Pemimpin Jamaah Muslim Ahmadiyah seluruh dunia, Khalifatul Masih V, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba, menyampaikan pidato utama pada Konferensi Internasional Humanity First, Sabtu, 3 Maret 2018. Humanity First bekerja di seluruh dunia untuk proyek-proyek kemanusiaan, membangun rumah sakit, membuat sumur air, dan menyediakan klinik kesehatan gratis bagi orang-orang miskin dan terbelakang. Untuk info lebih lanjut bisa mengunjungi www.humanityfirst.org
Konferensi 3 hari ini diadakan di Masjid Baitul Futuh di London, dihadiri oleh lebih dari 220 delegasi dari 27 negara di seluruh dunia. Berikut kami sampaikan transkrip lengkap pidato yang disampaikan oleh Hazrat Mirza Masroor Ahmad atba.

Setelah membaca Tasyahud, Taawuz dan Bismillah, Hadhrat Khalifatul Masih V aba berpidato:
Selama 3 hari ini, Anda semua yang merupakan perwakilan Humanity First dari berbagai negara, telah berkumpul disini untuk menghadiri Konferensi Internasional yang diadakan setelah selang waktu 3 tahun. Saya berharap selama berlangsungnya acara ini, Anda dapat dengan jujur merenungkan upaya apa saja yang telah dilakukan Humanity First untuk memberi manfaat dan melayani umat manusia.
Mudah-mudahan, Anda bisa menganalisa kualitas dan standar pekerjaan Anda di tahun-tahun sebelumnya dan menilai keefektifan berbagai proyek dan skema kemanusiaan yang telah ditetapkan di bawah bendera Humanity First. Saya juga berharap bahwa supaya Anda merumuskan rencana ke depan dan menganalisa bagaimana langkah ke depan dengan memanfaatkan sumber daya di Humanity First dan memikirkan langkah-langkah dan metode baru apa yang dapat diterapkan agar lebih bermanfaat bagi kemanusiaan dan untuk meningkatkan cakupan layanan Humanity First bagi umat manusia.
Tak dapat dipungkiri, dunia saat ini sedang terjadi ketidakpastian dan ketimpangan. Semakin banyak orang yang menderita dan menghadapi kesulitan yang berat. Hampir di seluruh negara mengalami peningkatan dalam hal kegelisahan, kecemasan dan konflik. Dan sebagian besar kekacauan dan penderitaan itu sepenuhnya disebabkan karena ulah manusia sendiri dan perilaku buruk dan ketidakadilan yang dilakukan oleh manusia. Peperangan sedang dikobarkan, konflik berkecamuk dan kekejaman mengerikan terus terjadi. Kita telah menyaksikan terjadinya perang saudara dan juga perang antar negara. Baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional, masyarakat menjadi semakin terpecah dan terkotak-kotak. Hampir setiap hari kita melihat kelompok teroris dan ekstremis melakukan serangan keji dan melakukan kekejaman yang tak terperikan yang menyasar orang-orang yang tidak bersalah.
Begitu juga bencana alam terus terjadi di penjuru dunia sehingga mendatangkan malapetaka dan menyebabkan kehancuran dan kepiluan yang dalam. Jadi tidak diragukan lagi bahwa dunia yang kita tinggali ini penuh dengan gejolak dan malapetaka. Seperti yang saya katakan, penderitaan yang disebabkan oleh perang dan konflik saat ini, sepenuhnya karena perbuatan manusia. Pada saat yang sama, dari sisi pandangan agama kita, bencana alam bukanlah peristiwa kebetulan semata, melainkan dampak dari kelalaian dan kerusakan umat manusia. Kita sangat yakin bahwa Allah taala adalah wujud yang Maha Penyayang dan mencintai ciptaan-Nya, tetapi pada saat yang sama, umat manusia dengan cepat berpaling dari Allah taala dan gagal memenuhi hak-hak-Nya sehingga mereka menjauhkan diri sendiri dari rahmat-Nya. Meskipun demikian, terlepas dari penyebab penderitaan itu, jika kita mengaku sebagai muslim sejati, maka kewajiban dan tugas terpenting kita adalah membantu semua orang yang menghadapi kesulitan dan berusaha meringankan penderitaan dan kesusahan orang lain.
Agama Islam telah mengajarkan kepada kita dua cara utama melayani umat manusia. Cara pertama adalah mengajak orang-orang mendekat kepada pencipta-Nya dan mendorong mereka untuk memenuhi hak-hak-Nya. Jadi kewajiban setiap Muslim sejati adalah berusaha menghilangkan kerenggangan dan kekosongan yang tercipta antara manusia dengan Allah taala. Cara kedua dalam melayani umat manusia, adalah membantu orang-orang pada saat mereka membutuhkan dan memanfaatkan segala sumber daya yang ada untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi mereka yang kekurangan atau menghadapi cobaan dan kesengsaraan. Sungguh, untuk memenuhi dua tujuan utama ini Allah taala telah mengutus Masih Mau’ud as, untuk melayani Rasulullah saw dan mendirikan Jamaah Muslim Ahmadiyah. Dengan rahmat dan karunia Allah, sejak awal, Jamaah kita terus berupaya memenuhi dua tujuan mendasar ini, dan di bawah bimbingan Khilafat Ahmadiyah, kita akan terus melakukannya, Insya Allah.
Tentu saja, Humanity First didirikan untuk memenuhi tujuan kedua kedatangan Hadhrat Masih Mauud as. Sehingga, satu-satunya cita-cita dan harapan Humanity First harus selalu untuk meringankan penderitaan manusia, baik fisik maupun mental. Sebagai sebuah organisasi, tugas inti dari Humanity First adalah sepenuhnya memanfaatkan sumber daya, kemampuan dan keterampilan para pengkhidmat untuk membantu orang miskin dan tidak mampu. Dimanapun orang menghadapi penderitaan material dan atau kekurangan, Humanity First harus berusaha berada di garis terdepan dalam memberikan bantuan. Di dunia manapun, atau dari masyarakat manapun mereka berasal, Humanity First harus berusaha untuk memberikan bantuan kepada mereka yang mengalami kemiskinan atau kesulitan.
Inilah tujuan anda, inilah tugas anda. Seperti inilah agama anda.
Ingatlah bahwa pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, di banyak kesempatan, mengarahkan para Ahmadi dalam untuk melayani orang lain dan memenuhi kebutuhan dan hak-hak umat manusia. Pada suatu kesempatan, Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda:
“Allah taala berulang kali memerintahkan bahwa terlepas dari agama atau etnis, Anda harus menunjukkan cinta dan kasih sayang kepada semua orang. Allah memerintahkan kita untuk memberi makan orang-orang yang lapar, membebaskan orang-orang yang terbelenggu dalam perbudakan, melunasi tunggakan orang yang terjerat dalam hutang, menanggung beban orang lain dan memenuhi hak-hak kecintaan yang tulus kepada manusia.”
Dalam kesempatan lain, Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda:
“Setiap hari, orang-orang harus menganalisa dirinya sendiri, sejauh mana ia peduli terhadap orang lain dan sejauh
mana ia menunjukkan cinta dan kasih sayang kepada saudara-saudaranya. Belas kasih terhadap orang lain merupakan tanggung jawab dan tugas yang besar yang dibebankan kepada manusia.”
Hadhrat Masih Mau’ud as kemudian menyampaikan sebuah Hadits tentang pentingnya melayani orang lain. Hadhrat Masih Mau’ud as menyampaikan:
“Dalam satu hadits diriwayatkan bahwa pada hari Kiamat, Allah taala mengatakan, Aku lapar dan kalian tidak memberi-Ku makan; Aku haus tetapi kalian tidak memberi-Ku minum, Aku sakit tetapi kalian tidak menjenguk dan menghibur-Ku. Maka para hamba bertanya, Wahai Tuhan kami, kapan Engkau lapar dan kami tidak memberi makan Engkau? Kapan Engkau merasa haus dan kami tidak memuaskan dahaga Engkau? Dan kapankah Engkau sakit dan kami tidak menghibur Engkau? Allah taala menjawab bahwa hamba-Ku yang tercinta menderita dengan cara ini tetapi kalian tidak menunjukkan belas kasih atau kebaikan kepadanya. Menunjukkan cinta kepada manusia lainnya sebenarnya menunjukkan kecintaan kepada-Ku. Demikian pula, kepada kelompok lain Allah taala akan mengatakan, cukup, kalian telah menunjukkan cinta dan kasih sayang kepada-Ku. Ketika Aku lapar, kalian memberi-Ku makan dan ketika Aku haus kalian menghilangkan rasa haus-Ku. Mereka kemudian bertanya ‘Ya Tuhan kami, bagaimanakah kami melayani Engkau dengan cara ini? Kami tidak mengenal diri kami sendiri. Sebagai jawabannya Allah taala akan mengatakan, ‘Ketika kalian menunjukkan cinta dan kasih sayang kepada seseorang yang aku sayangi, kalian sebenarnya telah mewujudkan kecintaan kepada-Ku. Dengan demikian, mencintai Makhluk Allah merupakan sesuatu hal yang besar dan sangat dihargai oleh Allah Yang Maha Kuasa.”
Oleh karena itu, sebagai anggota Jamaah Ahmadiyah, kita harus selalu berusaha memenuhi kewajiban kita dalam mengkhidmati orang lain semata-mata karena Allah taala dan dan kita mengerjakannya melalui berbagai cara.
Dengan segenap kemampuan, kita harus berupaya memberi makan mereka yang lapar, menyediakan air kepada mereka yang haus dan merawat orang-orang yang sakit dan menderita dengan cara apapun, serta perawatan yang sesuai, seperti yang terlihat di beberapa cuplikan pendek.
Jadi, Anda semua yang berkhidmat dalam Humanity First harus ingat bahwa ini adalah tujuan Anda, oleh karena itu Anda harus mengerahkan semua energi, dengan sepenuh pengkhidmatan, demi tercapainya tujuan yang beberkat ini. Dan tentu saja, inilah tujuan didirikannya Humanity First, untuk memenuhi tujuan pelayanan kepada orang lain dengan tanpa pamrih. Inilah yang membedakan Anda dengan organisasi lain, sehingga Anda berkhidmat dalam Humanity First ini bukan hanya karena sifat baik atau sebagai tugas duniawi semata; melainkan, pengkhidmatan Anda itu adalah bentuk tuntutan dan panggilan agama. Seperti yang telah saya sampaikan, melayani umat manusia adalah ajaran fundamental Islam.
Islam mengharuskan kita untuk membalut luka-luka orang yang sakit, menghilangkan kecemasan orang-orang yang menderita serta menunjukkan cinta dan kasih sayang tanpa keinginan untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan duniawi. Jadi, dimanapun ada orang yang menderita atau menghadapi kesewenang-wenangan, maka tugas Anda untuk berada di sana, membantu dan mendukung mereka. Selalu mencoba untuk meningkatkan output Anda dan tidak pernah malas atau puas dengan prestasi sebelumnya. Sebaliknya harus menjadi target Anda dalam meningkatkan standar perawatan yang diberikan oleh Humanity First melalui peningkatan layanan dan dengan membantu orang-orang sebanyak mungkin.
Seperti yang saya katakan sebelumnya, perilaku manusia telah berperan langsung dalam menyebabkan perang dan konflik saat ini dan juga menyebabkan bencana alam yang telah terjadi. Namun pada saat yang sama, tentu saja tidak bisa dikatakan bahwa semua orang yang menderita dalam bencana tersebut adalah bersalah; sebaliknya, mereka adalah bagian dari alam, yaitu ketika bencana atau tragedi terjadi, orang yang tidak bersalah atau bersalah semuanya akan terdampak. Oleh karena itu, setiap saat, kita harus meningkatkan kemampuan dan keterampilan kita dengan maksimal untuk menghilangkan kesulitan orang-orang yang tidak bersalah dan memberikan kasih sayang kepada orang-orang yang diliputi kesedihan. Kita harus berada disana untuk menghapus air mata mereka yang
telah kehilangan dan yang mengalami kepiluan hati. Kita harus berada di sana untuk memberikan harapan kepada mereka yang sebelumnya tidak berdaya.
Dengan karunia Allah taala, dalam hal menanggapi banyak bencana alam beberapa tahun terakhir, Humanity First telah mengirimkan tim mereka untuk menyediakan makanan, air, tempat tinggal, dan bentuk bantuan lainnya, seperti yang telah kita lihat di beberapa video yang ditampilkan disini. Demikian pula, Anda sekarang telah mulai menjangkau dan melayani orang-orang yang daerah mereka dilanda peperangan.
Selanjutnya, Anda juga telah menyediakan pendidikan kepada anak-anak dengan membangun sekolah atau melengkapi fasilitas yang sudah ada dengan peralatan yang diperlukan. Anda juga telah menyediakan perawatan kesehatan melalui pendirian rumah sakit atau kamp kesehatan. Terutama di Afrika, Anda telah melakukan beberapa pekerjaan luar biasa dalam mengkhidmati umat manusia. Semoga Allah taala memberkati upaya semua orang yang telah berkontribusi pada pekerjaan ini.
Demikian pula, di Pakistan, di Tharparkur, Anda telah berusaha menyediakan air bersih di desa setempat. Semoga Allah taala mengganjar Anda dalam upaya ini. Disini, saya ingin mengatakan sesuatu tentang cuplikan video yang menampilkan penggalian sumur dan penyediaan makanan di daerah Tharparkur, terlalu banyak musik yang dimainkan. Ketika kita mempersiapkan jenis film dokumenter seperti itu, seharusnya tanpa tanpa musik. Mengapa saya mengatakan ini adalah supaya organisasi atau Humanity First di negara lain tidak memanfaatkan hal ini (untuk meniru). Perkara ini tidak diizinkan. Akan lebih baik jika mereka memasukkan beberapa senandung syair atau nazm.
Selanjutnya, saya ingin membicarakan hal yang lain. Di Guatemala, Humanity First USA telah membangun Rumah Sakit Nasir yang sekarang hampir selesai. Namun jangan berpikir bahwa pembangunan ini merupakan akhir pekerjaan, sebaliknya ini adalah permulaan. Sekarang Anda perlu mendapatkan dokter, perawat, dan staf lain untuk memastikan rumah sakit itu jangan menjadi ‘gajah putih’ (barang mahal namun tanpa guna) tetapi ia hadir untuk memenuhi amanah dan misinya dalam melayani masyarakat setempat dengan menyediakan perawatan kesehatan berkualitas tinggi kepada mereka. Oleh karena itu, Humanity First harus membuat rencana yang tepat untuk memastikan bahwa rumah sakit dapat bekerja secara berkelanjutan dan menjadi sarana melayani kemanusiaan dalam cara sebaik mungkin. Semoga Allah taala memberkati semua proyek Anda saat ini maupun masa akan datang, dan semoga Anda dapat melaksanakan segala perencanaan baik yang telah Anda buat.
Saya berdoa semoga Anda semua dapat menjalankan tanggung jawab Anda dengan sungguh-sungguh, dan menumbuhkan semangat ketulusan, kerendahan hati, dan dedikasi sejati di dalam diri Anda. Dan yang paling penting, Anda harus selalu mengingat bahwa kesempatan apa pun yang Anda miliki untuk melayani sesama manusia adalah karena berkat dan karunia dari Allah taala, dan berkat Anda mengikuti ajaran Islam yang sejati sebagaimana diajarkan kepada kita oleh Hadhrat Masih Mau’ud as. Setiap kesempatan yang Anda dapatkan adalah karena Anda merupakan bagian dari Jamaahnya.
Selanjutnya, setiap keberhasilan Humanity First bukan karena kualitas setiap ketua atau direktur, bukan pula karena kemampuan setiap individu. Sebaliknya, semua itu karena berkat dan karunia Allah taala yang telah Dia berikan kepada para pengikut Hadhrat Masih Mau’ud as. Jadi, dari sisi ini, setiap Ahmadi yang berkhidmat dalam Humanity First harus senantiasa bersyukur kepada Allah taala atas kesempatan yang diberikan untuk melayani dan untuk mendapat berkat dan pahala-Nya. Selain itu, agar pekerjaan dan pengkhidmatan Anda diberkati, maka sangat penting bagi Anda supaya tetap menjadi Ahmadi yang setia dan taat setiap saat. Jika tidak, segala upaya Anda akan sia-sia dan Anda tidak ubahnya akan menjadi seperti organisasi duniawi pada umumnya.
Terakhir, saya berdoa mudah-mudahan Humanity First terus maju dan dapat memenuhi tujuannya dalam melayani kemanusiaan, tanpa memandang kasta, keyakinan atau ras di seluruh dunia. Semoga Allah taala merindhoi Anda semua atas upaya tulus Anda, dan semoga dapat meningkatkan pelayanan Anda kepada kemanusiaan. Aamiin.
Sumber: Review of Religions
Penerjemah: Kaninda Lubis
Editor: Khaeruddin Ahmad Jusmansyah