Jalsah SalanahUK (Britania Raya)

hazrat mirza masroor ahmad

بسم اللہ الرحمن الرحیم

 

Sebagian Pokok Bahasan: Status Jalsah UK sebagai Jalsah Internasional dan Jalsah Markas karena keberadaan Khalifah di sana.Sejarah dan Rincian pengelolaan Jalsah UK.Uraian bidang-bidang Langgar Khanah, Scanning, Parkir, pengaturan lalu lintas, keamanan dan lain-lain.Mekanisasi (penggunaan mesin-mesin) untuk kemudahan dan peningkatan produktivitas bukan untuk mematikan bidang pengkhidmatan melainkan agar SDM lainnya dialihkan ke bidang-bidang yang memerlukan.Diantara perbedaan teknis pengelolaan Jalsah di UK dan di Qadian.

Hadits-Hadits Nabi Muhammad (saw) mengenai pengkhidmatan terhadap tetamu, ucapan salam dan lain sebagainya.

Petunjuk-petunjuk untuk para tamu. Dalam pengaturan yang sementara dan luas, ada saja kekurangan-kekurangan yang tertinggal. Jika melihat hal yang seperti itu maka cukup dilihat saja. Saya telah katakan kepada para panitia, bahwa jika ada yang bersikap kasar, maka bersabarlah. Namun menjadi tugas para tamu atau orang-orang yang hadir juga bahwa, cukup lihat saja kekurangan-kekurangan itu dan jika melihat kelemahan-kelemahan tersebut maka bantulah para panitia.

Para tamu janganlah menyia-nyiakan waktu mereka dengan menguji (mengetest) para panitia, bahkan jika diperlukan jadilah orang yang memberikan bantuan dalam segala bidang.

Petunjuk-petunjuk untuk tuan rumah dan panitia.Hazrat Masih Mau’ud (as) juga menetapkan pendirian Langgar Khanah sebagai salah satu cabang dari tugas-tugas beliau. Oleh karena itu hendaknya perlihatkanlah akhlak yang luhur kepada setiap orang yang datang ke Langgar Khanah Hazrat Masih Mau’ud (as), kapan pun mereka datang, tidak hanya pada saat hari-hari Jalsah.Tujuan-tujuan penyelenggaraan Jalsah Salanah.Doa untuk keberhasilan Jalsah Salanah UK (Britania Raya).

Khotbah Jumat Sayyidina Amirul Mu’minin, Hazrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih al-Khaamis (أيده الله تعالى بنصره العزيز, ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz) pada 02 Agustus 2019 (Zhuhur 1398 Hijriyah Syamsiyah/ Dzulhijjah 1440 Hijriyah Qamariyah) di Jalsah Gah HadiqatulMahdi, Oaklands Farm, Green Street, EastWorldham, Alton, Distrik Hampshire, UK (United Kingdom of Britain).

أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.

بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضالِّينَ. (آمين)

Pada hari ini Allah Ta’ala memberikan taufik lagi kepada kita untuk ikut Jalsah Salanah UK (Britania atau Inggris Raya). Pada bulan lalu Jalsah Salanah Jerman telah terselenggara. Telah diadakan Jalsah juga di Kanada yang merupakan salah satu negara besar di Barat. Waktu pelaksanaannya bersamaan dengan Jalsah Jerman. Pada bulan lalu juga Jalsah Salanah Amerika telah terselenggara. Begitu juga di berbagai negeri lainnya. Dengan demikian, kita dapat menyaksikan tergenapinya janji pertolongan dan dukungan Allah Ta’ala akan selalu menyertai Hazrat Masih Mau’ud (as) di berbagai tempat.

Karena Jalsah Salanah Inggris selalu menjadi pusat perhatian dunia, Jalsah ini memiliki keistimewaan tersendiri, baik dikalangan Jemaat sendiri maupun diluar Jemaat. Dari berbagai segi,Jalsah Inggris ini mulai mendapat status sebagai Jalsah Internasional. Saat ini status Jalsah ini bukan Jalsah Inggris semata, sebagaimana telah saya katakan mengenaiJalsah Salanah Jerman, saat ini Jalsah Salanah Jerman pun statusnya sudah menjadi Jalsah Internasional. Banyak sekali perwakilan negara yang hadir di Jalsah Jerman. Dari sisi kehadiran pun mungkin kehadiran di Jalsah Jerman lebih banyak dari Jalsah Inggris.

Meskipun demikian, status JalsahMarkaz tetap disandang oleh Jalsah Inggris. Upaya yang lebih besar dilakukan oleh orang-orang dari berbagai negara untuk hadir pada Jalsah Inggris ini karena Markaz Khilafat berada di sini. Dari sisi ini orang-orang dari berbagai belahan dunia baik itu Ahmadi ataupun non Ahmadi berusaha untuk hadir di Jalsah Inggris. Karena itu, tanggung jawab para panitia pun semakin bertambah banyak. Begitu juga kota yang dibangun sementara di Hadiqatul Mahdi ini menuntut adanya perhatian khusus dalam hal pengelolaan. Dari sisi ini seperti yang selalu saya tekankan kepada para panitia perihal tugas dan tanggung jawabnya, pada kesempatan inipun saya akan mulai dengan menyampaikan seputra itu.

Dengan karunia Allah Ta’ala, para Ahmadi di Inggris – tua-muda dan anak anak, para wanita maupun para pria – semenjak Markaz Khilafat berpindah kemari 35 tahun lalu dan Jalsah-Jalsah diselenggarakan ditengah keberadaan Khalifah; mereka mengelola Jalsah ini dan melaksanakan tugas-tugas Jalsah dengan suka hati. Meskipun sejarah Jalsah UK berlangsung sudah lama, namun jumlah kehadiran di Jalsah pada masa itu mungkin masih lebih sedikit dibandingkan dengan acara bulanan di Halqah (kompleks) sini. Karena itu, saya menyampaikan rujukan sejarah 35 tahun yakni sejarah Jalsah-Jalsah di Inggris yang merupakan Markaz Khilafat Ahmadiyah.

Hazrat Khalifatul Masih Ar-Rabi’ (RahimahuLlahu ta’ala) sendiri menyampaikan banyak sekali petunjuk pada Jalsah-Jalsah yang diselenggarakan di masa awal. Beliau telah berjuang keras untuk membimbing para Ahmadidi sini dalam hal pengelolaan Jalsah. Kadang terpaksa harus meminta bantuan dari beberapa pengurus di Pakistan untuk bekerja bersama dengan para panitia di sini. Pengelolaan langgar (penginapan dan penyediaan makanan) cakupannya sangat luas. Kemudahan dan sarana di sini tidak seperti di Pakistan sebagaimana seperti yang kita inginkan. Karena itu, mengatur orang sebanyak 5000 sampai dengan 6000pun pada masa dulu sangat sulit bagi mereka layaknya mengurus 250.000 orang.

Setelahhijrahnya Khilafat kemari, pertama kali saya mengikuti Jalsah Salanahdi sini pada tahun 1988. Dengan melihat keadaan para panitia pada masa itu, dapat memperkirakan betapa sulitnya mengelola 5000 atau 6000 orang pada masa itu.

Pada saat ini yang kita saksikan justru para panitia di sini mungkin telah memiliki kemampuan untuk dapat membantu para panitia di Rabwah. Pada saat makan setelah inspeksi panitia pada minggu lalu, Nazir Umur Kharijiah Rabwah yang juga menjabat sebagai wakil ketua umum Jalsah, duduk didekat saya. Setelah makan, saya melihat beliau memanggil seorang karyawan dari Rabwah untuk menyampaikan sesuatu. Saya bertanya kepada beliau, “Ada masalah apa?”

Beliau mengatakan, “Roti buatan Langgar Khanah yang kita makan inisangat baik kualitasnya. Dengan karunia Allah Ta’ala uji coba pembuatan roti yang kita lakukan di Rabwah berlangsung secara berkesinambungan dengan menggunakannya untuk satu hari atau lebih di Langgar Khanah supaya tidak berkarat dan dapat berjalan dengan baik.”

Alhasil, pengurus besar dari Rabwah tadi mengatakan bahwa kualitas roti yang dihasilkan di Rabwah masih belum sebaik di sini. Beliau mengatakan kepada karyawan tadi untuk menggali informasi dari petugas pemanggang roti di sini perihal pembuatan roti untuk menghasilkan roti yang baik karena perlu perhitungan yang tepat dalam membuat adonannya. Dengan karunia Allah Ta’ala, saat ini para panitia kita sudah berpengalaman dan mahir sehingga roti buatannya disukai oleh pengurus dari Rabwah.

Kali ini para teknisi muda yang bertugas untuk itu membuat inovasi-inovasi baru dalam mesin pembuat adonan yang dengannya lebih mudah mengeluarkan roti dari mesinnya. Yang mengerjakan tugas ini di sini adalah para Waqf-e-Nou insinyur muda yang mana tim mereka terus berusaha untuk terus meningkatkan kualitas. Bagaimana supaya terus berlanjut otomatis dari mulai mesin pembuat adonan sampai ke bagian pembakaran. Bagaimana supaya proses pengantaran gandum yang dilakukan oleh Sumber Daya Manusia dengan menggunakan ember-ember dapat dihilangkan. Bukanlah artinya dengan mesin otomatis tersebut kita ingin menghapuskan pengkhidmatan manusia melainkan bagaimana supaya dengan itu tenaga para panitia dapat dialihkan untuk tugas yang lebih diperlukan, insya Allah; dan ini merupakan keistimewaan Jemaat yaitu dari sejak kecil sampai dewasa para panitia kita selalu berupaya melakukan tugasnya dengan segenap totalitas.

Maksud saya menyampaikan hal ini adalah ada masanya ketika memberikan makan untuk 4.000 atau 5.000 orang saja merupakan tantangan besar bagi para panitia dan 90 persen roti dibeli dari pasar yang daya tahannya tidak lama. Saat itu pernah kita membeli mesin pembuat roti bekas yang kecil dan sering macet sehingga teknisi pun harus terus memperbaikinya. Dalam hal ini teknisi senior kita pada masa itu sering memperbaikinya. Padahal mesin tersebut hanya dapat memproduksi beberapa ribu saja, itupun bentuknya tidak bulat, seperti pitabread. Sekarang dengan karunia Allah Ta’ala panitia membuat roti untuk 35.000 dan 40.000 orang. Roti yang dibuat berjumlah ratusan ribu dan kualitasnya seperti yang telah saya periksa sendiri dan disukai orang-orang. Sayapun menyukai roti tersebut dari waktu ke waktu. Roti yang sekarang ini lebih baik dari yang dibuat pada masa sebelumnya. Semoga Allah Ta’ala semakin meningkatkan kemahiran para pemuda yang bertugas tersebut dan meningkatkan kreatifitasnya sehingga dapat mengkhidmati para tamu Jalsah lebih baik dari sebelumnya.

Terkait:   Riwayat Abu Bakr Ash-Shiddiiq Ra (Seri 16)

Demikian juga tim yang bertugas di Langgar Khanah berkhidmat bersama dengan para ketua mereka dengan kerja keras dan penuh dedikasi. Kualitas masakan pun jauh lebih baik, semoga selama tiga hari ini terus dapat mempertahankannya. Berkaitan dengan Langgar Khanah juga, ada bidang pencucian panci-panci. Inipun merupakan tugas berat. Beberapa tahun lalu mereka telah difasilitasi oleh mesin pencuci panci hasil inovasi insinyur Ahmadi dari Jerman yang mana mesin tersebut sangat diminati oleh panitia Jerman, cukup berhasil dan dijadikan andalan karena mesin tersebut dapat mencuci panci dengan cepat dan dapat mengeluarkannya sendiri.

Panitia di sini(Inggris) telah menggunakan mesin tersebut selama 2 atau 3 tahun dan dilakukan juga pencucian secara manual dengan tangan. Saya meminta mereka untuk memanfaatkan mesin ini dan itu dilaksanakan mereka. Namun, sejak tahun lalu mereka meminta izin untuk mencuci panci dengan tangan lagi karena dengan tangan dapat menghemat waktu yakni dapat menyelesaikan dalam 1/3 waktu. Waktu yang diperlukan untuk mencuci satu panci oleh mesin, jika dilakukan dengan tangan dapat mencuci 3 panci dengan waktu yang sama dan hasilnyapun bersih juga lebih baik. Saya pernah membecandai ketuanya dengan mengatakan, “Tampaknya Anda menyimpan jin juga sehingga dapat mencuci wadah dengan baik karena panitia Jerman tetap bersikeras tidak mau mengakui jika panitia UK dapat mencuci wadah secara manual dalam waktu yang singkat seperti itu.”

Walhasil, mereka yang bertugas pada bidang tersebut bekerja dengan gigih dan tidak hanya gigih bahkan cukup memakan waktu untuk mengerjakannya yang mana menuntut kerja keras. Di Pakistan dan di Qadian (India) biasanya tugas-tugas seperti itu dilimpahkan kepada pekerja bayaran, namun di sini pekerjaan itu dilakukan para panitia dengan penuh keikhlasan dan semangat. Lalu bidang konsumsi, kali ini mereka berupaya untuk lebih baik, lokasi diperluas supaya distribusi konsumsi dapat dilakukan dengan baik dan waktu singkat.

Bidang berikutnya adalah bidang kebersihan, bidang parkir kendaraan, lalu lintas, dan beragam bidang lainnya di Jalsah gah. Keamanan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dan juga bidang-bidang lainnya. Setiap bidang sangatlan penting pada tempatnya masing masing. Ribuan panitia yang berkhidmat dalam semua bidang tersebut mendapatkan taufik untuk berkhidmat. Begitu juga para panitia wanita mendapatkan taufik untuk berkhidmat. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik untuk dapat berkhidmat dengan sebaik baiknya.

Seperti yang sering saya sampaikan kepada para panitia bahwa sedemikian dalamnya kecintaan dan semangat Anda dalam mempersembahkan diri untuk mengkhidmati para tamu Hazrat Masih Mau’ud (as), pertahankanlah itu sampai akhir waktu nanti. SetelahJalsah nanti akanada bidang point up(penyelesaian dan pemastian keselamatan) yang akan bekerja sekitar satu minggu lamanya.

Bentuk penampakan Anda mempertahankan semangat Anda adalah dengan menampilkan senyuman diwajah Anda dan memperlakukan tamu dengan penuh hormat. Walhasil, para panitia pria maupun wanita yang berkhidmat dalam berbagai bidang pada Jalsah ini, hendaknya senantiasa ingat mereka tengah meraih pahala dua kali lipat pada Jalsah ini dan mendapatkan limpahan keberkatan. Pertama, mereka ikut serta dalam Jalsah Salanahsehingga mendapatkan limpahan keberkatan Jalsah. Kedua, Anda mendapatkan keberkatan karena mengkhidmati tamu Hazrat Masih Mau’ud (as).

Allah Ta’ala suka dengan pengkhidmatan tamu, sedemikian Allah Ta’ala menyukainya sehingga Allah Ta’ala menyebutkannya dua kali dalam Al Quran berkenaan dengan Hazrat Ibrahim (as). Jika menyuguhkan makanan kepada tamu merupakah hal sepele, maka Allah Ta’ala tidak akan menyebutkannya setiap kali menjelaskan berkenaan dengan menyuguhkan makanan kepada para tamu. Yakni setelah salam dan doa, yang pertama tama dikerjakan adalah menghidangkan anak sapi panggang. Allah Ta’ala berfirman:وَلَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُنَا إِبْرَاهِيمَ بِالْبُشْرَىٰ قَالُوا سَلَامًا ۖ قَالَ سَلَامٌ ۖ فَمَا لَبِثَ أَن جَاءَ بِعِجْلٍ حَنِيذٍ‘…Fa maa labitsa an jaa bi-‘ijlin haniid.’– “… lalu ia (Ibrahim) menghidangkan daging anak sapi panggang dengan cepatnya kepada para tamunya.” QS. Hud (Nabi Hud) – surah 11 ayat 70 [QS. 11:70]

Beliau (as) telah memberikan pengkhidmatan sebaik mungkin pada masa itu. Menyembelih hewan lalu mempersembahkannya dihadapan tamu merupakan suguhan yang luar biasa pada masa itu dan dapat disediakan segera disana. Yakni tradisi dan standar terbaik dalam mengkhidmati tamu pada masa itu, telah ditampilkan. Begitupun kita harus menampilkan pengkhidmatan terbaik sesuai dengan keadaan masa ini. Tidak mesti menuntut suatu kerja keras atau mencari anak sapi dengan susah payah melainkan apa yang dapat dihidangkan dengan cepat dan mudah. Pada masa itu hidangan tersebut dapat diperoleh dengan mudah.

Alhasil, kita seyogyanya memberikan pengkhidmatan terbaik kepada tamu. Berkenaan dengan ini, terdapat Sunnah Rasulullah (saw). Jika yang ada kurma, maka beliau suguhkan kurma, begitupun jika ada daging, makanan enak lainnya, beliau suguhkan. Begitupun jika ada susu kambing. Jika di rumah beliau tidak ada apa apa untuk disuguhkan, Beliau meminta sahabat untuk mengkhidmati tamu tersebut di rumahnya. Tiga hal yang beliau sabdakan kepada orang yang beriman kepada Allah Ta’ala dan hari akhirat, kesemuanya berkaitan dengan hak-hak satu sama lain dan dengan menciptakan lingkungan yang damai. Pertama tama, bertutur kata baik atau diam dan jangan menciptakan kekacauan dan permusuhan dengan hal-hal yang sia-sia. Seorang mukmin tidaklah berbicara sia-sia. Kedua, hormatilah tetangga, karena tetangga memiliki hak yang besar untuk dihormati dan diperhatikan. Setiap orang yang hadir dalam Jalsah ini kesemuanya bertetangga, apakah itu tuan rumah maupun tamu. Sesuai dengan itu para tamupun hendaknya menghormati para panitia begitupun sebaliknya, Begitupun ketika bertemu satu sama lain. Ketiga, hormatilah tamu. Khususnya untuk para tuan rumah, ini merupakan pondasi untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang indah dan damai. Ini merupakan salah satu diantara perintah Allah Ta’ala dan ciri ciri orang mukmin.

Ketika datang kepada Rasulullah (saw) tamu berjumlah banyak, maka Rasulullah (saw) biasa membaginya untuk dikhidmati oleh para sahabat dan beliau (saw) pun biasa bertanya kepada para tamu, “Apakah mereka telah mengkhidmati Anda dengan baik?”

Para sahabat telah mendapatkan tarbiyat dan bergaul langsung dengan Rasulullah (saw). Mereka mendapatkan limpahan keberkatan beliau. Para sahabat sedemikian mengkhidmati para tamu sehingga para tamu biasa menjawab, “Tuan rumah telah memuliakan kami lebih dari diri mereka sendiri.” Seperti itulah para sahabat mengkhidmati tamu. [1]

Di Jalsah ini kitapun mengkhidmati para tamu yang datang untuk meraih ilmu agama. Kita ditetapkan untuk mengkhidmati para tamu yang datang bertujuan murni hadir dalam Jalsah atas seruan Hazrat Masih Mau’ud (as).

Dengan karunia Allah Ta’ala, Allah Ta’ala telah memberikan keluasan sarana Jemaat jauh lebih baik dari sebelumnya. Dengan karunia-Nya, Allah Ta’ala telah banyak sekali menciptakan perluasan dalam hal sarana-sarana yang dimiliki Jemaat lebih dari sebelumnya, dan di bawah nizam Jemaat dilakukan pengkhidmatan terhadap tamu, bahkan sebagian anggota mengizinkan rumah-rumahnya digunakan untuk tempat menginap para tamu, dan untuk penjamuannya bisa mengambil makanan dari langgar yang telah didirikanHazrat Masih Mau’ud (as). Jika mereka ingin mengambilkan makanan untuk para tamu mereka, mereka bisa mengambilnya.

Namun,keadaan para sahabat Nabi Muhammad (saw) dahulu tidaklah seperti ini. Tidak ada pengaturan dari Markaz. Untuk mereka sendiri pun tidak ada. Dan keadaan kebanyakan para sahabat di masa awal tidak memiliki kelapangan, bahkan didapati peristiwa di mana mereka menidurkan anak-anak mereka dalam keadaan lapar, orang tuanya sendiri dalam keadaan lapar, dan mereka memberikan makanan yang hanya sedikit itu untuk para tamu, dan Allah Ta’ala sangat menyukai apa yang mereka lakukan tersebut, dan mengabarkan peristiwa istimewa ini kepada HazratRasulullah (saw).

Terkait:   Jalsah Salanah Belanda

Walhasil, demikianlah para sahabat yang mana kita diperintahkan untuk mengikuti teladan mereka. Mereka berkorban dan mengkhidmati para tamu. Dan dengan karunia Allah Ta’ala dalam JemaatHazrat Masih Mau’ud (as) ini banyak sekali orang-orang yang mengkhidmati tamu dengan semangat pengorbanan, dan inilah yang harus kita lakukan. Sebagian orang bahkan ingin mengkhidmati sendiri tamu mereka meskipun ada kemudahan dari Jemaat.

Para panitia yang tengah bertugas, di bagian apa pun mereka ditugaskan, bukan hanya sebagian dari mereka, bahkan seratus persen dari mereka hendaknya mengkhidmati tamu dengan semangat pengorbanan dan menunjukkan akhlak yang baik. Sebagaimana telah saya katakan, saat ini dari diri kita tidaklah dituntut pengorbanan berupa rasa lapar, saat ini pengorbanan yang harus dilakukan dan tengah dilakukan oleh para panitia adalah pengorbanan waktu. Namun selain itu juga dituntut pengorbanan perasaan.

Terkadang para tamu memperlihatkan sikap yang tidak baik, maka dalam keadaan seperti ini terpaksa harus berkorban perasaan, bersabar dan diam. Mengapa kita harus diam, karena kita harus berbaik sangka kepada para tamu. Mereka datang dengan niat yang baik untuk menghilangkan dahaga akan agama dan rohani. Mungkin dikarenakan suatu kesalahpahaman mereka memperlihatkan sikap berlebih-lebihan, oleh karena itu sekalipun kita tidak melakukan kesalahan kita harus meminta maaf dan membantu mereka. Ini lah akhlak yang di zaman ini harus kita perlihatkan kepada para tamu dan yang di zaman ini Hazrat Masih Mau’ud (as) inginkan dari kita. Ada banyak sekali peristiwa dalam kehidupan Hazrat Masih Mau’ud (as) yang dengannya nampak kasih sayang dan pengkhidmatan beliau yang luhur terhadap para tamu.

Suatu kali ketika seorang tamu yang datang dari suatu daerah yang jauh pulang lagi dalam keadaan marah dan tidak mau menurunkan barang-barangnya dikarenakan penolakan dari karyawan Langgar Khanah. Diriwayatkan ketika Hazrat Masih Mau’ud (as) mengetahui hal ini, beliau (as) untuk memakai sepatu pun menjadi sulit, dan seolah-olah seperti ada suatu insiden, beliau berjalan kaki dengan cepat mengikuti tamu tersebut. Orang itu pergi dengan menggunakan delman. Singkatnya, ketika tamu tersebut melihat Hazrat Masih Mau’ud (as) datang, maka ia menghentikan delmannya, lalu turun.

Hazrat Masih Mau’ud (as) memohon maaf kepadanya dan memintanya supaya balik lagi. Beliau (as) berkata, “Silahkan Anda naik di atas delman dan saya akan berjalan kaki bersama anda.” Tamu tersebut merasa malu dan tidak duduk di atas delman, melainkan ikut berjalan kaki juga. Akhirnya, ketika mereka tiba di Langgar Khanah, Hazrat Masih Mau’ud (as) sendiri mengulurkan tangannya hendak menurunkan barang-barang tamu tersebut. Karyawan tadi yang di awal menolak tamu tersebut merasa malu dan dengan segera ia maju dan menurunkan barang-barang tamu tersebut. Hazrat Masih Mau’ud (as) tetap berada di sana hingga tempat tinggal dan makanan disediakan untuk menentramkan tamu tersebut.

Pada suatu kesempatan beliau (as) bersabda kepada para karyawannya, “Lihatlah, banyak tamu yang datang. Sebagian dari mereka kamu kenal, sebagian lagi tidak. Oleh karena itu sepatutnya kalian menganggap mereka semua itu wajib dihormati dan melayani serta mengkhidmati mereka. Saya berbaik sangka pada kalian, bahwa kalian akan memberikan kenyamanan pada para tamu.” Walhasil, prasangka baik ini sekarang pun harus kita tegakkan.

Selanjutnya saya akan menyampaikan beberapa hal kepada para tamu. Yang pertama, menjadi kewajiban semuanya untuk saling memperhatikan satu sama lain, baik itu para tamu maupun tuan rumah. Di satu sisi Islam memerintahkan kepada kita untuk menghormati dan menghargai tamu, di sisi lain juga memerintahkan kepada para tamu supaya jangan terlalu membebani tuan rumah. HazratRasulullah (saw) bersabda bahwa, menetap sebagai tamu terlalu lama dan menjadi beban bagi tuan rumah adalah seperti kalian meminta sedekah.

Tidak semua orang bisa memberikan pelayanan yang sama kepada tamu dari awal hingga akhir. Maka kepada para tamu pun diperintahkan supaya memperhatikan juga tuan rumah. Jika tinggal dalam waktu yang lama, maka tinggallah sebagaimana tuan rumah tinggal, dan jika tuan rumah memerlukan bantuan dalam suatu pekerjaan, maka tamu pun harus ikut mengerjakannya. Secara khusus di negara-negara ini, pada umumnya orang-orang melakukan hal ini, dan ini sangat penting untuk keindahan hidup bermasyarakat. Ketika timbul perasaan bahwa orang lain telah membebani kita maka keikhlasan dan kecintaan akan berkurang, dan ketika ada kekurangan dalam hal itu makakeadaannya tidak lagi tentram.

Walhasil, para tamu pun hendaknya ingat, bahwa hendaknya mereka menunaikan apa-apa yang menjadi kewajiban mereka. Jika mendapatkan pelayanan adalah hak dari tamu, maka tuan rumah juga memiliki hak bahwa tamu pun memenuhi hak-hak mereka dan para tamu hendaknhya tidak menjadi beban bagi mereka. HazratRasulullah (saw) membatasi hak-hak para tamu ini hanya sampai beberapa hari saja.[2]

Saya juga ingin sampaikan kepada yang melakukan pengaturan Jalsah, bahwa jika para tamu yang datang ke Jalsah ini tinggal untuk satu bulan sekalipun, mereka harus tetap dikhidmati. Kita jangan beranggapan bahwa setelah 3-4 hari kami akan hentikan pengkhidmatan terhadap tamu ini. Hazrat Masih Mau’ud (as) juga menetapkan pendirian Langgar Khanah sebagai salah satu cabang dari tugas-tugas beliau. Oleh karena itu hendaknya perlihatkanlah akhlak yang luhur kepada setiap orang yang datang ke Langgar KhanahHazrat Masih Mau’ud (as), kapan pun mereka datang, tidak hanya pada saat hari-hari Jalsah.

Kemudian ada satu lagi perintah berkenaan dengan keindahan bermasyarakat yang harus diamalkan khususnya oleh para tamu di lingkungan Jalsah ini, yaitu membiasakan mengucapkan salam. HazratRasulullah (saw) menjelaskan mengenai salah satu keistimewaan orang-orang yang masuk surga yaitu mereka biasa mengucapkan salam.[3]

Kemudian, beliau s.a.w. bersabda, “تَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ.”‘Taqraus salaama ‘ala man ‘arafta wa mal lam ta‘rif.’ -“Ucapkanlah salam kepada orang yang engkau kenal maupun tidak engkau kenal.”[4]

Dan Hazrat Masih Mau’ud (as) juga menjelaskan salah satu tujuan Jalsah adalah supaya orang-orang berhimpun, dan dengan berhimpunnya mereka ini akan meningkatkan hubungan kecintaan dan keakraban satu sama lain. Walhasil, salam adalah satu cara yang paling baik untuk meningkatkan kecintaan, keakraban dan persaudaraan ini. Faedah lainnya dari salam adalah, mereka yang satu sama lain memiliki rasa permusuhan dikarenakan suatu hal, rasa permusuhan itu akan dijauhkan dengan salam ini.

Selanjutnya, mereka yang datang ke sini adalah murni untuk Allah Ta’ala dan hendaknya datang dengan pemikiran hal pertama tujuan kedatangan mereka adalah untuk Allah Ta’ala. Mereka datang untuk menghilangkan rasa haus akan agama, ilmu dan kerohanian, atau mereka datang untuk meraih semua itu. Dan seperti telah saya katakan bahwa hendaknya tujuannya harus seperti itu, maka selanjutnya hendaknya juga menjadikan hubungan-hubungan itu lebih baik lagi dan hendaknya berusaha sekuat tenaga untuk menjauhkan rasa permusuhan dan kebencian.

Kemudian Hazrat Masih Mau’ud (as) bersabda bahwa dengan datang ke Jalsah ini hendaknya berusahalah juga untuk mendinginkan kecintaan terhadap duniawi dan memenuhi hati dengan kecintaan kepada Allah Ta’ala dan Rasulullah (saw). Walhasil, untuk meraih kecintaan ini secara khusus ikutilah program-program Jalsah, simaklah dengan seksama. Senantiasalah berzikir baik pada saat Jalsah maupun sedang berjalan-jalan, dan laksanakanlah shalat berjamaah dengan perhatian yang khusus, berikanlah perhatian pada shalat tahajud dan ibadah-ibadah nafal.

Khususnya mereka yang tinggal di sini, hendaknya mereka terus berusaha untuk mensucikan lingkungan ini, berusahalah untuk memperbaiki keadaan diri masing-masing, dan mereka yang datang dari pagi hingga petang, mereka pun berkewajiban untuk memenuhi tujuan Jalsah ini. Tujuan itu adalah meraih qurb (kedekatan) Allah Ta’ala dan meningkatkan kecintaan kepada HazratRasulullah (saw) di dalam hati. Ini adalah suatu tugas yang sangat besar yang diserahkan Hazrat Masih Mau’ud (as) kepada kita, bahwa hendaknya kecintaan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya unggul di hati kita.

Terkait:   Keteladanan Para Sahabat Nabi Muhammad shallAllahu ‘alaihi wasallam (Manusia-Manusia Istimewa, seri 32)

Jika mereka yang hadir dalam Jalsah mengedepankan tujuan ini dan berusaha penuh untuk meraihnya, maka berati Anda telah meraih tujuan anda, dan tujuan dari datang ke Jalsah telah terpenuhi. Jika seperti ini maka makanan dan tempat tinggal, sifatnya hanyalah tambahan saja. Tujuan Jalsahyang hakiki adalah, untuk menjadikan keadaan kerohanian kita lebih baik lagi dan terus meningkatkannya, jika ini berhasil, maka sebagaimana telah saya katakan, kita telah meraih tujuan kedatangan ke Jalsah.

Demikian juga dari segi pengaturan, hendaknya para tamu memperhatikan juga hal ini bahwa dalam pengaturan yang sementara dan luas, ada saja kekurangan-kekurangan yang tertinggal. Jika melihat hal yang seperti itu maka cukup dilihat saja. Saya telah katakan kepada para panitia, bahwa jika ada yang bersikap kasar, maka bersabarlah. Namun menjadi tugas para tamu atau orang-orang yang hadir juga bahwa, cukup lihat saja kekurangan-kekurangan itu dan jika melihat kelemahan-kelemahan tersebut maka bantulah para panitia.

Saya melihat sebagian tamu dengan senang hati menjadikan diri mereka seolah tuan rumah dan mulai ikut bekerja jika diperlukan. Misalnya dalam hal kebersihan kamar mandi, jika begitu ramai dan panitia yang telah ditugaskan tidak bisa membersihkan sepenuhnya,sebagian tamu ikut mengerjakannya bersama dengan para panitia yang bertugas. Semangat ini hendaknya tidak hanya ada dalam diri satu orang Ahmadi saja, dan ini adalah ruh hakiki yang akan menegakkan suatu masyarakat yang dipenuhi ketulusan satu sama lain.

Para tamu janganlah menyia-nyiakan waktu mereka dengan menguji (mengetest) para panitia, bahkan jika diperlukan jadilah orang yang memberikan bantuan dalam segala bidang. Demikian juga di bagian parkir, terkadang dikarenakan kemacetan timbul kekacauan, dalam keadaan seperti ini orang-orang yang datang dengan menggunakan mobil hendaknya dengan sabar dan semangat saling membantu dengan para panitia. Terkadang datang keluhan baik dari kaum pria maupun wanita. Pria dan wanita yang datang tidak benar-benar menunjukkan kerjasama. Demikian juga pengaturan scanning dan lainnya di jalan masuk, biasanya di sana di pasang garis-garis, mereka yang datang menunjukkan kesabaran.

Namun terkadang dikarenakan kekurang-sabaran satu orang suasana menjadi kacau. Hendaknya di sanasetiap orang menunjukkan kesabaran yang penuh, jika harus memakan waktu sedikit agak lama, maka tidaklah mengapa. Dengan dipasangnya garis-garis itu lalu lintas bisa lebih lancar.

Kemudian orang-orang yang duduk di Jalsah Gah pada saat Jalsah, senantiasalah perhatikan kanan-kiri. Demikian juga ketika berjalan-jalan perhatikanlah ke sekitar. Berusahalah untuk melaksanakan petunjuk apapun yang diberikan oleh panitia berkenaan dengan keamanan.

Hal yang paling utama adalah senantiasalah berdoa untuk kesuksesan Jalsah, demi terpenuhinya tujuan kedatangan ke Jalsah dan untuk keselamatan dari kejahatan-kejahatan orang-orang yang berniat jahat. Orang-orang yang dengki dengan kemajuan Jemaat sedang terus dihasut sehingga karena itu perlu untuk benar-benar memberikan perhatian pada doa-doa.

Di hari-hari Jalsah ini berdoalah juga untuk keadaan para Ahmadi di Pakistan. Tampaknya di sana pun keadaan kembali mengarah pada penentangan terhadap Jemaat. Semoga Allah Ta’ala menganugerahkan kehidupan yang damai kepada mereka. Semoga Allah Ta’ala menjaga mereka dari setiap kejahatan dan menggagalkan rencana lama maupun baru dari para penentang.

Selain itu, saya juga ingin mengingatkan kembali kepada para pesertaJalsah, bahwa di tahun ini pun ada berbagai departemen arsip ari Markaz kita, diantaranya Review of Religion, Makhzan-e-Tashawir, dan departemen-departemen lainnya. Mereka telah menyelenggarakan pameran-pameran dan cukup banyak pameran-pameran yang informatif dan edukatif. Bagi yang memiliki waktu luang berusahalah untuk melihatnya.

Selain itu, ada satu pengumuman dari MTA Internasional, bahwa mereka hari ini akan meluncurkan satu aplikasi baru dan merupakan aplikasi smart TV. Sekarang di negara manapun berada dengan mendownload aplikasi ini bisa menyaksikan semua channel-channel MTA, yaitu MTA 1, MTA 2, MTA 3 dan MTA Al-Arabiyyah 3, serta MTA Afrika melalui TV sets LG, Phillips, Amazon Fire TV, Sonny dan Android tanpa menggunakan parabola.

Selain itu dengan karunia Allah Ta’ala di Amerika untuk pertama kalinya MTA terdapat di platform Samsung. Itulah tadi beberapa pengumuman. Dengan karunia Allah Ta’ala orang-orang yang tinggal di luar bisa mengambil faedah dari aplikasi ini. Setelah juma’t ini saya akan meluncurkan aplikasi tersebut.

Semoga Allah Ta’ala memberikan keberkatan pada Jalsah ini dari berbagai segi, dan Anda semua diberikan taufik untuk dapat sepenuhnya mengambil faedah dari Jalsah ini.

 

Khotbah II

اَلْحَمْدُ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنُؤْمِنُ بِهِ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْهِ

وَنَعُوْذ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ

وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

عِبَادَ اللهِ! رَحِمَكُمُ اللهُ!

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ

يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذكَّرُوْنَ

أُذكُرُوا اللهَ يَذكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Penerjemah     : Mln. Mahmud Ahmad Wardi, Syahid (London, UK) dan Mln. Hashim (Indonesia);

Editor: Dildaar Ahmad Dartono (Indonesia).

[1] Musnad Imam Ahmad ibn Hanbal, Musnad ahli Makkah, wafd Abd Qais, 17985.Pada suatu kesempatan kedatangan para delegasi dari kabilah Abd Qais, Nabi saw menghimbau para sahabat Anshar untuk memperlakukan dengan baik para tamu. Beliau saw bertanya keesokan harinya kepada para tamu, كَيْفَ رَأَيْتُمْ كَرَامَةَ إِخْوَانِكُمْ لَكُمْ وَضِيَافَتَهُمْ إِيَّاكُمْ‘Kaifa ra-aitum karaamata ikhwaanikum lakum wa dhiyafatahum iyyakum?’ – “Bagaimana pendapat kalian perihal penghormatan saudara-saudara kalian atas kalian dan pelayanan tamu dari mereka terhadap kalian?” Para tamu menjawab, خَيْرَ إِخْوَانٍ، أَلَانُوا فِرَاشَنَا وَأَطَابُوا مَطْعَمَنَا وَبَاتُوا وَأَصْبَحُوا يُعَلِّمُونَا كِتَابَ رَبِّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَسُنَّةَ نَبِيِّنَا.“Mereka sebaik-baik saudara, wahai Rasulullah (saw), mereka memberikan kami kasur yang lembut untuk tidur dan makanan yang enak untuk makan. Mereka juga mengajarkan kami Kitab Tuhan kita (Al-Quran) dan Sunnah Nabi kita.”

[2]Shahih al-Bukhari, Kitab tentang Adab, bab memuliakan tamu dan mengkhidmatinya, no. 6135. Dari Abi Syarih al-Ka’bi bahwa Rasulullah (saw) saw bersabda, مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، جَائِزَتُهُ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ، وَالضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ، فَمَا بَعْدَ ذَلِكَ فَهْوَ صَدَقَةٌ، وَلاَ يَحِلُّ لَهُ أَنْ يَثْوِيَ عِنْدَهُ حَتَّى يُحْرِجَهُ ‏”‏“Siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam, dan bertamu itu tiga hari, lebih dari itu adalah sedekah baginya, tidak boleh bagi tamu tinggal (bermalam) hingga (ahli bait, tuan rumah) merasa keberatan.” 

[3]HR. Muslim, no. 54: وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “لاَ تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلا تُؤْمِنُوا حَتىَّ تحَابُّوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَئٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحاَبَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَم بَيْنَكُم” رَوَاهُ مُسْلِمٌ.Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan kalian tidak disebut beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang apabila kalian melakukannya, kalian pasti saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.”

[4] al-Bukhari, Kitab al-Iman, bab tentang penyebaran salam, no. 08.Fathul Bari, 17/458, Nabi (saw) bersabda: مِنْ أَشْرَاط السَّاعَة أَنْ يَمُرّ الرَّجُل بِالْمَسْجِدِ لَا يُصَلِّي فِيهِ ، وَأَنْ لَا يُسَلِّم إِلَّا عَلَى مَنْ يَعْرِفهُ “Di antara tanda-tanda (dekatnya) hari kiamat adalah seseorang melewati masjid yang tidak pernah dia shalat di sana, lalu dia hanya mengucapkan salam kepada orang yang dia kenali saja.”; Bukhari mengeluarkan sebuah hadits dalam Adabul Mufrod dengan sanad yang shohih dari Ibnu Mas’ud: إِنَّهُ سَيَأْتِي عَلَى النَّاس زَمَان يَكُون السَّلَام فِيهِ لِلْمَعْرِفَةِ “Nanti akan datang suatu masa, pada masa tersebut seseorang hanya akan mengucapkan salam pada orang yang dia kenali saja.”

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.