g. Waktu Pendakwaan yang Bertepatan dengan Siklus Perputaran Dunia Kerohanian
“Satu keterangan lagi tentang kebenaran nubuat Nabi Muhammad s.a.w. adalah begini: Semua kitab-kitab para nabi yang terdahulu, begitupun Al-Qur’an menyatakan, bahwa Allah s.w.t. menetapkan umur dunia ini mulai dari Adam a.s. sampai akhir penghabisan hanya 7000 tahun, dan sudah ditetapkan bahwa hidayat dan kesesatan silih berganti muncul dalam masa masing-masing seribu tahun. Yakni dalam satu masa periode seribu tahun hidayat yang memperoleh kemenangan, dan dalam masa seribu tahun yang lain kesesatan yang merajalela. Sebagaimana saya telah terangkan pula bahwa dalam kitab-kitab Ilahi kedua masa giliran itu dibagikan dalam seribu tahun.
Periode pertama masa kemenangan petunjuk di dalamnya tidak nampak nama dan ciri-ciri penyembahan berhala. Apabila hilang tahun petunjuk ini maka datanglah masa ribuan kedua manakala syirik dan persembahan kepada berhala merajalela dalam seluruh dunia ini.
Ketiga, masa seribu tahun tatkala Tauhid didirikan dalam dunia ini, yang tersiar pula menurut kehendak Ilahi.
Keempat, masa seribu tahun ketika kesesatan muncul lagi dengan luas. Dalam seribu tahun inilah orang-orang Bani Israil menjadi sangat rusak, dan agama Kristen yang akhirnya turun lagi menjadi layu pula. Yakni agama Kristen lahir dan mati dalam satu masa seribu tahun ini.
Kelima, masa seribu tahun adalah periode hidayat. Dalam masa ribuan kelima ini Nabi Muhammad s.a.w. diutus ke dunia ini dan Allah s.w.t. mendirikan lagi Tauhid dengan perantaraan beliau s.a.w.. Maka inilah keterangan yang sangat kuat tentang kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. sebagai Nabi Allah, bahwa beliau s.a.w. diutus di masa ribuan tahun yang telah ditetapkan dari semenjak bihari (azal) untuk hidayat dan petunjuk. Hal ini bukan perkataan dari saya sendiri saja, melainkan semua kitab-kitab Ilahi pun mengatakan begitu juga.
Keterangan yang tersebut di atas membuktikan pula kebenaran penda’waan saya sebagai Masih Mau’ud juga. Karena menurut ketetapan yang tersebut masa seribu tahun yang keenam adalah untuk tersiarnya kesesatan. Dan ribuan yang keenam ini mulai dari 300 tahun sesudah hijrah Nabi Muhammad s.a.w. dan habis sampai permulaan abad yang keempat belas ini, orang-orang dalam ribuan yang keenam inilah dinamakan tayyij a’awaj oleh Nabi Muhammad s.a.w. juga. Masa seribu tahun yang ketujuh yang sekarang kita alami ini adalah zaman untuk memenangkan hidayat. Inilah masa ribuan tahun yang terakhir, oleh karena itu sudah semestinya IMAM AKHIR ZAMAN akan lahir dalam permulaan ribuan ini. Sesudah Imam ini tiada Imam dan Masih lain, melainkan yang akan menjadi sebagai Zhill-nya (bayangannya) saja, karena dalam ribuan ini umur dunia akan habis pula, dan hal ini telah disaksikan oleh semua nabi-nabi. Imam yang sekarang ini dinamakan Masih Mau’ud oleh Allah s.w.t. lagi pula menjadi mujaddid dalam abad ini dan mujaddid dalam ribuan yang akhir ini. Yahudi dan Kristen pun menyetujui, bahwa inilah ribuan yang ketujuh sesudah Adam a.s. Waktu tentang Adam a.s. yang Allah s.w.t. membukakan kepada saya, menurut ilmu abjad (hitungan huruf) surah Wal-Asr – pun menyatakan, bahwa ribuan yang sekarang kita alami ini adalah ribuan yang ke-tujuh. Semuanya nabi-nabi sepakat, bahwa Masih Mau’ud akan datang dalam permulaan yang ke-tujuh dan akan lahir dalam penghabisan ribuan yang keenam, karena dia datang dalam akhir sebagaimana Adam a.s. datang dalam awal. Adam a.s. lahir pada hari yang keenam yakni hari Jum’at saat terakhir. Satu hari disisi Allah adalah sama dengan seribu tahun perhitungan dunia. Dan oleh karena persesuaian ini Allah s.w.t. mengutus Masih Mau’ud dalam waktu penghabisan dari ribuan yang keenam, seakan-akan waktu yang terakhir dari hari. Di antara awal dan akhir adalah suatu hubungan, oleh karena itulah Allah s.w.t. mengutus Masih Mau’ud, seperti keadaan Adam a.s. juga. Adam a.s. lahir kembar dan pada hari Jum’at, begitu pula saya ini yang menjadi Masih Mau’ud pun lahir kembar dan pada hari Jum’at juga. Terlebih dahulu seorang anak perempuan lahir dan kemudian saya lahir, dan kelahiran semacam ini mengisyaratkan kepada kedudukan khatam kewalian.
Pendek kata, semua nabi-nabi itu sepakat tentang ajaran ini, bahwa Masih Mau’ud akan datang dalam permulaan ribuan yang ketujuh. Oleh karena itulah dalam beberapa tahun yang lalu orang-orang Kristen pun sangat gelisah. Di negeri Amerika diterbitkan beberapa majalah tentang masalah ini, bahwa Masih Mau’ud yang harus lahir dalam zaman ini, sehingga sekarang mengapa belum lahir juga? Malah sebahagiaan orang menjawab seperti putus pengharapan, katanya karena sekarang waktunya telah liwat baiklah gereja saja dianggap sebagai wakil atau pengganti Masih Mau’ud ini. Maka inilah satu keterangan yang kuat tentang kebenaranku, bahwa saya diutus dalam ribuan yang telah ditetapkan oleh nabi-nabi dahulu. Seandainya tiada keterangan-keterangan lain tentang kebenaranku, cukuplah satu keterangan ini saja untuk orang yang mencari kebenaran. Menolak kepada keterangan tersebut berarti membatalkan kepada kitab-kitab Ilahi semuanya. Orang-orang yang mempunyai ilmu tentang kitab-kitab Ilahi dan suka mempelajarinya, bagi mereka keterangan tersebut adalah jelas dan terang seperti siang hari. Menolak kepada keterangan ini berarti menolak kepada semua nubuat-nubuat, serta mengacau-balaukan kepada seluruh susunan dan merusak kepada peraturan Ilahi.”[1]
siapapun semenjak Adam sampai sekarang.
Ringkasnya, sambil berdiri di Ka’bah saya dapat bersumpah bahwasannya tanda ini adalah membuktikan kebenaran saya.” (Tohfah Golerwiyah:53-54)[2]
[1] Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as., Islam,Pidato Y.M Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad Masih Mau’ud a.s pada tanggal 2 Nopember 1904 di kota Sialkot (Pakistan), (Pucuk Pimpinan Majlis Khudamul Ahmadiyah Indonesia, 1980) hal. 9-11
[2] Jema’at Ahmadiyah Indonesia, Suvenir Peringatan Seabad Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari, Ramadhan 1894-1994, (Jema’at Ahmadiyah Indonesia, 1994) hal. 41