbanan harta di bulan Ramadhan, beliau melakukan segala upaya yang memungkinkan untuk bisa melunasi perjanjian di bulan tersebut, namun dikarenakan kesulitan ekonomi beliau tidak bisa menyediakan uang. Beliau menuturkan, ‘Suatu hari dikarenakan begitu memikirkan hal ini saya terbangun di malam hari dan memohon kepada Allah Ta’ala bahwa sekarang waktunya untuk mengatakan labaik pada seruan Khalifah-e-waqt dan saya luput dari hal tersebut. Lalu pada pagi harinya datang telepon dari seorang kerabat beliau yang sudah lama tidak ada kontak. Kerabat beliau tersebut mengirimkan sejumlah uang sebagai hadiah untuk beliau yang dengannya beliau membayar candahnya. Beliau sendiri menyampaikan bahwa dikarenakan membayar candah, Tuhan saya senantiasa memperlakukan saya dengan kasih sayang dan tidak pernah meninggalkan saya sendiri.’”

Bapak Wakilul Maal dari Qadian menulis, “Candah Tahrik Jadid seorang Ahmadi dari Kerala sebesar 500.000 rupee India. Beliau menyisihkan sejumlah uang untuk membeli furniture perusahaannya dan aktifitas perusahaannya harus berhenti jika tidak membayar tepat waktu. Namun pada waktu itu ada tuntutan pembayaran candah Tahrik Jadid. Beliau dengan mengutamakan pentingnya candah membayarkan uang tersebut untuk candah. Hasil dari niat yang tulus ini Allah Ta’ala memberikan karunia-Nya dengan cara tidak lama kemudian di rekening beliau terkumpul sejumlah uang dari suatu sumber dalam jumlah berkali-kali lipat dari yang dibayarkan untuk candah, lalu beliau melakukan pengadaan furniture untuk perusahaan beliau tersebut. Setelah itu beliau mendapatkan proyek senilai beberapa juta rupee dan di luar dari perjanjiannya beliau memberikan sejumlah besar uang sekitar 1.2 juta rupee.

Kemudian masih dari India, Bapak Abdul Wajid, Inspektur Tahrik Jadid menulis, “Telah diselenggarakan Jalsah dengan tema Tahrik Jadid di Cocheen, salah satu Jema’at di Kerala, yang di dalamnya dijelaskan mengenai maksud dan tujuan Tahrik Jadid. Dinasihatkan kepada para anggota Jema’at supaya berlomba-lomba ikut ambil bagian dalam pengorbanan harta. Setelah selesai Jalsah kami pergi ke rumah Pak Ketua. Putri Pak Ketua yang berusia 8 tahun mengambil celengannya dan mengatakan, ‘Pak Mubaligh! Berapapun uang yang ada di dalamnya ambillah untuk candah Tahrik Jadid.’ Pada waktu itu di dalam celengannya ada 864 rupee yang anak perempuan tersebut berikan untuk candah Tahrik Jadid. Ayahnya menceritakan bahwa putrinya sejak lama mengumpulkan uang ini dengan niat untuk dibayarkan candah Tahrik Jadid. Ayahnya mengatakan, ‘Ketika saya pulang dari toko saya, berapa pun uang koin yang ada di kantong saya, ia mengambil dan mengumpulkannya dan memasukannya ke dalam celengannya. Dengan cara demikian anak perempuan ini membayar candah dengan uang yang terkumpul selama beberapa bulan.’” Ini lah pemahaman yang Allah Ta’ala telah ciptakan dalam diri para anak Ahmadi mengenai pengorbanan harta.

Bagaimana setelah baiat mereka begitu mementingkan pengorbanan.

Samad Sahib dari Albania menulis, “Seorang penduduk kampung bernama Dalib Jirge Sahib adalah seorang Ahmadi penduduk local. Beliau seorang pensiunan. Suatu hari beliau datang menemui saya setelah shalat jumat. Meskipun penghasilan yang beliau dapatkan tidak banyak, namun setiap bulan beliau membayar candah dengan rutin. Beliau datang untuk menunaikan ibadah jumat menggunakan angkutan umum karena tidak punya mobil. Disebabkan oleh wabah pandemik yang terjadi, beliau datang untuk ibadah Jumat setelah sekian lama tidak tampak. Setelah jumatan beliau mengatakan, ‘Terasa beban dalam hati karena sudah berbulan-bulan tidak membayar candah.’ Saat itu beliau membawa uang candah untuk 7 atau 8 bulan. Selain candah am beliau pun melunasi candah tahrik dan waqfi Jadid.”

Banyak sekali permisalan serupa, misalnya seorang Muallim di Tanzania, Husein Sahib menulis, “Ada seorang Ahmadi Mukhlis bernama Salih Matungga sahib selalu ikut serta dalam pengorbanan harta dengan antusias dan penuh ketulusan. Beberapa waktu lalu beliau jatuh sakit dan tidak punya uang untuk berobat. Ketika beliau mendapatkan uang pension pada akhir bulan, pertama tama beliau menyisihkan sebagian uang untuk melunasi perjanjian tahrik Jadid. Saya berusaha untuk menasihati beliau dengan mengatakan, ‘Silahkan anda gunakan dulu uang ini untuk berobat setelah itu silahkan lunasi perjanjian.’

Namun beliau mengaatakan, ‘Dzat Allah Ta’ala lah yang menganugerahkan kesembuhan, untuk itu pertama saya akan penuhi janji yang telah saya sampaikan kepada Tuhan, setelah itu baru akan berobat.’”

Sungguh menakjubkan melihat tolok ukur luar biasa pengorbanan mereka. Mereka tinggal di pelosok-pelosok yang jauh dan ikut serta perjanjian Tahrik Jadid untuk pertama kali, namun setelah mereka baiat kepada Hadhrat Masih Mau’ud (as), Allah Ta’ala menciptakan satu perubahan penting dalam diri mereka dan juga Allah Ta’ala menganugerahkan kepada mereka pemahaman mengenai keutamaan pengorbanan harta.

Bapak Amir Gambia menulis, “Di satu daerah diselenggarakan program mengenai tuntutan Tahrik Jadid. Disampaikan himbauan mengenai mewaqafkan hidup untuk Islam, menjalani hidup sederhana, jangan malu melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar. Setelah program tersebut seorang Ahmadi Ibrahim Sahib menyampaikan bahwa beliau akan memberikan 1000 dalasi untuk candah tahrik jadid. Selain itu beliau juga menyampaikan akan mewaqafkan anak semata wayangnya dan mengirimnya untuk menjadi mubaligh. Saat ini anak tersebut duduk di bangku SMP, ini adalah niat beliau bahwa insya Allah Ta’ala ia akan menjadi mubaligh.”

Adam Sahib (Bpk. Adam) dari Ghana yang merupakan Sekretaris Umum Accra Zone menulis, Amir Wilayah sahib telah memberikan 50 Cedi Ghana kepada saya untuk ongkos. Saya membayarkan uang tersebut untuk candah Tahrik Jadid. Pada keesokan harinya saya pergi untuk suatu tugas bersama dengan atasan saya. Ketika akan pulang, atasan saya bertanya, ‘Bagaimana anda pulang?’

Saya jawab, ‘Saya akan pulang naik taxi.’

Atasan saya meminta HP saya dan berkata, ‘Silahkan cek HP anda.’ Saya lalu mengecek HP saya ternyata atasan saya mentransfer uang untuk saya melalui HP sebesar 1000 Cedi. Tadi saya membayar tahrik Jadid sebesar 50 Cedi lalu mendapatkan uang 1000.”

Itulah beberapa kisah yang dapat saya sampaikan, sebetulnya masih banyak kisah-kisah sejenis lainnya. Semoga Allah Ta’ala mencurahkan keberkatan yang tak terhingga kedalam harta dan jiwa orang-orang yang berkorban itu.

Saya akan sampaikan sedikit berkenaan dengan keseluruhan rincian pengorbanan Tahrik Jadid, sebagaimana biasa disampaikan bersamaan dengan pengumuman Tahrik Jadid. Dengan karunia Allah Ta’ala, tahun Tahrik Jadid yang ke-86 telah berakhir pada tanggal 31 oktober dan telah dimulai Tahrik Jadid yang ke-87. Dengan karunia Allah Ta’ala, tahun ini jemaat ahmadiyah seluruh dunia mendapatkan taufik untuk mempersembahkan pengorbanan Tahrik Jadid sebesar £ 14.500.000 (empat belas juta lima ratus ribu pound sterling). Penerimaan ini mengalami peningkatan sebesar £ 882.000 dibanding tahun lalu.

Diantara Jemaat-Jemaat di seluruh dunia, tahun ini jemaat Jerman menduduki peringkat pertama. Adapun kondisi ekonomi dan politik Pakistan hari demi hari semakin terpuruk parah. Jemaat di Pakistan, meskipun bila dibandingkan Jemaat-Jemaat di dunia tidak signifikan peningkatannya, namun secara umum mengalami pengingkatan dalam mata uang setempat berdasarkan kondisi Negara dan mempersembahkan pengorbanan besar juga.

Semoga Allah Ta’ala memberikan kedamaian dan ketentraman kepada segenap Negara yang mengalami krisis ekonomi dan politik dan semoga memberikan perbaikan, sehingga mereka mendapatkan taufik untuk dapat berlomba dalam pengorbanan.

Alhasil, secara umum rinciannya sebagai berikut, Jerman menduduki peringkat pertama, selanjutnya Inggris lalu Amerika Serikat. Posisi Pakistan juga jatuh diantara Negara-Negara luar ini (luar Pakistan). Amerika nomor 3, diikuti Kanada pada peringkat 4, selanjutnya sebuah Negara di timur tengah, selanjutnya India, lalu Australia, lalu Indonesia, lalu Ghana lalu satu negara di timur tengah.

Saat ini Ghana sudah keluar dari persaingan di antara-negara Afrika dan keluar bersaing dengan Negara-negara di dunia dalam pengorbanan harta dengan Amerika, Eropa dan Negara-Negara lainnya.

Demikian juga dari sisi rata-rata pembayaran per orang, di peringkat pertama Switzerland, kemudian Amerika lalu Singapura. Ini tiga Jemaat teratas. Rinciannya akan disampaikan juga nanti.

Berdasarkan pendapatan kolektif di Jemaat-Jemaat Afrika, Jemaat yang menempati posisi teratas pertama Ghana, Nigeria, Burkina Faso, Tanzania, Gambia lalu Sierra Leone. Jemaat Sierra Leone adalah Jemaat yang cukup besar dan tua. Amir Sahib dan pengurus di sana hendaknya berupaya keras bahwa jika menganjurkan para anggota dengan sebaik-baiknya maka anggota Jemaat akan bersedia untuk memberikan pengorbanan. Mereka hendaknya berusaha untuk menarik perhatian terhadap hal ini. Selanjutnya Benin, dengan karunia Allah Ta’ala di Benin dilakukan upaya besar. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan di jemaat Benin dan Niger dalam pendapatan perkapita. Di Benin terjadi peningkatan sebesar 6 kali lipat. Dari sisi mata uang local dalam pendapatan per kapita terjadi peningkatan 8 kali lipat di Niger. Meskipun jumlah partispan kurang disebabkan oleh kondisi saat ini, namun penerimaan total mereka dibanding tahun lalu terjadi peningkatan atau tetap sama.

Jumlah total peserta ialah 1.600.800 orang dan yang perlu disampaikan berkenaan dengan Negara-Negara Afrika yang terjadi peningkatan dibanding tahun lalu ialah sebagai berikut; peringkat pertama adalah Ghana, lalu Burkina Faso, lalu Mali, lalu Sinegal, lalu Gambia, lalu Kongo Kinshasa, Tanzania, Liberia, Kenya, Central Afrika, Sao Tome, Kongo Brazzaville dan Zimbabwe. Jemaat-jemaat besar lainnya yang terjadi peningkatan dalam partisipan diantaranya adalah Bangladesh, Jerman, Kanada, India, Australia dan Inggris.

Rekening daftar awwal dengan karunia Allah Ta’ala berjumlah 5927 orang yang diantara mereka 33 orang masih hidup dan mereka membayar sendiri. Sementara itu, 3129 masih berlangsung dengan perantaraan para pewarisnya. Selebihnya 2775 rekening terus berlangsung melalui orang-orang tulus ikhlas dalam Jemaat.

Terkait:   Masih Mau'ud (a.s.) : Pentingnya Imam

Dikarenakan Jemaat Jerman menduduki peringkat teratas secara keseluruhan Jemaat di dunia, Jemaat Jermanlah yang pertama akan disampaikan rinciannya. Sepuluh Jemaat Jerman ialah Mahdi-Abad lalu Rödermark, Neuss, Nieda, Koln, Pinneberg, Osnarbruck, Flörsheim, Kiel, Freinsheim. Dari segi keamirdaerahan ialah Hamburg, Dietzenbach, Frankfurt, Gross-Gerau, Wiesbaden, Mörfelden, Mannheim, Riedstadt, Russelheim and Darmstadt.

Selanjutnya peringkat kedua yakni Inggris. Berikut posisi Jemaat-Jemaat di Inggris level Wilayah: Baitul Futuh, Fazl Mosque, Islamabad, Midlands and Baitul Ihsan

Dari segi pembayaran kolektif, sepuluh jemaat besar di inggris: Aldershot, Islamabad, Fazl Mosque, Worcester Park, Birmigham South, Gillingham, Putney, South Cheam, Birmigham West and Cheam. Dari sisi penerimaan total Jemaat-jemaat kecilnya yaitu Spen Valley, Keighley,
Swansea, North Wales and Northampton.

Dari sisi penerimaan total, oh ini Amerika rupanya, nanti saja saya rasa, saya akan sampaikan dulu Pakistan. Dari segi penerimaan tahrik jadid di Pakistan dalam pengorbanan: pertama Lahore, Rabwah lalu Karachi. Sepuluh distrik yang terbanyak dalam kontribusi yaitu Islamabad, Sialkot, Gujrat, Gujranwala, Hyderabad, Mirpur Khas, Faisalabad, Toba Tek Singh, Umerkot, Chakwal Kotli. Chakwal Kotli seharusnya penulisannya dipisahkan, entahlah kenapa disatukan, atau keduanya menempati posisi yang sama.

Dari segi penerimaan, peringkat kontribusi Jemaat Lokal di Pakistan yaitu Amarat Defence Lahore, Amarat City of Rawalpindi, Amarat Drigh Road Karachi, Amarat Mughalpura Lahore, Amarat
Township Lahore, Amarat Azizabad Karachi, Amarat Gulshanabad Karachi, Peshawar, Quetta, Amarat Dehli Gate Lahore.

Jemaat-jemaat Amerika Serikat dari segi penerimaan yaitu Maryland, Los Angeles,
Silicon Valley, Central Virginia, Seattle, Oshkosh, Detroit, Chicago, South Virginia, Houston, Atlanta, Boston.

Imarat-imarat local di Jemaat Kanada dari segi penerimaan yaitu Vaughan, Peace Village, Calgary, Vancouver, Toronto West, Mississauga, Bramton, Bramton East, Saskatoon, Toronto. Jemaat-jemaat kecil di Kanada yaitu Bradford, Hamilton Mountain, Edmonton West, Regina dan Hamilton East.

Sepuluh Jemaat besar di India dari segi pengorbanan yaitu Coimbatore, Karulai, Qadian,
Pathapiriyam, Hyderabad, Kinanoor Town, Calcutta, Calicut, Bangalore and Mathatum.

Sepuluh provinsi pertama yaitu Kerala, Tamil Nadu, Carnatic, Jammu Kashmir, Telangana, Punjab, Odissa, Bengal, Delhi, Maharashtra.

Sepuluh jemaat besar australia dari segi penerimaan kolektif yaitu Melbourne, Long Warren, Castle Hill, Melbourne Berwick, Marsden Park, Adelaide South, Penrith, ACT, Canberra,
Adelaide West, Mount Druitt, Parramatta.

Demikianlah perbandingan jemaat-jemaat. Semoga Allah Ta’ala memberikan keberkatan tidak terhingga pada harta dan jiwa mereka dan mengabulkan segala pengorbanan mereka. Seiring dengan itu seperti yang telah saya katakan bahwa dimulailah Tahrik Jadid yang ke-87. Insya Allah telah dimulai sejak 1 November.

Sekarang saya ingin menarik perhatian terhadap suatu hal bahwa saat ini perlu bagi kita untuk memanjatkan doa sebanyak-banyaknya. Berikanlah perhatian khusus terhadap doa-doa bagi diri sendiri, juga untuk Jemaat dan secara umum perlu juga untuk mendoakan umat Muslim pada umumnya.

Saat ini ada beberapa pemimpin Negara-Negara bukan Muslim yang menampilkan sikap kebencian dan kedengkian dalam menentang umat Islam. Jelas sekali bahwa dalam era demokrasi saat ini para pemimpin negara menganggap rakyat sebagai pujaannya dan berusaha membuat keterangan dan kebijakan sesuai keinginan rakyatnya atau terkadang mereka sendiri berusaha untuk menyesatkan rakyatnya dengan memberikan arahan keliru dengan menyatakan, “Tuhan itu tidak ada dan kalian (rakyat)-lah yang merupakan segalanya.” Bahkan, ketika mereka tidak menyatakan itu secara terang-terangan, di sana juga mereka menanamkan kedalam hati rakyatnya kebencian dan kecurigaan kepada Islam. Disebabkan tidak memiliki pengetahuan yang benar mengenai Islam sehingga satu mayoritas masyarakat awam terhasut untuk menentang Islam. Maka dari itulah, kita harus menyampaikan mengenai bagaimana hakikat Islam kepada dunia dengan doa dan upaya terpadu.

Beberapa hari lalu ada seorang pemimpin negara yang secara terang-terangan menyampaikan – bagaimanapun ada saja ungkapan yang bernada kebencian terhadap Islam baik itu yang tersirat dari ucapan atau secara tidak terang-terangan – namun Presiden Perancis telah menyampaikannya secara terang-terangan, ia menyatakan bahwa Islam berada dalam keadaan krisis. Padahal, agamanya sendirilah yang tengah dalam krisis. Pertama, mereka tidak meyakini agama apapun, dan juga telah melupakan Kristen. Ia sendiri yang tengah dalam krisis. Adapun Islam, dengan karunia Allah Ta’ala merupakan agama hidup dan terus tumbuh dan berbuah. Allah Ta’ala bertanggung jawab untuk menjaganya dalam setiap zaman. Pada zaman ini pun dengan perantaraan Hadhrat Masih Mau’ud (as), tabligh Islam terus gencar dilakukan di keempat penjuru dunia. Faktanya adalah, kekuatan-kekuatan musuh Islam atau orang-orang melakukan ulah demikian dan membuat pernyataan seperti itu karena mereka tahu bahwa dalam kalangan umat Islam sendiri tidak terdapat kesatuan antara satu sama lain.

Saat ini saya akan sebutkan Perdana Menteri Kanada dalam corak pujian karena beliau telah memberikan tanggapan yang sangat baik terhadap pernyataan Presiden Perancis bahwa apa yang ia sampaikan adalah keliru dan seharusnya tidak ada ucapan demikian. Perdana Menteri Kanada juga menegaskan agar saling menghargai perasaan yang orang-orang miliki terhadap agama mereka dan juga pemimpin agama mereka. Semoga segenap pemimpin Negara-negara lainnya pun dapat merenungkan dengan baik pemikiran dan pernyataan beliau ini dan mengamalkan hal itu demi tegaknya kedamaian dan keamanan dunia. Atas pernyataannya tersebut Perdana Menteri Kanada pantas untuk mendapatkan pujian dan kita harus mendoakan beliau semoga Allah Ta’ala lebih membukakan lagi dada beliau [untuk kebenaran].

Pada faktanya, memang jelas bahwa di kalangan internal umat Islam sendiri tidak ada kesatuan sehingga ini semua terjadi. Diantara sesama negara Muslim pun saling bermusuhan. Pengkultusan firqah-firqah telah memperlihatkan kepada dunia luar Muslam bahwa terjadi perpecahan di dalam tubuh umat Islam. Seandainya dunia melihat umat Muslim adalah satu, meyakini satu Tuhan, satu Rasul dan rela berkorban untuk itu maka pihak dunia non Muslim tidak akan pernah berulah yang seperti itu. Dengan demikian, surat kabar manapun tidak akan pernah berani untuk menerbitkan karikatur tentang Rasulullah (saw). Beberapa tahun lalu pun kartun yang dibuat di Denmark maupun di Perancis muncul reaksi dari kalangan umat Islam dengan melakukan keributan untuk beberapa saat lalu mengambil sikap untuk memboikot produk-produk negara tersebut lalu bungkam lagi. Tidak ada lagi yang mereka lakukan. Setelah beberapa bulan kemudian mereka diam lagi.

Saat itu pun jemaat Ahmadiyahlah yang telah menampilkan reaksi yang benar. Kita telah menampilkan gambaran yang indah berkenaan dengan Rasulullah (saw). Sebagai buahnya banyak sekali kalangan terpelajar, pemimpin dan masyarakat awam non Ahmadi yang memuji sikap tersebut dan menyukainya. Ini jugalah yang tengah kita lakukan saat ini dan memberitahukan kepada mereka untuk jangan menamai segelintir orang yang melakukan kejahatan atas nama Islam, sebagai Islam.

Bukanlah tugas seorang presiden di suatu negara untuk menyebut ajaran dan umat Islam sedang dalam krisis disebabkan oleh ulah jahat yang dilakukan segelintir umat Islam, lalu dengan itu menghasut rakyatnya untuk memusuhi Islam dan mempertahankan permusuhan itu. Sebenarnya yang menyulut orang untuk melakukan kejahatan pun adalah mereka sendiri.

Pernah juga saya katakan sebelumnya bahwa dengan membuat karikatur Rasulullah (saw) atau dalam corak apapun yang menghina Rasulullah (saw), akan menyulut kemarahan umat Islam dan ulah-ulah seperti itu dapat dan memang memancing emosi umat Islam sehingga dapat memunculkan perbuatan yang bertentangan dengan hukum. Jika karena ulah tadi ada umat Islam yang main hakim sendiri maka merekalah yang bertanggung jawab akan hal itu, pemerintahan itulah atau atas apa yang disebut dengan kebebasan berekspresilah yang harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Alhasil, dunia non Muslimlah yang menyulut kemarahan mereka.

Ketika kasus ini muncul pertama kali, saat itu saya telah sampaikan mata rantai khutbah di dalamnya dijelaskan reaksi yang benar yakni bagaimana seharusnya kita menyikapi kejadian seperti ini dan apa yang harus kita kedepankan. Dengan reaksi yang benar tersebut, seperti yang telah saya sampaikan tadi, memberikan kesan positif di benak orang-orang dan sampai saat ini kita masih terus mengedepankan cara-cara yang sama.

Begitu juga Ketika seorang politikus Belanda memberikan pernyataan (senada), saat itu pun saya sampaikan khotbah di Belanda yang di dalamnya saya sampaikan peringatan azab Allah Ta’ala kepada orang tersebut. Setelah itu politikus tersebut memohon kepada pemerintah Belanda agar mengeluarkan larangan terhadap saya untuk berkunjung ke Belanda dengan alasan saya telah melontarkan ancaman yang membahayakan hidupnya. Ia bahkan mengusulkan untuk memejahijaukan saya. Alhasil, sebisa mungkin dan selama masih dalam batas batas hukum kita menjawab setiap Gerakan yang menentang kedudukan Islam dan Hadhrat Rasulullah (saw), dan kita akan terus meresponnya dan itu memberikan pengaruh. Inilah solusii yang kami berikan yakni dengan berada dalam batas-batas hukum kita hendaknya menempuh Langkah langkah dan terutama kita harus mengirimkan shalawat kepada Hadhrat Rasulullah (saw) dan berdoa kepada Allah Ta’ala. Dalam khutbah khutbah yang lalu saya telah mencanangkannya dan meskipun para ulama bukan Ahmadi menentang keras namun kami akan terus melaksanakan tugas kami untuk membela Islam berdasarkan ajaran Islam yang hakiki dan saat ini pun kita tengah terus melakukannya. Insya Allah Ta’ala.

Dengan membunuh beberapa orang, memang tampak semangat yang sifatnya sesaat, namun ini bukanlah solusi yang berkesinambungan. Jika umat Muslim mengharapkan solusi abadi, segenap umat Muslim di seluruh dunia harus bersatu.

Dikabarkan juga bahwa presiden Turki menyampaikan tanggapan kecaman terhadap pernyataan presiden Perancis atau beberapa negara Muslim memperlihatkan sikapnya, namun hal itu tidaklah begitu memberikan pengaruh sebesar pengaruh yang dapat ditimbulkan jika segenap umat Muslim dunia bersatu dalam menyampaikan tanggapan. Meskipun dikatakan bahwa dengan adanya tanggapan dari presiden Turki tersebut, presiden Perancis merubah pernyataan dan lebih beradab dengan menyatakan bahwa maksudnya bukanlah demikian, namun seiring dengan itu tetap saja ia teguh dalam sikapnya yakni apa yang kami lakukan adalah benar. Jika 54 atau 55 Negara Muslim di seluruh dunia satu suara dalam menyatakan sikap maka ucapan seperti itu tidak akan muncul dan presiden Perancis akan terpaksa bersimpuh lalu menyampaikan permohonan maaf atas sikapnya.

Pada kesempatan ini secara singkat yang ingin saya sampaikan ialah berdoalah semoga Negara Negara Muslim bersatu dan sekurang kurangnya Negara-Negara Muslim satu suara dalam menyatakan sikap di hadapan negara negara non Muslim, setelah itu silahkan lihat dampaknya. Adapun kami terus melakukan misi kami dan akan terus kami lakukan, insya Allah. Merupakan tugas dan tanggung jawab para pengikut Masih Muhammadi untuk menyebarkan ajaran Islam yang indah kepada dunia, untuk menampilkan wajah Rasulullah (saw) yang indah kepada dunia dan janganlah duduk dengan tenang sebelum seluruh dunia bersatu dibawah panji Rasulullah (saw). Sampaikanlah kepada dunia bahwa inilah yang akan menjadi penjamin keberlangsungan kalian yakni dengan mengenali Tuhan yang Esa dan mengakhiri ketidakadilan.

Beberapa bulan lalu selama masa pandemik pun saya mengirimkan surat lagi kepada para pemimpin negara. Saya juga menulis surat kepada presiden Perancis yang di dalam surat tersebut saya menyampaikan peringatan dengan mengutip sabda Hadhrat Masih Mau’ud (as) bahwa azab dan bencana ini datang dari Allah Ta’ala disebabkan oleh kezaliman-kezaliman yang terjadi sehingga saya sampaikan agar anda semua perlu untuk memberikan perhatian serius akan hal ini. Akhirilah kezaliman, tegakkan keadilan dan berikanlah keterangan dengan berdasar pada kebenaran. Kami telah memenuhi tanggung jawab kami dan akan terus kami penuhi. Terpulang kepada mereka, apakah akan mengikutinya ataukah tidak.

Namun kita jangan lupa mendoakan umat Muslim dalam doa-doa kita, semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada mereka untuk mengenali hamba sejati Rasulullah (saw) dan secara umum dunia hendaknya merenungkan jika mereka menjauh dari Allah Ta’ala maka tidak ada yang akan terjadi selain kehancuran. Secara umum kitapun hendaknya berusaha untuk mengajak dunia kepada tauhid di bawah panji Rasulullah (saw). Ini jugalah yang menjadi tujuan dari Tahrik Jadid.

Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita untuk mengamalkannya. Selain itu, doakan juga untuk kondisi dunia secara umum, dunia tengah berjalan dengan begitu cepatnya, jangan sampai setelah berakhir dari satu musibah disusul dengan datangnya bencana lainnya lagi dalam bentuk perang dunia. Semoga Allah Ta’ala memberikan akal kepada dunia, mengenali Tuhan yang Esa dan memenuhi hak haknya.

Khotbah II

اَلْحَمْدُ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنُؤْمِنُ بِهِ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْهِ وَنَعُوْذ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

عِبَادَ اللهِ! رَحِمَكُمُ اللهُ!

 إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذكَّرُوْنَ

أُذكُرُوا اللهَ يَذكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Penerjemah: Mln. Mahmud Ahmad Wardi, Syahid (London-UK), Mln. Muhammad Hasyim (Indonesia) dan Mln. Saefullah Mubarak Ahmad (Qadian-India). Editor: Dildaar Ahmad Dartono. Rujukan pembanding: https://www.islamahmadiyya.net (bahasa Arab).


[1] QS Al-Baqarah, 2:275 dengan ‘bismillahir rahmanir rahim’ sebagai ayat pertama.

Leave a Reply

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.