Waktu bagi Kemenangan Universal Islam
Di masa Ini Tabligh Islam dan Kebangkitan Islam akan selalu terkait dengan pengutusan Al-Masih yang dijanjikan.
Waktu bagi Kemenangan Universal Islam
Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih al-Khaamis (ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz) pada 07 Agustus 2020 (Zhuhur 1399 Hijriyah Syamsiyah/17 Dzulhijjah 1441 Hijriyah Qamariyah) di Masjid Mubarak, Tilford, UK (United Kingdom of Britain/Britania Raya)
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضالِّينَ. (آمين)
هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ — يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّٰهُ اِلَّآ اَنْ يُّتِمَّ نُوْرَهٗ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ
Terjemah dari ayat-ayat tersebut [dari Surah at-Taubah, 09: 32-33] adalah: Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan tiupan mulut mereka, padahal Allah Ta’ala menyempurnakan cahaya-Nya, walau pun orang-orang kafir tidak menyukai.
Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama, meskipun orang-orang musyrik tidak menyukai.
Hari ini adalah tanggal 7 Agustus dan berdasarkan kalender Jemaat Ahmadiyah UK, hari ini adalah hari pertama Jalsah Salanah UK. Namun, dikarenakan wabah yang tersebar di seluruh dunia, pada tahun ini Jalsah Salanah tidak bisa diselenggarakan. Semoga Allah Ta’ala segera membuat situasi kembali seperti biasa dan demikian juga kita bisa menyelenggarakan Jalsah dengan segala tradisinya sebagaimana yang selalu kita laksanakan dan meningkatkan kecintaan serta persaudaraan dengan bertemu satu sama lain dan dengan menyimak program-program Jalsah Salanah dapat menciptakan sarana untuk memperbaiki ilmu dan keadaan kerohanian kita sebagaimana sebelumnya.
Bagaimana pun, sampai batas tertentu MTA telah berupaya untuk mengisi kekosongan ini. MTA membuat program yang menayangkan pidato-pidato saya di Jalsah Salanah berbagai negara pada tahun sebelumnya. Demikian juga mereka akan membuat beberapa program secara langsung. Diharapkan ini akan membantu untuk menghapuskan dahaga para anggota Jemaat akan ilmu dan agama, insya Allah. Oleh karena itu sambil duduk di rumah hendaknya Anda sekalian secara khusus saksikanlah program-program tersebut selama tiga hari ini. Bersamaan dengan itu saya berpemikiran bahwa berkenaan dengan karunia-karunia Allah Ta’ala yang turun sepanjang tahun ini yang untuk hal tersebut daripada menyampaikan laporan tahun lalu, malahan saya hendak menyampaikan di MTA laporan terbaru tahun ini supaya menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan para anggota Jemaat.
Meskipun, dikarenakan keadaan yang terjadi sejak 6-7 bulan ke belakang ini, ada beberapa program yang dengan pergi ke luar akan memberikan hasil lebih baik, namun dengan karunia Allah Ta’ala, langkah kemajuan Jemaat terus melaju, dan secara khusus banyak orang telah menulis surat kepada saya mengenai perubahan-perubahan istimewa yang terjadi dalam hal tarbiyat dan hubungan dengan Jemaat. Dari segi ini, banyak yang menulis bahwa dalam diri mereka dan anak-anak mereka timbul perbaikan dalam hal jalinan dengan Jemaat.
Singkatnya, sebagaimana yang telah saya sampakan, saya akan menyampaikan sebuah laporan. Pada tahun-tahun yang lalu, laporan yang biasanya saya sampaikan pada hari kedua Jalsah, pun dikarenakan terbatasnya waktu sehingga sebagian besarnya tidak dapat tersampaikan dan tidak bisa tersampaikan seluruhnya. Kali ini karena tersedia sedikit kesempatan, maka saya memutuskan untuk menyampaikan sebagian dari laporan tersebut dalam Khotbah Jumat dan kemudian sebagian lainnya akan disampaikan secara langsung di Hall pada hari minggu sore. Meskipun laporan tersebut tidak bisa saya sampaikan seluruhnya dalam khotbah hari ini dan pidato yang insya Allah akan saya sampaikan pada lusa sore, namun insya Allah beberapa peristiwa yang menggugah iman akan saya sampaikan.
Sebelum menyampaikan berbagai aspek khusus laporan ini, saya akan sampaikan sabda-sabda Hadhrat Masih Mau’ud (as) yang di dalamnya sampai batas tertentu menjelaskan ayat-ayat yang telah saya tilawatkan tadi dan akan nampak juga pernyataan-pernyataan beliau (as) yang jelas dan terbuka bahwa sekarang ini tabligh Islam dan masa kebangkitan Islam yang kedua ini akan berkaitan dengan diri beliau (as).
Kendatipun terdapat segala macam penentangan, Jemaat beliau ini insya Allah akan menghasilkan buah, berkembang dan tersebar luas. Ini adalah janji Allah Ta’ala. Laporan dan peristiwa-peristiwa yang akan saya sampaikan itu sendiri akan menunjukkan bahwa pendakwaan beliau (as) ini bukan sekedar pendakwaan, bahkan dukungan dan pertolongan Allah Ta’ala menyertai beliau (as) dan Jemaat beliau (as), dan tidak ada suatu kekuatan dunia yang bisa menghalangi kemajuan ini.
Hadhrat Masih Mau’ud (as) bersabda,
“Kurang lebih dua puluh tahun telah berlalu sejak saya menerima ilham ayat Al-Quran ini, dan itu adalah, هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ () ‘Tuhan yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar supaya Dia memenangkan agama-Nya atas seluruh dunia’, dan kepada saya diberikan pemahaman mengenai pengertian ilham ini bahwa saya telah diutus oleh Allah Ta’ala supaya Islam unggul diatas seluruh agama melalui perantaraan tangan saya. Mengenai hal ini ingatlah bahwa dalam Al-Qur’an terdapat satu nubuatan agung yang mengenainya para Ulama Muhaqqiqiin (para cendekiawan peneliti) sepakat bahwa ini akan terpenuhi di tangan Masih Mau’ud (Imam Mahdi).
Jadi, sebegitu banyak awliyaa dan abdaal yang berlalu sebelum saya, tidak ada satu orang pun dari antara mereka yang menetapkan dirinya sebagai penggenapan dari nubuatan ini dan tidak juga mendakwakan bahwa ayat tersebut diilhamkan kepadanya untuk mendukungnya, namun ketika masa saya telah tiba, maka diilhamkan kepada saya dan diberitahukan kepada saya, ‘Penggenapan dari ayat ini adalah engkau dan hanya dengan engkaulah dan hanya di zaman engkaulah keunggulan agama Islam atas agama-agama lainnya akan terbukti.’”
Kemudian beliau (as) bersabda,
“Hanya Islam-lah agama yang hidup. Hanya Islam-lah yang musim seminya selalu datang, sedangkan pepohonannya selalu hijau dan menghasilkan buah manis dan lezat. Selain Islam, tidak ada agama lain yang memiliki keistimewaan ini. Jika keistimewaan ini dicabut darinya, maka ia pun akan mati. Namun, Islam tidaklah demikian. Ini adalah agama yang hidup. Allah Ta’ala pada setiap zaman membuktikan kehidupannya. Oleh karena itu, pada zaman ini pun Dia dengan karunia-Nya telah menegakkan Jemaat ini supaya menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang hidup, dan supaya ma’rifat Tuhan meningkat dan timbul keyakinan kepada-Nya yang sedemikian rupa membakar dosa dan kekotoran serta menyebarkan kebaikan dan kesucian.”
Setelah kutipan-kutipan Hadhrat Masih Mau’ud (as) tersebut, sekarang saya akan sampaikan beberapa bagian dari laporan. Dengan karunia Allah Ta’ala, pada tahun ini di seluruh dunia selain Pakistan, telah berdiri Jemaat-jemaat baru sejumlah 288, dan selain Jemaat-jemaat baru tersebut di seribu tempat baru, bahkan lebih dari seribu, di 1040 tempat baru untuk pertama kalinya benih Jemaat telah ditanam.
Dalam hal masuknya Jemaat ke tempat-tempat baru dan berdirinya Jemaat-jemaat baru, Sierra Leone menempati posisi pertama. Di sana telah berdiri 40 Jemaat baru. Selanjutnya Kongo Kinshasa, di sini berdiri 31 Jemaat.
Di peringkat ketiga ialah Ghana, di sana berdiri 23 Jemaat baru. Selain itu, banyak negara lainnya yang di sana telah berdiri Jemaat sejumlah 10 (sepuluh) atau 12 (dua belas), 8 (delapan) atau 9 (sembilan), 2 (dua) atau 3 (tiga). Di antaranya Gambia, Liberia, Benin, Pantai Gading (Ivory Coast), Niger, Senegal, Guinea Bissau, Tanzania, Guinea-Conakry, Nigeria, Togo, Sao Tome, Kamerun, Turki, Kongo, Brazil, Uganda dan demikian juga banyak negara lainnya.
Mu’allim setempat kita di Kongo Kinshasa, Bapak Hamid Ahmad menuturkan, “Di kampung Lokicagu, seorang Imam Sunni (ahlus Sunnah) di sana, Bapak Utsman menyimak program tabligh kita melalui Radio FM lalu beliau pergi ke masjid kita dan mengajukan berbagai pertanyaan. Beliau diberikan jawaban-jawaban yang memuaskan atas pertanyaan-pertanyaannya tersebut. Lebih lanjut, diberikan pula kepada beliau Terjemahan Al-Qur’an Jemaat dalam bahasa Swahili beserta buku-buku Jemaat lainnya. Setelah membaca buku-buku tersebut, dengan karunia Allah Ta’ala beliau baiat dan berjanji akan pulang ke kampungnya dan menyampaikan pesan Jemaat. Dengan karunia Allah Ta’ala melalui pertablighan beliau berdiri satu Jemaat baru yang tulus terdiri dari 20 orang anggota.
Kemudian, Bapak Amir [Ketua Umum Jemaat Ahmadiyah] di Gambia menulis, “Pada bulan Ramadhan mu’allim dan ketua Jemaat di sebuah daerah membuat program pertablighan. Ketika mereka pergi ke suatu kampung untuk itu, setelah dilakukan program pertablighan seorang sesepuh di sana mengatakan, ‘Saya sangat senang dengan kedatangan anda semua karena pertablighan yang anda sedang lakukan ini adalah sesuai dengan sunnah Hadhrat Rasulullah saw.’”
Orang-orang dari Afrika mempunyai satu cara yang khas dalam menyampaikan contoh-contoh. Orang itu mengatakan, ‘Hadhrat Rasulullah (saw) telah hijrah dari Mekah ke Madinah supaya Islam tersebar. Anda sedang melaksanakan sunnah ini. Untuk tujuan itulah Hadhrat Rasulullah saw hijrah ke Madinah. Demikian juga anda pergi ke luar dan menablighkan Islam ke setiap tempat dan inilah sunnah dan cara yang benar untuk tabligh Islam dan kami mengucapkan selamat datang kepada anda semua. Ajaran-ajaran Imam Mahdi (as) yang anda sampaikan adalah Islam yang hakiki. Kami semua beriman dan kami mengakui Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (as) sebagai Imam Mahdi yang telah dinubuatkan oleh Hadhrat Rasulullah (saw).’
Dengan karunia Allah Ta’ala di sini 2 keluarga yang terdiri dari 19 orang baiat dan masuk ke dalam Ahmadiyah.”
Bapak Amir Jemaat di Liberia menulis, “Missionary kami dalam khotbah Jumat menjelaskan mengenai pentingnya pengorbanan harta dan kaitannya dengan Tahrik Jadid. Ada beberapa orang Muslim ghair Ahmadi ikut shalat di sana. Ketika para Ahmadi tengah menuliskan nama-nama mereka, ada seseorang yang datang dan memberikan 50 Dollar Liberia. Tanpa berkata sepatah kata pun lalu ia pergi. Setelah dicari tahu maka diketahui bahwa ia adalah orang kampung sebelah. Ketika ia mendengar khotbah dan menyimak peristiwa-peristiwa pengorbanan, ia merasa terkesan lalu memberikan juga candah.
Ketika Mu’allim kita mengetahui hal ini, beliau lalu pergi ke sana, bertemu dengannya dan mengucapkan terimakasih kepadanya. Pada waktu itu orang-orang lainnya di kampung tersebut pun sedang berkumpul dan ketika mendengar pembicaraan tersebut mereka sangat terkesan dan Imam di sana pun sangat terkesan. Beliau mengatakan, ‘Datanglah kembali beberapa hari lagi, saya akan mengumpulkan orang-orang di 2 atau 3 kampung. Silahkan anda bertabligh di sana.’
Maka, pada hari yang ditentukan delegasi pertablighan kita tiba di sana. Di sana telah berkumpul orang-orang dari 3 kampung dan dijelaskan kepada mereka tentang akidah-akidah Jemaat, tujuan pendiriannya dan disampaikan penjelasan rincinya. Setelah itu, dimulai tanya jawab yang lama berlangsung sepanjang hari. Ketika dari segala segi mereka merasa puas, maka para Imam dari ketiga kampung tersebut bersama pengikut mereka menyatakan bergabung dalam Ahmadiyah. Dengan karunia Allah Ta’ala di tiga kampung tersebut Jemaat telah berdiri.”
Mubaligh Jemaat dari Liberia menulis, “Kami pergi bertabligh ke sebuah Kampung di Kulangor. Kami sampai di sana kira-kira dua jam sebelum shalat Jumat dan pada saat awal perbincangan diketahui bahwa orang-orang tidak melaksanakan shalat Jumat di masjid mereka, namun di kampung terdekat dilaksanakan shalat Jumat yang mana 2 atau 3 orang dari sini pun pergi ke sana. Selebihnya meskipun mereka muslim, mereka luput dari keberkatan-keberkatan shalat Jumat. Ketika ditanyakan apa penyebabnya, orang-orang kampung tersebut menjawab, ‘Imam besar mengatakan kepada kami bahwa sebelum memulai shalat Jumat wajib menyembelih 3 ekor kambing terlebih dahulu, kemudian ketika kambing-kambing itu telah disembelih dan dagingnya pun diberikan kepada imam besar, maka ia akan menetapkan seseorang menjadi imam yang akan memimpin shalat Jumat.’
Kami berusaha meyakinkan mereka bahwa ini keliru, tidak ada persyaratan seperti itu dalam Islam. Kami menjelaskan mengenai keberkatan-keberkatan shalat Jumat dan mengatakan kepada mereka, ‘Baiklah, hari ini kami akan mengimami anda shalat Jumat tanpa harus memotong kambing.’ Karena mereka ini orang-orang kampung, percaya kepada hal-hal mistis dan takhayul juga, mereka juga tidak memiliki ilmu agama, maka mereka merasa sangat takut dan cemas bahwa mereka membangkang terhadap maulwi dan menjadi berdosa serta turun azab atas mereka sebagaimana yang ditakut-takuti oleh Maulwi.
Namun, singkatnya ketika dengan sekuat tenaga diyakinkan kepada mereka, akhirnya mereka mau menuruti dan dilaksanakanlah shalat Jumat diikuti oleh semua orang. Setelah Jumat disampaikanlah penjelasan mengenai Jemaat dan terjadi tanya-jawab.
Dikarenakan di benak mereka ada kekhawatiran Imam besar itu akan marah maka Mubaligh kita mengatakan kepada mereka, jika ada yang menanyakan kepada mereka mengapa melaksanakan shalat Jumat seperti itu, maka cukup tanyakan kepada orang itu, ‘Katakanlah, dimanakah ada tertulis bahwa sebelum shalat Jumat wajib untuk menyembelih kambing-kambing?’
Kemudian ketika Maulwi (Ulama) itu mengetahui bahwa di sana telah dilaksanakan shalat Jumat, maka ia datang ke sana untuk menginterogasi. Ia sangat marah. Orang-orang kampung itu lalu mengajukan pertanyaan, ‘Perlihatkanlah kepada kami di mana ada tertulis bahwa sebelum shalat Jumat wajib menyembelih tiga kambing?’
Setelah itu mubaligh lokal kita mengajarkan seseorang di kampung itu tata cara shalat Jumat. Sekarang secara rutin di sana dilaksanakan shalat Jumat dan orang-orang mulai meninggalkan maulwi tersebut dan semuanya memutuskan, ‘Islam yang hakiki adalah yang diajarkan Jemaat Ahmadiyah kepada kami, bukan yang disampaikan oleh Maulwi.’
Dengan karunia Allah Ta’ala, sebagian besar dari mereka bergabung ke dalam Jemaat. Dengan karunia Allah di sini telah berdiri Jemaat baru.”
Bid’ah-bid’ah baru yang aneh-aneh telah dibuat oleh para maulwi tersebut atas nama agama dan demikianlah mereka menyesatkan orang-orang yang tuna ilmu dan malang tersebut.
Seorang Mubaligh dari Filipina menulis, “Daerah Saluping terkenal dengan Muslim garis kerasnya dan upaya-upaya pertablighan Jemaat di sana pun cukup pesat. Di daerah tersebut juga tinggal kerabat dari istri seorang Muallim kita. Ketika Bapak Mu’allim bertabligh kepada kerabat-kerabatnya, maka mendapatkan sambutan yang positif dari mereka. Lalu di tingkat nasional dibuatlah program tabligh di sini dan setiap minggunya ke daerah tersebut dikirimkan satu tim terdiri dari 3 Mu’allim dan 3 Da’i. Terjadi penentangan dari Muslim lokal di sana sebagaimana terjadi pada umumnya, namun meskipun adanya penentangan ini dengan karunia Allah Ta’ala 23 orang telah baiat dan bergabung ke dalam Jemaat.
Bapak Amir Jemaat di Senegal menulis, “Ada satu daerah yang bernama Tambacandar. Tim tabligh kita pergi ke satu kota di sana. Sesampainya di sana didapatkan informasi bahwa di sana sejak sebelumnya tengah berlangsung perdebatan antara dua firqah yaitu Tijaniyah dan Muridiyyah. Imam di sana mengatakan kepada salah satu anggota tim kita, ‘Diantara kami tidak ada satu firqah pun yang berada di atas kebenaran. Kami sedang menunggu karena kami telah mendengar bahwa ada satu Imam yang benar akan datang, kami akan menerimanya.’
Ketika tim kita mulai bertabligh dan melakukan tanya jawab, tim kita membawa satu buku karya Maulana Nazir Mubashir Sahib yang berjudul Al-Qoulush Shariih fii Zhuhuuril Mahdi Wal Masiih dan juga buku Kaidah Yassarnal Qur’an. Imam tersebut membelinya dan tim kita bertabligh lalu pulang. Setelah dua hari, Imam tersebut menelepon dan mengatakan, ‘Kami juga ingin Terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa Mandinka.’ Mereka pun meminta ini.
Ketika untuk kedua kalinya tim kita pergi ke sana, maka ia mengatakan kepada tim kita, ‘Madzhab yang sedang kami tunggu-tunggu itu adalah Ahmadiyah ini, karena saya telah membaca buku Anda dan Qur’an Karim dengan terjemahan bahasa kami.’ Demikianlah satu kampung masuk ke dalam Ahmadiyah dan berdirilah Jemaat baru. Lalu diberikan kepada mereka Kaidah Yassarnal Qur’an dan Al-Qur’an, supaya kepada mereka diajarkan Al-Qur’an.”
Bapak Amir Jemaat di Guetamala menulis, “Berjarak 10 km dari kota Coban ada satu daerah. Pada tahun ini pertama kalinya dikenalkan Jemaat di sana. Pada kunjungan kedua kalinya ke sana disampaikanlah pesan Jemaat dan mereka diundang ke Jalsah Salanah Guetamala. Dari antara mereka ada satu keluarga terdiri dari 3 orang datang ke Jalsah Salanah Guetamala dan baiat masuk ke dalam Jemaat. Demikianlah di sini telah dimulai satu Jemaat baru dan sekarang keluarga ini bertabligh dan menyampaikan pesan Jemaat kepada keluarga-keluarga lainnya.”
Bapak Amir Jemaat di Senegal menulis, “Di 10 tempat di suatu daerah berlangsung 1 jam program radio setiap minggunya oleh para Mu’allimiin dan Muballighiin lokal.”
Dan selama satu jam secara terus menerus disiarkan khotbah saya (Hudhur). Ini adalah satu cara tabligh yang sangat penting.
“Dalam program-program tersebut orang-orang menelepon untuk melakukan tanya jawab. Dengan perantaraan program itu tahun ini benih Jemaat Ahmadiyah telah ditanam di 20 kampung. Orang-orang tidak hanya tertarik kepada Jemaat, bahkan mereka sendiri menelepon dan mengundang untuk datang ke tempat mereka.”
Mubaligh dari Kababir (Haifa, Israel) menulis, “Dengan karunia Allah Ta’ala di sebuah kota di Palestina selatan sejak beberapa tahun telah tinggal para Ahmadi, namun di sana belum berdiri kepengurusan Jemaat. Dengan karunia Allah Ta’ala, di tahun ini di sana telah berdiri Jemaat secara resmi. Di kota Al-Khalil yang merupakan kota tempat tinggal Hadhrat Ibrahim (as) dan di sini juga terdapat kuburan Hadhrat Ibrahim (as), Hadhrat Ishaq (as), Hadhrat Yakub (as) dan istri-istri mereka. Ini adalah satu kota kuno yang bersejarah. Sebanyak 27 orang Ahmadi tinggal di kota ini dan di desa-desa sekelilingnya. Jemaat secara resmi telah didirikan dan seorang Ahmadi telah memisahkan satu bagian dari rumahnya sebagai masjid untuk melaksanakan shalat.”
Pembangunan masjid-masjid baru dan masjid-masjid yang diberikan kepada Jemaat. Dengan karunia Allah Taala jumlah keseluruhannya adalah 217 yang 124 diantaranya adalah masjid baru dan 93 buah Masjid lagi jemaat mendapatkan masjid yang sudah jadi. Seluruh masjid ini terdapat di UK, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Ghana, Nigeria, Sierra Leon, Benin, Burkina Faso, Liberia, Ivory Coast, Guinea-Bissau, Tanzania, Uganda, Mali, Kongo Kinsasha, Kamerun, Senegal, Guinea-Conakry, Togo, Chad, Zambia, Australia dan lain-lain. Dengan karunia Allah Taala kita mendapatkan taufik untuk membangun masjid di hampir setiap negara atau di banyak negara yang berada di 3 benua bahkan di 4 benua di dunia.
Di Guatemala dibangun masjid kedua setelah 31 tahun. Masjid pertama yang bernama “Baitul Awwal” dibangun pada tahun 1989. Masjid kedua yang bernama “Masjid Nur” dibangun di daerah Coban setelah 31 tahun. Di daerah itu pesan Jemaat sampai pada tahun 2015. Daerah ini berada di Guatemala berjarak 328 KM dari Markas kita dan 70 KM jalan pegunungan yang masih tanah, kecil dan sangat berbahaya.
Pondasi masjid ini diletakkan pada Desember 2019. Setelah itu takdir Ilahi tampak sedemikian rupa; di sana jalan mulai dibangun dan sekarang dengan karunia Allah Taala jalan yang 70 KM ini juga sudah sangat lebih baik dan sekarang juga sedang berlangsung pelebaran jalan. Masjid ini bisa menampung 170 jamaah. Satu menara yang tingginya 8,5 meter juga dibangun. Di samping masjid juga dibangun Rumah Missi dua tingkat. Di lantai satu ada Perpustakaan dan kantor. Di lantai dua ada tempat tinggal, dapur jemaat, dan dibuat juga toilet laki-laki dan perempuan secara terpisah seperti yang ada di masjid-masjid kita (lainnya). Jadi semuanya lengkap. Bangunan ini nampak dari jauh karena berada di ketinggian.
Jemaat Norwegia tahun ini membeli sebuah gereja yang diubah sebagai masjid di kota Kristiansand. Di kota itu pada tahun 2017 dibeli sebuah bangunan yang sebelumnya merupakan kantor sebuah perusahaan. Di situ juga sudah dimulai shalat berjamaah dan pertemuan-pertemuan. Ketika rencana pembangunan tempat itu sebagai masjid dan pembuatan gambar dan sebagainya dimulai lalu diajukan pada instansi pemerintah, maka masyarakat di sana menentangnya dan penentangan ini juga ramai diperbincangkan di suratkabar-surat kabar. Hal ini berlangsung sekitar 2 tahun. Penentangan terus berlangsung.
Tetangga dengan bangunan kita itu ada sebuah gereja. Jamaah gereja itu juga sangat menentang membangun masjid. Namun takdir Allah Taala muncul sedemikian rupa sehingga gereja yang tadinya menentang kita karena pengurusnya tidak mampu menanggung biayanya maka mereka memutuskan untuk menjualnya. Mereka menyampaikan pada Council (Dewan Pemerintahan Wilayah) bahwa mereka ingin menjual gereja. Council memberikan masukan untuk menghubungi Jemaat Ahmadidiyah. Siapa tahu jemaat beli. Dengan begitu mereka menghubungi mubaligh kita. Setelah menghitung segala sesuatunya dikirimlah laporannya kepada saya dan dengan persetujuan saya gereja itu dibeli sebagai masjid. Tahun ini pada tanggal 25 Februari dengan karunia Allah Taala kunci gereja itu sudah diterima. Gereja yang tadinya menentang kita membangun masjid di kawasan itu, dengan karunia Allah Taala gereja itulah yang menjadi masjid jemaat “masjid Maryam”. Dana yang di habiskan untuk masjid itu termasuk dana untuk di pemerintah sekitar 10 Juta Kroner Norwegia.
Di Malawi dibangun masjid jemaat pertama yakni di distrik Muallak. Amir Jemaat Tanzania menulis, “Sebelum pembangunan masjid dan Rumah Missi, masyarakat sekitar sudah diyakinkan. Mereka sangat senang di kampung mereka dibangun masjid. Tapi sebagian orang yang tidak baik menyerang dan mengambil bahan-bahan bangunan sehingga sesuai dengan perintah polisi pembangunan dihentikan untuk beberapa hari. Ketika pembangunan kembali dilanjutkan maka diberitahukan pada warga kampung tentang keadaan yang genting dan sekarang kita harus bersatu menjaga pembangunan ini. Mereka diajak untuk memberi perhatian ke arah ini supaya tidak terjadi lagi kejadian semacam ini.
Seluruh warga berkata bersuara bulat, ‘Masjid ini benar-benar tidak kurang dari sebuah berkah untuk kampung kita. Kita semua akan bersatu memastikan pembangunan masjid ini selesai dan tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.’
Kemudian, dengan karunia Allah Taala, anggota jemaat di sana meningkatkan rabtah (kontak) tabligh dengan orang-orang sekitar dan kepada mereka disampaikan ajaran Ahmadiyah yang damai dan penuh kasih sayang yang juga merupakan ajaran Islam hakiki.
Ketika masjid ini selesai dan diadakan acara pembukaannya maka secara keseluruhan yang hadir sekitar 450-500 orang yang di antaranya hadir juga 13 Chief dari berbagai Zona di sana. Oficer Polisi dan para imam dari Masjid-Masjid lain juga hadir. Dalam kesempatan itu kalangan bukan Ahmadi menyatakan dengan terbuka, ‘Sebelumnya kami diberitahu info yang salah tentang para Ahmadi bahwa mereka bukan muslim dan cara ibadah mereka juga berbeda dengan umat muslim. Tapi setelah datang kesini kami sudah yakin bahwa anda bukan hanya Muslim bahkan juga menekankan untuk hidup damai dengan umat Muslim lainnya.’
Dengan begitu setelah diadakannya berbagai acara maka 3 kampung di daerah itu sekitar 1000 orang baiat masuk ke dalam jemaat Ahmadiyah dan di dalamya juga termasuk Chief kampung-kampung itu.
Masjid Baitul Afiyat Meksiko terletak di ibu kota Meksiko ‘Meksiko City’ beberapa tahun lalu dibeli sebuah bangunan sebagai Center (pusat kegiatan). Ini adalah properti jemaat pertama yang dibeli di Meksiko. Bangunan ini 3 tingkat. Lantai satunya dijadikan masjid. Di lantai ini ada ruangan shalat untuk kaum bapak dan kaum ibu. Kemudian ada perpustakaan, kantor jemaat dan beberapa ruangan lagi yang digunakan untuk berbagai kelas. Di lantai dua ada tempat tinggal mubaligh dan lantai 3 nanti akan digunakan sesuai kebutuhan.
Di Belize dan beberapa tempat lainnya juga sedang dibangun masjid. Insyaallah masjid-masjid ini juga akan segera selesai. Masjid-masjid yang sedang dibangun ini hampir sudah selesai. Saya tidak akan menyampaikannya pada kesempatan ini.
Amir Jemaat di Mali menulis, “Di Mali ada sebuah jemaat bernama Dhima yang terletak 3 km dari markas kita, di sini 4 tahun yang lalu dimulai pembangunan masjid. Ketika sudah sampai pada tahap akhir, yakni hanya tinggal menara dan finishing maka ada perintah dari Chief kampung untuk menghentikan pembangunan masjid. Karena penentangan orang-orang menyampaikan info yang salah tentang Ahmadiyah kepada Chief (kepala) kampung, Mayor dan lain-lain. Bagaimanapun juga pembangunan ini dihentikan dan selama 3 tahun terus diusahakan untuk izinnya.
Pada akhirnya setelah 3 tahun Chief berhasil diyakinkan dengan rabtah dan sarana lainnya sehinga mendapatkan izin untuk membangun masjid di sana. Chief sangat memuji bahwa; anda bersabar selama 3 tahun, padahal sebenarnya anda bisa saja menggunakan hubungan anda dengan pejabat yang lebih tinggi untuk membangun masjid disini – Chief itu memberi contoh orang-orang wahabi yang membangun masjid menggunakan koneksinya – Anda sebenarnya juga bisa lakukan itu. Tapi dengan anda bersabar kami sangat menghargai anda. Chief kampung dan wakil-wakilnya berkali-kali memohon maaf pada jemaat bahwa kami sangat telat memberi izin pada anda.
Beliau berkata, sekarang kami sudah sepakat memutuskan bahwa anda boleh menyelesaikan pembangunan masjid dan memulai shalat di dalamnya. Sekarang dengan karunia Allah Taala di masjid itu sudah dimulai shalat secara dawam.”
Amir Jemaat Tanzania menulis, “Tahun ini di sebuah Region (wilayah), dengan karunia Allah Taala, jemaat mendapat taufik membangun masjid di dua Jemaat lokal. Sebelum pembangunan masjid-masjid itu dari kampung sebelah datang para ulama yang menyampaikan informasi salah kepada warga, ‘Jemaat Ahmadiyah hanyalah jemaat kecil, mereka tidak punya kemampuan untuk membangun masjid, sebelumnya mereka sudah membangun 2 masjid di kampung sebelah. Sudah cukup sampai disitu saja. Mereka tidak akan sanggup lagi bangun masjid”. Tapi hanya selang beberapa waktu saja ketika di kampung itu dimulai pembangunan masjid maka mereka heran dan mengatakan pada warga, ‘Sepertinya mereka memiliki kekuatan khusus sehingga bisa bangun masjid-masjid yang begitu indah dalam waktu singkat. Kita saja di sini tidak mampu sekedar memasang atap sehingga dibawahnya kita bisa shalat.’ Kemudian mereka menggunakan menggunakan cara lain. Mereka mulai menyebarkan rasa takut pada warga, ‘Hati-hatilah dengan jemaat Ahmadiyah. Niat mereka adalah menguasai seluruh wilayah, akan melakukan ini dan itu, serta membangun masjid-masjid.’ Tapi warga tidak memperdulikan mereka (para ulama itu).”
Mubaligh Burkina Faso menulis, “Setiap anggota di Jemaat Kari dimana waktu itu sedang berlangsung pembangunan masjid, memiliki spirit tersendiri untuk ambil bagian dalam pembangunan masjid dan kepada mereka juga dicanangkan candah untuk pembangunan masjid. Setiap orang ikut serta dalam kebaikan ini sesuai dengan keadaan masing-masing. Suatu hari seorang sesepuh Ahmadi datang dengan dua ekor ayam dan beberapa telur di tangannya. Beliau berkata, ‘Hanya ini yang kami miliki, dua ekor ayam dan beberapa telur. Anggaplah ini sebagai candah dari kami untuk pembangunan masjid supaya kami juga ikut serta dalam kebaikan ini.’ Dengan demikian mualim sahib memberikan kuitansinya kepada beliau.”
Setelah seratus tahun orang-orang miskin di Afrika masing-masing terus menegakkan sejarah yang sekitar 80, 90 atau 100 tahun lalu ditegakkan oleh orang-orang miskin Qadian. Jika seseorang melihat ini dengan mata akal dan dengan niat yang bersih maka dia akan menyadari bahwa kalau ini bukan kebenaran lalu apa namanya. Allah Taala sendiri yang menggerakkan hati orang-orang bagaimana mereka harus berkurban.
Mualim kita di Iringa Region di Tanzania, Ahmad Sahib (Bpk. Ahmad) menulis, “Pada April 2020, saya dan beberapa khudam pergi ke sebuah kampung terdekat dan dengan izin Pemerintah Lokal kami mengadakan acara pemaparan Tabligh di tempat umum mulai dari jam satu siang sampai jam 6 sore. Setelah pemaparan, dijawablah pertanyaan-pertanyaan hadirin. Pada akhir acara itu seorang wanita berusia 72 tahun bernama Haleemah Sahibah (Nenek Halimah) datang dengan sebuah berkas di tangannya, dan berkata, ‘Saya seorang Muslim dan sudah lama tinggal di sini. Saya tidak pernah melihat ada yang datang ke sini untuk tabligh Islam.’
Kemudian beliau memberikan file yang beliau pegang kepada Mualim seraya berkata, ‘Ini adalah plot tempat tinggal saya dan ini adalah dokumen-dokumen registrasinya. Ketika jemaat anda sudah siap di sini dan anda ingin bangun masjid maka plot saya ini siap. Kepemilikannya saya serahkan pada anda.’
Dengan demikian sekarang dengan wikari amal anggota jemaat di sana sudah dimulai pembangunan masjid. Batu bata dan lain-lain telah mereka buat dalam wikari amal tersebut. Ikut serta juga putra dari wanita tersebut.”
Demikianlah Allah ta’ala memasukkan kedalam hati orang-orang untuk mnjadi penolong.
Ada seorang wanita di Kari, satu Jemaat di Burkina Faso bernama Zeenat sahibah (Ibu Zeenat) menuturkan, “Setelah lulus ujian BA, saya terus melakukan test untuk menjadi perawat, namun tidak lulus. Saya dan suami mulai mengumpulkan uang untuk mendaftar di sekolah keperawatan swasta. Seiring dengan itu terus mengikuti tes. Namun kecil harapan untuk dapat lulus. Pada saat yang sama itu Jemaat mencanangkan gerakan untuk memberikan pengorbanan Candah Tahrik Jadid, lalu uang yang sudah kami tabungkan untuk sekolah itu akhirnya kami bayarkan untuk candah dan meninggalkan niat mendaftar sekolah yang sudah sekian lama. Belum saja berlalu dua minggu, saya mendapat telepon dari departemen kesehatan menyatakan bahwa saya telah lulus seleksi langsung dan seluruh biaya pendidikan akan ditanggung pemerintah.”
Dengan begitu bagaimana Allah Ta’ala memberikan sarana untuk meningkatkan keimanan orang-orang.
Dengan karunia Allah Ta’ala, 97 rumah misi baru telah didirikan dan nomor satu dalam daftar pembangunan rumah misi atau pusat tabligh adalah Ghana, kemudian Indonesia, diikuti oleh India, Sierra Leone, Kongo Kinshasa, Kongo-Brazzaville, Burkina Faso, Ivory Pantai dan Mali. Ada banyak negara lain selain itu seperti Australia, Bangladesh, Kanada, Gambia, Guatemala, Guinea Bissau, Makedonia, Malawi, Norwegia, Sao Tome, Tonga, Turki, dan di sini juga [ di Inggris] ada tambahan rumah misi baru.
Mu’allim dari wilayah Simiyu di Tanzania menulis, “Tahun ini, masjid dan rumah misi dibangun di sebuah Jemaat yang didirikan tahun lalu. Saat itu, seorang pendeta Kristen bertanya, ‘Untuk siapa rumah ini dibangun?’
Diberi tahu kepadanya bahwa ini diperuntukkan bagi kediaman Mu’allim Jemaat. Pendeta tersebut merasa heran akan hal ini, karena ada enam gereja di desa ini dan sebagian besar mereka telah lama tinggal di desa ini, namun tidak satu pun dari mereka yang mendapatkan taufik untuk membangun tempat tinggal bagi para pendeta mereka. Dia berkata, ‘Anda menghormati guru agama anda, dan bersesuaian dengan motto “Love for All, Hatred for None”, adapun orang lain juga harus mengikuti contoh ini.’”
Salah satu keistimewaan khas dalam Jamaah Muslim Ahmadiyah adalah Waqar-e-Amal [kerja sukarela]. Menurut laporan yang diterima dari 148 negara, tahun ini, berkenaan dengan masjid dan rumah misi yang dibangun serta pekerjaan lain yang dilakukan seperti di negara-negara Afrika, sebanyak 41.111 sesi Waqar-e-Amal diadakan di 114 negara, dan berhasil menghemat uang sejumlah 5.213.000 Dolar AS. Sekarang jika kita melihat pengeluaran masjid yang dibangun di Afrika, artinya lebih kurang berkat penghematan uang disebabkan oleh Waqar-e-Amal, Allah Ta’ala telah memberikan taufik kepada Jemaat untuk membangun sekitar sepuluh masjid lagi. Begitulah cara Allah Ta’ala memberkati keuangan kita.
Perwakilan pusat telah melakukan kunjungan di banyak negara di seluruh dunia. Perwakilan pusat pergi ke sana, namun rinciannya panjang sehingga saya akan melewatinya, tetapi bagaimanapun juga, dengan karunia Allah kunjungan tersebut telah memberikan efek yang sangat positif.
Banyak pekerjaan juga yang dilakukan di Raqeem Press. Di Afrika ada banyak yang berada di bawah administrasi Raqeem Press UK. Tahun ini, jumlah buku yang dicetak di Raqeem Press di Farnham adalah 360.240. Selain itu, majalah Mawazna-e-Mazahib, An-Nusrat, Waqf-e-Nau, Maryam dan Ismail [dicetak]. Selain itu, pekerjaan yang juga dilakukan di bagian Press (percetakan) adalah pembuatan pamflet, selebaran dan alat tulis untuk kantor Jemaat.
Font Manzoor (Manzoor Script) ialah font yang sama yang digunakan untuk Yassarnal Qur’an, Al-Quranul Karim pun telah dicetak dalam font yang sama. Tahun ini dan sejak enam atau tujuh tahun pekerjaan berlangsung dan diserahkan pengawasannya kepada Jemaat Qadian, dan Nizarat-e-Isha’at Qadian memainkan peran besar dalam hal ini dimana kita dapat memiliki font kita sendiri yakni sesuai dengan gaya font-Manzoor. Alhamdulillah, Al-Qur’an telah diterbitkan dengan font tersebut sehingga sangat indah dan menarik. Garis batasnya berwarna-warni dan sampulnya sangat indah. Dengan jumlah yang dibawa ke sini di Inggris, laku dengan sangat cepat dan kita berharap dapat segera menerbitkan edisi kedua, yang sangat menarik sampulnya, tulisan di dalamnya, kertasnya dan terutama penjilidannya berkualitas sangat tinggi.
Seperti yang telah saya sampaikan, font-nya mengikuti font Yassarnal Qur’an. Itu disebut Khatt-e-Manzoor yang merupakan font eksklusif Jemaat Ahmadiyah, tidak ditemukan di tempat lain dan sangat mudah dibaca. Seperti yang telah saya katakan, upaya besar telah dilakukan untuk hal ini oleh Nizarat-e-Isha’at Qadian, India. Demikian pula, Mehmed Sahib dari Turki menawarkan banyak bantuan kepada Raqeem Press di sini untuk menerbitkannya.
Kedepannya Insya Allah, Al-Qur’an dengan terjemahannya akan diterbitkan dengan script dan font ini. Demikian pula, Al-Qur’an dengan terjemahan Hadhrat Maulwi Sher Ali Sahib juga sedang disiapkan dengan font ini. Insya Allah, itu akan dicetak dengan sangat cepat. Demikian pula, gaya yang sama akan diterapkan pada terjemahan kata demi kata Al-Qur’an karya Hadhrat Mir Ishaq Sahib, dan ini juga sedang disiapkan. Sejauh mana tingkat hambatan dalam menerbitkan Al-Qur’an di Pakistan, semoga Allah Ta’ala terus membuka jalan yang lebih besar lagi bagi kita.
Di bawah pengawasan Raqeem Press di Inggris, terdapat 8 Press (Percetakan) yang berfungsi di negara-negara Afrika, yaitu di Ghana, Nigeria, Tanzania, Sierra Leone, Pantai Gading, Gambia, Burkina Faso dan Benin. Mesin-mesin juga telah disiapkan untuk mereka. Jumlah buku yang mereka cetak di sana lebih dari 612.000. Selain itu, ada juga majalah, koran, literatur, leaflet dan lain-lain yang jumlah cetakannya lebih dari 9.485.000.
Di Gambia saat ini, terlepas dari proyek-proyek swasta lainnya, pemerintah telah meminta order (pesanan) berupa pencetakan pamflet berisi beberapa langkah pencegahan berkenaan dengan peningkatan kesadaran tentang COVID-19 dan lain-lain untuk Kementerian Kesehatan. Disebabkan percetakan lain tutup, pemerintah menghubungi kita dan meminta untuk mencetaknya. Untuk itu, kita memberikan bantuan.
Mengenai pekerjaan penerbitan oleh Wakalat-e-Isha’at, menurut laporan yang diterima dari 93 negara, 407 buku berbeda, pamflet dan map dan lain-lain telah diterbitkan dalam 42 bahasa berbeda, jumlah eksemplar 4.256.659. Ada banyak sekali daftar negara di sini.
Ada juga penerbitan risalah Jemaat di tingkat lokal di berbagai negara. Sejumlah 94 suratkabar dan majalah yang terdiri dari topik talim dan tarbiyat sekarang diterbitkan di seluruh dunia dalam 25 bahasa yang berbeda. Surat kabar dan risalah dalam 29 bahasa yang berbeda sedang diterbitkan. Jumlahnya 29 bahasa ternyata bukan 25.
Kemudian, laporan Wakalat-e-Isha’at Tarseel. Ada laporan terpisah tentang Tarseel [pengiriman] dari Wakalat-e-Isha’at. Lebih dari 190.000 buku dalam 24 bahasa berbeda telah dikirim dari sini ke berbagai negara di seluruh dunia. Selain itu, 709 buku , folder, dan pamflet berbeda yang terdiri dari topik berbeda, berjumlah 6.377.000, dibagikan di berbagai negara secara gratis, dan melalui mereka, pesan tersebut dapat disampaikan kepada jutaan orang.
Di bawah Wakalat-e-Tasnif, tahun ini revisi terjemahan Alquran dalam bahasa Italia telah selesai dan berkas naskah telah dikirim untuk dicetak. Juga, tahun ini sebelas jilid terjemahan dan syarh (uraian penjelasan) Sahih Bukhari telah diterjemahkan ke bahasa Inggris. Terjemahan bahasa Inggris dari buku Hadhrat Masih Mau’ud (as) berjudul I’jaz-e-Masihi juga diterbitkan tahun ini. Terjemahan bahasa Inggris dari buku Itmam-ul-Hujjah dan Jang-e-Muqaddas juga telah selesai. Insya Allah buku-buku tersebut akan segera dikirim untuk dicetak. Selain volume 10, ada 22 volume lainnya dari Ruhani Khaza’in sedang diterbitkan di sini, dan volume ke-10 juga akan segera diterbitkan di sini, Insya Allah. Saya berharap semua 23 volume akan siap dengan cepat. Selama 2019-2020, menurut laporan yang diterima dari 36 negara dan 8 Desk, telah disiapkan 154 buku dan folders dalam 33 bahasa, di antaranya adalah Inggris, Spanyol, Latvia, Luganda, Persia, Jerman, Burma, Prancis, Haosa, Arab, Swahili , Indonesia, Urdu, Cina, Burundi, Mandinka, Makedonia, Tonga, Portugis, Ibrani, Belanda, Kroasia, Fula, Bemba, Lozi, Albania, Rusia, Bangla, Yoruba, Wolof, Nyanja, Thai, Norwegia dan lain-lain.
Ada seorang kawan non Ahmadi dari Ukrania bernama Sergei Dimitri Sahib yang datang pada jalsah tahun lalu, namun beliau baiat pada kesempatan baiat Internasional. Beliau seorang analis yang sangat baik dan pakar dalam berbagai agama. Ketika saya (Huzur) mulaqat dengan beliau, saya katakan, “Silahkan tuan telaah buku Filsafat Ajaran islam, anda seorang terpelajar. Setelah menelaahnya silahkan berikan analisa anda.”
Setelah pulang dan kembali lagi beliau mengatakan, “Saya telah mulai menelaah buku tersebut yang dalam sekali waktu saya langsung tamatkan buku tersebut. Setelah menelaah buku tersebut saya menjadi paham bahwa Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad tidak hanya pemimpin keagamaan bahkan beliau juga seorang peneliti besar ilmu agama-agama. Saya telah banyak menulis analisa berkenaan dengan banyak sekali buku, namun saya tidak pernah merasa telah mendapatkan hal baru dari buku-buku itu. Namun setelah menelaah buku Filsafat Ajaran Islam, saya mendapatkan tambahan banyak sekali ilmu. Analisa atas buku ini tidak hanya diukur dengan logika akal saja bahkan saya menulisnya dengan terlebih dahulu merasukkannya kedalam kalbu dan ruh saya.
Selanjutnya mengatakan, “Hadhrat Masih Mau’ud (as) telah membicarakan secara rinci perihal bagaimana untuk menciptakan penyegaran kembali Islam dan memperbaiki umat Islam. Tidak diragukan lagi bahwa pembaruan sebuah agama merupakan suatu perkara yang teramat penting. Kaitan dengan hal ini, jika kita menilik zaman pertengahan, kita akan mengetahui bahwa sebelum dimulainya pembaharuan kekristenan di Eropa, telah timbul krisis yang sangat besar akan keimanan dan keyakinan. Seperti itu jugalah keadaan umat Islam sebelum Masih Mauud (Imam Mahdi) diutus.
Secara khusus saya sangat menyukai bagian dimana dijelaskan dalam buku Filsafat Ajaran islam perihal pemahaman mengenai keadaan tabii (alami) dan akhlaqi manusia. Bagi kita sangatlah perlu untuk memahami prinsip, tujuan utama dan pentingnya penciptaan manusia dan menghargainya. Begitu perlu harus berupaya untuk memahami akhlaki dan pondasinya. Kita sering lupa, pada zaman ini, sarana yang membawa manusia terjauh dari kebenaran, telah semakin banyak. Untuk itu sangatlah perlu bagi kita untuk menghargai ciptaan Tuhan.
Ketika menelaah buku ini, saya teringat dengan sabda beliau (Hudhur) yang disampaikan pada pidato penutupan. Beliau telah menekankan terhadap Ishlah (perbaikan) atas pemikiran keliru perihal penegakan islam di dunia Islam selanjutnya menekankan terhadap Ishlah Jemaat. Sabda yang beliau sampaikan muncul di benak saya, jika setiap kita meng-Ishlah keluarga, lingkungan dan negeri, sebagai akibatnya, ia akan mampu untuk meng-Ishlah keadaan iman orang-orang di dunia.
Dengan menjelaskan keadaan tabii dan akhlaki Mirza Ghulam Ahmad Sahib Qadiani telah membuka bab baru dalam ilmu agama-agama. Menurut hemat saya beliaulah yang paling pertama menggunakan istilah istilah tersebut dan telah disampaikan kepada beliau dengan cara yang sangat luhur dan muqaddas. Sebagai pakar ilmu agama agama dan filsafat, saya merasakan kelezatan dalam membaca buku ini (Filsafat Ajaran Islam). Saya menyampaikan saran, supaya jemaat ahmadiyah menerbitkan buku ini dalam jumlah yang sangat banyak dan diterjemahkan kepada berbagai Bahasa supaya dengan menelaahnya orang-orang dapat mengetahui sebanyak banyaknya perihal agama, keimanan dan kebenaran sejati.”
Seorang professor di Nepal dihadiahi paket buku saya “World crisis and The pathway to peace”, mengatakan, “Buku ini sangat baik pada masa ini, beliau memberikan tanda pada banyak paragraph dan baris buku tersebut. Saya ingin menggarisbawahi kutipan-kutipan tersebut karena hal-hal tersebut sangat perlu untuk diamalkan oleh dunia. Didalamnya dijelaskan prinsip yang sangat penting bagi dunia. Saya sangat menyukai buku ini dan saya pun akan berikan buku ini kepada kawan kawan saya untuk ditelaah.”
Selanjutnya Prof Dr Govinda dari Nepal, beliaupun memberikan analisa dan menelaah buku tersebut, “Pada masa ini umat islam digambarkan dalam corak keliru di dunia disebabkan oleh media. Dalam keadaan demikian, setelah mengetahui fakta ada seorang pemimpin muslim berupaya untuk menegakkan perdamaian di dunia, merupakan hal yang menakjubkan bagi non non Muslim.
Di dunia ini terdapat 73 firqah Islam dan memiliki pertentangan keagamaan dan politik dengan Israel. Dalam keadaan demikian, seorang pemimpin mulsim menulis surat kepada perdana menteri Isarel berisi seruan untuk menegakkan perdamaian dunia, merupakan suatu keberanian yang luar biasa. Begitu juga khalifah jemaat ahmadiyah menulis surat mengenai hal tersebut kepada perdana menteri Iran dan saya sangat terkesan karenanya. Dengan menelaah krisis dunia dan jalan kedamaian non musim mendapatkan bantuan besar dalam mengetahui dan memahami islam dan pesan perdamaian. Jemaat Ahmadiyah berkenaan dengan saudara firqah muslim lainya menyampaikan pendapatnya di dunia perihal perdamaian dan sesuai dengan ucapan jemaat ahmadiyah, dengan mengamalkan ajaran Alquran dapat tercipta perdamaian di dunia dan tentunya hal itu tidak dapat diingkari.
Selanjutnya ada seorang tamu berkunjung ke book stall jemaat di Nepal, setelah membaca membaca buku tersebut mengatakan, “Pertanyaan yang diajukan dalam buku ini yakni kenapa dan kapan peperangan diizinkan oleh Islam, ini merupakan pertanyaan yang sangat penting, yang mana jawabannya saya tunggu tunggu sudah sejak lama dan pada hari ini saya mendapat jawabannya.”
Selanjutnya dalam sebuah book fair di Jharkand, india, berkunjung seorang tamu yang memiliki pandangan negatif mengenai Islam. Sesampainya di stall tamu tersebut mulai melontarkan berbagai keberatan atas Islam dan Rasulullah (saw). Ternyata beliau telah membaca buku-buku yang ditulis oleh para penentang islam. Setelah disampaikan perihal ajaran Islam hakiki kepada beliau, beliau sangat terkesan dan mengatakan, “Sampai hari ini saya belum mendapatkan pengetahuan yang benar mengenai Islam. Mulai nanti saya akan menelaah literature jemaat anda.”
Beberapa buku jemaat dihadiahkan kepada beliau, khususnya buku mengenai krisis dunia, ‘World Crisis and the Pathway to Peace’. Orang tersebut datang lagi pada hari berikutnya dan berkata, ‘Saya telah membaca sebagian isi buku ‘World Crisis and the Pathway to Peace’ dan saya menyukainya, dan sekarang keberatan yang ada di benak saya sekarang hilang.’ Sekarang hubungan dengan beliau terus terjalin.
Demikian pula, Muballigh Jemaat di Kiribati menuturkan, “Penduduk di sini memiliki anggapan bahwa setiap Muslim selalu siap untuk membunuh orang lain. Sekarang orang-orang paham bahwa anggapan seperti itu adalah keliru sehingga ketika diusulkan kepada Presiden negeri itu dan dikeluhkan, ‘Kenapa orang Muslim dibiarkan masuk ke negeri kita, hendaknya mereka segera diusir dari negeri kita.’
Menanggapi hal itu pak Presiden berkata, ‘Saya telah membaca ALQuran dan islam adalah agama yang penuh kedamaian, saya tidak akan pernah mengusir mereka dari negeri ini.’
Alhamdulillah ketika mendapatkan beberapa kali kesempatan dengan pak Presiden telah disampaikan kepada beliau perihal ajaran sejati Islam. Saat ini hanya jemaat Ahmadiyah lah yang menyebarkan ajaran islam di negeri ini.”
Pada saat kunjungan ke wilayah Shenga, Muballigh wilayah mengatakan, “Kami berjumpa dengan pimpinan wilayah di sana. Beliau tampak sangat bijak dan cerdas namun tidak beragama. Lalu saya menjelaskan kepada beliau akan perlunya beriman kepada Tuhan dan perlunya agama. Ketika diskusi beliau mengatakan, ‘Saya memiliki kedudukan terpandang di masyarakat. Di rumah saya memiliki dua istri dan anak-anak. Hidup saya sudah berjalan dengan baik tanpa meyakini keberadaan Tuhan. Lantas apa perlunya bagi saya untuk meyakini adanya Tuhan atau untuk apa perlu agama?’
Menghadapi hal ini, Bpk. Muballigh menyampaikan dalil-dalil yang terdapat dalam buku Hadhrat Khalifatul Masih Tsani (ra) mengenai keberadaan Allah Ta’ala dan disampaikan contoh-contohnya.
Ada dua buku karya Hadhrat Khalifatul Masih kedua yang sangat baik terkait bahasan ini [keberadaan Tuhan]. Setiap Ahmadi hendaknya membacanya.[1]
Setelah menyimak penjelasannya, orang itu berkata, ‘Saya ingin baiat masuk kedalam islam Ahmadiyah.’
Bapak Muballig berkata: Tadi tuan menolak perlunya agama, namun sekarang siap untuk baiat kedalam Islam Ahmadiyah.’
Beliau berkata, ‘Setelah mendengar penjelasan tuan, hati saya merasa puas. Jika memang agama menggambarkan Tuhan seperti itu, maka kita mesti menerimanya.’
Lalu disampaikan syarat baiat kepada beliau. Seelah itu beliau baiat bersama dengan kedelapan anaknya. Alhamdulilah beliau dawam hadir dalam ibadah jumat dan memiliki jalinan yang baik dengan Nizham (kepengurusan Jemaat).”
Kemudian, di bawah proyek pendistribusian leaflet [selebaran Jemaat], sejumlah lebih dari 9.357.000 leaflet didistribusikan di 111 negara yang mana dengan perantaraan itu pesan jemaat telah sampai kepada 22.700000 orang. Diantara negara-negara tersebut, Jerman berada di urutan teratas dan telah mendistribusikan 2,5 juta leaflet. Kemudian Inggris dengan 1,3 juta leaflet didistribusikan, kemudian Australia dengan 800.000 leaflet, kemudian Belanda dengan 400.000 leaflet, lalu Prancis dan Kanada dengan masing-masing 300.000 leaflet dan demikian pula ada banyak negara lain di mana ratusan ribu selebaran dibagikan.
Di antara negara-negara Afrika, Tanzania mendistribusikan leaflet terbanyak setelah membagikan sekitar 200.000 leaflet dan Benin memiliki angka yang serupa, kemudian Burkina Faso, Niger, Nigeria, Kongo Kinshasa dan lain-lain. Juga, 440.000 selebaran dibagikan di India.
Muallim kita di Mara Region, Tanzania menulis, “Ada tiga orang pemuda dari sebuah kampung yang menghubungi dengan telepon setelah mmbaca pamflets Jemaat. Mereka mengungkapkan keinginannya untuk memperoleh informasi tentang jemaat. Setelah ditablighi beberapa lama, mereka baiat bersama dengan keluarganya masing masing. Lalu mereka mulai bertabligh di kampungnya. Diantara ketiga orang tersebut salah satunya adalah ketua kampung. Dengan karunia Allah Ta’ala di sana pesan Jemaat sampai ke rumah-rumah. Sampai saat ini di kampung tersebut telah baiat 82 orang. Ketika tablig mereka pun mendapatkan penentangan.
Suatu hari seorang Maulwi (Ulama) dari kelompok Ansharus Sunnah datang berkunjung lalu mulai menjelek-jelekkan jemaat dengan suara tinggi di hadapan orang-orang. Penduduk sendiri yang membungkam mulutnya dengan mengatakan, ‘Menciptakan keributan seperti itu bukanlah kebiasaan seorang pembimbing keagamaan.’ Setelah itu sang maulwi diundang untuk melakukan diskusi keilmuan secara resmi dan diminta untuk merenungkan ajaran Jemaat Ahmadiyah. Ketika sang Maulwi kehabisan dalil lalu mulailah mencaci maki. Setelah mengetahui ajaran cinta damai dan karena terkesan oleh kejadian tersebut, seorang yang sudah berumur menyerahkan lahan tanahnya kepada jemaat untuk digunakan sebagai tempat ibadah Jumat dan shalat lima waktu. Dengan begitu banyak sekali anak-anak bukan Ahmadi yang ikut bergabung dengan kelas tarbiyat jemaat. Penentangan merekalah yang justru mejadi sarana tabligh jemaat.”
Presiden (Ketua Umum) Jemaat Ahmadiyah di Prancis menulis, “Ketika kami tengah membagikan leaflet di pasar minggu yang diadakan di pusat kota Toulouse, ada seorang wanita separuh baya datang sambil tersenyum lalu mengatakan, ‘Leaflet yang anda berikan kepada saya berkenaan dengan kecintaan terhadap negeri dan pardah, saya telah menelaahnya. Setelah membacanya saya sangat menyukainya. Pada masa ini ajaran tersebut sangat diperlukan.’
Beliau pun bertanya, ‘Berapa bayaran yang anda dapatkan untuk melakukan ini?’
Ketika dijawab bahwa kami melakukan ini semata-mata karena Allah Ta’ala, beliau sangat terkesan.”
Sehubungan dengan laporan pameran, book stall dan book fair, banyak pameran yang dilakukan demi menampilkan Al-Qur’an dan literatur Jemaat lainnya. Menurut laporan tersebut, pesan Islam telah sampai kepada lebih dari 343.000 orang melalui 7.540 pameran. Tahun ini, 1.580 eksemplar Al-Qur’an dalam berbagai bahasa dihadiahkan kepada tamu eksternal. Selain itu, Jemaat mendapatkan taufik untuk menyampaikan pesan Islam kepada lebih dari 734.000 orang melalui lebih dari 5.000 toko buku dan pameran buku.
Muballig Jemaat di Latvia menulis, “Ada seorang pria paruh baya berkunjung ke book stall Jemaat yang saat itu tengah menampilkan gambar-gambar disertai tulisan perihal Islam. Beliau terus membaca kutipan tulisan saya (Hudhur) pada tayangan tersebut. Beliau berkata disertai dengan isyarat jari pada setiap pokok tema sambil berbicara dalam Bahasa Rusia mengatakan, ‘Luar biasa, memang benar.’
Ada juga dua wanita datang berkunjung. Mereka membaca sejumlah buku yang telah diterjemahkan termasuk ‘Pengantar untuk mempelajari AlQuran’ lalu memujinya dengan mengatakan, ‘Anda telah melakukan sesuatu yang sangat baik.’”
Departemen Noor-ul Islam pada bulan Desember 2019 telah ikut serta dalam satu Book Fair (Pesta Buku) di India. Pada kesempatan tersebut hadir seorang scholar (cendekiawan) terkemuka Hindu bernama Jehriya Sahib (Bpk. Jehriya) yang memiliki wawasan mendalam perihal agama. Beliau juga mendirikan sekolah. Beliau berkunjung dan berdiri di stall jemaat.
Beberapa menit kemudian beliau melontarkan keberatan terhadap AlQuran dengan mengatakan bahwa AlQuran memerintahkan untuk membunuh orang lain selain umat Islam.
Dikatakan kepada beliau, “Di hadapan Anda terdapat AlQuran, silahkan Anda sampaikan, pada tempat mana terdapat perintah seperti itu!”
Ia mengatakan, “Saya sudah membaca seluruh Quran, ada di suatu ayat Al Quran, namun saat ini saya tidak ingat ayatnya.”
Selanjutnya, pengurus stall Jemaat menyampaikan kepadanya bagaimana ajaran AlQuran dan bagaimana perlakuan terhadap non Muslim berdasarkan Al Quran dan teladan Rasulullah dalam hal ini.
Setelah menyimak beberapa menit kemudian, beliau berkata, “Saya ingin memperoleh wawasan lebih lanjut didalam stall berkenaan dengan Islam dan AlQuran.”
Sekitar dua jam kepada beliau diberikan jawaban yang memuaskan atas berbagai pertanyaan. Beliau (Cendekiawan Hindu itu) serta-merta mengatakan, “Saya belum pernah mendengarkan jawaban yang memuaskan seperti ini sampai saat ini. Saya telah menemui banyak sekali ulama islam untuk mendapatkan informasi mengenai Islam dan berkeliling kesana-kemari, namun jawaban yang diberikan oleh para ulama sedemikian rupa sehingga bukannya membuat saya simpati terhadap Islam justru malah meningkat racun kebencian terhadap islam. Hati saya sedemikian rupa dipenuhi oleh racun kebencian sehingga kami bersatu memutuskan untuk membuat kanal TV yang menyiarkan penentangan terhadap Islam. Mulailah kami bekerja untuk itu. Bahkan kami pun telah mulai membuat rekaman video, namun sekarang Anda telah merubah dunia saya.”
Beliau telah sangat terkesan. Ketika pergi beliau berjanji, “Sejak saat ini saya tidak akan mengatakan sesuatu yang menentang Islam dan AlQuran. Apapun rekaman yang telah saya buat berkenaan dengan Islam dan AlQuran, tidak akan dityangkan, melainkan Islam dan ajaran Islam-lah yang akan ditayangkan.”
Dengan memperlihatkan gambaran seperti ini, bagaimana Jemaat Ahmadiyah meyakinkan para penentang Islam mengenai ajaran Islam yang indah, memberikan informasi yang benar berkenaan dengan status Rasulullah (saw) dan sunnahnya. Sedangkan mereka yang mengaku sebagai Ulama dan menganggap diri pembela Islam justru malah membuat orang selain Muslim membenci Islam dan Al-Qur’an serta membuat hal-hal hasutan penentangan mengenai kita.
Ketika diadakan Book Fair (Pesta Buku) di Agra, India, seorang wartawan suratkabar setempat datang berkunjung ke stall Jemaat. Terjadilah perbincangan dengan beliau. Spontan beliau menyampaikan perihal keadaan umat, lalu disampaikanlah kepada beliau perihal sepak terjang pengkhidmatan Islami yang dilakukan oleh jemaat Ahmadiyah, dan beliau terkesan. Setelah itu beliau berjanji untuk memberikan berbagai dukungan kepada jemaat dalam pengkhidmatan tersebut. Dengan bantuan beliau, pesan jemaat telah ditayangkan ditiga kanal berita lainnya yang dengan perantaraan itu pesan jemaat telah sampai kepada ratusan ribu orang.
Ketika diadakan book fair di Assam (India), Jemaat diperkenalkan kepada Aftab Ahmad Sahib, seorang Doktor (PhD) dan juga Hafiz Quran. Dilakukan juga perbincangan mendalam. Di dalamnya disampaikan juga perihal akidah jemaat dan juga kewafatan Isa Al-Masih berdasarkan Al-Qur’an. Beliau berkomentar, ‘Memang saya Hafiz Quran, namun tidak pernah terpikir oleh saya akan hal itu. Anda telah membuka mata saya. Saya sering menulis artikel di surat kabar. Insya Allah nanti saya akan menuliskan point ini dalam suratkabar disertai dengan rujukannya [asal sumber ilmu dari Jemaat ditulis namanya], saya tidak perduli sekalipun seluruh Muslim Assam menentang saya karenanya.’”
Pada kesempatan Peace Symposium (Simposium Perdamaian) di Switzerland ada seorang pendeta bernama Mishal Fishar Sahib. Beliau adalah ketua lembaga Humanitarian (Kemanusiaan) dan mendapatkan penghargaan dari Jemaat Ahmadiyah. Beliau menuturkan, “Saya ucapkan terima dari kedalaman hati atas penghargaan yang saya terima. Saya merasa heran mengetahui kenyataan bahwa sebuah Jemaat Muslim memberikan penghargaan kepada sebuah organisasi Kristen atas pengkhidmatan dalam bidang kemanusiaan. Penghargaan ini merupakan bukti hidup bahwa Anda tidak hanya berbicara perihal perdamaian bahkan andapun mengakkan perdamaian. Sebatang pohon dapat dikenali dari buahnya dan buahnya adalah Peace Symposium ini.”
Muballig Incharge di Zambia menulis, “Peace Symposium dihadiri oleh individu yang berasal dari berbagai bidang kehidupan, diantaranya adalah Pejabat polisi, hakim dari pengadilan lokal, pendeta berbagai gereja dan berbagai perwakilan, hadir juga para guru sekolah, perwakilan dari media lokal, perwakilan anggota parlemen, simpatisan non Ahmadi dan muallim masjid. Ada seorang pastur gereja yang menyampaikan sambutannya, ‘Sudah sejak lama kami berfikir untuk membuat acara seperti ini, namun jemaat ahmadiyah telah mendahului kami dalam membuat program ini.”
Ketika diadakan Peace Symposyum di Candigarh (India), diperkenalkan Jemaat kepada seorang berkebangsaan Afghanistan bernama Ubaidullah. Disampaikan kepadanya berkenaan dengan Hadhrat Masih Mau’ud (as) bahwa beliau mendakwakan sebaga Imam Mahdi dan Masih Mau’ud sebagaimana telah dinubuatkan Hadhrat Rasulullah (saw). Setelah disampaikan kepada beliau untuk menelaah lebih lanjut dan melihat keadaan yakni benarkah saat ini belum waktunya kedatangan masih mauud. Mendengar itu wajah beliau memerah dan bergetar dan berkali kali mengatakan, ‘Apakah benar Imam Mahdi telah datang?’
Setelah itu dibacakan kepada beliau tulisan Hadhrat Masih Mau’ud (as) berkenaan dengan kemuliaan Rasulullah (saw). Mendengar itu beliau sangat terharu lalu mencium kening saudara Ahmadi dan berkata, ‘Inilah ajaran Islam hakiki yang dipersembahkan kepada dunia dengan perantaraan Anda.’
Presiden Jemaat Finlandia menulis laporan bahwa mereka mengadakan simposium perdamaian. Seorang Diplomat dari Kementerian luar negeri yang juga menjabat sebagai duta besar Finlandia untuk Pakistan juga hadir. Beliau menyatakan sangat senang bisa berpartisipasi dalam acara seperti itu. Beliau menyatakan, “Saya telah menjabat sebagai kepala kedutaan Finlandia di Pakistan dari tahun 1995 hingga 1998 dan memiliki banyak kenangan indah sejak saat itu. Banyak teman saya dan teman anggota keluarga saya berasal dari anggota Jemaat Ahmadiyah yang terkemuka dan terkenal.
Para Ahmadi telah memainkan peran besar dalam keberhasilan negara dalam hal kemajuan intelektual dan ekonominya. Ketika Inggris menguasai sub-kontinen (anak benua India-Pakistan), banyak warga terkenal dan personel militernya berasal dari Komunitas Ahmadiyah.”
Beliau lebih lanjut berkata, “Saya juga menjabat sebagai duta besar di Italia dan melihat Akademi Ilmu Pengetahuan Dunia di Trieste [sebelumnya dikenal sebagai Akademi Ilmu Pengetahuan Dunia Ketiga] yang didirikan oleh ilmuwan Pakistan terkenal, Abdus Salam dan beliau adalah ilmuwan muslim pertama yang menerima hadiah nobel.”
Lebih lanjut dia berkata, “Ketika berita tentang peraihan hadiah nobel ini menyebar, beliau menerima banyak pujian dari suratkabar nasional, radio dan TV Pakistan. Namun, ketika orang-orang mengetahui bahwa beliau (Prof. Dr Abdus Salam) adalah seorang Ahmadi, mereka segera menghentikan pujian dan publikasinya.”
Beliau kemudian berkata, “Ketika Dr Abdus Salam meninggal pada tahun 1996 dan dimakamkan di Rabwah, Pakistan, mereka melakukan tindakan yang sangat memalukan dengan mencoret tulisan Muslim dari nisan beliau.”
Beliau kemudian menyebutkan tentang semua penganiayaan [terhadap Ahmadi].
Hari ini mereka mungkin akan mengubah buku-buku sejarah dan menghapus sejarah yang sebenarnya dari benak generasi muda [di Pakistan]. Tetapi, terlepas apakah kita mengatakan sesuatu atau tidak, orang-orang terpelajar di dunia tetap mengetahui pengabdian yang dilakukan oleh para Ahmadi untuk Pakistan dan perlakuan apa saja yang telah diberikan kepada para Ahmadi. Mereka yang awalnya menentang pembentukan Pakistan, justru orang-orang itu juga yang sekarang mencoba mengklaim sebagai pelopornya.[2]
Bagaimanapun, setiap Ahmadi di Pakistan adalah dan akan terus menjadi warga negara yang setia, insya Allah. Dan insya Allah harapan kita bahwa suatu saat penentangan ini akan sirna dan dukungan Allah Ta’ala menyertai kita dan insya Allah akan terus bersama kita di masa yang akan datang juga. Seberapa pun banyaknya upaya yang mereka lakukan untuk menentang kita, sekarang menurut mereka, Jemaat seharusnya sudah dihabisi, tetapi Allah Yang Maha Kuasa telah melindungi kita.
Bagaimanapun, catatan dari laporan ini hanyalah satu bagian saja dan seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya bahwa laporan ini biasanya disajikan pada hari kedua Jalsah. Namun, karena Jalsah tahun ini tidak diadakan, maka saya memutuskan untuk menyajikan laporan ini dalam dua bagian.
Oleh karena itu, program yang telah direncanakan yaitu insya Allah pada hari Minggu jam 4 sore saya akan mempresentasikan laporan selebihnya di hadapan audiens terbatas dalam bentuk Jalsah di aula kita di sini. Dan akan ditayangkan luas dari sini sehingga dunia akan dapat menyaksikannya melalui MTA dan akan disampaikan juga karunia-karunia yang telah dianugerahkan Allah Ta’ala kepada Jemaat sepanjang tahun.
Namun, banyak diantara laporan yang diterima yang terpaksa harus saya tinggalkan tetapi insya Allah saya akan sampaikan laporan sisanya pada hari Minggu nanti.
Khotbah II
اَلْحَمْدُ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنُؤْمِنُ بِهِ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْهِ وَنَعُوْذ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ – وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ‑
عِبَادَ اللهِ! رَحِمَكُمُ اللهُ!
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذكَّرُوْنَ –
أُذكُرُوا اللهَ يَذكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Penerjemah: Mln. Mahmud Ahmad Wardi, Syahid (London, UK), Mln. Muhammad Hasyim dan Mln Saifullah Mubarak Ahmad. Editor: Dildaar Ahmad Dartono.
[1] Diantara buku-buku Hadhrat Khalifatul Masih II (ra) yang membahas keberadaan Tuhan ialah buku berjudul Ten Proofs for the Existence of God (Sepuluh Bukti Keberadaan Tuhan) dan buku Signs of the Living God (Tanda-Tanda Tuhan Yang Hidup).
[2] Terdapat cukup banyak golongan Muslim di India yang menentang berdirinya negara mayoritas Muslim terpisah dari India – setelah merdeka dari Inggris – dengan mendirikan Pakistan pada 1947. Menurut mereka bersatu dalam negara India yang mayoritas Hindu itu lebih baik. Diantara para penentang berdirinya Pakistan, terdapat golongan-golongan penentang Ahmadiyah. Jadi, warga Ahmadi menghadapi dua jenis penentangan; pertama, penentangan secara akidah karena menerima Imam Mahdi; kedua, karena secara resmi Khalifah Ahmadiyah mendukung berdirinya Pakistan, warga Ahmadiyah juga menghadapi penentangan politis. Setelah Pakistan berdiri di bawah pimpinan Muhammad Ali Jinnah (seorang Syiah), diantara penentang berdirinya Pakistan ada yang konsisten tetap di India seperti Abul Kalam Azad, Khan Abdul Ghaffar Khan dan lainnya. Sebagian lagi malah ikut hijrah ke Pakistan dan menikmati menjadi warga negara baru mayoritas Muslim. Diantara mereka yang ikut hijrah termasuk penentang Ahmadiyah seperti golongan Deobandi, Jamaat-e-Islam (pimpinan Abul Ala Maududi), Majlis Ahrar dan lain-lain. Mereka ini yang nanti aktif melakukan penentangan terhadap Jemaat dan menginisiasi unjuk rasa anti Ahmadiyah di Pakistan. Tahir Kamran, Professor and Chairperson of the History Department at Government College mengatakan bahwa 65 persen Madrasah di Pakistan ialah dibawah pengaruh Deobandi yang sejak 1980-an mendapat bantuan Saudi.