Yesus di India: Tinjauan terhadap Literatur Dunia (1899-1999)

Literatur Yesus di India

Yesus di India: Tinjauan terhadap Literatur Dunia (1899-1999)

oleh Dr Tahir Ijaz (California, USA), dan Qamar Ijaz Ph.D. (Toronto, Kanada)

Di bawah ini adalah tinjauan khusus terhadap buku yang diterbitkan kurang lebih 100 tahun yang lalu berisi rekonstruksi sejarah kehidupan Yesus pasca penyaliban. Secara lebih khusus, kami meninjau penelitian-penelitian yang menguji bukti-bukti kewafatan Yesus di India.

Masih Hindustan Mein (Yesus di India)

Hadrat Mirza Ghulam Ahmad, Qadian, India, 1899

Karya pertama yang membahas dengan begitu mendalam dan ilmiah tentang hijrahnya Yesus ke India adalah sebuah buku yang berjudul Jesus di India atau Masih Hindustan Mein, karya Hadrat Ahmad dari Qadian. Tulisan tersebut telah selesai di bulan April 1899 namun belum sempat diterbitkan, dan dapat terwujud belum lama setelah kewafatan Beliau di tahun 1908. Hal pertama yang dipaparkan dalam tulisan tersebut adalah bukti-bukti yang tertera dalam Perjanjian Baru bahwa Yesus kemungkinan dalam keadaan tidak sadar ketika diturunkan dari tiang salib, dan kembali pulih dengan pengobatan yang ia jalani.

Hazrat Ahmad menunjukkan daftar panjang dari kitab pengobatan kuno, yaitu resep salep penyembuh Marham-i-Isa, yang dioles pada luka Yesus. Tradisi timur kuno menjadi tanda bahwa Yesus kembali pulih setelah mengalami siksaan di tiang salib.

Sumber-sumber Islam yaitu Quran dan hadits juga dipaparkan guna membuktikan bahwa Yesus wafat secara wajar. Bab berikutnya menjelaskan perjalanan Yesus ke India, bab ini sebagian besar mengutip buku-buku sejarah Islam kuno seperti Rauzat-us-Safa. Salah satu hal yang paling menarik dari buku Jesus in India adalah kajian ilmiahnya tentang suku-suku Bani Israil yang hilang, serta pembuktian bahwa suku-suku ini terpencar hingga ke Afghanistan, Kashmir, dan Cina bagian barat.  Suku-suku inilah yang harus ditemui oleh Al-Masih (Nabi Isa), tulis Hazrat Ahmad, yaitu untuk memenuhi misinya pada domba-domba Bani Israil yang hilang, sebagaimana diceritakan dalam Perjanjian Baru.

Hazrat Ahmad hendak membuat buku Jesus in India menjadi bagian pertama dari proyek besarnya dan berkeinginan menambah lebih banyak bab di dalamnya. Untuk itu, tiga orang direncanakan melakukan ekspedisi ke Afghanistan, Kashmir dan wilayah sekitarnya guna mengumpulkan lebih banyak bukti untuk bukunya tersebut namun sangat disayangkan rencana tersebut tidak terwujud karena suatu hal. Akan tetapi, pengikutnya dapat membantunya mencarikan informasi lebih lanjut tentang sejarah perjalanan hijrah Yesus dan temuan nisan di Kashmir, walaupun tidak tertulis pada buku Yesus di India, namun terdapat pada literatur-literatur Ahmadiyah lainnya.

Sahabat Hazrat Ahmad, Maulvi Abdul Karim menceritakan bahwa Hazrat Ahmad menerima sebuah surat yang menjelaskan bahwa ada sebuah serambi di dekat Jalalabad, yang dikenal sebagai serambi Nabi Yuz Asaf. Adat setempat menyatakan bahwa sang Nabi tiba dari Syria sekitar 2000 tahun yang lalu, dan ada jagir (sebidang tanah), merujuk pada serambi tersebut, yang merupakan hibah (pemberian) pemerintah Afghanistan (Al Hakam, Vol. III, No. 24, Juli 1899).

Seorang murid Hazrat Ahmad, Nurruddin, yang merupakan penduduk asli Kashmir, telah mengumpulkan lebih dari 500 tanda tangan penduduk lokal di sana guna menjamin pernyataan mereka bahwa makam Yuz Asaf adalah makam Hazrat Isa (Yesus). Kemudian sahabat lainnya, Maulvi Abdullah, diutus untuk menginvestigasi makam tersebut. Ia menulis surat yang panjang berisi gambaran keadaan makam, dan mengulas kepercayaan (adat) setempat tentang sosok yang dimakamkan disitu.

Buku Jesus in India menjadi karya terbaik pada bidangnya, dan menjadi model utama dan fundamental bagi penelitian ke depan baik bagi murid-murid Ahmad maupun cendekiawan Barat yang tertarik ingin melakukan penelitian tentang topik tersebut.

If Jesus did not die upon the cross? A Study in Evidence (Bagaimana jika Yesus tidak mati di tiang salib? Sebuah Studi Pembuktian)

Judge E. B. Docker, London, 1920

Buku ini berisi penelitian kritis tentang Kesaksian Injil, yang ditulis oleh seorang hakim dari Australia. Sayangnya, buku ini tidak pernah dicetak ulang, dan tidak diperuntukkan secara luas. Salinannya hanya ada di beberapa perpustakaan akademik besar di United Kingdom, seperti Universitas Oxford. Setelah meninjau keseluruhan bukti, penulis mendukung teori yang menyatakan Yesus dalam keadaan pingsan (swoon theory) dan perjalanan Yesus dari Palestina. Terkait dengan hal tersebut, berikut kutipannya (yang bisa dilihat di buku Where did Jesus Die?  karya J. D. Shams).

“Saya harus memperhatikan karya kuno yang telah saya rujuk sebelumnya. Versi terbarunya dimuat di majalah The East and West, beberapa tahun yang lalu. Secara ringkas, tulisan ini ingin membuktikan bahwa Yesus tidak mati di tiang salib, ia kembali pulih dengan perawatan saleb ajaib yang dioleskan pada lukanya, dan sembuh dalam jangka waktu empat puluh hari. Ia melakukan perjalanan ke India menemui suku-suku Bani Israil yang hilang, dan pada akhirnya ia wafat di Kashmir, dimana sampai hari ini ada sebuah makam yang diketahui adalah makam Yesus.

Meskipun saya tidak mengetahui adanya bukti yang mendukung kebenaran substansial dari peristiwa ini, saya ingin menunjukan bahwa tidak ada yang di luar nalar atau mustahil tentang hal tersebut. Sumber lain menyatakan bahwa sampai saat ini di Afghanistan, ada suku Baktria yang memiliki ciri-ciri seperti orang Ibrani. Mengejutkan ketika mendapati sejumlah bagian dalam tulisan Perjanjian Baru yang mana jika mereka tidak mendukung kisah tersebut, setidaknya mereka mengakuinya. Apakah tidak masuk akal untuk menduga bahwa Yesus, setelah mendapati bahwa tidak aman baginya untuk tinggal lebih lama di Yudea atau Galilea selain selama empat puluh hari di mana dikatakan bahwa ai mengajarkan kepada murid-muridnya tentang hal-hal mengenai Kerajaan Allah (Kisah Para Rasul 1:3) … merasa terpanggil untuk membawa pesan Kerajaan kepada domba-domba yang hilang dari umat Israil (halaman 71)?”

Ia lalu menyimpulkan:

“Kemungkinan setelah berdakwah kepada suku-suku Bani Israil yang hilang, di daerah terpencil, Srinagar, Yesus wafat, dan dimakamkan di tempat yang kini tertera namanya (halaman 77).”

Dug Jesus pa korset? (Apakah Yesus Wafat di Tiang Salib?)

Dr. Hugo Toll, Sweden, 1928

Dr. Hugo Toll adalah dokter asal Swedia yang menyusun jawaban terperinci dalam sebuah studi dari sudut pandang medis mengenai pertanyaan apakah Yesus mati di tiang salib. Ia merekonstruksi peristiwa penyaliban dan hukuman yang dijatuhkan kepada Yesus. Hal yang tidak biasa, menurut Dr. Toll bagi seorang pria muda yang sehat, mati dalam waktu yang sesingkat itu.

Kematian atas hukuman bangsa Romawi ini, yaitu penyaliban, biasanya terjadi setelah beberapa hari yang disebabkan karena kelelahan, kelaparan atau serangan burung-burung gagak. Kemungkinan besar Yesus berada dalam keadaan tidak sadar. Rasa dahaga dan kalimat dramatis yang ia ungkapkan dengan lantang “(Airnya) sudah habis” sesaat sebelum ia  “wafat”  lebih pas dengan keadaan pingsan.

Lebih lanjut, Dr. Toll menjelaskan “darah dan air” yang menyembur keluar menurut Injil Yohanes ketika tentara Romawi menusuk tubuh Yesus membuktikan bahwa jantungnya masih berdetak. Jika seseorang mengakui hanya pada kematian yang nampak pada Yesus, peristiwa yang dikisahkan dalam Injil memiliki penjelasan yang sederhana. Ia dalam keadaan terluka berat, masih dalam keadaan sakit yang teramat sangat, sehingga ia tidak membiarkan Mariam Magdalena untuk menyentuhnya.

Dr. Toll meyakinkan pandangannya bahwa Yesus, menjalani kehidupan yang sederhana setelah peristiwa penyaliban, kemungkinan besar meninggalkan daerah tersebut. Ia mengungkapkan bahwa di timur ada komunitas yang dikenal dengan Ahmadiyah yang berkeyakinan bahwa Yesus  hidup lebih lama setelah peristiwa tersebut dan bermigrasi ke Kashmir.

Qabr-i-Masih (Makam Kristus)

Mufti Muhammad Sadiq, Qadian India, 1936

Penulis adalah seorang sahabat Hadrat Ahmad, dan berkhidmat sebagai mubaligh dan pengajar. Ia  mahir berbahasa Ibrani. Bukunya, yang ditulis dalam bahasa Urdu, adalah sebuah studi terperinci tentang kewafatan Yesus di  Kashmir dan keterangan makam Yesus di Srinagar. Ia melakukan perjalanan ke sana pada tahun 1925 dan menyelesaikan penelitiannya dalam waktu tiga tahun. Salah satu hal yang menakjubkan dari bukunya yaitu bukti-bukti yang ia sampaikan tentang prasasti dan makam Ibrani kuno. Sekitar 18 situs arkeologi ia jelaskan. Kemudian, untuk lebih memperkuat pernyataannya bahwa penduduk Kashmir adalah memang keturunan Israil, ia menunjukkan daftar lengkap kosakata yang digunakan di daerah Kashmir dan artinya, serta kemiripannya dengan ungkapan-ungkapan dalam bahasa Ibrani.

Dia menjelaskan makam Yuz Asaf di salah satu babnya dan telah merangkum keyakinan adat Kashmir yang mengidentifikasi orang yang dimakamkan di tempat tersebut sebagai Hadrat Isa (Yesus).

Sepengetahuan kami, buku ini, sangat disayangkan belum pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, meskipun penulis menyediakan transliterasi dalam bahasa Inggris dari daftar panjang kosakata bahasa Ibrani dan Kashmir beberapa tahun yang lalu (tidak diterbitkan).

Where did Jesus Die? (Dimana Yesus Wafat?)

J. D. Shams, Qadian, India, 1945

Penulis merupakan seorang mubaligh Jamaah Muslim Ahmadiyah yang terkemuka, dan ia menyelesaikan buku ini selama masa tugasnya sebagai Imam Mesjid London, di Inggris.

Bagian pertama tulisan ini meninjau tentang peristiwa penyaliban dalam pandangan Injil, dan bagaimana ketidakserasian serta kontradiksi yang ada pada Perjanjian Baru. Terdapat bab singkat yang menjelaskan sebuah studi dari Jerman tentang kain kafan Turin, mengantarkan pada kesimpulan bahwa Yesus tidak mati di tiang salib berdasarkan penemuan noda darah pada kain kafan tersebut. Pada bab 8 dan 9, penulis mengulas bagaimana peran Paulus yang memasukkan unsur-unsur tambahan ke dalam ajaran murni Yesus, dan menimbulkan perpecahan di kalangan umat Kristen terdahulu. 

Merujuk literatur-literatur sejarah yang salah satunya buku Ikmal-ud-din, buku ini menguraikan fakta tentang makam Yesus bahwa dari segi historis dan antropologis, Bani Israil pernah menetap di Afghanistas dan Kashmir. Di akhir bab ini, penulis meninjau ulang peninggalan-peninggalan yang ada, termasuk nukilan penjaga makam terkait hubungan antara Yusu Asaf dan Isa. Maulana J. D. Shams kemudian mengutip sebuah karya yang berjudul Tarikh-i-Azami (sejarah Kashmir yang ditulis sekitar 200 tahun lalu) bahwa status Yuzu Asaf adalah seorang nabi Tuhan yang datang ke Kashmir dan berasal dari suatu tempat tertentu.

Maulana Shams menyarankan agar bidang arkeolog harus lebih banyak lagi melakukan penelitian tentang makam tersebut sehingga prasasti atau bukti-bukti lain dapat terungkap.

Terkait:   Kedatangan Nabi Isa, Nuzul atau Ruju'?

Jesus in Heaven on Earth (Yesus dalam Surga di Bumi)

Khwaja Nazir Ahmad, Lahore, Pakistan, 1952

Seorang pengacara, bernama K.N. Ahmad menyelesaikan bukunya setelah sekian lama berekplorasi di Kashmir.  Dengan tebal hampir 400 halaman, mungkin inilah buku yang paling rinci berkaitan dengan topik ini. Terdiri dari 5 bab, bab I mengulas sumber-sumber informasi yang berasal dari orang-orang Ibrani, pagan, sumber Kristen, dan terakhir dari sumber Islam. Bab II tentang kelahiran Yesus, mengurai asal muasal teori anak Tuhan yang akhirnya menuju pada Dogma Trinitas. Berikutnya yaitu pembahasan tentang kewafatan dan tugas Yesus yang terdapat di bab III dan IV. Di Bab V, penulis kemudian secara rinci memaparkan bukti-bukti historis bahwa suku-suku Bani Israil yang hilang tersebut menetap di Afghanistan dan Kashmir, ia juga menyajikan kutipan-kutipan tentang makam Yesus dari tulisan dan peninggalan sejarah kuno Kashmir.

Dua karya utama yang ia kutip yaitu Tarikh-i-Kashmir (1400 M) oleh Mulla Nadiri dan Bhavishya Maha Purana, sebuah dokumen Hindu kuno dari 115 M. Ia melampirkan potret dari halaman dokumen tersebut, khususnya kutipan dari Tarikh-i-Kashmir, disebabkan kemungkinan hanya ada satu salinan yang tersedia, dan sudah dalam kondisi yang tidak baik. Mulla Nadiri menceritakan kedatangan Yuzu Asaf, seorang utusan Tuhan, dari tanah suci, ia kemudian melanjutkan bahwa, menurut kepercayaan setempat, Yuz Asaf identik dengan Isa (Yesus). Sementara, Hindu purana sebagaimana disebutkan di atas menceritakan suatu pertemuan antara Isa Al-Masih, Utusan Tuhan dengan seorang pemimpin setempat di India Utara. Mulla Nadiri tentu saja merujuk pada purana tersebut dan meyakini bahwa Yuzu Asaf dan Isa kemungkinan adalah orang yang sama.

Andil penting lainnya dari seorang Khwaja Nazir Ahmad adalah analisis terperincinya tentang adat, kebiasaan, dan tradisi antara orang Afghanistan, Kashmir, dan Yahudi. Selain itu, terdapat pula daftar yang begitu mengesankan tentang komunitas-komunitas yang ada di negara-negara ini, yang nama-nama tersebut disebut juga dalam Injil, relevan dengan rujukan dari Injil.

Namun, penulis dengan pemikirannya akan hal ajaib, justru mengurangi keseriusan karya ilmiahnya ini. Dia menulis bahwa  Hazrat Sulaiman benar-benar terbang di udara menuju Kashmir mengunjungi kuil atas namanya. Namun, penyunting telah menghapus referensi-referensi tersebut dalam edisi revisi yang terbitkan baru-baru ini.

Jesus in Rome (Yesus di Roma)

Robert Graves dan Joshua Podro, London, 1957

Buku ini sebenarnya adalah lanjutan dari buku sebelumnya yang berjudul Nazarene Gospel Restored terbit beberapa tahun lebih dulu dengan penulis yang sama. Robert Graves adalah seorang penulis novel dan aktor, sementara Joshua Podro adalah seorang rabbi. Pada buku sebelumnya, penulis berpendapat bahwa ketika seseorang menghilangkan unsur-unsur khayalan pada Injil, yang disampaikan jauh kemudian, maka maknanya menjadi sangat berbeda. Murid Yesus menyaksikan bahwa Yesus masih hidup setelah peristiwa penyaliban,  ini membuktikan bahwa ia tidak mati sebagaimana yang diberitakan.

Dalam buku  Jesus in Rome,  penulis menyimpulkan bahwa Yesus pasti meneruskan tugas kenabiannya di tempat lain setelah selamat dari penyaliban. Mereka meyakini bahwa Yesus dalam keadaan tidak sadar saat berada di tiang salib, dan bangkit kembali atas bantuan beberapa muridnya. Mereka mengutip Uskup Ignatius (wafat tahun 110 M) yang menyatakan bahwa Yesus masih hidup “di dalam daging” kurang lebih 20 tahun pasca peristiwa tersebut. Kutipan menakjubkan ini dapat ditemukan dalam tulisan Uskup Ignatius yang berjudul “Surat untuk Penduduk Symirna.”  

Bab 5 buku Yesus di Roma, berjudul “Makam Yesus”, mereka mengungkapkan bahwa kepercayaan tentang makam Yesus di Kashmir, adalah “satu-satunya peninggalan, dengan nilai sejarah yang masuk akal, yang membawa kisah pasca penyaliban Yesus ke akhir yang sederhana dan alami (halaman 68).” Penulis meringkas tulisan ilmiah yang sebelumnya (Jesus in Heaven on Earth) dan banyak mengutip dari rujukan tersebut.

Rauzabal and other Mysteries of Kashmir (Rauzabal dan Misteri Kashmir Lainnya)

Mohammad Yasin, diterbitkan di Srinagar, Kashmir, 1972

Seorang penulis monograf ini adalah seorang pengacara dan mantan peneliti di Institut Studi Islam di Universitas McGhill di Montreal, Kanada. Dalam pengantarnya ia menjelaskan bahwa ia tidak menyajikan fakta-fakta baru atau referensi dari karya-karya Sejarah kuno, tetapi hanya menyajikan dengan cara yang lebih ‘ilmiah dan logis’ dan menjauhi kontroversi keagamaan. Ia bukan dari Jamaah Muslim Ahmadiyah, meskipun ia mengakui sepenuhnya bahwa Hazrat Mirza Ghulam Ahmad telah menulis risalah orisinil tentang subjek tersebut dan menyampaikan kebenaran ini kepada dunia. Buku ini ditulis dalam bentuk opini-opini, dan agak singkat.

Christ in Kashmir  (Kristus di Kashmir)

Aziz Kashmiri, terbit di Srinagar, Kashmir, 1973

Penulis adalah seorang editor pada majalah mingguan bahasa Urdu  Roshni Srinagar dan sebelumnya pernah menulis buku yang berjudul Hadrat Isa aur Isaiyyat dan Masih Kashmir Mein. Ia bukan dari Jamah Muslim Ahmadiyah.

Setelah menguraikan nama Kashmir, dan menunjukkan hubungan antara asal usulnya dengan Israil, ia kemudian membahas bukti-bukti terkait dengan penduduk Kashmir dan suku-suku Bani Israil yang hilang, berdasarkan ciri-ciri fisik, kebiasaan, dan tradisi mereka. Ia juga menunjukkan daftar kosakata bahasa Kashmir yang memiliki kesamaan dengan istilah-istilah bahasa Ibrani. Tentang jejak tertulis Yuz Asaf di Kashmir, ia mengutip rujukan yang sama dengan para peneliti sebelumnya.

Did Jesus Redeem Mankind? (Apakah Yesus Menebus Dosa Umat Manusia)

Hadrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, diterbitkan di Qadian, India, 1973

Buku ini adalah bentuk terjemahan bahasa Inggris dari tafsir Urdu karya Hadrat  Mirza  Bashiruddin  Mahmud  Ahmad,  dari sebuah surah dalam Al-Quran yaitu, Surah Maryam. Buku ini diterbitkan 8 tahun setelah kewafatan beliau. Doktrin dasar umat Kristen tentang Dosa Asal (dosa warisan), ketuhanan Yesus, dan Trinitas dibahas dalam dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang Injil dan juga Al-Quran.  Buku ini tentu saja merupakan teologi “intisari yang berat”, tapi sangat mudah untuk dipahami dengan banyak perumpaan-perumpaan nyata yang secara pribadi Beliau telaah. Menjelang akhir buku, penulis mengurai alasan perjalanan Al-Masih ke Kashmir, setelah menunjukkan bukti dari Perjanjian Lama itu sendiri bahwa Yesus selamat dari peristiwa penyaliban.

The Myth of the Cross (Mitos tentang Salib)

AlHaj A. D. Ajijola, terbit di Lahore, Pakistan, 1975

Buku ini ditulis oleh seorang non-Ahmadi, didedikasikan kepada Pemuda Muslim Nigeria yang menjadi sasaran kuat “propaganda para missionaris Kristen.” Intinya ia menyimpulkan bahwa Yesus selamat dari kematian di tiang salib dan dirawat hingga sembuh oleh para muridnya. Yesus kemudian melakukan perjalanan dakwah kepada domba-domba Bani Israil yang hilang, yang mana mereka tersebar ke Etiopia sampai ke India (halaman 48).  Penulis tidak begitu tegas dalam tulisannya dan begitu hati-hati dengan pemilihan kata, kemungkinan ada kekhawatiran akan pengawasan komunitas Muslim garis keras di sana.

Sangat disayangkan, ia menjiplak sebagian buku karya Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, yaitu, Introduction to the study of the Holy Quran. Bab 3, 4, 5, 7, and 8 sangat jelas meniru tulisan karya Hazrat Ahmad, terutama pembahasan tentang meragukannya kesaksian Perjanjian Baru, dan cakupan tugas Yesus.

Jesus Died in Kashmir (Yesus Wafat di Kashmir)

Andreas Faber-Kaiser, diterbitkan di London, 1977

Buku Andreas Faber-Kaiser ini menyampaikan informasi yang paling rinci tentang topik di atas, sebagai cendekiawan Barat. Ia melakukan perjalanan ke Kashmir demi mengumpulkan informasi tentang topik yang dimaksud. Ia adalah seorang sarjana di bidang Perbandingan Agama dan seorang jurnalis handal. Buku ini dipublikasikan pertama kali adalah bahasa Spanyol, setahun kemudian pada 1977, buku ini terbit dalam bahasa Inggris.  Buku ini juga telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

Buku Jesus Died in Kashmir menggambarkan sekelompok orang yang saat ini tinggal di Kashmir, menyebut diri mereka “Bani Israil.” Pembahasan buku ini seputar perjalanan Yesus, kewafatannya, serta makam Yesus di Kashmir.  Sejumlah potret tentang makam tersebut juga disajikan dalam buku ini. Faber-Kaiser kemudian menulis bahwa penduduk setempat menyebut makam tersebut sebagai makam Hazrat Yuz Asaf, Nabi Sahib, Shahzada Nabi, atau Hazrat Isa Sahib. Ia juga menceritakan bahwa ia bertemu dengan sebuah keluarga yang mengaku sebagai keturuan Yesus, dan salah satu di antaranya memiliki daftar silsilah yang mana leluhurnya sampai ke Yesus.

Faber-Kaiser mengatakan bahwa penelitiannya ini mendukung pandangan Ahmadiyah tentang kehidupan Yesus pasca penyaliban, namun, ia menekankan bahwa karyanya ini tidak boleh dianggap sebagai sebuah risalah Ahmadiyah dan bukan bagian dari mahzab atau golongan agama apapun.

Faber-Kaiser merupakan salah satu pembicara pada Konferensi London tahun 1987, yang akan dicantumkan pada bagian selanjutnya.

Truth about the Crucifixion (Kebenaran Peristiwa Penyaliban)

Diterbitkan oleh Mesjid London, London, 1978

Buku berjudul Truth about the Crucifixion adalah versi tertulis dari “Konferensi Internasional dengan tema Penyelamatan Yesus dari Tiang Salib” yang diselenggarakan di London tahun 1978 oleh Jamaah Muslim Ahmadiyah. Panel pembicara internasional pada acara tersebut yaitu (judul pidato berada di dalam kurung): Muhammad  Zafrullah  Khan (Jesus, Prophet or God); M. M. Ahmad (Lost Tribes of Israel); A. Faber Kaiser (He did not die on the Cross); Fida Hassnain (Tomb of Yuz Asaf); B. A. Rafiq (Deliverance of Jesus from the Cross: Biblical Evidence); A. Madsen (Deliverance of Jesus from the Cross: Quranic and Islamic Evidence); R. Skolfield (Some observations on the life of Jesus); Sheikh Abdul Qadir (Jesus Travels to India and Kashmir); Kurt Berna (The International Foundation for the Holy Shroud); L. Filip (New Viewpoints on Jesus’s Activity Beyond Palestine). Termasuk juga teks pidato Hazrat Mirza Nasir Ahmad, Pemimpin Komunitas Muslim Ahmadiyah pada waku itu.

Truth about the Crucifixion kiranya menyajikan ringkasan paling baik terhadap penelitian penting yang telah dilakukan hingga saat ini, dalam satu volume.

Deliverance from the Cross (Penyelamatan dari Salib)

Muhammad Zafrulla Khan, London 1978

Penerbitan buku ini bersamaan dengan konferensi yang disebutkan di atas. Buku ini memuat perspektif Islam Ahmadiyah tentang kelahiran, pengkhidmatan dan kehidupan Yesus pasca penyaliban. Bab 8 adalah salah satu bagian yang paling menarik, membahas perjalanan Yesus ke Kashmir. Sebuah referensi penting disampaikan oleh cendekiawan Oxford, O. M. Burke, penulis buku Among the Dervishes. Publikasi tersebut, yang sering dikutip oleh Muhammad Zafrullah Khan, berisi keterangan yang disampaikan oleh suatu komunitas agama di dekat Herat, Afghanistan, yang merupakan pengikut Yesus. Komunitas tersebut meyakini bahwa setelah peristiwa penyaliban, Yesus datang kepada mereka dan dikenal sebagai Yuz Asaf, dari Kashmir. Mereka bahkan memiliki kitab peninggalan Yuz Asaf. Sepertinya komunitas tersebut terdiri dari keturunan asli dari pengikut Yuz Asaf terdahulu. Mereka pernah menganut ajaran Kristen tertentu, yang kemudian memeluk agama Islam.

Terkait:   Teori Substitusi - Benarkah Nabi Isa Digantikan Orang Lain Saat Penyaliban?

Jesus Lived in India (Yesus Hidup di India)

Holger Kersten, Jerman, 1983

Versi bahasa Inggris dari buku ini diterbitkan pada tahun 1986, bahasa aslinya yaitu bahasa Jerman. Penulis adalah seorang guru, penjelajah dan memiliki ketertarikan pada Studi Oriental. Ia mengunjungi India untuk menapak tilas jejak kehidupan Yesus yang sebenarnya, setelah mengetahui teori Yesus di India pada awal tahun 1970-an. Ia dibantu oleh Profesor Fida Hassnain dalam mengumpulkan dan menyimpulkan literatur India kuno tentang Kehidupan Yesus di India. Buku ini juga berisi tinjauan terhadap bukti antropologis berhubungan dengan suku-suku Bani Israil yang hilang, dinyatakan bahwa mereka menetap di Kashmir dan Afghanistan.

Ia sangat tergantung dengan rujukan yang diragukan keasliannya seperti karya Notovitch berjudul The Unknown Life of Jesus, demi membuktikan bahwa Yesus pada masa mudanya juga pernah mengunjungi India, sebagaimana disebutkan oleh banyak cendekiawan seperti di dalam ulasan kami ini.

Perjalanan Yesus ke India dibahas secara rinci pada Bab 6. Tidak ada bukti baru yang diberikan selain satu referensi pada tradisi tertentu suku Kurdi di Turki. Referensi tersebut merupakan karya seorang ahli kebangsaan dari Luxembourg, yang menghabiskan beberapa tahun bersama suku-suku ini di Turki. Intinya yaitu, ada kepercayaan dari mulut ke mulut tentang Yesus tinggal di Turki bagian timur setelah pemulihan.

Kersten tidak menjelaskan lebih rinci tentang hal tersebut. Menariknya, dalam buku sejarah Persia, seperti Rauzat-us-Safa tentang persinggahan Yesus di Turki, dirujuk oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dalam buku Jesus di India. Di awal tahun 1900-an ditemukan beberapa peninggalan Suriah abad pertama berjudul “Syair-syair Sulaiman”. Peninggalan tersebut dimiliki oleh pengikut Yesus di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Turki modern. Jelas dari peninggalan tertulis tersebut bahwa Yesus selamat dari siksaan salib, dan sebab mendapat persekusi yang hebat, Yesus kemudian bermigrasi.

Holger Kersten telah menerbitkan beberapa buku yang berfokus pada keterkaitan antara Yesus dengan agama Budha dan Mistisisme Timur, dan mendapat perhatian khusus di kalangan gerakan New Age (Zaman Baru).  

Lost Cities of China, Central Asia and India (Kota-kota Cina yang Hilang, Asia Tengah dan India)

David Childress, Illinois, USA 1985

Penulis buku ini menceritakan perjalanannya ke Kashmir dan Tibet Barat yang terdapat di Bab 15. Ia memulai Bab 2-nya dengan mengutip Al-Quran “padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibkannya (4:157).” Setelah meninjau peristiwa penyaliban sebagaimana dikisahkan dalam Perjanjian Baru, ia menyimpulkan bahwa ada kemungkinan Yesus selamat dari peristiwa tersebut.

Kemudian, ia mengajak pembaca pada perjalanan pribadinya ke makam Yesus. Ia merujuk sebuah peninggalan dari Kashmir, yang menyebut Yesus, juga dikenal sebagai Yuz Asaf, hidup di lembah dua ribu tahun yang lalu. Setelah kunjungan ke makam tersebut, dan memberikan gambaran bagian dalamnya, ia menulis kesimpulan,

“Saya merefleksi pengalaman yang luar biasa ini. Saya tidak tahu jika makam tersebut benar-benar makam Yesus dan kemungkinan tidak akan pernah, jika saja bukti baru tentang hal tersebut tidak muncul… Saya bersyukur telah menelusuri jejak salah satu guru dan pengembara terhebat di dunia. Faktanya, Yesus dikenal dalam Quran dan para cendekiawan Muslim sebagai ‘Pengembara Ulung’ dan ‘Pemimpin Para Pengembara’.

The Fifth Gospel (Injil Kelima)

Fida Hassnain dan Dahan Levi, Srinagar, Kashmir, 1988

Tidak diragukan, Professor Fida Hassnain saat ini adalah peneliti terbaik pada studi sejarah Yesus di India. Ia menjabat sebagai Direktur Arsip Negara Bagian Kashmir dan Direktur Penelitian Arkeologi dan Museum, Kashmir, kemudian pensiun di tahun 1983.

Ia meneliti secara menyeluruh makam Yuz Asaf, apapun yang diperbolehkan oleh penjaga makam, ia akan teliti. Transkip pidato beliau dalam Konferensi London tahun 1978, yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat di buku Truth about the Crucifixion (terbitkan Masjid London)dengan judul “Makam Yuz-Asaph”.

Sang Profesor mempersembahkan buku The Fifth Gospelini untuk Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, Nicolas Notovitch dan Pandit Sutta (penulis Bhavishya Maha Purana) atas “wawasan baru tentang tabir kehidupan Yesus Kristus bagi dunia penelitian.” Menurut penulis, tujuan buku ini adalah untuk menyampaikan kepada dunia Barat bahwa di Timur ada sumber-sumber referensi penting tentang kehidupan Yesus di India.

Setelah meninjau bukti bahwa Yesus selamat dari penyaliban, Professor Hassnain membahas literatur kuno dari Kashmir, dan membenarkan bahwa Yesus bertemu dengan orang-orang Israil yang ada di sana.

Buku lainnya karya Professor Hassnain yang berjudul A Search for the Historical Jesus (Sebuah Penelusuran Sejarah Yesus) berisi keterangan yang lebih detail dan memperjelas investigasinya terhadap makam Yuz Asaf, serta berisi tinjauan terhadap dokumentasi historis di bawah ini.

Jesus in India (Yesus di India)

James Deardorff, San Francisco, 1994

Buku ini terbagi menjadi 4 bagian: Yesus dan Reinkarnasi; Tahun-tahun Yesus yang hilang di India; Penyelamatan Yesus dari Penyaliban; Perjalanan Yesus pasca Penyaliban. Deardorff berusaha mengembalikan Yesus ke dalam konteks Ketimuran yang kuat – seorang yang mempelajari kebijaksaan dari timur dan kembali ke timur.

Ia meyakini bahwa Yesus mengajarkan tentang reinkarnasi, filosofi yang dipelajarinya ketika di India saat masih muda. Demi mendukung teorinya itu, ia mengutip perkataan Yesus yaitu, Yohanes Pembaptis adalah Elia di masa lalu.

Deardorff meninjau hipotesis tentang kebangkitan, kemudian merujuk kepada Docker, Graves, Khwaja Nazir Ahmad dan tentunya, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. Ia mengungkapkan bahwa sejarah mencatat kehidupan Yesus setelah penyaliban dan itu terdapat di dalam legenda Hindu (Bhavishya Maha Purana), legenda Buddha, dan cerita Yunani-Romawi (Kehidupan Apollonius dari Tyana). Berita tentang misi dan Yesus berumur panjang mungkin telah sampai ke barat, dan mengutip literatur teologi Kristen awal, khususnya Uskup Ireneus dari abad kedua Masehi, yang menegaskan bahwa Yesus hidup sampai usia lanjut dan terus berdakwah di antara umatnya.

Sebagai kesimpulan, penulis menyatakan bahwa bukti-bukti sejarah menunjukkan bahwa Yesus wafat di India.

A Search for the Historical Jesus (Penelusuran Sejarah Yesus)

Fida Hassnain, London, 1995

Menindaklanjuti penelitian yang sebelumnya, The Fifth Gospel (Injil Kelima), Professor Hassnain kemudian menerbitkan  A Search for the Historical Jesus yang memuat pemaparan yang lebih terperinci. Buku ini terdiri dari 21 bagian, mencakup sejarah Bani Israil di India Utara, kelahiran Yesus, perjalanan Yesus ke India ketika masih muda, penyaliban, Kain Kafan Turin, kebangkitan, dan penelusuran jejak Yesus kembali ke India. Beberapa bagian akhir membahas tentang makam yang mana penduduk setempat menyebutnya Rozabal, serta ulasan tentang sejarah Kashmir terhadap sosok yang dimakamkan di tempat tersebut.

Ia menulis, sebagai Direktur Penelitian Arkeologi dan Museum  Negara Bagian Kashmir, ia dapat mempelajari makam tersebut dengan sangat rinci, dan bahkan membuat beberapa perbaikan. Di tahun 1975, saat Professor Hassnain menyelidiki sarkofagus kayu (peti mayat), yang terletak di dalam kuil,  ia menemukan sebuah kayu salib dan lempengan batu yang menampakkan jejak kaki dengan bekas luka. “Antara Yuzu Asaf dan Yesus terdapat kesamaan,” ia lanjut menulis “yaitu bekas luka pada kakinya.” Menariknya, penelitian selanjutnya dilakukan oleh para cendekiawan Jerman dan mereka menemukan bahwa posisi luka  yang tampak pada lempengan tersebut sesuai dengan yang ada pada kain kafan Turin. Oleh karena itu, penemuan-penemuan Profesor Hassnain menghubungkan antara Yuz Asaf dengan Yesus, dan kemudian, dengan sosok di dalam Kain Kafan tersebut.

Professor Hassnain meninjau catatan kuno dari Kashmir dan menyimpulkan bahwa catatan tersebut mendukung pandangan bahwa Yesus bermigrasi dan menetap di sana (Kashmir). Ia menulis: “Menurut saya, inilah waktunya mengajak orang-orang Barat untuk bergabung dan menemukan kembali sejarah tentang Yesus.”

Satu rujukan menarik yang diungkapkan oleh Professor Hassnain dari sebuah karya kuno berjudul Kamal-ud-Din, yang dibuat sekitar tahun 960 M. Karya tersebut membantu kita memahami, jika memang Yesus tinggal di India dan pengikutnya berkembang, mengapa tidak ada jejak misinya, selain makamnya tersebut. Dipaparkan pula tentang suatu komunitas di Kashmir, pada saat itu dikenal dengan Nasara, Pengikut Yesus,  sekarang sudah tidak ada.  Menurut buku Kamal-ud-Din, pendeta Nasara mengetahui bahwa saudara-saudara mereka di Asia Tengah telah menerima Nabi Suci umat Islam. Tidak lama kemudian, sekitar tahun 570 M, mereka juga masuk Islam. Umat kristen Nasara kehilangan indentitas khas mereka yaitu sebelum abad ke-10 Masehi.

Kutipan di atas yang berasal dari buku Kamal-ud-Din, kemudian digabungkan dengan penemuan oleh cendekiawan Kristen Panteanus yaitu sebuah Injil Ibrani di India, ditemukan di antara orang-orang Israil pada abad ke-2 Masehi serta prasasti kuno yang menunjukkan adanya penganiayaan yang dialami komunitas Nasara  di Persia, membuktikan bahwa cahaya Kristiani pernah terbit di wilayah-wilayah ini. Atas penganiayaan dan perpindahan tersebut, kaum Nasara berbaur dengan agama lain dan identitas asli mereka terlupakan. Peristiwa ini dapat digambarkan dengan hilangnya hampir semua agama non-Kristen di Eropa ketika agama Kristen Paulus menyebar dengan cepat di sana.

Christianity a Journey from Facts to Fiction (Ajaran Kristen: Perjalanan dari Kenyataan ke Khayalan)

 Hadrat Mirza Tahir Ahmad, Tilford, Surrey, UK, 1996

Buku ini merupakan rangkuman inti dari keyakinan Muslim Ahmadiyah. Uraian yang diangkat yaitu isu-isu teologi berkaitan dengan keilahian, trinitas dan penebusan dosa serta hubungannya dengan rasionalitas. Buku ini juga mengurai kemungkinan-kemungkinan penyebab munculnya doktrin-doktrin tersebut.

Kenaikan Yesus ke langit, menurut  Hazrat  Mirza Tahir Ahmad, merupakan penambahan keterangan pada Injil yang dilakukan kemudian.  Awalnya, Injil Matius dan Yohanes tidak menyebutkan tentang Kenaikan Yesus ke langit. Versi tertentu dari Injil Markus dan Lukas menyebutkan tentang itu; namun semenjak ditemukannya Codex Sinaiticus/manuskrip Alkitab Yunani kuno (salinan tertua dan paling lengkap dari Alkitab Kristen), jelas bahwa ada penambahan yang dilakukan oleh para juru tulis. Codex Sinaiticus sama sekali tidak menyebutkan tentang Kenaikan Yesus di dalam Injil manapun.

Penulis mengungkapkan bahwa para muslim Ahmadi sering mendapat kritik atas keyakinan mereka bahwa Yesus meninggalkan Palestina dan menuju ke India, orang-orang non-Ahmadi menganggapnya “tidak masuk akal”. Namun, ia membalas, “Para Ahmadi bertanya-tanya jarak manakah yang lebih jauh, jarak dari Palestina ke Kashmir atau dari bumi ke ujung langit”. Kemudian para Ahmadi bertanya lagi, bagaimana dengan janji Yesus Kristus bahwa ia akan mencari domba-domba Bani Israil yang hilang. Jika ia langsung meninggalkan Palestina, lalu duduk di samping kanan Bapaknya, apakah ia lupa akan janjinya ataukah kemungkinan ia tidak menepati janjinya itu? Atau seperti yang kami sarankan sebelumnya, apakah harus dipahami bahwa Domba-domba Israil yang Hilang itu telah lebih dulu naik ke langit di mana Yesus pergi untuk mengejar mereka?” (halaman 97-98).

From Palestine to Kashmir (Dari Palestina Ke Kashmir)

P. Choudhury, New Delhi, India, 1996

Penulis From Palestine to Kashmir mendedikasikan bukunya untuk “Kerukunan Umat Hindu,  Budha,  dan Kristen.”  Beberapa bab awal membahas pandangannya bahwa India adalah tanah yang disebutkan di dalam Alkitab, dimulai dengan taman di kitab Kejadian dan berakhir dengan Yesus berdakwah di India, tempat di mana Yesus wafat. Menurut penulis, ini adalah salah satu alasan mengapa agama Yahudi, Hindu, Budha, dan Kristen memiliki banyak kesamaan, sama dalam warisan spiritual di India.

Terkait:   Fakta-Fakta Nabi Isa as

Sayangnya, alih-alih berfokus pada thesisnya, dan menghasilkan penelitian yang bermanfaat tentang topik ini, ia justru menyalin keseluruhan isi dari karya Imam Shams yang sudah ditampilkan sebelumnya, berjudul Where did Jesus Die? (Dimana Yesus Wafat?) Ia bahkan tidak memasukkan buku Imam Shams dalam daftar referensinya. Ini mungkin dimaksudkan agar tidak ada indikasi bahwa ia mengambil dari sumber lain.

Ia menyimpulkan bahwa Yesus wafat di Kashmir, tempat yang ia sebut sebagai tanah yang disebutkan dalam Allitab.

In Search of the Loving God (Mencari Tuhan Yang Pengasih)

Mark Mason, Oregon, USA 1997

Mark Mason adalah seorang Kristiani, menulis buku ini dengan tujuan untuk “mengatasi trauma masa lalu umat Kristen dan membangkitkan semangat pemulihanya.” Buku ini bertujuan sebagai refleksi diri supaya umat Kristen dapat menjadi lebih baik, lebih relevan, dan menarik bagi banyak orang. Sebab, ia mengungkapkan bahwa gereja pada Abad Pertengahan begitu haus akan kekuasaan dan bertanggungjawab atas berbagai perilaku kekejaman.

Di bab 4, berjudul “Rahasia Tabir Kehidupan Yesus” ia meninjau bukti bahwa Yesus mungkin menghabiskan apa yang disebut ‘tahun-tahun yang hilang’, yaitu tahun-tahun perkembangannya, di India. Selain itu, dengan banyak mengutip dari Holger Kersten, dia menguraikan kehidupan Yesus setelah penyaliban, termasuk penjelasan tentang sebuah makam di Srinagar, Kashmir. Ia juga menyertakan referensi dari seorang Bapa Gereja awal, Ireneus dari abad kedua, yang menulis bahwa Yesus hidup hingga usia lanjut dan menetap ‘di Asia’ bersama muridnya Yohanes hingga masa Kaisar Trajan—yang mulai berkuasa pada tahun 98 M.

Jawaban akhir yang diberikan atas fakta historis tersebut cukup menarik. Bagaimana jika Yesus wafat secara wajar di Kashmir? Ia menjawab:  

“Menurut saya seharusnya hal ini tidak mempengaruhi keyakinan umat Kristen. Jika Yesus mati di tiang salib, itu sebenarnya bukan hal yang penting. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa ia menderita demi dosa semua umat manusia, tentu apabila ia tidak wafat secara fisik, ia akan lebih menderita (mendapatkan ‘kematian’ yang lebih buruk) karena rasa sakit saat pemulihan dibandingkan jika ia langsung meninggal dan dibangkitkan kembali secara ajaib.”

Ia pada akhirnya menyimpulkan:

“Yesus kemungkinan pernah ke India dan kembali ke sana pasca peristiwa penyaliban.”

The Christian Conspiracy (Konspirasi Umat Kristen)

Joseph Macchio, USA, 1999

Buku J. Macchio adalah sebuah “e-book” atau buku elektronik, dan tidak tersedia dalam bentuk fisik. Buku ini dapat diakses melalui situs newhopeent.com. Mirip dengan karya terdahulu Mason yang sudah dipaparkan sebelumnya. Buku yang ditulis oleh seorang Kristiani ini, intinya berupa semacam intropeksi bagi seorang penganut agama Kristen.

Tujuan penulisan buku ini adalah untuk menguraikan dan mencatat perubahan-perubahan dalam, apa yang dia sebut sebagai ‘Ajaran Kristen asli’ atas doktrin dan ajaran buatan manusia. Dia mengatakan bahwa jauh lebih banyak keragaman dalam keyakinan Kristen, termasuk pandangan yang berbeda-beda tentang sifat Yesus, kebangkitan, dan keberadaannya setelah peristiwa di kayu salib. Namun, pandangan-pandangan semacam itu ditekan dan hampir dimusnahkan oleh kelompok Kristen tertentu yang pada akhirnya menjadi gerakan ortodoks. Pemusnahan injil-injil dan karya-karya lainnya dan dengan sewenang-wenang mengubah empat kitab injil (Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes), terus berlanjut selama berabad-abad.

Di balik dogma dan teologi tersebut, penulis meyakini bahwa sejarah asli tentang Yesus masih ada dan dapat ditelusuri. Beberapa petunjuk bisa ditemukan dalam literatur apokrif dan tulisan para Bapa Gereja. Misalnya, penulis mencatat bahwa ada ajaran tentang Kenaikan Yesus empat puluh hari setelah kebangkitan dan itu menjadi ajaran resmi Gereja, meskipun kenyataannya ada beberapa tradisi yang menunjukkan bahwa Yesus masih berada di bumi ketika seharusnya ia berada di surga. Sebagai contoh, Injil Pistis Sophia dari abad ke-3 Masehi menyebutkan bahwa Yesus menghabiskan sebelas tahun bersama murid-muridnya, berdakwah setelah peristiwa penyaliban. Selain itu, Bapa Gereja, seperti Ireneus dan Ignatius, percaya bahwa Yesus masih berada di bumi beberapa dekade setelah penyaliban.

J. Macchio menelusuri jalur Yesus ke India, merujuk buku karya Kersten, yang berjudul, Yesus Hidup di India. Tentang makam di Kashmir, Macchio menulis: “Fakta bahwa makam Yesus dikunjungi oleh umat Muslim, Hindu, dan Buddha serta Kristen menunjukkan bahwa Yesus dihormati di Timur sebagai nabi dan guru sejagat yang ajarannya dianggap relevan dalam konteks beberapa agama.”

Seperti banyak penulis lainnya, Macchio berpendapat bahwa Yesus juga melakukan perjalanan ke India semasa muda, dan mempelajari mistisisme Timur, filsafat Hindu, dan konsep spiritual lainnya. Seperti disebutkan sebelumnya, identifikasi Yesus sebagai seorang pria Timur yang membawa konsep Hindu dan Buddha ke Palestina dan kemudian kembali ke tempat mistis yang disebut India semakin populer di kalangan penulis Barat, terutama di kalangan pengikut New Age.

Publikasi Lainnya

The Tomb of Jesus by Sufi Motiur Rehman (Makam Yesus oleh Sufi Motiur Rehman Bengali), 1946. Sebuah buklet kecil yang merangkum keyakinan Ahmadiyah dan ikhtisar sejarah makam di Srinagar.

Jesus Son of Mary (Yesus Putra Maryam) oleh Qazi MuhammadBarkatullah, Philadelphia, AS, 1972.

Crumbling of the Cross (Runtuhnya Salib) oleh Mumtaz Ahmad Faruqi, Lahore, 1973. Buku ini pada dasarnya adalah versi ringkas dari Jesus in Heaven on Earth, tanpa informasi baru yang signifikan.

Yesus tidak Mati di Tiang Salib (Jesus nicht am Kreuz gestorben) oleh Kurt Berna, Zurich, Swiss, 1975. Ini adalah terjemahan bahasa Inggris dari buku asli berbahasa Jerman yang diterbitkan pada 1962. Penulis menyimpulkan bahwa Yesus tidak wafat di kayu salib berdasarkan bukti noda darah pada Kain Kafan.

Testimony of the Shroud (Kesaksian Kain Kafan) oleh Rodney Hoare, New York, AS, 1979. Sebuah laporan tentang bukti noda darah pada Kain Kafan Turin, menyimpulkan bahwa hanya tubuh hidup yang menghasilkan panas yang dibungkus dalam Kafan. Penulis meyakini Yesus wafat tak lama setelahnya, atau kemungkinan kecil melakukan perjalanan ke Pakistan atau bahkan hingga ke Amerika Utara.

Jesus and Moses are Buried in India (Yesus dan Musa dimakamkan di India) oleh Gene Matlock, AS, 1991. Edisi baru dengan tambahan materi akan tersedia dalam setahun (komunikasi pribadi dengan penulis).

Jesus among the Lost Sheep (Yesus di antara domba yang hilang)  oleh Aziz A. Chaudhry, London, Inggris, 1992. Sebuah buku yang merangkum keyakinan Ahmadiyah tentang perjalanan Yesus ke Kashmir.

Makalah ini tidak akan lengkap tanpa menyebutkan kontribusi ilmiah almarhum Sheikh Abdul Qadir, seorang Pakistan yang menerbitkan serangkaian artikel sepanjang tahun 60-an, 70-an, dan 80-an. Artikel-artikelnya muncul di majalah-majalah seperti The Review of Religions, The Muslim Herald, Al-Furqan, dan Al-Fazl.

Judul beberapa artikelnya antara lain, Last Verse of Mark’s Gospel (Ayat Terakhir Injil Markus), Discovery of a New Coptic Gospel (Penemuan Injil Koptik Baru), Mary, Mother of Jesus, in the East (Maria, Bunda Yesus, di Timur), Bhavishya Maha Purana, Messiah in the East (Al-Masih di Timur), History of the Tomb of Yuz Asaf (Sejarah Makam Yuz Asaf), dan The Odes of Solomon (Syair-syair Sulaiman).

Sebagian besar penelitiannya dirangkum dalam pidatonya yang disampaikan pada Konferensi London pada tahun 1978.

Artikel Mary, Mother of Jesus, in the East (Maria, Ibu Yesus, di Timur) akan dijelaskan lebih rinci karena merupakan topik yang tidak sering dibahas. Artikel ini muncul dalam edisi Januari 1964 dari The Review of Religions. Al-Quran menyatakan bahwa Yesus dan ibunya, Maria, merupakan sebuah tanda, dan diberikan perlindungan di tanah yang mulia. Seperti halnya dengan Yesus, keberadaan Maria setelah peristiwa penyaliban tetap menjadi misteri. Beberapa tradisi menyebutkan bahwa dia diangkat ke Surga, karena tidak ada makam Maria yang pernah dijelaskan di Palestina atau daerah sekitarnya. Tradisi Kristen awal lainnya (dari St. Epiphinius, 315-403 M) menyatakan bahwa Maria dipercayakan di bawah perawatan murid Yohanes, dan bepergian bersamanya ke Asia (Parthia). Karya apokrif Acts of Philip juga menceritakan keberangkatan Yohanes ke timur menuju Parthia. Tampaknya, karena penganiayaan yang berat oleh orang-orang Yahudi di Kekaisaran Romawi, para murid Yesus bermigrasi ke timur menuju Parthia, di mana mereka diperkirakan bertemu dengan Yesus. Karya apokrif Pistis Sophia juga menyebutkan bahwa Maria bersama Yesus hidup sekitar sebelas tahun setelah penyaliban.

Sheikh Abdul Qadir terus merekonstruksi perjalanan Maria dengan merujuk pada karya-karya seperti Rauzat-us-Safa, yang menyatakan bahwa Maria menemani Yesus selama perjalanannya. Karya lainnya adalah Bihar-ul-Anwar, yang tampaknya berdasarkan tradisi Kristen, yang menyebutkan Maria bersama Yesus dan murid-murid lainnya di tempat yang sekarang dikenal sebagai Irak. Perlu dicatat bahwa Surat Pertama Petrus dalam Perjanjian Baru juga merujuk kepada para pengikut Yesus di Babilonia (Irak).

Terakhir, Sheikh Abdul Qadir membahas makam Maria yang memang ada di Murree, Pakistan, meskipun makam lain juga telah diidentifikasi di Kashgar sebagai milik Maria. Penelitian arkeologi di masa mendatang dapat mengungkap kebenarannya.

Publikasi yang Menentang Pandangan bahwa Yesus Wafat di Kashmir

The Essene Odyssey (Pengembaraan Eseni): Hugh Schonfield 1984

Sebagian dari buku ini diperuntukkan guna memahami asal-usul nama ‘Yuzu Asaf’ yang berasal dari sumber-sumber Buddha dan Kashmir. Ia menyimpulkan bahwa makam Yahudi di Srinagar kemungkinan adalah milik seorang guru Essene yang hebat, dengan nama yang mirip dengan ‘Yosef.’ Sosok Yuzu Asaf kemudian diasosiasikan dengan Yesus dan bahkan Buddha, karena pengaruh agama dari waktu ke waktu.

Strange Tales about Jesus: A Survey of Unfamiliar Gospels (Kisah Aneh tentang Yesus: Sebuah Tinjauan terhadap Injil-Injil yang Tidak Familiar) oleh Per Beskow, Philadelphia, AS, 1985

“Risalah Ahmadiyah pada umumnya didukung oleh referensi dari berbagai sumber Timur, yang dianggap mengonfirmasi teori tersebut, namun sebenarnya tidak berkualitas sama sekali (Halaman 63).”

Jesus’s Tomb in India (Makam Yesus di India) oleh Paul Pappas, Berkeley, California, USA 1991

“Mesikipun orang-orang Ahmadiyah tlah mengaku menemukan makam Yesus di Srinagar, India. Tidak ada bukti sejarah yang ditunjukkan guna menegaskan keaslian makam tersebut, kecuali karya-karya meragukan yang didasarkan hanya pada legenda lisan saja. Selain itu,

Ahmadiyah juga gagal memberikan bukti arkeologis atau antropologis yang menunjukkan bahwa makam Yus Asaf mungkin adalah makam Yesus. Oleh karena itu, tesis Ahmadiyah hanya didasarkan pada wahyu Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, pendiri gerakan Ahmadiyah. (Halaman 154).”

Jesus starb nicht in Kashmir (Yesus tidak meninggal di Kashmir) oleh S. Landmann, Jerman 1996.  Terjemah Bahasa Inggris tidak tersedia.

Tambahan

The Mystery of Israel’s Ten Lost Tribes and the Legend of Jesus in India (Tabir Dibalik 10 Suku Bani Israil yang Hilang dan Legenda Yesus di India) oleh Joshua Benjamin, 1989, New Delhi, India.

Penulis buku ini adalah anggota senior pemerintah India. Ia meninjau data sejarah dan arkeologi mengenai kaum Israil, serta menjelaskan makam Yuz Asaf yang diidentifikasi sebagai Yesus. Salah satu hal yang menonjol dari buku ini adalah wawancaranya dengan para sesepuh pemimpin desa di lembah Kashmir, dan kutipan-kutipan mereka yang membuktikan bahwa warisan mereka adalah Israil.

Sumber: Muslim Sunrise
Penerjemah: Syafia Tahera

Leave a Reply

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.