Hazrat Mirza Masroor Ahmad
Pidato Peresmian Masjid Masroor, South Virginia, USA, 3 November 2018
Para tamu yang terhormat, Assalamualaikum warohmatullahi wa barokaatuhu.
Sebelum melangkah lebih jauh, dalam kesempatan ini saya ingin berterima kasih kepada para tamu yag telah menerima undangan kami dan bergabung bersama kami di acara peresmian masjid ini.
Sebenarnya mengucapkan terima kasih kepada anda merupakan bentuk kewajiban dalam agama saya, Rasulullah saw mengajarkan bahwa seseorang yang tidak bersyukur kepada sesama manusia tidak dapat bersyukur kepada Allah. Sebagian besar masyarakat yang tinggal di kota ini adalah non-Muslim dan jumlah Muslim Ahmadi di daerah ini sangat kecil.
Namun, terlepas dari jumlah kami yang kecil, para pejabat daerah dan penduduk setempat telah mengizinkan kami untuk membangun masjid ini. Hal ini menunjukkan keterbukaan hati Anda dan bentuk toleransi yang tinggi. Selain itu, bergabungnya Anda dalam acara keislaman, meskipun sebagian besar Anda bukan Muslim, mencerminkan keterbukaan Anda. Karena sifat toleran Anda telah berhasil menerima dan mengintegrasikan komunitas baru ke dalam masyarakat setempat.
Di zaman ini, kita semua menyadari bahwa pada umumnya Islam menerima perhatian negatif dari media. Penyebab utama peliputan yang buruk itu adalah minoritas yang menyebut diri mereka muslim yang telah diradikalisasi dan bertindak sangat tercela, seraya membenarkan tindakan penuh kebencian mereka atas nama Islam. Akibatnya, banyak non-Muslim yang keberatan dan takut terhadap Islam.
Bahkan, semakin hari, orang-orang telah menganggap Islam sebagai ancaman bagi masyarakat yang mengajarkan ekstremisme dan kekerasan. Namun terlepas dari hal tersebut tindakan penduduk setempat untuk menyetujui pembangunan masjid ini, dan hadir dalam peresmiannya merupakan hal yang sangat terpuji sehingga sepatutnya saya mengungkapkan penghargaan yang tulus dan rasa syukur sepenuh hati kepada Anda semua. Saya juga ingin meyakinkan Anda bahwa gambaran negatif Islam yang disampaikan oleh media-media sangat bertentangan dengan dengan hal yang sebenarnya.
Islam Agama Damai
Tindakan tercela dari kelompok atau pribadi tertentu yang mengatasnamakan Islam untuk membenarkan kekerasan dan ekstremisme, tidak ada kaitannya dengan ajaran Islam yang hakiki. Ajaran Islam adalah perdamaian, cinta, kerukunan, dan persaudaraan. Bahkan, arti harfiah kata ‘Islam’ adalah ‘damai’. Ketika nama dan fondasi Islam adalah perdamaian, maka mustahil bagi agama ini mengajarkan atau mengizinkan hal-hal yang merusak kedamaian ketenangan masyarakat.
Bahkan, ajaran agama Islam adalah menumbuhkan perdamaian, menyebarkan cinta dan kasih sayang di antara umat manusia. Tentu saja, ini merupakan hal yang kami pelajari dari Al-Quran, yang merupakan Kitab Suci kami, sumber paling otentik dari hukum-hukum dan pengajaran Islam. Dari awal sampai akhir, Al-Qur’an merupakan kitab perdamaian yang mengabadikan nilai-nilai universal manusia dan hak asasi. Ajaran Islam bertujuan menyatukan umat manusia di bawah bendera kemanusiaan dan menjamin hak setiap individu untuk hidup dengan bebas, setara, merdeka dan penuh keadilan.
Tercantum dalam Al-Qur’an bahwa Allah mengutus para nabi ke dunia agar mereka menanamkan nilai-nilai dasar kemanusiaan dan mengajarkan akhlak. Mereka dikirim untuk meningkatkan hubungan manusia dengan Sang Maha Kuasa dan menarik perhatian umat manusia supaya memenuhi hak satu sama lain. Sebagai Muslim, kami percaya bahwa untuk memenuhi tujuan-tujuan besar ini, Allah taala mengirim para utusan-Nya kepada semua bangsa. Dan sejarah agama-agama besar telah mempersaksikan bahwa semua Nabi menjalankan dan mengajarkan standar akhlak dan kebajikan yang paling tinggi.
Oleh karena itu, ajaran Islam itu menyatukan umat manusia dan menumbuhkan semangat saling cinta dan menghormati semua orang, tanpa memandang latar belakang ras, agama atau sosial. Islam adalah agama yang meruntuhkan pembatas-pembatas dan mendorong dialog yang damai dan toleran. Jadi tidak dapat terbayangkan seorang Muslim sejati akan menganiaya atau menentang agama lain atau pengikutnya. Dimanapun dan kapanpun, Islam tidak akan pernah mempromosikan ekstremisme atau mendorong kekerasan dalam bentuk apapun.
Di mana pun dan kapan pun seorang Muslim melakukan serangan teroris atau melakukan segala bentuk radikalisme atau perilaku fanatik, maka ia telah menyimpang jauh dari ajaran Islam. Orang-orang yang melakukan tindakan seperti itu hanyalah mencemarkan nama baik dan kemurnian Islam.
Islam Rahmatan lil Alamin
Dalam Surah pertama Al-Qur’an, Allah telah menyatakan bahwa Dia adalah ‘Tuhan Semua Alam (Robbul ‘alamiin), Wujud yang Menyediakan dan Memelihara seluruh umat manusia.
Hal ini artinya, Allah merupakan Penyedia dan Pemelihara semua orang, tidak peduli apa keyakinan atau agama mereka. Karena rahmat dan kasih sayang Allah itu, semua orang mendapatkan berkah dan buah di dunia, bahkan mereka yang mengingkari wujud Allah atau tidak beragama. Oleh karena itu, setiap Al-Quran menyatakan bahwa Allah adalah ‘Tuhan semesta alam’, Al-Quran juga menyatakan bahwa Dia adalah Maha Pemurah dan Penyayang.
Demikian pula, dalam Al-Qur’an, Allah telah menyatakan bahwa Nabi Muhammad adalah ‘rahmat bagi semua manusia’. Tanpa diragukan lagi, di setiap hidup beliau, Nabi Muhammad saw mewujudkan cinta dan rasa hormat yang luar biasa kepada semua orang. Hati beliau yang murni nan mulia itu dipenuhi dengan kasih sayang, dan setiap saat beliau berupaya melakukan perbaikan bagi umat manusia meringankan penderitaan orang lain. Beliau mengajarkan para pengikutnya untuk menghormati dan menghargai semua orang. Sebagai contoh, pada satu kesempatan Nabi Muhammad yang sedang duduk segera berdiri sebagai tanda penghormatan ketika beliau melihat ada prosesi pemakaman. Setelah itu, salah seorang sahabat mengatakan bahwa jenazah itu adalah orang Yahudi, bukan seorang Muslim. Mendengar ini, Nabi Muhammad saw bersabda ‘apakah dia bukan manusia?’
Hal ini telah mencerminkan kecintaan yang dalam dalam hati Rasulullah untuk semua umat manusia. Hal ini juga menunjukkan bagaimana beliau memberi teladan kepada pengikutnya untuk memperlakukan orang-orang dari semua agama dan keyakinan dengan kasih sayang dan menghormati perasaan dan keperluan mereka.
Islam dan Kebebasan Beragama
Selain itu banyak orang bertanya, apakah Islam mendukung kebebasan beragama. Untuk menjawab hal ini, saya akan memberikan sebuah contoh di masa Rasulullah saw.
Suatu ketika, delegasi Kristen dari kota Najran datang bertemu kepada Rasulullah di Madinah. Selang beberapa waktu, orang-orang Kristen mulai gelisah dan Nabi (saw) bertanya apakah ada sesuatu yang salah. Orang-orang Kristen memberi tahu bahwa waktu sudah tiba bagi mereka untuk ibadah kebaktian mereka. Setelah itu, Nabi saw mempersilakan orang-orang Kristen untuk beribadah di masjid beliau sendiri di Madinah, sesuai dengan tata cara dan kebiasaan mereka.
Melalui sikap mulia dan murah hati ini, Rasulullah saw telah memberikan contoh toleransi, kebebasan beragama dan beribadah kepada semua orang. Tetapi sebagian orang mempertanyakan mengapa ada perang yang dilakukan oleh umat Islam awal.
Oleh karena itu, izinkan saya menjelaskan bahwa manakala Islam mengizinkan penggunaan kekuatan, maka izin tersebut tidak pernah diperuntukkan untuk menaklukkan wilayah atau memaksa orang-orang beriman kepada Islam, sebaliknya ketika Al-Qur’an memerintahkan umat Islam awal menggunakan kekuatan, ditetapkan secara jelas bahwa izin tersebut diberikan untuk membangun perdamaian dan keamanan, dan memastikan tegaknya kebebasan beragama dan kebebasan berkeyakinan.
Hal ini menjelaskan bahwa penggunaan kekuatan bukan diberikan untuk menyelamatkan Islam, tetapi untuk melindungi hak semua orang dan semua agama, dan untuk menjamin hak berkeyakinan setiap kelompok sesuai dengan kehendak masing-masing. Oleh karena itu, dalam Al-Quran Surah Al-Hajj [22]: 41 izin pertama yang diberikan kepada umat Islam untuk berperang secara defensif, dijelaskan bahwa musuh-musuh Islam saat itu mengobarkan perang melawan Muslim bukan karena alasan pribadi, nasional atau politik; sebaliknya mereka termotivasi oleh kebencian terhadap agama itu sendiri.
Ayat tersebut menegaskan bahwa jika umat Islam tidak mengambil langkah tegas untuk menghentikan kekejaman dan ketidakadilan mereka, maka akan menyebabkan hancurnya semua agama dan tidak akan ada lagi kebebasan berkeyakinan. Ayat tersebut secara tegas mengatakan bahwa gereja, sinagog, kuil, masjid atau tempat ibadah lainnya tidak akan aman jika mereka tidak diizinkan untuk berperang atau serangan mereka tidak dibalas.
Jadi, Al-Qur’an tidak melarang atau membatasi kebebasan, sebaliknya piagam kebebasan beragama pertama dan terpenting di dunia adalah Al-Quran itu sendiri. Selanjutnya, karena Islam telah mengabadikan kebebasan berkeyakinan sebagai hak asasi manusia, secara alami masjid yang benar adalah simbol kebebasan beragama yang menyebarkan cinta, saling menghormati, dan welas asih.
Tentu saja, saya berharap bahwa dalam interaksi Anda dengan Muslim Ahmadi sebelumnya, Anda hanya akan merasakan semangat cinta dan rasa hormat dari mereka terhadap Anda. Sekarang masjid ini telah diresmikan, semangat ini akan terus meningkat dan pesan perdamaian dan kemanusiaan kami akan semakin bergema segala arah. Muslim Ahmadi setempat akan meningkatkan upaya mereka untuk memenuhi hak-hak para tetangga masjid ini.
Al-Qur’an berulang kali memerintahkan umat Islam untuk memenuhi hak-hak tetangga dan memperlakukan mereka dengan penuh cinta dan kasih sayang. Saya harus menegaskan bahwa tetangga kami tidak hanya mereka yang tinggal dekat masjid atau dekat dengan tempat tinggal Muslim Ahmadi; sebaliknya menurut Al-Quran ruang lingkup tetangga lebih luas lagi, termasuk diangaranya rekan kerja, bawahan, teman dalam perjalanan dan lainnya. Intinya, semua orang di kota ini adalah tetangga kami dan Islam mewajibkan kami untuk memperlakukan mereka dengan cinta, kebaikan, dan kemurahan hati.
Saya berdoa semoga Muslim Ahmadi di sini dapat mewujudkan apa yang saya katakan. Dan secara pribadi dapat mencerminkan ajaran inti Islam berupa cinta dan kemanusiaan melalui kata-kata dan perilaku mereka, setiap saat. Semoga mereka dapat menyebarkan pesan perdamaian dan kebaikan Islam, tidak hanya di lingkungan sekitar mereka tetapi juga di seluruh negeri.
Semoga Muslim Ahmadi setempat memperlakukan tetangga mereka dan semua anggota masyarakat lainnya dengan cinta dan empati, sehingga berbagai ketakutan yang ada dalam pikiran non Muslim dapat hilang. Saya berdoa semoga ajaran-ajaran mulia Al-Quran dapat diterapkan oleh Muslim Ahmadi sehingga masyarakat setempat dapat melihat Islam hakiki.
Semoga akhlak damai dan kebaikan dari Nabi Muhammad, yang merupakan manifestasi sempurna ajaran Al-Quran, nampak kepada orang-orang di sini, di Amerika Serikat dan sekitarnya. Saya juga berdoa dengan tulus semoga semua orang dari semua keyakinan, baik di tingkat lokal, regional, nasional atau internasional, dapat bersatu untuk tujuan bersama, menyebarkan perdamaian di dunia.
Dari hati terdalam, saya berdoa semoga setelah kita meninggalkan dunia ini, keturunan kita dan generasi masa depan dapat mengingat kita dengan cinta dan kasih sayang. Semoga mereka dapat mengatakan bahwa para pendahulu mereka telah melakukan segala upaya untuk menumbuhkan semangat cinta, kedamaian dan persaudaraan di antara umat manusia dan mewariskan dunia yang damai dan indah. Tentunya, kita tidak ingin sebaliknya – bahwa anak-anak kita mengingat kita dengan penghinaan dan menganggap kita sebagai dalang yang menghasut peperangan, yang menghancurkan masa depan mereka dan hanya meninggalkan jejak-jejak peperangan dan kehancuran.
Jadi, untuk melindungi generasi masa depan, maka penting bagi kita untuk menyampingkan perbedaan-perbedaan kita, dan fokus untuk memenuhi hak-hak satu sama lain dan melayani manusia. Kita memiliki tanggung jawab untuk mewariskan dunia yang damai dan makmur bagi generasi selanjutnya. Untuk mencapai tujuan besar ini kita harus mengeluarkan semua energi untuk memperjuangkan perdamaian. Prinsip dasar Islam adalah untuk memberi penghormatan yang tinggi kepada semua agama dan pendirinya. Seperti telah saya sampaikan di awal, kami meyakini semua nabi, sehingga Muslim sejati tidak mungkin menentang mereka atau ajaran mereka.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita menghormati keyakinan atau agama orang lain, terlepas dari ras atau status sosial seseorang. Melalui kata-kata ini, saya berharap dan berdoa semoga Allah memberi kita kemampuan untuk memainkan peran kita masing-masing dalam mengakhiri konflik yang telah melanda dunia dan menghapus segala bentuk ketidakadilan dan intoleransi. Saya berdoa semoga kita mewariskan dunia yang penuh cinta dan kasih sayang, bukannya dunia yang penuh kebencian dan permusuhan.
Semoga semua orang menyadari nilai-nilai hakiki dalam melakukan kebajikan, bukannya memenuhi kepentingan pribadi secara egois. Akhir kata, saya berdoa semoga masjid ini dapat menjadi sumber cahaya yang bersinar dan sebagai sarana persatuan dan harapan. Aamiin.
Sekali lagi terima kasih telah bergabung bersama kami hari ini. Semoga Allah memberkati Anda semua. Terima kasih.
Sumber: Review of Religions
Penerjemah: Jusmansyah
Editor: Damayanti Natalia