Sejarah Alkitab: Penyusunan Kanon Bible Perjanjian Baru

Sejarah Alkitab: Penyusunan Kanon Bible Perjanjian Baru

Dr. Shahid Malik, Binghamton, New York

sejarah alkitab perjanjian baru

Artikel ini menjelaskan tentang kompilasi (pengumpulan) Perjanjian Baru dan akan melihat fakta-fakta dasar seperti kitab-kitab apa saja di dalamnya, kapan ditulis, siapa penulisnya, bagaimana tulisannya disalin dan diteruskan sampai berabad-abad dan terakhir, bagaimana tulisan-tulisan itu dikumpulkan menjadi sebuah kanon kitab suci.

Bagian-bagian Alkitab Perjanjian Baru

Perjanjian Baru berisi 27 kitab yang disusun dalam empat kelompok kategori:

  1. Injil, empat catatan tentang kehidupan, pelayanan, kematian dan kebangkitan Yesus.
  2. Kisah Para Rasul, catatan tentang sejarah kehidupan Gereja Kristen dan pelayanan para Rasul (murid-murid utama Yesus) setelah kebangkitan Yesus.
  3. Epistola atau dua puluh satu surat, yang merupakan surat-surat aktual yang ditulis oleh para pemuka Kristen, utamanya adalah surat Paulus untuk komunitas-komunitas dan individu Kristen yang berurusan dengan masalah-masalah iman dan administrasi gereja.
  4. Kitab Wahyu, visi apokaliptik tentang akhir dunia.

Kitab Paling Awal Ditulis

Berbeda dengan kepercayaan umum bahwa Injil adalah kitab Perjanjian Baru yang paling awal, padahal sebenarnya yang paling awal adalah surat-surat Paulus yang ditulis sekitar tahun 50 Masehi, sekitar 20-25 tahun setelah Yesus disalibkan dan sekitar 20-25 tahun sebelum Injil pertama kali ditulis.

Dari 21 surat itu, 13 surat diyakini ditulis oleh Paulus dan sisanya oleh para pemimpin Kristen lainnya. Dari tiga belas itu, tujuh surat adalah surat-surat Pauline (bergaya Paulus) yang tidak perlu dipertanyakan, tetapi ada keraguan untuk enam surat yang lain.

Di antara surat-surat yang dipertentangkan adalah surat kepada para pengikutnya yang bernama Timotius dan Titus. Surat-surat ini kemungkinan besar ditulis oleh pengikut generasi kedua atau ketiga Paulus karena kosa kata yang digunakan dalam surat-surat ini adalah non-Pauline (tidak dikenali khas Paulus) dan yang paling penting, situasi gereja yang disebutkan dalam surat-surat ini tidak sesuai dengan yang ada di zaman Paulus tetapi lebih dekat pada situasi yang lazim pada abad pertama dan kedua.

Terkait:   Tuhan Memperlakukan Hamba-Nya Sebagai Sahabat

Penulis Empat Kitab Injil

Perjanjian Baru terdiri dari empat Injil yang dinamai menurut nama penulisnya yaitu Markus, Matius, Lukas dan Yohanes. Injil pertama yang ditulis adalah Injil Markus pada tahun 65-70 Masehi yang kemungkinan ditulis satu dekade setelah surat-surat Paulus. Selanjutnya adalah Injil Matius dan Lukas yang ditulis tahun 80-85 M dan terakhir Injil Yohanes ditulis pada tahun 90-95 Masehi.

Meskipun Injil menggunakan nama penulis yang disebutkan di atas, tetapi pada kenyataannya, semua itu ditulis secara anonim (tanpa nama).
Nama-nama penulis ini yang tercantum dalam Alkitab bahasa Inggris merupakan tambahan-tambahan kemudian, bukan asli dari Injil-injil itu sendiri. Narasi Injil selalu ditulis dalam sudut pandang orang ketiga.

Injil-Injil yang paling awal ditulis dalam bahasa Yunani dan para penulisnya kelihatan berpendidikan dan terpelajar. Mereka orang-orang Kristen yang berbahasa Yunani. Berbeda dengan dengan murid-murid Yesus, yang merupakan orang-orang yang tidak berpendidikan, kelas bawah, miskin, buta huruf yang berbahasa Aram.

Intinya adalah kita tidak mengetahui identitas penulis Injil yang sebenarnya dan kemungkinan besar tidak ada satu pun Injil yang benar-benar ditulis oleh pengikut terdekat Yesus.

Proses Penulisan dan Penyebaran Alkitab

Injil-Injil bukanlah catatan para saksi mata (yang mendengar dan melihat langsung) apa yang Yesus katakan dan lakukan. Injil-injil itu tampaknya didasarkan pada tradisi lisan yang telah beredar tentang Yesus selama beberapa dekade antara masa penyalibannya dan saat Injil ditulis.

Orang-orang percaya di dalam Kristus melakukan pengabaran kepada orang lain tentang keimanan mereka, dengan menceritakan kisah-kisah tentang apa yang Yesus katakan dan lakukan. Oleh karena itu, kisah-kisah ini beredar selama bertahun-tahun dan diceritakan dalam berbagai bahasa di berbagai bangsa.

Karena kisah-kisah ini telah tersebar secara lisan untuk jangka waktu yang lama sebelum akhirnya ditulis dalam Injil, kisah-kisah itu mengalami perubahan selama proses transmisi lisan ini sehingga menghasilkan perbedaan dari riwayat yang sama yang diceritakan penulis yang berbeda.

Terkait:   Terorisme di Perancis, Bagaimana Umat Islam Menanggapinya?

Di antara banyak perbedaan itu misalnya: apakah Yesus membersihkan bait suci pada awal atau akhir pelayanannya, di mana Yesus mati, apakah Yesus pernah berkhotbah tentang dirinya sendiri, apakah beliau mau menunjukkan mukjizat sebagai tanda identitasnya, dan kelahiran Yesus?

Pada saat yang sama, di beberapa tempat, injil-injil itu tampak sangat mirip dalam beberapa catatan yang menggambarkan kisah yang sama, menggunakan kata-kata yang sama yang tampaknya sang penulis mungkin menyalinya dari sumber tertulis yang sama. Untuk alasan inilah, Injil Matius, Markus dan Lukas juga disebut Injil sinoptik (yang banyak kemiripan).

Cara kitab-kitab itu ditulis, disebarkan, disalin dan direproduksi pada zaman Yesus sangat berbeda dengan zaman sekarang. Tidak ada mesin cetak, mesin fotokopi atau transfer informasi elektronik. Kitab-kitab yang akan diditribusikan harus diproduksi kembali, dan itu hanya dapat dilakukan dengan menggunakan tangan, huruf per huruf dan kata perkata pada satu waktu. Proses tersebut merupakan hal yang sulit dan memakan waktu lama serta rentan terjadi kesalahan penyalinanan.

Tiap orang yang menyalin buku dengan tangan ia akan membuat kesalahan, ini artinya di dunia kuno, ketika terdapat lebih dari satu salinan kitab maka tidak ada jaminan salinan-salinan tersebut akan sama dalam semua detailnya, kemungkinan besar akan benar-benar berbeda satu sama lain, kecuali dilakukan langkah-langkah yang sangat rumit untuk menjamin akurasi, yang mana hal itu tidak dilakukan untuk Perjanjian Baru.

Tidak ada manuskrip asli dari semua kitab yang ada dalam Perjanjian Baru, apa yang kita miliki adalah salinannya. Sebagian besar salinan tersebut dibuat berabad-abad setelah naskah asli dari salinan-salinan yang juga berabad-abad lamanya telah hilang dari yang aslinya dan yang telah dibuat dari salinan-salinan sebelumnya. Kitab-kitab lengkap paling awal Perjanjian Baru dari berbagai manuskrip yang masih ada berasal dari sekitar akhir abad ketiga.

Terkait:   Apakah Ahmadiyah Islam atau bukan Islam? Siapakah yang menentukan?

Kitab-Kitab lain yang Tidak Dimasukkan dalam Perjanjian Baru

Selain kitab-kitab yang ada dalam Perjanjian Baru, terdapat banyak kitab Kristen lainnya yang ditulis pada saat bersamaan yang tidak dimasukkan dalam Perjanjian Baru. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa 27 kitab ini lebih istimewa sebagai kitab suci sedangkan yang lain tidak.

Di antara kitab-kitab Kristen terkemuka yang tidak termasuk dalam Perjanjian Baru adalah Injil Thomas, Injil Petrus, Injil Maria Magdalena, Wahyu Petrus dan banyak lagi.

Perdebatan mengenai kitab-kitab mana saja yang akan dimasukkan dalam perjanjian baru telah berlangsung selama berabad-abad hingga 367 M, sekitar tiga ratus tahun setelah sebagian besar kitab-kitab itu ditulis yang akhirnya diterima pada zaman Uskup Aleksandria Athanasius bahwa kedua puluh tujuh kitab ini akhirnya disusun sebagai Kanon Perjanjian Baru.

Kesimpulan

Kesimpulannya, ada banyak ketidakpastian tentang siapa penulis sebenarnya, yang kemungkinan besar bukan murid-murid Yesus terdekat. Ada ketidakpastian juga mengenai periode waktu kitab-itab itu ditulis.

Terdapat hal yang meragukan mengenai informasi yang terkandung dalam kitab-kitab ini yang didapatkan berdasarkan tradisi lisan dan juga karena kitab-kitab ini tersebar dan diproduksi kembali dengan cara menyalin manual tanpa adanya teks asli.

Banyak kitab Kristen awal lainnya yang serupa tidak dimasukkan dalam Kanon Perjanjian Baru yang menimbulkan keraguan tentang keaslian, keabsahan dan keakuratan Perjanjian Baru.

Sulit untuk membedakan antara mana yang faktual dan mana yang mungkin dimasukkan sebagai akibat dari kesalahan dan intervensi manusia. Melihat Perjanjian Baru, seperti yang ada saat ini, tidak ada yang bisa membayangkan seperti apa versi asli Perjanjian Baru.

Sumber: Alislam.org -The History of the Bible: The Making of the New Testament Canon
Penerjemah: Dildaar A.D

Leave a Reply

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.