Puasa Ramadhan dalam Islam, Manfaat dan Keutamaannya

manfaat puasa ramadhan

Puasa Umat Islam

Maulvi Sher Ali

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. (QS Al-Baqarah [2]: 184)

Dalam ayat di atas, pertama umat Islam diberi tahu bahwa puasa bukanlah amalan baru. Puasa bukanlah beban yang ditetapkan untuk mereka; puasa adalah ibadah yang sudah sangat lama dan semua kaum sebelum Islam atau para nabi utusan Allah telah diperintahkan untuk berpuasa.

Kedua, Umat Islam diberitahu bahwa mereka tidak boleh menganggap sebagai beban yang tidak bermanfaat. Puasa diperintahkan kepada mereka untuk kebaikan mereka sendiri, dan manfaat utama yang akan mereka peroleh adalah mereka akan terlatih menjadi orang yang bertakwa.

Puasa dan Takwa

Bagaimana puasa itu mengarahkan kepada takwa? Untuk memahami hal ini, kita harus melihat apa yang harus dilakukan oleh orang yang berpuasa. Ia harus menahan nafsu makannya sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, sepanjang bulan Ramadhan. Ia mungkin memiliki banyak makanan dan minuman halal dan toyyib, tetapi karena taat kepada perintah Allah, ia tidak boleh menyentuhnya selama berpuasa.

Sekarang, ketika seseorang telah menghindarkan diri dari makan makanan yang seharusnya halal baginya, semata karena ingin meraih keridhaan Allah, akan lebih mudah baginya untuk menghindarkan diri dari sesuatu yang diharamkan oleh Allah.

Misalnya, saat berpuasa, jika ia tidak memakan makanan yang ia peroleh dengan cara yang halal dan ia terus menahan ini selama satu bulan penuh, maka bagimana mungkin akan memakan makanan yang diperoleh dengan cara yang tidak halal? Demikianlah puasa membawanya pada ketakwaan.

Puasa Menjauhi Perkataan Dusta

Sekali lagi, bukan hanya menahan makan dan minum, seorang Muslim juga diharuskan untuk menjauhkan diri dari segala macam perkataan dusta dan perbuatan dusta.

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Terkait:   Niat Puasa dan Doa Berbuka Puasa

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).

Supaya puasa diterima, maka orang yang berpuasa juga harus menahan diri dari segala perkataan buruk atau perbuatan jahat.

Demikian pula, Rasullullah (saw) bersabda:

وإذا كان يوم صوم أحدكم فلا يرفث، ولا يصخب، فإن سابّه أحد أو قاتله فليقل: إني امرؤ صائم

Puasa itu adalah perisai. Maka jika seorang dari kalian tengah berpuasa, janganlah ia berkata-kata kotor dan berlaku tidak terpuji. Dan jika ada seorang yang mencela atau mengajaknya bertengkar, maka hendaklah ia berkata kepada orang itu, ‘Sesungguhnya saya tengah berpuasa’. (HR Bukhari)

Perhatikanlah bagaimana tujuan puasa tidak hanya mengajarkan kepada seorang Muslim untuk menjalani kehidupan yang suci dan bersih, tetapi juga mengajarkan supaya menjalani hidup sebagai masyarakat yang cinta damai.

Puasa dan Kedermawanan

Kemudian, orang yang berpuasa tidak hanya diwajibkan menghindari segala bentuk kejahatan, tetapi ia juga diperintahkan untuk memperbanyak amal kebaikan. Disebutkan bahwa Rasulullah (saw) adalah orang yang paling dermawan dalam kebaikan, tetapi pada bulan Ramadhan beliau paling dermawan melebihi angin yang berhembus.

كان النبي صلى الله عليه وسلم أجود الناس بالخير وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل فيدارسه القرآن وكان جبريل عليه السلام يلقاه كل ليلة في رمضان حتى ينسلخ يعرض عليه النبي ﷺ القرآن فإذا لقيه جبريل عليه السلام كان أجود بالخير من الريح المرسلة

“Adalah Nabi orang yang paling dermawan dalam kebaikan dan sifat dermawannya semakin bertambah pada bulan Ramadhan tatkala malaikat Jibril menemui Beliau untuk mengajarkan Al-Qur’an. Jibril biasa mendatangi beliau setiap malam bulan Ramadhan hingga berakhirnya bulan tersebut. Pada setiap malam itu Nabi senantiasa memperdengarkan bacaan Al-Qur’annya kepada Jibril. Apabila Jibril menjumpai beliau maka beliau sangat dermawan pada kebaikan melebihi angin yang berembus.” (HR. Al-Bukhari 1769 dan Muslim 4268)

Jadi, puasa adalah semacam latihan yang dilakukan seorang Muslim supaya memudahkan dirinya terhindar dari segala jenis keburukan dan menjadikan mereka masyarakat yang damai dan taat hukum, serta menjadikan mereka berbuat baik kepada sesama.

Terkait:   Tujuan Puasa Untuk Pensucian Rohani

Membantu Fakir Miskin

Puasa juga memiliki tujuan lain. Orang-orang kaya dan berada diperintakan oleh Islam untuk membantu saudara-saudara mereka yang kekurangan; dan puasa dilakukan supaya mereka dapat memenuhi tujuan ini. Dengan berpuasa mereka dapat merasakan dan menyadari bagaimana kesulitan dan penderitaan orang-orang miskin dan kurang mampu. Sering terjadi orang-orang miskin tidak memiliki apa-apa untuk dimakan, bahkan mereka terus menahan lapar sampai berhari-hari. Tetapi orang kaya yang jarang mengalami kelaparan, tidak merasakan laparnya orang miskin.

Jadi puasa menciptakan kesadaran seperti itu. Mereka ikut berpuasa, tidak makan dan minum mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari, sehingga mereka ikut merasakan sedikit rasa lapar dan haus, dan benar-benar menyadari bagaimana penderitaan para fakir miskin. Dengan demikian dalam diri mereka timbul rasa simpati dan kasih sayang terhadap fakir miskin.

Selain itu, puasa juga memiliki hikmah tersendiri bagi fakir miskin.

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman: “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

Dengan demikian puasa adalah amalan yang sangat utama dan mendatangkan pahala yang tinggi, dan hikmah yang dapat diambil oleh fakir miskin adalah jika mereka dalam kemiskinan itu mereka jalani dengan penyerahdirian sepenuhnya kepada Allah, sebagai orang yang berpuasa menanggung rasa lapar dan haus dalam ketaatan kepada-Nya, maka mereka akan berhak atas pahala yang sama yang dijanjikan kepada setiap orang yang berpuasa.

Terkait:   Lailatul Qadr, Lebih Baik dari 1000 bulan (83 Tahun)

Masih banyak manfaat puasa, tetapi beberapa yang saya jelaskan di atas cukup untuk menunjukkan kebenaran firman Allah yang berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana telah di-wajibkan atas orang-orang sebelummu supaya kamu terpelihara dari segala keburukan.

“Beberapa hari yang telah ditentukan bilangannya, maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan, maka hendaklah ia berpuasa sebanyak itu pada hari-hari lain, dan bagi orang-orang yang tidak sanggup berpuasa hendaklah membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Dan barangsiapa berbuat kebaikan dengan rela hati maka hal itu lebih baik baginya. Dan berpuasa itu lebih baik bagi-mu jika kamu mengetahui.”

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan yang nyata mengenai petunjuk dan Furqān. Maka barangsiapa di antaramu hadir pada bulan ini hendaklah ia berpuasa di dalamnya, tetapi barangsiapa sakit atau dalam perjalanan, maka berpuasalah sebanyak bilangan itu pada hari-hari lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan Dia tidak menghendaki kesukaran bagimu, Dia menghendaki supaya kamu menyempurnakan bilangan itu dan supaya kamu mengagungkan Allah, karena Dia telah memberi petunjuk kepadamu dan supaya kamu bersyukur.” (QS Al-Baqarah: [2]: 184-186)

Sumber: Alislam.org

Leave a Reply

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.