Download Buku ‘Pesan Perdamaian’ (Paigham-e-Sulh)

Pesan Perdamaian (Paigham-e-Sulh)

pesan perdamaian paigam sulh

Judul: Pesan Perdamaian (Paigham-e-Sulh)
Penulis: Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad
Penerjemah: Mln. Fajar Kautsar, Shd.
Edisi: Cetakan 1, April 2022
Penerbit: Neratja Press
ISBN: 978-602-0884-57-8

Tentang Buku Pesan Perdamaian

“Pesan Perdamaian (Paighám-e-Sulh)”. Ini merupakan karya terakhir yang ditulis oleh Hazrat Masih Mau’ud (as) (as), Imam Mahdi, Hazrat Masih Mau’ud (Almasih yang Dijanjikan), dan Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah. Karya ini selesai ditulis pada 25 Mei 1908, tepat sehari sebelum kewafatan beliau.

Fokus utama dalam buku adalah menyoroti jurang pemisah antara umat Hindu dan Islam di tanah Hindustan pada masa itu akibat kebencian dan perbedaan budaya antara kedua belah pihak. Hazrat Masih Mau’ud (as) mengimbau serta mengajak kepada seluruh umat Islam dan Hindu untuk bersatu dan berdamai demi terciptanya suatu kerukunan bangsa. Dalam buku ini, Hazrat Masih Mau’ud (as) bersabda,

Terkait:   Chashma-e-Masihi (Masalah Keilahian Almasih)

“Wahai saudara setanah air! Sebelum hari itu tiba, maka waspadalah! Sangat penting bagi umat Hindu dan Muslim untuk berdamai satu sama lain dan jika salah satu dari kedua pihak bersalah serta menjadi penghalang jalan perdamaian, maka mereka disarankan untuk berhenti dalam permusuhan itu.
Jika tidak, maka seluruh dosa akibat permusuhan itu akan ditanggung oleh pihak yang melanggar. Jika seseorang mempertanyakan kemungkinan untuk berdamai, sementara perselisihan kedua agama itu semakin memburuk dari hari ke hari dan terus muncul di dalam hati mereka, maka dalam jawaban ini aku akan mengatakan bahwa pada hakikatnya perselisihan dalam hal agama hanya memberikan efek negatif ketika sudah tidak mempedulikan perintah keadilan, kebijaksanaan, dan nilai-nilai kemanusiaan yang teruji. Untuk menghindari bahaya itu, manusia perlu dibentengi dengan rasa pertimbangan dan akal sehat. Karena itu mereka harus selalu mengukir jalan untuk dirinya sendiri yang tidak pernah menyimpang dari jalan keadilan dan akal sehat, serta tidak bertentangan dengan kepekaan manusia yang biasa dialaminya. Perlu diingat juga bahwa pertentangan sekecil apa pun dapat menghancurkan proses rekonsiliasi jika di dalamnya ada yang menyerang dengan sikap menghina serta menghujat seorang rasul dan kitab agama lainnya.”

Terkait:   Tuhfa-e-Qaisariyyah

Pernyataan tersebut menyiratkan himbauan Hazrat Masih Mau’ud (as) untuk menghargai perbedaan dan lebih memfokuskan pada persamaan demi terciptanya kerukunan antar umat beragama.

Leave a Reply

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.