Nabi Isa Sudah Wafat! berikut 30 bukti dari ayat-ayat Al-Qur’an
oleh Farhan Iqbal, Mubaligh Jamaah Muslim Ahmadiyah, Kanada
- Ayat #1 Arti Mutawaffiika
- Ayat #2: Arti Rafa’a (Mengangkat)
- Ayat #3 Arti Tawaffa
- Ayat #4 Pengembaraan Nabi Isa
- Ayat #5 Nabi Isa Tidak Lagi Makan Makanan
- Ayat #6 Sunnatullah, Tubuh Membutuhkan Makan
- Ayat #7 Nabi Sebelum Rasulullah saw telah Wafat
- Ayat #8 Semua Manusia Termasuk Nabi Isa Sudah Wafat
- Ayat #9 Semua Nabi Telah Wafat
- Ayat #10 Nabi Isa tidak Lagi Salat dan Zakat
- Ayat #11 Tiga Fase Kehidupan Nabi Isa as
- Ayat #12 Dua Takdir Manusia
- Ayat #13 Di Bumi Manusia Tinggal
- Ayat #14 Kekuatan Manusia Terus Berkurang
- Ayat #15 Kekuatan Manusia Terus Berkurang
- Ayat #16 Fase Kehidupan
- Ayat #17 Semua Manusia Pasti Mati
- Ayat #18 Hidup Manusia ada Masanya
- Ayat #19 Semua Nabi Membutuhkan Makan
- Ayat #20 Orang yang Dianggap Tuhan telah Mati
- Ayat #21 Rasulullah Khatamun Nabiyyin
- Ayat #22 Turunnya Nabi yang Bersifat Kiasan
- Ayat #23 Saat Mi’raj Nabi Isa ada di Surga
- Ayat #24 Empat Fase Kehidupan Manusia
- Ayat #25 Setiap di Bumi akan Binasa
- Ayat #26 Nabi Isa ada di Surga
- Ayat #27 Nabi Isa Dijauhkan dari Neraka
- Ayat #28 Kematian Mengintai Semua Manusia
- Ayat #29 Pesan Rasulullah
- Ayat #30 Rasulullah Diminta Naik ke Langit
Dalam bukunya, Izaala Auhaam, Hadhrat Masih Mau’ud, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad (as) telah mencantumkan 30 ayat Al-Quran yang membuktikan Nabi Isa Sudah wafat. Ayat-ayat tersebut terdapat di Ruhani Khazain, vol. 3, hal. 423-437.
Berikut kami sajikan daftar ayat di bawah ini beserta ringkasan singkat dalil yang diberikan oleh Hadhrat Masih Mau’ud (as) yang membuktikan Nabi Isa Sudah Wafat.
Ayat #1 Arti Mutawaffiika
اِذْ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيْسٰٓى اِنِّيْ مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ اِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَجَاعِلُ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْكَ فَوْقَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ ۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيْمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ
Artinya: Ingatlah ketika Allah berfirman, “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkan engkau secara wajar dan akan meninggikan derajat engkau di sisi-Ku, dan akan membersihkan engkau dari tuduhan orang-orang yang ingkar kepada engkau, dan akan menjadian orang-orang yang mengikuti engkau di atas orang-orang yang kafir hingga hari Kiamat. Kemudian kepada-Ku kami akan dikembalikan, lalu Aku akan menghakimi di antara-mu tentang apa yang selalu kamu perselisihkan.” (QS Ali Imran [3]:56]
Penjelasan: Kata mutawaffiika artinya ‘Aku akan mewafatkanmu’. Kapanpun Allah sebagai fa’il (subyek) dan manusia sebagai maf’ul (objek), artinya selalu mengacu pada kematian. Artinya Allah mengambil jiwa manusia. Hal ini juga berlaku kepada Nabi Isa (as) yang artinya bahwa nabi Isa sudah wafat.
Berikut dua contoh penggunaan kata tawaffa yang artinya wafat.
وَاِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِيْ نَعِدُهُمْ اَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَاِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ اللّٰهُ شَهِيْدٌ عَلٰى مَا يَفْعَلُوْنَ
Dan jika Kami perlihatkan kepada engkau sebagian dari yang telah Kami ancamkan kepada mereka, atau jika Kami wafatkan engkau sebelum itu, maka kepada Kami juga tempat kembali mereka; dan engkau akan mengetahuinya di alam akhirat, dan Allah menjadi saksi atas segala yang mereka kerjakan. (QS Yunus [10]:47)
رَبِّ قَدْ اٰتَيْتَنِيْ مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِيْ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۚ فَاطِرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اَنْتَ وَلِيّٖ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۚ تَوَفَّنِيْ مُسْلِمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِالصّٰلِحِيْنَ
“Ya Tuhanku, Engkau telah menganugerahkan sebagian kedaulatan kepadaku, dan mengajarku ta’wil mimpi. Wahai Pencipta seluruh langit dan bumi, Engkaulah Penolongku di dunia dan akhirat. Wafatkanlah aku dalam keadaan patuh taat kepada kehendak Engkau dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.” (QS Yusuf [12]:102)
Ayat #2: Arti Rafa’a (Mengangkat)
بَلْ رَّفَعَهُ اللّٰهُ اِلَيْهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا
Artinya: “Bahkan Allah telah mengangkatnya kepada-Nya dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS An-Nisa [4]:159)
Penjelasan: Ayat ini menunjukkan bahwa Nabi Isa (as) tidak mengalami kematian terkutuk di tiang salib. Sebaliknya, Allah meninggikan beliau di hadapan-Nya sendiri. Kata raf’a di sini menunjuk pada jenis kematian yang mulia dan agung. Kalimat yang sama juga telah digunakan terhadap Nabi Idris (as) dalam kaitannya dengan pengangkatan derajat derajat beliau.
وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ اِدْرِيْسَۖ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيْقًا نَّبِيًّا ۙ – وَّرَفَعْنٰهُ مَكَانًا عَلِيًّا
Dan ceritakanlah kisah Idris seperti tercantum di dalam Kitab Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya kepada derajat yang sangat tinggi. (QS Maryam [19]:58)
Ayat #3 Arti Tawaffa
فَلَمَّا تَوَفَّیۡتَنِیۡ کُنۡتَ اَنۡتَ الرَّقِیۡبَ عَلَیۡہِمۡ
Artinya: “…tetapi tatkala Engkau telah mewafatkanku maka Engkaulah Yang menjadi Pengawas atas mereka.” (QS Al-Maidah [5]:118)
Penjelasan: Di seluruh Alquran, kata tawaffa artinya mengambil jiwa dan meninggalkan tubuh (fisik) sebagaimana disebutkan dalam 32:12, 10:105, 4:16, 7:38, dan 6:62. Kata yang sama atau bentuk yang serupa telah digunakan di 23 tempat dalam Alquran yang selalu mengacu pada kematian dan pengambilan jiwa. Demikian pula, di dalam hadits-hadits termasuk kumpulan Sihah Sittah menunjukkan bahwa kata tawaffi merujuk pada kematian.
Ayat #4 Pengembaraan Nabi Isa
وَاِنْ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ اِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهٖ قَبْلَ مَوْتِهٖ
Artinya: Dan tidak ada seorangpun dari Ahlikitab melainkan akan tetap memercayai peristiwa itu sebelum ajalnya. [QS An-Nisa [4]:160]
Penjelasan: Ayat ini maksudnya tidak ada satupun dari antara kelompok suku Bani Israil yang kafir atau menolak Nabi Isa (as) sebelum kewafatannya. Hal ini membawa kita pada kesimpulan bahwa Nabi Isa as melakukan perjalanan ke arah Timur untuk mencari suku-suku Israil yang hilang dan menyampaikan pesannya kepada mereka. Secara umum, kelompok-kelompok dari 12 suku Bani Israil beriman kepada risalah Nabi Isa (as). Beliau akhirnya mencapai Kashmir (sekarang India) dan makam beliau berada di Srinagar. Tentang hal ini baca lebih lanjut di sini. https://www.alislam.org/book/jesus-in-india/
Ayat #5 Nabi Isa Tidak Lagi Makan Makanan
مَا الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ اِلَّا رَسُوْلٌۚ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُۗ وَاُمُّهٗ صِدِّيْقَةٌ ۗ كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ
Artinya: Almasih putra Maryam tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu rasul-rasul sebelumnya, dan ibunya adalah seorang yang benar, keduanya dahulu biasa makan makanan. (QS Al-Ma’idah [5]:76)
Penjelasan: Ayat ini menunjukkan secara jelas bahwa Nabi Isa dan ibunda beliau tidak lagi makan makanan, karena kata yang digunakan adalah kaanaa, yang merupakan bentuk lampau. Sebagaimana Maryam (as) tidak lagi makan dan telah meninggal, begitupula hal ini juga berlaku pada Nabi Isa (as).
Ayat #6 Sunnatullah, Tubuh Membutuhkan Makan
وَمَا جَعَلْنٰهُمْ جَسَدًا لَّا يَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَمَا كَانُوْا خٰلِدِيْنَ
Artinya: Dan tidak Kami jadikan mereka jasad yang tidak makan makanan, dan mereka tidak hidup kekal. (QS Al-Anbiya [21]: 9)
Penjelasan: Tidak ada tubuh fisik yang dapat bertahan tanpa makanan. Ini adalah sunnatullah. Mengapa kita tiba-tiba berkeyakinan bahwa Nabi Isa (as) dikecualikan dalam hal ini?
Ayat #7 Nabi Sebelum Rasulullah saw telah Wafat
وَمَا مُحَمَّدٌ اِلَّا رَسُوْلٌۚ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۗ اَفَا۟ىِٕنْ مَّاتَ اَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلٰٓى اَعْقَابِكُمْ
Artinya: Dan Muhammad tidak lain hanyalah seorang rasul; sungguh sebelumnya telah berlalu rasul-rasul. Apakah jika ia mati atau terbunuh kamu akan berbalik atas tumitmu? (QS Ali Imran [3]: 145)
Penjelasan dari ayat ini adalah, jika seorang Nabi harus hidup kekal di dunia, maka berikan satu contoh Nabi di masa lalu yang pernah hidup kekal. Jika kita menganggap contohnya adalah Nabi Isa (as), maka ayat ini akan kehilangan maknanya. [Bahwa nabi-nabi sebelum Rasulullah sudah berlalu alias wafat]
Ayat #8 Semua Manusia Termasuk Nabi Isa Sudah Wafat
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَۗ اَفَا۟ىِٕنْ مِّتَّ فَهُمُ الْخٰلِدُوْنَ
Artinya: Dan Kami tidak pernah menjadikan seorang manusia pun sebelum engkau untuk hidup kekal. Maka jika engkau mati, apakah mereka akan hidup kekal? (QS Al-Anbiya [21]:35]
Penjelasan: Ayat ini menjelaskan bahwa semua manusia hanya tunduk pada satu Jalan Tuhan. Tidak ada seorangpun yang dapat luput dari kematian, dan tidak juga akan ada orang yang dapat bebas dari kematian di masa akan datang. Semua akan menua dan akhirnya meninggal, dan Nabi Isa (as) tidak terkecuali dengan hukum ini.
Ayat #9 Semua Nabi Telah Wafat
تِلْكَ اُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَّا كَسَبْتُمْ ۚ وَلَا تُسْـَٔلُوْنَ عَمَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Artinya: Itulah umat yang telah berlalu, baginya apa yang mereka usahakan dan bagimu apa yang kamu usahakan, dan kamu tidak akan ditanya mengenai apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS Al-Baqarah [2]: 135)
Penjelasan: Semua Nabi merupakan golongan yang telah meninggal.
Ayat #10 Nabi Isa tidak Lagi Salat dan Zakat
وَ اَوۡصٰنِیۡ بِالصَّلٰوۃِ وَ الزَّکٰوۃِ مَا دُمۡتُ حَیًّا
Artinya: “… dan telah memerintahkan kepadaku salat dan zakat selama aku hidup.” (QS Maryam [19]:32]
Penjelasan: Jika Nabi Isa (as) belum wafat, berarti beliau wajib terus mendirikan salat dan membayar zakat. Namun karena beliau berada di surga, beliau tidak dapat lagi mengeluarkan zakat dan tidak dapat mendorong orang lain untuk mengeluarkan zakat atau mendirikan shalat seperti yang biasa beliau lakukan ketika di bumi. Amalan ini berhubungan dengan tubuh fisik duniawi dan tidak dapat dilanjutkan di surga.
Ayat #11 Tiga Fase Kehidupan Nabi Isa as
وَالسَّلٰمُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُّ وَيَوْمَ اَمُوْتُ وَيَوْمَ اُبْعَثُ حَيًّا
Artinya: “Dan selamat sejahtera atasku pada hari aku dilahirkan dan pada hari aku wafat, dan pada hari aku akan dibangkitkan, hidup kembali.” (QS Maryam [19]: 34)
Penjelasan: Dalam ayat ini hanya disebutkan tiga peristiwa tentang Nabi Isa as, yaitu kelahiran, kematiannya, dan kehidupannya kembali di akhirat. Jika seandainya naiknya Isa ke langit dan turunnya dari langit itu memang terjadi, maka harusnya kejadian itu disebutkan juga di ayat ini.
Ayat #12 Dua Takdir Manusia
وَ مِنۡکُمۡ مَّنۡ یُّتَوَفّٰی وَ مِنۡکُمۡ مَّنۡ یُّرَدُّ اِلٰۤی اَرۡذَلِ الۡعُمُرِ لِکَیۡلَا یَعۡلَمَ مِنۡۢ بَعۡدِ عِلۡمٍ شَیۡئًا ؕ
Artinya: “… dan dari antara kamu ada yang diwafatkan secara wajar, dan sebagian dari kamu ada yang dipanjangkan umurnya hingga pikun, sehingga ia tidak mengetahui lagi sedikitpun setelah ia mempunyai pengetahuan sebelum itu…” (QS Al-Hajj [22]: 6)
Penjelasan: Hanya ada dua hal yang ditetapkan bagi manusia: (1) kematian dini; dan (2) Kematian karena usia tua. Nabi Isa (as) juga tunduk pada takdir ini.
Ayat #13 Di Bumi Manusia Tinggal
وَ لَکُمۡ فِی الۡاَرۡضِ مُسۡتَقَرٌّ وَّ مَتَاعٌ اِلٰی حِیۡنٍ
Artinya: “… dan di bumi inilah tempat kediaman bagimu dan perbekalan hidup sampai suatu masa tertentu.” (QS Al-Baqarah [2]: 37)
Penjelasan: Kata lakum [untuk kalian] merujuk pada seluruh manusia dan artinya sangat jelas bahwa manusia bertempat tinggal di bumi dengan tubuh fisiknya, dan tidak naik ke alam akhirat.
Ayat #14 Kekuatan Manusia Terus Berkurang
وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ
Artinya: Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya, tentu Kami melemahkan dalam kejadiannya. (QS Yasin [36]: 69)
Keterangan: Siapapun yang mencapai usia tua maka kekuatannya akan kembali ke semula, atau manusia mulai kehilangan kekuatan. Jika Nabi Isa as masih hidup secara fisik lebih dari 2000 tahun, maka kekuatannya pasti sudah hilang semua, suatu kondisi yang dapat berujung pada kematian.
Ayat #15 Kekuatan Manusia Terus Berkurang
اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً
Artinya: Allah Yang menciptakan kamu dalam keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu setelah lemah, kuat, kemudian setelah kuat Dia menjadikanmu lemah dan tua. (QS Ar-Rum [30:55)
Keterangan: Ayat ini juga menunjukkan bahwa tidak ada satupun manusia yang luput dari pengaruh usia tua. Setiap orang kekuatannya akan terus berkurang seiring bertambahnya usia, dan akhirnya meninggal.
Ayat #16 Fase Kehidupan
اِنَّمَا مَثَلُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا كَمَاۤءٍ اَنْزَلْنٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ فَاخْتَلَطَ بِهٖ نَبَاتُ الْاَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْاَنْعَامُ
Artinya: Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniaitu seperti air yang Kami turunkan dari awan, lalu bercampurlah tumbuh-tumbuhan bumi dengannya, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. (QS Yunus [10]: 25)
Keterangan: Dalam ayat ini manusia diibaratkan seperti hasil bumi. Mereka lahir, kemudian tumbuh, dan akhirnya mati. Nabi Isa (as) tidak terkecuali dengan hukum alam ini.
Ayat #17 Semua Manusia Pasti Mati
ثُمَّ اِنَّکُمۡ بَعۡدَ ذٰلِکَ لَمَیِّتُوۡنَ
Artinya: “Kemudian, sesudah itu kamu pasti akan mati. (QS Al-Mu’minun [23]:16)
Keterangan: Sekali lagi ini merupakan sunnatullah bahwa semua manusia pasti mati dan tidak ada pengecualian pada Nabi Isa (as).
Ayat #18 Hidup Manusia ada Masanya
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَسَلَكَهٗ يَنَابِيْعَ فِى الْاَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهٖ زَرْعًا مُّخْتَلِفًا اَلْوَانُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهٗ حُطَامًا ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَذِكْرٰى لِاُولِى الْاَلْبَابِ ࣖ
Artinya: Apakah engkau tidak melihat bahwasannya Allah menurunkan air dari langit kemudian Dia mengalirkannya melalui sumber-sumber di bumi, kemudian Dia menumbuhkan dengannya tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam warnanya? Kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering, lalu engkau melihatnya menguning; kemudian Dia mengubahnya menjadi jerami yang terpotong-potong. Sesungguhnya dalam yang demikian itu terdapat nasihat bagi orang-orang yang berakal. (QS Az-Zumar [39]: 22)
Keterangan: Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa seperti halnya tumbuhan yang pada akhirnya mengering dan mati, manusia juga hidup dalam jangka tertentu di dunia dan akhirnya mati.
Ayat #19 Semua Nabi Membutuhkan Makan
وَمَآ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّآ اِنَّهُمْ لَيَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَيَمْشُوْنَ فِى الْاَسْوَاقِۗ
Artinya: Dan tidak pernah Kami utus seorang rasul-rasul sebelum engkau, melainkan mereka akan makan makanan dan berjalan di pasar-pasar. (QS Al-Furqan [25]: 21)
Keterangan: Menurut ayat ini, para nabi dulunya biasa makan makanan tetapi sekarang tidak lagi. Supaya tubuh tetap bertahan, mereka memerlukan makanan. Karena semua nabi tidak lagi makan, tentu mereka semua sudah wafat, termasuk nabi Isa (as).
Ayat #20 Orang yang Dianggap Tuhan telah Mati
وَالَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَا يَخْلُقُوْنَ شَيْـًٔا وَّهُمْ يُخْلَقُوْنَۗ – اَمْوَاتٌ غَيْرُ اَحْيَاۤءٍ ۗوَمَا يَشْعُرُوْنَۙ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ
Artinya: Dan mereka yang diseru selain Allah mereka itu tidak menciptakan sesuatu pun, bahkan mereka sendiri yang telah diciptakan. Mereka itu mati, tidak hidup; dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan. (QS An-Nahl [16]: 21-22)
Keterangan: Semua orang yang dianggap ‘tuhan’ menurut ayat ini sudah mati. Nabi Isa (as) atau Yesus juga diyakini sebagai Tuhan dan beliau sudah wafat.
Ayat #21 Rasulullah Khatamun Nabiyyin
وَالَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَا يَخْلُقُوْنَ شَيْـًٔا وَّهُمْ يُخْلَقُوْنَۗ – اَمْوَاتٌ غَيْرُ اَحْيَاۤءٍ ۗوَمَا يَشْعُرُوْنَۙ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ
Artinya: Muhammad bukan bapak salah seorang laki-laki di antaramu, akan tetapi ia adalah Rasul Allah dan Khaataman Nabiyyin, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS Al-Ahzab [33]: 41)
Keterangan: Ayat ini jelas menyatakan bahwa tidak nabi yang datang yang dapat merusak segel kenabian Rasulullah (saw). Hanya orang yang menjadi pengikut Nabi (saw) dalam arti sebenarnya, yang dapat datang sebagai Nabi. Oleh karena itu, Nabi Isa (as) tidak dapat datang karena beliau adalah Nabi bagi Bani Israil.
Ayat #22 Turunnya Nabi yang Bersifat Kiasan
فَسۡـَٔلُوۡۤا اَہۡلَ الذِّکۡرِ اِنۡ کُنۡتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ
Artinya: “… maka tanyakanlah kepada orang-orang ahli zikir itu, jika kamu tidak mengetahui.” (QS An-Nahl [16]:44)
Keterangan: Ayat ini mengajak kita untuk membaca kitab-kitab Yahudi dan Nasrani untuk mengetahui kebenarannya. Hal ini perlu kita lakukan untuk mengetahui bahwa jika kembalinya seorang Nabi dinubuatkan di masa depan, apakah ia sendiri yang kembali atau nubuatan tersebut bersifat metafora? Kita mengetahui bahwa Nabi Isa (as) telah menyatakan bahwa nubuatan seperti itu bersifat metafora atau kiasan. Kita harus memperhatikan contoh nubuatan kembalinya Elia yang digenapi secara metafora.
Ayat #23 Saat Mi’raj Nabi Isa ada di Surga
يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ
ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ
فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ
وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ ࣖࣖ
Artinya: Hai jiwa yang tentram! Kembalilah kepada Tuhan engkau, engkau rida kepada-Nya dan Dia pun rida kepada engkau. Maka masuklah di antara hamba-hamba pilihan-Ku. Dan masuklah ke dalam surga-Ku. (Qs Al-Fajr [89]:28-31)
Keterangan: Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa manusia tidak dapat masuk golongan manusia yang berada di surga tanpa meninggal terlebih dahulu. Dalam hadits mi’raj (di mana Rasulullah saw mengunjungi surga dalam alam kasyaf), Nabi Isa as dilihat oleh Rasulullah saw berada di surga.
Ayat #24 Empat Fase Kehidupan Manusia
اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْۗ
Artinya: Allah yang telah menciptakan kamu, memberi rezeki kepada kamu, Dia mematikan kamu, kemudian Dia akan menghidupkan kamu. (QS Ar-Rum [30]:41)
Keterangan: Menurut ayat ini, hanya ada 4 peristiwa dalam kehidupan manusia: (1) Dilahirkan; (2) Mendapatkan makanan dan tumbuh; (3) Mati; (4) Dibangkitkan. Ini adalah empat tahap, dan tidak ada pengecualikan untuk Nabi Isa (as).
Ayat #25 Setiap di Bumi akan Binasa
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍۖ – وَّيَبْقٰى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِۚ
Artinya: Segala sesuatu yang ada di atasnya bumi itu akan binasa. Dan yang akan kekal hanyalah Wujud Tuhan engkau, Pemilik segala kemegahan dan kemuliaan. (QS Ar-Rahman [55]:27)
Keterangan: Segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami kondisi tubuh yang terus menurun dan rusak. Artinya tubuh secara fisik akan mengarah pada kematian. Allah Ta’ala menggunakan kata faanin (dalam keadaan lenyap) bukan yafni (akan lenyap). Artinya lenyap dan kematian bukanlah perisiwa tunggal yang akan terjadi di masa depan. Sebaliknya umat mnusia berada alam kondisi penguraian terus menerus. Tubuh fisik Nabi Isa (as) juga tidak tidak terkecuali dengan proses ini.
Ayat #26 Nabi Isa ada di Surga
اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ جَنّٰتٍ وَّنَهَرٍۙ – فِيْ مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيْكٍ مُّقْتَدِرٍ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam kebun-kebun dan sungai-sungai. Dalam tempat tinggal yang kekal lagi mulia di sisi Raja Yang Mahakuasa. (QS Al-Qamar [54]:55-56)
Keterangan: Menurut ayat ini masuk surga berarti telah kembali kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Oleh karena itu, jika Nabi Isa (as) telah naik menuju Tuhan berarti dia telah kembali kepada Tuhan, yang berarti ia berada di surga, dan hal itu hanya bisa terjadi jika beliau sudah mati.
Ayat #27 Nabi Isa Dijauhkan dari Neraka
اِنَّ الَّذِيْنَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِّنَّا الْحُسْنٰىٓۙ اُولٰۤىِٕكَ عَنْهَا مُبْعَدُوْنَ ۙ- لَا يَسْمَعُوْنَ حَسِيْسَهَاۚ وَهُمْ فِيْ مَا اشْتَهَتْ اَنْفُسُهُمْ خٰلِدُوْنَ ۚ
Artinya: Sesungguhnya perihal orang-orang yang telah lebih dahulu mendapat janji ganjaran baik dari Kami, mereka itu akan dijauhkan dari neraka. Mereka tidak akan mendengar suaranya sedikit pun, dan mereka kekal dalam keadaan yang diri mereka sukai. (QS Al-Anbiya’ [21]:102-103)
Keterangan: Ayat ini mengacu pada Uzair (Ezra) dan Nabi Isa (as) dan menyatakan dengan jelas bahwa mereka telah masuk surga.
Ayat #28 Kematian Mengintai Semua Manusia
اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٍ
Artinya: Di manapun kamu berada kematian akan menemukanmu, sekalipun kamu ada di dalam benteng yang kokoh. (QS An-Nisa [4]:79)
Keterangan: Ayat ini sekali lagi menunjukkan bahwa kematian dan faktor-faktor yang menyebabkan kematian selalu ada pada tubuh fisik. Ini adalah Sunnatullah, dan sekali lagi, tidak ada pengecualian yang untuk Nabi Isa (as).
Ayat #29 Pesan Rasulullah
وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ
Artinya: “… dan apapun yang diberikan Rasul kepadamu, maka ambillah itu, dan apa pun yang dilarangnya bagimu, maka hindarilah.” (QS Al-Hasyr [59]:8)
Penjelasan: Ayat ini mendorong kita untuk menerima sabda Nabi (saw). Kami sajikan salah satu contoh sabda beliau yang membuktikan bahwa Nabi Isa (as) telah wafat:
أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، يَقُولُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ قَبْلَ أَنْ يَمُوتَ بِشَهْرٍ “ تَسْأَلُونِي عَنِ السَّاعَةِ وَإِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَأُقْسِمُ بِاللَّهِ مَا عَلَى الأَرْضِ مِنْ نَفْسٍ مَنْفُوسَةٍ تَأْتِي عَلَيْهَا مِائَةُ سَنَةٍ
Bahwa ia mendengar Jabir bin ‘Abdullah (ra) meriwayatkan, “Aku mendengar Rasulullah (sa) bersabda sebulan beliau wafat, ‘Kalian sering bertanya kepadaku tentang Kiamat padahal pengetahuannya hanya ada di sisi Allah. Dan aku bersumpah dengan nama Allah bahwa tidak ada seorang pun di bumi yang akan bertahan hidup pada akhir seratus tahun. [https://sunnah.com/muslim/44/310]
Artinya, semua orang yang hidup pada saat pernyataan itu dibuat akan meninggal dalam waktu 100 tahun, termasuk Nabi Isa (as).
Ayat #30 Rasulullah Diminta Naik ke Langit
اَوْ تَرْقٰى فِى السَّمَاۤءِ … قُلْ سُبْحَانَ رَبِّيْ هَلْ كُنْتُ اِلَّا بَشَرًا رَّسُوْلًا
Artinya: ‘… atau engkau naik ke langit’… Katakanlah, “Mahasuci Tuhanku! Aku tidak lain hanyalah seorang manusia, yang diutus sebagai seorang Rasul.” (QS Bani Israil [17]:94)
Keterangan: Orang-orang kafir meminta Nabi Muhammad (saw) untuk naik ke langit, tetapi mereka mendapat jawaban dari Rasulullah saw bahwa bukanlah sunnatullah untuk mengangkat tubuh manusia ke langit. Jika kita berasumsi bahwa Nabi Isa as benar-benar naik ke langit secara jasmani, maka secara logika ayat ini tidak benar dan akan muncul kontradiksi dalam Al-Qur’an. Jadi hakikat kebenaran dalam ayat ini adalah Nabi Isa (as) tidak naik ke langit dengan tubuh fisik. Sebaliknya Nabi Isa sudah wafat dan jiwanya pergi ke surga.
Sumber: Alislam.org – 30 Verses of the Holy Quran which prove the Natural Death of Jesus Christ(as)