PERSPEKTIF ISLAM TENTANG KRISIS GLOBAL
Oleh: Hazrat Mirza Masroor Ahmad atba
di Parlemen Inggris, The House of Commons London, UK, 2008
Pidato bersejarah oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad a.b.a., Khalifatul Masih V, Pemimpin Internasional Jemaat Muslim Ahmadiyah di House of Commons (Parlemen Inggris) pada 22 Oktober 2008. Acara diselenggarakan oleh Justine Greening – Anggota Parlemen dari Putney, daerah dimana Mesjid Fazl, Pusat Jemaat Muslim Ahmadiyah berada, dalam rangka menyambut 100 tahun berdirinya Khilafat Ahmadiyah. Hadir dalam pertemuan itu adalah para anggota Parlemen; Gillian Merron, Rt Hon Hazel Blears, Alan Keen, Dominic Grieve, Simon Hughes kemudian Lord Eric Avebury serta para tamu terhormat dari kalangan pers, politisi dan profesional.
Perspektif Islam tentang Krisis Global
Bismillãhir Rahmãnir-Rahim – Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Pertama – tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua tamu terhormat, para anggota parlemen dan dan seluruh hadirin Yang Mulia yang telah mengizinkan seorang pemimpin organisasi keagamaan untuk menyampaikan sepatah kata kepada anda. Saya sangat berterima kasih kepada yang terhormat Justine Greening, anggota Parlemen dari daerah kami, yang telah berusaha untuk menyelenggarakan acara ini demi sebuah komunitas kecil di wilayah pemilihannya pada kesempatan peringatan Seabad Khilafat. Itu menunjukkan kebesarannya, sikap terbuka dan perhatian terhadap perasaan setiap orang dan masyarakat yang tinggal di wilayah pemilihannya.
Meskipun Jemaat Muslim Ahmadiyah adalah sebuah komunitas kecil, tetapi ia membawa standar dan mewakili ajaran Islam yang benar. Bagaimanapun, saya harus katakan bahwa setiap Ahmadi yang bermukim di Inggris adalah warga negara sangat setia dan mencintai negaranya, karena hal ini adalah ajaran Nabi Muhammad saw yang mengajarkan kami bahwa cinta kepada tanah air merupakan bagian integral dari iman seseorang. [1] Ajaran Islam telah dijabarkan lebih lanjut dan dipertegas oleh Pendiri Jemaat Ahmadiyah, yang kami yakini sebagai Al Masih yang Dijanjikan sebagai Pembaharu di Zaman ini.
Beliau mengatakan bahwa dengan mengumumkan pendakwahannya, Allah swt telah menempatkan dua beban di atasnya. Pertama adalah hak Allah dan kedua adalah hak makhluk ciptaan-Nya. Beliau melanjutkan bahwa pemenuhan hak terhadap ciptaan Tuhan adalah tantangan paling sulit dan halus. [2]
Dengan mengacu kepada Khilafat, Anda mungkin khawatir bahwa suatu saat mungkin datang dimana sejarah berulang, dan perang mungkin terjadi sebagai buah dari bentuk kepemimpinannya. Biarkan saya meyakinkan Anda, bagaimanapun, walau tuduhan ini ditujukan terhadap Islam, Insya Allah, Khilafah Ahmadiyah akan selalu dikenal sebagai pembawa standar perdamaian dan kerukunan di dunia, serta setia pada negara di mana para anggotanya tinggal. Khilafat Ahmadiyah juga hadir di sini untuk melestarikan dan melanjutkan missi Al-Masih dan Al-Mahdi, jadi, sama sekali tidak ada alasan untuk takut pada Khilafat. Khilafat ini menarik perhatian anggota jamaahnya menuju pemenuhan dua kewajiban yang untuk itu Hadhrat Masih Mau’ud as diutus (Hak-hak Allah dan hak-hak manusia), dan sebagai hasilnya, mereka berupaya menciptakan perdamaian dan kerukunan di dunia.
Sekarang, karena keterbatasan waktu, saya akan membahas pokok masalah. Jika kita melihat beberapa abad terakhir secara adil, kita akan menyadari bahwa peperangan yang terjadi pada kurun waktu itu sesungguhnya bukanlah perang agama. Peperangan ini lebih bersifat geopolitik. Bahkan konflik dan permusuhan yang terjadi antar bangsa saat ini, juga kita sadari, muncul karena kepentingan politik, teritorial dan ekonomi.
Adalah suatu kekhawatiran saya, dengan memperhatikan hal-hal yang terjadi saat ini, dinamika politik dan ekonomi negara-negara di dunia dapat menyebabkan perang dunia. Tidak hanya menimpa negara-negara miskin, tetapi bangsa-bangsa yang kaya juga terlibat di dalamnya. Karenanya, adalah tugas negara adikuasa untuk duduk bersama dan mencari solusi dalam menyelamatkan manusia dari ambang bencana.
Inggris adalah juga salah satu negara yang bisa memengaruhi negara-negara maju disamping negara-negara berkembang. Inggris, jika ada keinginan, dapat membimbing dunia untuk mencapai kondisi yang berkeadilan.
Jika kita menoleh ke masa lampau, Inggris memerintah banyak negara dan mewariskan standar tinggi keadilan dan kebebasan beragama, khususnya di anak benua India dan Pakistan. Jemaat Muslim Ahmadiyah menjadi saksi akan hal itu, dan Pendiri Jemaat Ahmadiyah telah memberi pujian kepada Pemerintah Inggris atas kebijakannya yang adil dan menjamin kebebasan beragama. Ketika Pendiri Jemaat Ahmadiyah memberi ucapan selamat kepada Ratu Victoria pada Diamond Jubilee (Perayaan 60 tahun) dan memperkenalkan kepadanya pesan-pesan Islam, beliau secara khusus mendoakan agar Tuhan Yang Maha Kuasa memberi ganjaran kepada beliau.
Jadi, sejarah telah menunjukkan bahwa kami selalu mengakui keadilan yang ditampilkan oleh Inggris, dan kami harap bahwa di masa datang juga, keadilan akan tetap menjadi ciri khas dari Pemerintah Inggris, tidak hanya dalam persoalan keagamaan, tetapi dalam seluruh aspek, serta tidak melupakan bahwa Anda mempunyai sifat baik pada masa lalu.
Hari ini, terdapat agitasi besar dan keresahan di dunia. Kita melihat perang dengan skala kecil sedang meletus, sementara di beberapa wilayah, negara-negara adikuasa mengklaim bahwa mereka sedang mencoba membawa perdamaian. Jika prasyarat keadilan tidak dipenuhi, kobaran dan api perang lokal ini akan menyebar dan melibatkan seluruh dunia. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati saya kepada Anda sekalian, saya memohon, selamatkan dunia dari kehancuran!
Sekarang, saya akan menjelaskan secara singkat bagaimana ajaran Islam bisa menjadi jalan menuju tercapainya perdamaian di dunia, atau bagaimana perdamaian bisa ditegakan di dunia dibawah cahaya ajaran ini. Saya berdoa agar tercipta perdamaian di dunia, dan mereka yang terlibat, seperti juga kaum Muslim, dapat melakukan sesuatu untuk terciptanya perdamaian. Tapi juga, tugas ini adalah tugas seluruh negara di dunia, seluruh negara adikuasa atau pemerintahnya, untuk melakukan hal yang sama menuju perdamaian.
Pada masa abad ini, ketika dunia telah benar-benar menciut menjadi satu desa global yang tidak pernah dibayangkan pada masa-masa sebelumnya, kita harus menyadari tanggung jawab kita sebagai manusia dan harus mencoba memperhatikan untuk memecahkan masalah hak asasi manusia, yang akan membantu menegakkan perdamaian di dunia. Jelas, upaya ini harus didasarkan pada keadilan dan memenuhi seluruh persyaratan keadilan.
Di antara masalah-masalah yang timbul saat ini, – secara langsung atau pun tidak – adalah karena masalah agama. Beberapa kelompok Muslim menggunakan cara-cara yang melanggar hukum dan bom bunuh diri, bom atas nama agama untuk membunuh dan menyakiti non-Muslim termasuk di dalamnya tentara dan sipil yang tidak bersalah, dan pada saat yang sama juga membunuh secara brutal kaum Muslim yang tidak bersalah serta anak-anak juga. Tindakan kejam ini sangat tidak bisa diterima dalam Islam.
Karena perilaku yang mengerikan dari beberapa Muslim ini, kesan yang sangat keliru telah merebak di kalangan negara-negara non-Muslim, akibatnya beberapa kelompok masyarakatnya secara terbuka menentang Islam, sementara yang lainnya walau tidak secara terbuka, menyimpan kesan yang tidak baik tentang Islam di dalam hati mereka. Hal ini telah menimbulkan ketidakpercayaan dalam diri orang-orang dan negara Barat terhadap Islam. Dan disebabkan kelakuan beberapa gelintir Muslim ini, reaksi yang ditunjukkan non-Muslim bukannya membuat situasi baik, malah semakin buruk dari hari ke hari.
Sebuah contoh utama dari reaksi yang salah adalah serangan terhadap karakter Nabi Suci Muhammad saw dan Al-Quran Suci, Kitab Suci umat Islam. Dalam hal ini, sikap para politisi Inggris – apa pun asal partai-nya, dan kaum intelektual Inggris, telah mengambil sikap yang berbeda dengan para politisi dari negara-negara lain. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih. Faedah apa yang bisa diambil dengan melukai hal-hal sensitif yang menjadi sebab suburnya kebencian dan ketidak-senangan? Kebencian ini memicu kelompok ektrimis Muslim tertentu melakukan perbuatan tidak Islami, yang kemudian menimbulkan perlawanan lanjutan dari beberapa kelompok bukan Muslim yang meningkatkan suasana permusuhan.
Namun mereka yang bukan ekstremis dan mereka yang mencintai Nabi Muhammad saw secara mendalam, hatinya menjadi terluka karena serangan ini, dalam hal ini Jamaah Muslim Ahmadiyah yang paling merasakan. Tugas kami yang paling penting adalah memperlihatkan kepada dunia tentang akhlak sempurna Nabi Muhammad saw serta keindahan ajaran Islam. Kami yang menghormati dan menjunjung para Nabi dan meyakini mereka semua adalah Rasul yang diutus Tuhan, tidak akan mengatakan hal-hal yang tidak sopan terhadap salah satu diantara mereka. Tetapi kami sangat sedih ketika mendengar tuduhan yang tidak berdasar terhadap Nabi kami saw.
Saat ini, ketika dunia semakin terbagi ke dalam blok-blok; ekstrimisme meningkat, situasi ekonomi dan keuangan yang memburuk, maka terdapat suatu kebutuhan mendesak untuk mengakhiri segala bentuk kebencian dan memulai membangun dasar-dasar perdamaian. Hal ini hanya bisa dilaksanakan dengan menghormati semua perasaan satu sama lain. Jika hal ini tidak dilakukan dengan benar, jujur, dan disertai kebajikan, maka akan meningkatkan gejolak yang tidak terkendali. Saya menghargai, negara-negara Barat telah bermurah hati, mengizinkan rakyat miskin negara-negara berkembang untuk menetap di negara-negara yang terkait, yang diantaranya juga adalah orang-orang Islam juga.
Hakikat keadilan mensyaratkan bahwa perasaan dan praktik keagamaan dari para pemeluknya harus dihargai. Ini adalah cara dimana ketenangan pikiran dapat dijaga dengan bijaksana. Kita harus ingat ketika ketenangan pikiran seseorang terganggu, maka akan berpengaruh kepada ketenangan pikiran masyarakat.
Sebagaimana telah saya katakan sebelumnya, saya berterimakasih kepada para legislator dan politisi Inggris karena telah memenuhi persyaratan keadilan dan tidak turut campur. Sesungguhnya, inilah ajaran Islam yang disampaikan dalam Al-Quran Suci kepada kita. Al-Quran Suci menyatakan:
لا إِكراهَ فِي الدّينِ ۖ
Tidak ada paksaan dalam agama (QS.2 Al-Baqarah ayat 257)
Perintah ini tidak hanya menentang pendapat bahwa Islam disebarkan melalui pedang, tapi juga mengatakan kepada umat Islam bahwa keimanan adalah masalah antara manusia dengan Tuhan-nya, dan anda tidak bisa ikut campur dalam masalah ini. Setiap orang dipersilakan hidup sesuai dengan keimanannya dan menjalankan ritual keagamaannya. Bagaimanapun, jika ada praktek ritual atas nama agama yang melukai orang lain dan melawan hukum yang berlaku, maka kekuatan hukum di Negara itu harus bertindak, karena praktik ritual yang kejam atas nama agama, tidak pernah diajarkan oleh seorang pun dari Nabi-nabi Allah.
Ini adalah prinsip fundamental untuk menegakkan perdamaian pada tingkat lokal dan juga tingkat internasional.
Lebih dari itu, Islam mengajarkan kepada kita bahwa manakala akibat dari perubahan keimanan Anda, masyarakat atau kelompok, atau pemerintahan mencoba untuk campur tangan dalam ketaatan praktik keagamaan Anda, dan setelah itu kemudian terjadi perubahan yang mendukung Anda, maka hendaklah selalu ingat bahwa Anda janganlah menyimpan kedengkian atau niat jahat. Anda jangan berpikir untuk membalas dendam tetapi harus menegakkan keadilan dan kesetaraan. Al-Quran menyatakan:
يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنوا كونوا قَوّامينَ لِلَّهِ شُهَداءَ بِالقِسطِ ۖ وَلا يَجرِمَنَّكُم شَنَآنُ قَومٍ عَلىٰ أَلّا تَعدِلُوا ۚ اعدِلوا هُوَ أَقرَبُ لِلتَّقوىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبيرٌ بِما تَعمَلونَ
Hai orang-orang-orang yang beriman, hendaklah kamu berdiri teguh karena Allah, menjadi saksi dengan adil; dan janganlah kebencian kepada suatu kaum mendorong kamu bertindak tidak adil. Berlakulah adil, itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui atas apa yang kamu kerjakan. (QS.5 Al-Maidah ayat 9)
Inilah ajaran untuk menegakkan perdamaian dalam masyarakat. Jangan pernah meninggalkan keadilan bahkan kepada musuh Anda sekalipun. Sejarah awal Islam memperlihatkan kepada kita bahwa manakala ajaran ini diikuti, segala tuntuan keadilan terpenuhi. Saya tidak akan memberi banyak contoh tentang ini, tetapi sejarah telah memberikan kesaksian bahwa setelah Kemenangan Mekah, Nabi Muhammad saw tidak melakukan balas dendam kepada mereka yang telah menyiksa beliau melainkan mengampuni mereka dan mempersilakan mereka menganut agama mereka masing-masing. Saat ini, perdamaian akan dapat ditegakkan jika prasyarat keadilan juga diberikan kepada musuh, tidak hanya dalam perang melawan ekstrimis agama, tetapi juga untuk semua perang lainnya. Hanya dengan hal demikian perdamaian bisa lestari.
Di abad terakhir, telah terjadi dua perang dunia. Apapun penyebabnya, jika kita melihat secara mendalam, hanya satu penyebab menonjol, dan itu adalah karena keadilan itu tidak secara benar ditegakkan dalam contoh pertama. Sebagai reaksinya, apa yang dianggap sebagai api yang telah padam ternyata menjadi bara yang terus membakar perlahan, akhirnya meledak dan terbakar serta menyelimuti seluruh dunia untuk kedua kalinya.
Saat ini, keresahan terus meningkat dan peperangan serta tindakan menjaga perdamaian bahkan menjadi faktor pemicu bagi perang dunia. Selain itu, masalah-masalah ekonomi dan sosial saat ini akan menjadi sumber yang memperparah situasi.
Al-Quran telah memberikan beberapa prinsip emas untuk menciptakan perdamaian di dunia. Ini adalah fakta nyata bahwa keserakahan menyebabkan timbulnya permusuhan. Kadang-kadang hal ini terwujud dalam bentuk ekspansi wilayah atau merebut sumber daya alam, yang tentunya untuk memberi kesan superioritas terhadap bangsa lain. Hal ini menyebabkan kekejaman, apakah itu di tangan para pemimpin lalim yang tanpa tanpa ampun merampas hak-hak orang lain dan membuktikan supremasi mereka dalam mengejar kepentingan pribadi mereka atau di tangan kekuasaan kolonial. Terkadang, tangisan dan penderitaan orang-orang yang diperlakukan dengan kejam memanggil dunia luar.
Dan mungkin tepat sekali, bahwa kita telah diajarkan prinsip emas berikut oleh Nabi Suci Islam saw, yaitu: Tolonglah mereka yang dizolimi dan yang menzolimi. Para sahabat Nabi saw bertanya bahwa mereka bisa memahami membantu orang yang dizalimi, tetapi bagaimana mereka bisa membantu orang zalim? Nabi saw menanggapi dengan bersabda, “Dengan menghentikan tangannya dari melakukan kekejaman karena kekejaman yang diluar batas akan membuatnya layak mendapat hukuman Allah”. [3]
Jadi, dari belas kasihan, anda mencoba untuk menyelamatkannya. Prinsip ini melampaui sekat terkecil masyarakat sampai ke tingkat internasional. Dalam hubungan ini, Al-Qur’an mengatakan:
وَإِن طائِفَتانِ مِنَ المُؤمِنينَ اقتَتَلوا فَأَصلِحوا بَينَهُما ۖ فَإِن بَغَت إِحداهُما عَلَى الأُخرىٰ فَقاتِلُوا الَّتي تَبغي حَتّىٰ تَفيءَ إِلىٰ أَمرِ اللَّهِ ۚ فَإِن فاءَت فَأَصلِحوا بَينَهُما بِالعَدلِ وَأَقسِطوا ۖ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ المُقسِطينَ
Dan jika dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah di antara keduanya, maka jika salah satu dari kedua mereka menyerang yang lain, maka perangilah pihak yang menyerang, hingga ia kembali kepada perintah Allah. Kemudian jika ia kembali, damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berbuatlah adil. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat adil.(QS.49, Al-Hujurat 10)
Meskipun ajaran ini adalah tentang umat Islam, namun dengan mengikuti prinsip ini, dasar perdamaian secara universal dapat diletakkan.
Dalam upaya menjaga perdamaian, telah dijelaskan di awal bahwa hal yang paling dibutuhkan adalah keadilan. Dan, jika dengan mengikuti prinsip keadilan upaya menciptakan perdamaian belum berhasil, maka selanjutnya diperlukan langkah yang sama, berjuang bersama melawan pihak yang melakukan pelanggaran (agresor) dan berlanjut sampai beberapa waktu sehingga pihak pelanggar siap untuk berdamai. Setelah pihak agresor siap untuk berdamai, persyaratan keadilan yang diperlukan adalah: Jangan membalas dendam, jangan memaksakan pembatasan atau embargo. Makna keseluruhan adalah disatu pihak dilakukan mengawasi pihak agresor dan pada waktu yang sama mencoba memperbaiki keadaan.
Untuk mengakhiri kerusuhan yang terjadi di beberapa negara di dunia saat ini – dan sayangnya, beberapa negara Muslim justru menonjol di antara mereka – harus dianalisis khususnya oleh negara-negara yang memiliki Hak Veto, untuk memastikan benar atau tidaknya keadilan telah dirusak. Ketika diperlukan bantuan, kekuatan dibentangkan ke arah bangsa-bangsa yang kuat.
Sebagaimana telah saya uraikan, kami memberikan kesaksian akan fakta sejarah dimana dalam sejarahnya pemerintah Inggris selalu menjunjung keadilan dan hal ini telah mendorong saya untuk menarik perhatian Anda semua untuk ikut terlibat dalam masalah ini.
Prinsip lain yang telah diajarkan untuk memulihkan perdamaian di dunia tidak memandangkan mata rakus kepada kekayaan orang lain. Al-Quran mengatakan:
وَلا تَمُدَّنَّ عَينَيكَ إِلىٰ ما مَتَّعنا بِهِ أَزواجًا مِنهُم زَهرَةَ الحَياةِ الدُّنيا لِنَفتِنَهُم فيهِ ۚ
Dan jangan sekali-kali engkau tujukan kedua mata engkau yang telah Kami anugerahkan kepada beberapa golongan dari mereka untuk waktu sesaat –berupa keindahan kehidupan dunia- supaya Kami menguji mereka di dalamnya … (QS.20 Tha Ha ayat:132)
Keserakahan karena iri melihat kekayaan orang lain merupakan penyebab kegelisahan di dunia. Pada tingkat pribadi, ‘Mencontoh cara hidup tetangga” (Keeping up with the Joneses), seperti kata pepatah, telah mengakibatkan keserakahan tanpa akhir dan menghancurkan kedamaian sosial. Kompetisi keserakahan antar bangsa telah dimulai dan menyebabkan kehancuran perdamaian dunia. Hal ini dibuktikan oleh sejarah dan setiap orang yang menggunakan akal dapat menilai bahwa keinginan untuk menguasai kekayaan orang lain menyebabkan timbulnya kecemburuan dan keserakahan serta ini menjadi sumber kerugian.
Inilah mengapa Tuhan Yang Maha Kuasa berfirman bahwa seseorang yang memiliki sumber daya sendiri agar berbagi kepada yang lain. Upaya memperluas wilayah adalah untuk mengambil keuntungan sumber alam. Pengelompokkan bangsa-bangsa dan pembuatan kekuatan blok bertujuan menguasai sumber alam di beberapa negara. Terkait hal ini, beberapa penulis yang sebelumnya bekerja sebagai penasihat pemerintah, telah menulis buku yang secara rinci menjelaskan bagaimana beberapa negara berupaya untuk mengontrol sumber daya bangsa yang lain. Seberapa jauh penulis itu mengungkap kebenaran isinya, hanya mereka yang tahu dan juga Tuhan Maha Mengetahui. Tetapi situasi yang muncul dari membaca kondisi ini adalah menyebabkan penderitaan serius dalam hati warga masyarakat yang tinggal di negara-negara miskin tersebut, dan ini merupakan alasan utama bagi tumbuhnya terorisme dan perlombaan senjata pemusnah masal.
Saat ini, dunia menganggap dirinya lebih bijaksana, lebih sadar dan lebih terdidik dibanding masa lalu. Bahkan di negara-negara miskin banyak terdapat jiwa-jiwa cerdas yang sangat unggul dalam pendidikan di bidang masing-masing. Pikiran-pikiran intelektual yang sangat tinggi bekerja sama dalam pusat penelitian besar dunia. Dalam keadaan seperti itu, kita pasti membayangkan bahwa orang-orang tersebut harus bergabung bersama dan mencoba untuk mengakhiri pemikiran yang salah dan kebodohan di masa lalu yang telah mengakibatkan permusuhan dan telah menyebabkan perang yang mengerikan. Intelek yang dianugerahkan Tuhan dan kemajuan ilmu pengetahuan seharusnya digunakan untuk kemajuan umat manusia dan untuk merumuskan metode yang bermanfaat dari sumber lainnya.
Tuhan telah menganugerahkan setiap negara dengan sumber daya yang seharusnya dimanfaatkan sepenuhnya untuk mengubah dunia menjadi sebuah dunia yang damai. Tuhan telah memberi banyak negara dengan iklim dan lingkungan yang sempurna untuk ditumbuhi beragam tanaman yang berbeda. Perencanaan yang tepat harus diterapkan dengan teknologi pertanian modern, sehingga memperkuat kondisi ekonomi dan juga kelaparan dapat dikurangi di dunia ini.
Negara-negara yang telah dianugerahi dengan sumber daya mineral dipersilakan untuk mengembangkan dan melakukan perdagangan dengan harga wajar dan terbuka, sehingga satu negara dapat memberi manfaat dari sumber daya yang dimiliki negeri lain. Jadi, ini akan menjadi cara yang tepat, cara yang diridhai oleh Allah Taala.
Tuhan Yang Maha Kuasa mengirim para Utusan-Nya kepada manusia agar mereka dapat menunjukkan kepada manusia jalan yang membawa kedekatan manusia kepada Tuhan. Pada saat yang sama, Allah berfirman manusia diberi kebebasan penuh dalam berkeyakinan. Menurut keyakinan kami, hukuman dan ganjaran akan diberikan di alam akhirat, tetapi di bawah sistem yang telah Tuhan tetapkan, yaitu saat kekejaman telah ditimbulkan kepada ciptaan-Nya dan ketika keadilan diabaikan, maka sesuai dengan hukum alam, segala akibatnya akan dilihat di dunia ini juga. Berbagai dampak parah dari ketidakadilan telah terlihat dan kemudian tidak ada jaminan dari dampak yang benar atau salah.
Jalan yang benar untuk menundukkan dunia tersebut adalah setiap upaya harus ditujukan untuk meningkatkan martabat negara-negara miskin.
Masalah utama saat ini adalah krisis ekonomi yang diistilahkan sebagai kredit macet. Aneh kedengarannya, tetapi bukti telah menunjukkan kenyataannya. Al-Quran Suci membimbing kita dengan mengatakan: Hindarilah riba, karena riba adalah tercela dan membahayakan bagi perdamaian domestik, nasional dan internasional. Kita telah diperingatkan, mereka yang menerima riba suatu saat akan menjadi orang yang dirasuki syetan dengan penyakit gila.[4] Jadi setiap Muslim telah diperingatkan untuk menghindari situasi seperti ini, berhenti dalam praktek riba, karena uang yang diperoleh dari riba tidak akan membuat Anda bertambah makmur, walaupun pada suatu sisi, tampak kekayaan itu bertambah. Tidak pelak lagi, waktu itu akan tiba ketika efek sebenarnya tumbuh. Kemudian, kita telah diperingatkan bahwa tidak diperkenankan memasuki bisnis riba, disertai peringatan jika kita melakukannya, maka berperang dengan Tuhan. [5]
Faktor ini sangat jelas dari kredit macet saat ini. Pada awalnya beberapa orang meminjam uang untuk membeli properti, tetapi sebelum mereka bisa memegang kepemilikan properti tersebut, biasanya mereka akan mati terlilit beban utang. Sekarang banyak pemerintah yang terpesona dan tergila-gila dengan utang. Perusahaan-perusahaan berskala besar telah menjadi bangkrut. Beberapa Bank dan lembaga keuangan mengalami krisis dan kemudian menjadi beban pemerintah dengan cara menalangi beban utangnya. Situasi ini terjadi hampir di setiap negara, terlepas dari siapa yang menjadi kaya atau siapa miskin. Anda mengetahui lebih baik dibanding saya tentang krisis ini. Uang dari deposan telah lenyap. Sekarang tergantung pada pemerintah tentang bagaimana dan sejauh mana melindungi mereka. Tapi untuk saat ini, ketenangan pikiran unit keluarga, para pebisnis dan pemimpin pemerintah di sebagian besar negara di dunia telah hancur.
Apakah situasi ini tidak memaksa kita untuk berpikir bahwa dunia sedang menuju ke kesimpulan logis yang peringatannya telah diberikan dengan baik kepada kita? Tuhan Maha Tahu atas apa konsekuensi lebih lanjut dari situasi ini.
Allah telah berfirman: Perdamaian akan terjamin saat perdagangan dijalankan dengan fair dan ketika sumber-sumber alam digunakan secara baik dan adil.
Sekarang saya ingin mengakhiri dengan poin singkat ajaran kami sebagai pengingat bahwa perdamaian sejati di dunia akan terjadi mendekatkan diri kepada Tuhan. Semoga Tuhan menjadikan dunia memahami butir ini, dan mereka dapat memenuhi hak-hak bangsa lain.
Akhirnya, sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada Anda sekalian atas kehadirannya dan mendengarkan penjelasan saya.
Terima kasih banyak.
[1] Tafsir-e-Haqqi, Surah al-Qasas, no. 86, and Fathul-Bari fi Sharh Sahih al-Bukhari, Babu Qaulillahi Ta‘ala Wa’tul-buyuta… and Tuhfatul-Ahwadhi Sharhu Jami‘ it-Tirmadhi, Babu Ma Yaqul
[2] Malfuzat, vol.1, hal.326
[3] Sahih al-Bukhari, Kitabul-Ikrah, Babu Yaminir-Rajuli Li Sahibihi… Hadith no. 6952…
[4] Q.S. 2 Albaqarah: 276
[5] Q.S. 2 Albaqarah: 278-279
Pidato Perspektif Islam Tentang Krisis Global ini adalah diambil dari buku “Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian”