Ayat-ayat Al-Qur’an yang Dianggap Mendukung Kebangkitan Nabi Isa dari Kematian

selamatnya nabi Isa dari kematian

Al-Qur’an jelas menggambarkan bahwa Nabi Isa sudah wafat, dan orang yang sudah wafat tentu tidak akan bangkit kembali. Tetapi keyakinan akan bangkitnya Nabi Isa dari kematian sudah mengakar di sebagian umat Islam, salah satunya dengan menunjukkan ayat-ayat Al-Qur’an yang menunjukkan bahwa Allah dapat menghidupkan yang mati.


Al-Qur’an secara kiasan menggambarkan orang-orang yang menolak pesan Ilahi (QS 27:81, 35:23, 8:25) sebagai ‘mati’ dan menggambarkan orang-orang beriman sebagai ‘hidup’ (QS 36:71) sekalipun jika mereka terbunuh di jalan Allah (QS 2:155).

Sayangnya, sebagian ulama menafsirkan ayat-ayat ini secara harfiah dan bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang tegas.

Ketika menafsirkan ayat-ayat ini, para mufassir Islam terdahulu mengabaikan hukum Allah yang tidak dapat diganggu gugat, yaitu orang yang telah meninggal tidak akan pernah dapat kembali ke dunia dan orang yang telah meninggal dunia akan meninggal selamanya.

وَحَرٰمٌ عَلٰى قَرْيَةٍ اَهْلَكْنٰهَآ اَنَّهُمْ لَا يَرْجِعُوْنَ

“Dan ini adalah ketetapan mutlak bahwa bagi penduduk suatu negeri yang telah Kami binasakan, mereka tidak akan kembali.” (QS Al-Anbiya [21]:96),

لَعَلِّيْٓ اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ كَلَّا ۗاِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَاۤىِٕلُهَاۗ وَمِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ بَرْزَخٌ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ

حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ ۙ

Hingga, apabila maut datang kepada salah seorang dari mereka, ia berkata, “Wahai Tuhanku, kembalikanlah aku, agar aku dapat mengerjakan amal saleh dalam hidup yang telah kutinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya ini hanyalah perkataan yang ia ucapkan, dan di belakang mereka ada dinding penghalang hingga hari mereka akan dibangkitkan. (QS. Al-Mu’minun [23]:100-101)

اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ

Apakah mereka tidak melihat betapa banyaknya generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, bahwa mereka itu tidak kembali lagi kepada mereka? (Quran 36:32)

Terkait:   Perang Suci: Perdebatan Besar Kristen dan Islam di India

اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْاُخْرٰىٓ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Allah mencabut nyawa seseorang pada saat kematiannya dan yang belum mati di waktunya tidurnya, maka Dia menahan roh yang Dia tetapkan atasnya mati dan mengirimkan yang lain sampai batas waktu yang telah ditetapkan. Sesungguhnya dalam yang demikian itu ada tanda-tanda bagi kaum yang merenungkan. (QS Az-Zumar [39]:43)

Mati Selama Ratusan Tahun

Mereka berpendapat bahwa menurut surah Al-Baqarah ayat 260 Allah dapat mewafatkan seorang nabi selama seratus tahun dan kemudian membangkitkannya kembali.

Ayat tersebut berbunyi:

Atau, engkau tidak mendengar perumpamaan seperti orang yang melalui suatu kota yang dinding-dindingnya telah runtuh atas atap-atapnya, kemudian ia berkata, “Kapankah Allah akan menghidupkan kembali kota ini sesudah matinya?” Lalu Allah mematikannya seratus tahun lamanya, kemudian Dia membangkitkannya lagi dan berfirman, “Berapa lamakah engkau tinggal dalam keadaan seperti ini?” Ia berkata, “Aku tinggal sehari atau sebagian hari. Dia berfirman, “Sungguh, akan tetapi engkau pun telah tinggal seratus tahun lamanya dalam keadaan seperti ini. Maka lihatlah makanan engkau dan minuman engkau, itu sama sekali tidak berubah, dan lihatlah pula keledai engkau, dan Kami melakukannya demikian itu supaya Kami menjadikan engkau sebagai Tanda bagi manusia, dan lihatlah tulang belulang itu bagaimana Kami menatanya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka tatkala kenyataan ini menjadi jelas baginya ia berkata, “Aku mengetahui bahwa sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”

Fakta sebenarnya dari kisah ini adalah pada tahun 586 SM Nabi Yehezkiel melewati reruntuhan Yerusalem yang dihancurkan oleh Nebukadnezar. Dia yang sedih melihat hal ini kemudian bertanya kepada Tuhan kapan kota ini akan berdiri kembali. Tuhan menunjukkan kepadanya dalam sebuah mimpi bahwa setelah 100 tahun, Yerusalem akan dibangun kembali. Penglihatan ini juga disebutkan dalam Alkitab (Yehezkiel: 37). Al-Qur’an terkadang menyebutkan kejadian yang terlihat dalam kasyaf seolah-olah kejadian itu benar-benar terjadi, tanpa menyatakan bahwa kejadian itu disaksikan dalam kasyaf atau mimpi, misalnya dalam Al-Quran Surah Yusuf ayat 5.

Terkait:   Mengapa Harus Beriman pada Nabi Isa yang Dijanjikan?

Mematikannya (Nabi Yehezkiel) dan kemudian menghidupkannya kembali bukanlah jawaban atas pertanyaannya. Dia bertanya tentang kebangkitan kota dan ditunjukkan kepadanya dalam kasyaf bahwa Yerusalem akan dibangun kembali dalam 100 tahun. Kasyaf ini pun terpenuhi. Melihat makanannya yang masih segar, dan keledai yang masih hidup, menunjukkan bahwa dia tidak mati selama 100 tahun.

Burung yang Disembelih Dihidupkan Kembali

Sayangnya, ayat selanjutnya juga ditafsirkan secara harfiah, seolah-olah Nabi Ibrahim (as) bertanya tentang menghidupkan kembali orang mati secara fisik.

Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata, “Wahai Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan yang mati?” Dia berfirman, “Apakah engkau tidak percaya?” Ia berkata, “Ya, aku percaya. Tetapi menanyakan ini agar hatiku tenteram.” Dia berfirman “Jika demikian, ambillah empat ekor burung lalu jinakkanlah mereka kepada engkau. Lalu letakkanlah setiap burung di atas masing-masing gunung lalu panggillah mereka, niscaya mereka akan datang kepada engkau dengan cepat, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS Al-Baqarah [2]:261)

Dikatakan bahwa Nabi Ibrahim (as) benar-benar menyembelih dan mencincang burung-burung dan kemudian Tuhan menghidupkan kembali burung-burung itu untuk menunjukkan kepadanya bagaimana Tuhan menghidupkan kembali yang sudah mati.

Fakta sebenarnya yang terjadi adalah Nabi Ibrahim (as) bertanya kepada Tuhan bagaimana orang-orang yang mati secara rohani ini dapat dibangkitkan. Allah meminta beliau untuk mengambil empat burung dan menempelkannya pada dirinya. Kemudian, beliau diperintahkan untuk meletakkan masing-masing burung di atas bukit dan memanggil mereka. Mereka akan segera datang kepadanya. Dengan cara ini, Tuhan mengajarinya untuk memiliki kedekatan dengan orang-orang, lalu mengajak mereka kepada Tuhan. Maka, manusia akan menanggapi seruannya. Kata “Fasurhunna” yang digunakan dalam ayat ini diikuti dengan kata sambung ilaika, yang memberikan makna ‘menempelkan’ bukan ‘menyembelih’. Tidak seorang pun menyembelih daging ‘untuknya’.

Terkait:   Yesus – Seorang Nabi Allah

Ashabul Kahfi (Penghuni Gua)

Demikian pula, kisah ashabul kahfi (penghuni gua) juga disajikan sebagai fenomena aneh lainnya tentang kebangkitan orang mati dan banyak legenda fantastis telah dikaitkan dengannya. Namun Surah 18:10 menyatakan bahwa Ashabul Kahfi bukanlah sesuatu yang baru atau luar biasa, melainkan salah satu dari sekian banyak Tanda-tanda Tuhan. Tidak ada hal yang dapat dianggap menyimpang dari hukum alam yang umum.

اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًا

Apakah engkau menyangka bahwa penghuni gua dan prasastinya itu dari antara tanda-tanda Kami yang menakjubkan? (QS Al-Kahfi [18]: 10)

Sudah menjadi fakta sejarah yang umum diketahui bahwa selama 300 tahun umat Kristen awal harus menderita penganiayaan berat di tangan Kaisar Romawi yang menyembah berhala dikarenakan keyakinan mereka pada Keesaan Tuhan. Peristiwa ini terus berlanjut hingga sampai pada masa pemerintahan Kaisar Konstantinus yang kemudian masuk Kristen dan menjadikan Kristen sebagai agama negara.

Untuk menyelamatkan diri dari penganiayaan sangat kejam dan tidak manusiawi ini, umat Kristen yang tak berdaya harus mencari tempat perlindungan di katakombe yang terdapat di sekitar Roma, Alexandria, dan beberapa tempat lainnya. Mereka menempatkan anjing-anjing mereka di pintu masuk gua sebagai penjaga yang memperingatkan mereka setiap kali ada bahaya. Hal ini menunjukkan betapa besarnya kecintaan bangsa Kristen terhadap anjing.

Sumber: Alislam.org
Penerjemah: Jusmansyah

Leave a Reply

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.