Bagaimana Khalifah Ahmadiyah Dipilih?
Khilafah Ahmadiyah merupakan manifestasi kedua dan Allah telah meyakinkan kepada Muslim Ahmadi bahwa Khilafah ini akan bertahan hingga akhir zaman. Khilafah menciptakan persatuan, keamanan, serta kemajuan bagi Jamaah Islam Ahmadiyah. Tiada kelompok Islam lainnya memiliki kepemimpinan yang kuat, tidak pula mereka memiliki persatuan dan ketaatan di antara para pengikutnya.
Pemilihan Khalifatul Masih (Khalifah Ahmadiyah)
Perihal pemilihan dan status Khalifah, Islam mengajarkan bahwa jabatan Khilafah tidak bisa dengan jalan diwariskan. Sebaliknya, Khilafah merupakan amanah suci yang dipercayakan kepada para anggota Jamaah yang saleh melalui proses pemilihan. Islam lebih lanjut mengajarkan bahwa meskipun Khalifah ditunjuk melalui pemilihan, pada dasarnya, Allah lah yang membimbing para anggota pemilihan untuk menunjuk sosok yang tepat dan mampu menjadi Khalifah. Ini merupakan sistem penunjukan Khalifah yang bersifat halus dan rohani sehingga sulit bagi orang duniawi untuk memahaminya.
Setelah seseorang terpilih menjadi Khalifah, maka menurut ajaran Islam, seluruh anggota Jamaah diwajibkan untuk taat kepadanya. Di saat yang sama, Khalifah tetap melaksanakan segala tugasnya melalui musyawarah dengan meminta pandangan dari para jamaah. Meskipun bukanlah kewajiban baginya untuk selalu mengikuti pandangan dan saran dari jamaahnya.
Khalifatul Masih (Khalifah dari Masih Mau’ud as) terpilih melalui pengambilan suara yang dilakukan oleh para anggota Majelis Pemilihan. Majelis ini didirikan khusus dengan tujuan tersebut oleh Hazrat Muslih Mau’ud, Khalifatul Masih II ra. Selama seorang Khalifah masih hidup, Majelis Pemilihan ini bekerja di bawah pengawasan Khalifah. Namun setelah kewafatan Khalifah, Majelis Pemilihan ini sepenuhnya menjadi independen dan memilih khalifah berikutnya. Selama pemilihan Khalifah, nama-nama diajukan oleh para anggota Majelis Pemilihan, kemudian mereka memilih nama-nama yang diusulkan dengan mengangkat tangan mereka. (Sesi tanya jawab dengan Hazrat Khalifatul Masih IV ra, 24-26 Agustus 2001, Mannheim, Jerman)
Setiap Muslim Ahmadi sangat yakin bahwa sesungguhnya yang memilih Khalifah adalah Allah sebagaimana Dia memilih Khilafah Rasyidah, karena setiap kali terjadi pemilihan Khalifah, hati dan pikiran para anggota pemilih sepenuhnya terarah wujud satu orang.
Keyakinan ini semakin meningkatkan perasaan damai serta keamanan yang diberikan oleh Khalifah bagi Jemaat. Ketika seorang Khalifah telah terpilih, setiap laki-laki, perempuan, serta anak-anak dari Jamaah Ahmadiyah harus menyatakan ikrar kesetiaan secara penuh kepada sang Khalifah, serta menegaskan kembali Bai’at mereka kepadanya.
Kedudukan Khalifatul Masih
Khalifatul Masih merupakan pemimpin tertinggi Jamaah Muslim Ahmadiyah seluruh dunia. Adanya Khalifah merupakan karunia yang besar dari Allah bagi Jamaah ini. Khalifah adalah pemimpin rohani bagi seluruh Ahmadi, sumber cahaya bagi setiap anggota Jemaat yang mencari bimbingan. Setiap kali, seorang Khalifah mencanangkan sebuah skema atau rencana bagi Jemaat, maka Khalifah melakukannya dengan bimbingan dan bantuan dari Allah. Khalifah sangat peduli pada kesejahteraan setiap anggota Jemaat. Ketika sakit atau menghadapi banyak masalah, para Ahmadi menulis surat kepada Khalifah meminta doa, dan segera setelah itu beban mereka menjadi lebih ringan.
Sumber: How is Khalifatul Masih elected?
Penerjemah: Irfan Adiatama
Comments (1)