Ramadhan dan Cara Memperoleh Kedekatan Allah Ta’ala

surat khalifah untuk perdana menteri israel

KHUTBAH JUMAT
Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba)
Tanggal 8 Ramadhan 1425 HQ
(22 Ikha 1383 HS/Oktober 2004 M)
di Mesjid Baitul-Futuh Morden, London, Inggris

Tentang:
CARA MEMPEROLEH KEDEKATAN ALLAH TA’ALA

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada engkau tentang Aku, maka bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan doa-doa orang yang berdoa apabila mereka memohon kepada-Ku. Maka hendaknya mereka menyambut seruan-Ku dan hendaknya mereka beriman kepada-Ku, agar mereka mendapat petunjuk” (Al-Baqarah 187).

Begitu mulai bulan suci Ramadhan segera timbul dalam fikiran bahwa oleh sebab ini merupakan bulan yang penuh berkah dan di dalamnya doa- doa dikabulkan, maka pada umumnya banyak orang-orang yang pergi menuju ke mesjid-mesjid. Jumlah yang hadir di mesjid-mesjid pun menjadi bertambah. Jumlah yang menghadiri shalat Subuh menjadi lebih banyak dibandingkan dengan hari-hari lainnya, seberapa banyak pada shalat maghrib dan Isya yang pada umumnya pada hari-hari biasa. Bahkan seorang menulis kepada saya ini adalah sehari dua hari puasa dimulai bahwa hari ini di mesjid Fadhal London jumlah yang hadir sekian banyak sehingga setelah gedung (Mahmud Hall) penuh pun orang- orang kesana-kemari (mondar-mandir) mencari tempat shalat. Di kota-kota dan negara-negara lain di dunia pun diterima informasi seperti ini bahwa-masya Allah – mesjid-mesjid dengan karunia Allah nampak sangat ramai. Hati merasa gembira bahwa kini terfikir oleh orang- orang meninggalkan kesibukan-kesibukan dunia, meninggalkan tempat tidur yang menyenangkan, bangun waktu subuh, menunaikan shalat tahajjud, menunaikan puasa dan kemudian datang untuk menunaikan salat di mesjid, melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Esa dan menaruh perhatian untuk memohon ampun supaya kealpaan-kealpaan, kekurangan– kekurangan dan dosa-dosa mereka dimaafkan. Timbulnya perhatian pada bulan Ramadhan adalah karena Allah seraya mencurahkan karunia-Nya Dia membuka pintu-pintu ampunan-Nya. Setiap orang menghendaki untuk mengambil faedah dari itu. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang karena tuntutan iman dan dengan niat untuk mendapatkan ganjaran bangun tengah malam untuk menunaikan shalat maka Dia mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. Bukhari Kitabush-shaum fadhlu man qaama ramadhaan.

Oleh sebab itu manusia merupakan himpunan dari segenap kealpaan-kealpaan, di siang hari pun setiap harinya manusia terjebak dalam kekeliruan-kekeliruan dan banyak dosa-dosa. Maka timbul keinginan di dalam diri setiap orang untuk mengambil faedah dari peluang yang Allah berikan, memohon kepada Allah supaya dosa-dosanya dimaafkan.

Tuntutan Iman & Pecinta Allah Ta’ala

Tetapi ingatlah matan hadits: “Sambil memenuhi tuntutan iman dia menunaikan shalat”. Kini perhatikanlah, apa tuntutan iman itu. Apa yang iman tuntut (kehendaki). Apakah jika selama sebelas bulan tidak ada perhatian kepada ibadah, tidak ada perhatian kepada shalat, tidak ada perhatian kepada penunaian hak-hak hamba-hamba Allah lalu pada bulan yang kedua belas mulai ada perhatian terhadap ibadah pada Allah supaya dosa-dosa yang lalu dimaafkan? Tidak, tuntutan iman adalah bahwa janji yang saudara-saudara telah ikat dengan Allah, yang telah saudara-saudara ikat dengan Rasul-Nya, sebagai seorang Ahmadi, janji yang telah seorang ikat dengan Hadhrat Masih Mau’ud a.s., itu dia penuhi. Perubahan- perubahan yang telah dia ciptakan satu bulan Ramadhan akan menjadikan perubahan-perubahan itu sebagai bagian dari kehidupannya; mengamalkan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya dan juga menetapkan tekad dan janji yang kuat bahwa keburukan-keburukan itu kini kami tidak akan biarkan hidup di dalam diri kami. Maka baru kemudian pandangan curahan kasih-sayang Allah akan menerpanya dan dosa-dosa yang telah lalu akan dimaafkan.

Ayat yang telah saya tilawatkan ini yang berkaitan dengan perintah-perintah Ramadhan dan puasa, di dalam Al-Quran telah diletakkan di tengah-tengah ayat-ayat ini. Dari itu dapat diketahui bahwa Allah pada hari-hari itu ingin mencurahkan kasih-sayang-Nya pada hamba-hamba- Nya; Dia ingin mengembalikan orang- orang yang tersesat tidak tentu arah; Dia ingin meninggikan standar ibadah-ibadah mereka supaya senantiasa lahir di dunia hamba-hamba-Nya yang benar. Di dalam itu yang Allah firmankan adalah bahwa “Apabila hamba-hamba-Ku ingin bertanya tentang Aku”.

Hadhrat Mushlih Mau’ud r.a. menulis, “Di sini maksud hamba-hamba-Ku adalah “para pecinta Allah”, orang-orang yang fana (mabuk) kepada Allah. Kini perhatikanlah siapa pecinta (orang fana) itu. Pecinta sejati adalah seorang yang menerima segenap perkataan kekasihnya. Di dalam kekasih-kekasih duniawi terdapat segala macam hal-hal yang baik dan buruk. Zat Allah adalah merupakan suatu wujud yang di dalamnya kecuali keuntungan tidak ada lagi yang lainnya, hanya keuntungan dan keuntungan semata yang didapat. Hanya faedah dan faedah semata. Dia merupakan Sumber segenap kebaikan, menghindari dari segenap keburukan dan memberikan keselamatan dari segenap kesusahan. Dia berfirman, “Mintalah kepada-Ku Aku akan menjawab doa-doa kalian”.

Kini, seorang kekasih sejati apa yang dia akan minta. Seorang kekasih sejati akan meminta kedekatan dengan kekasihnya. Dan manakala kedekatan telah diraih dan timbul keyakinan di antara satu dengan yang lain, maka satu dengan yang lain akan senantiasa dalam upaya untuk mendatangkan faedah kepada satu dengan yang lainnya. Di sini pun ternyata hanya sepihak bahwa apabila ingin meraih kedekatan Allah maka faedah pun hanya kepada kita semata dan kemudian ini tidak hanya sampai masalah pada mengambil faedah semata tetapi apabila Saudara- saudara meraih kedekatan-Nya maka saudara-saudara harus memberikan pengurbanan-pengurbanan dan harus siap untuk itu.

Selanjutnya Allah dengan jelas berfirman, “Siapakah hamba-hamba-Ku yang Kukabulkan doa-doanya. Berfirman, “Dia yang merupakan hamba-hamba-Ku dan orang yang mencintai-Ku serta orang yang mengucapkan labbaik pada seruan- Ku. Nah, hal-hal apa saja yang Allah firmankan yang atas hal itu kita harus ucapkan labbaik (kita harus sambut). Perkara-perkara itu adalah menunaikan hak-hak Allah (kewajiban-kewajiban kepada Allah) dan menunaikan hak-hak hamba-hamba atau kewajiban-kewajiban kepada hamba-hamba-Nya serta melaksanakan ibadah pada-Nya dengan penuh istiqamah; menahan diri dari apa yang dilarang-Nya dan menunaikan hal- hal yang diperintahkan untuk mengamalkannya.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s bersabda, “Di dalam Al-Quran terdapat 700 hukum. Apabila kita menelaah Al-Quran di dalam bulan Ramadhan, menelaahnya sampai sedalam-dalamnya dengan cermat dan membaca terjemahnya, maka kita juga akan mengetahui akan hukum-hukum itu. Dan apabila kita telah mengetahui maka harus berupaya juga untuk mengamalkan perintah-perintah itu. Dan upaya yang dilakukan dengan niat yang baik itu akan meningkatkan dalam kebaikan-kebaikan. Jadi inilah pertanda pecinta sejati, yakni mengucapkan labbaik pada perintah-perintah Allah, mengamalkannya dan berupaya mengamalkannya.

Kedekatan Yang Semakin Sempurna

Allah bukanlah merupakan Wujud yang menuntut satu standar pengorbanan dari setiap pecinta-Nya. Tetapi sesuai dengan kemampuan setiap orang, sesuai dengan kekuatan setiap orang terdapat perintah untuk pengurbanan, atau terdapat perintah untuk melaksanakan pengurbanan. Tetapi syaratnya adalah mengamalkan perintah-perintah Allah dengan istiqamah dan berupaya untuk meraih kemajuan di dalamnya.

Kemudian Allah berfirman:, “Berimanlah pada-Ku supaya mendapat petunjuk”. Kini, iman yang sempurna pun adalah dilakukan taat sejati kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemudian terdapat juga perintah Allah bahwa iman dan amal saleh itu adalah merupakan sesuatu yang berjalan sejajar atau paralel. Oleh karena itu apa yang tertulis di dalam ayat bahwa “sambutlah seruan-Ku” artinya adalah, mereka melakukan amal saleh, melakukan amal-amal baik, tegak dalam kebaikan– kebaikan dan sambil menjalankan ibadah mereka memanjatkan doa-doa kepada- Nya. Oleh karena itu Allah berfirman: “Aku adalah dekat dengan kalian”. Kemudian berfirman: “Maka Aku akan menjadi sahabat kalian”, sesuai dengan firman-Nya:

اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا
Allah Pelindung orang-orang yang beriman. (Al-Baqarah 258).

Persahabatan Tuhan dan iman kepada- Nya akan menganugerahkan kedekatan dengan-Nya kemudian akan terus menganugerahkan kedekatan. Di dalamnya kemajuan demi kemajuan akan terus diraih. Kedekatan ini bukanlah merupakan kedekatan yang statis, terhenti di satu tempat. (Bahkan) Dia juga akan mendengarkan doa-doa (yang merupakan kelanjutan dari tingkatan seterusnya).

Tetapi sebagaimana sebelumnya telah juga saya katakan bahwa qurub Ilahi dan kedekatan-Nya serta pengabulan doa-doa itu adalah terjadi dengan beberapa persyaratan. Pertama adalah manakala seorang hamba akan senantiasa tetap menjadi hamba-Nya, murni menjadi milik- Nya, akan menunaikan ibadah dengan ikhlas demi untuk-Nya dan meyakini-Nya sebagai Sumber kekuatan-kekuatan. Kemudian, kapan saja memohon maka harus memohon kepada-Nya. Tidak sampai membuat tuhan-tuhan kecil (palsu) di dalam hatinya. Yakni, bukannya dari siapa sedikit banyak dia mendapat manfaat maka dia lalu mulai memujinya dengan mengada-ada. Sejumlah orang mendapat manfaat dari pimpinan (atasan) maka untuk menyenangkannya atau untuk menyenangkan anak-anak atasannya terkadang sampai shalat pun dia sia-siakan dan mulai sibuk dalam tugas-tugas atasan itu. Jadi bersabda bahwa “Perkara-perkara ini perlu untuk meraih kedekatan”, yaitu kapan saja Saudara-saudara mulai mengerjakan suatu pekerjaan ataukah tengah melakukan urusan dunia maka urusan dunia Saudara-saudara ini jangan menjadi penghambat dalam ibadah-ibadah Saudara-saudara. Jangan kesibukan-kesibukan bisnis Saudara-saudara membuat Saudara-saudara lalai dari beribadah pada Allah.

Tertera sebuah kisah mengenai Chaudry Muhammad Zafrullah Sahib bahwa pada satu ketika ada acara rapat dengan Ratu, maka beberapa lama kemudian beliau dengan penuh gelisah mulai melihat jam beliau. Pada akhirnya Ratu memaklumi gerak gerik beliau itu lalu bertanya. Atas pertanyaan Ratu beliau memberikan jawaban, “Ada satu Tuhan yang saya sembah dan kini tiba saat saya harus beribadah kepada-Nya”.

Jadi, keberanian itu hendaknya ada bahwa betapapun besarnya seorang sebagai pimpinan atau seorang raja, di hadapannya sama sekali jangan malu. Di hadapan Zat Allah tidak ada wujud lainnya. Semua ini adalah benda-benda duniawi. Akhirnya sang Ratu harus mengatakan kepada stafnya bahwa pada waktu yang akan datang hendaknya harus diperhatikan bahwa jika tiba waktu shalat- shalat beliau maka beritahukan sendiri kepada beliau. Jadi keberanian semacam ini setiap Ahmadi hendaknya harus tunjukkan ini.

Kemudian ada juga satu syarat bahwa harus mentaati Rasul, mentaati perintah- perintah yang dia berikan, mentaati anjuran-anjuran yang beliau sabdakan, menjalankan seperti apa yang beliau nasihatkan kepada kita, seperti apa yang beliau harapkan dari kita, seperti itulah kita harus lakukan. Kemudian dalam pengkhidmatan pada Rasulullah saw. kita harus mengamalkan ajaran-ajaran yang Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah berikan kepada kita. Kemudian kita juga harus yakin dan seorang mukmin juga harus senantiasa yakin bahwa Allah mendengar doa-doa dan mempunyai kekuatan untuk mendengar.

Terkait:   Niat Puasa dan Doa Berbuka Puasa

Dan jika di dalam semangat-semangatnya dan di dalam doa-doanya kendati adanya upaya-upaya keras doa tidak terkabul maka kalau begitu pasti ada kekurangan dalam cara memanjatkan doa atau kelemahan-kelemahan kita yang lain dan tidak menunaikan kewajiban- kewajiban kita sebagai hamba yang menjadi penghalang pengabulannya; akibat tidak menunaikan tuntutan kewajiban, akibat tidak menunaikan tuntutan kewajiban terhadap orang lain, akibat menganiaya orang lain sehingga hambatan-hambatan itu terjadi. Atau di sisi Allah pekerjaan itu atau maksud untuk mana kita tengah memanjatkan doa tidak berfaedah untuk kita.

Tidak Tergesa-gesa dalam Menuntut Pengabulan Doa

Jadi Allah terkadang Dia sendiri yang memberikan keputusan. Atau jika itu berkaitan dengan urusan dua orang maka Allah lebih mengetahui siapa orang yang lebih berhak, karena itu orang yang lebih berhak yang mendapatkan haknya. Tetapi doa yang dipanjatkan dengan niat yang baik dan dengan cara yang tulus, Allah tidak akan pernah sia-siakan. Itu pada suatu saat nanti akan berguna, baik di dunia ataupun di akhirat kelak. Oleh karena itu jangan hendaknya lelah dalam memanjatkan doa-doa. Pertolongan Allah itu dapat diraih adalah dengan sabar dan doa. Jadi hendaknya senantiasa berpegang teguh pada kesabaran dan seyogianya harus terus menerus memanjatkan doa kepada Allah.

Tertera dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Allah mendengar doa-doa orang-orang yang tidak memperlihatkan ketidak-sabaran (tidak tergesa-gesa) dan tidak mengatakan bahwa “Saya telah banyak memanjatkan doa-doa tetapi Allah sama sekali tidak mendengar doa-doa saya”. Ini adalah kekufuran yang merupakan perkara- perkara yang menjauhkan manusia dari iman. Seorang mukmin hendaknya menghindar dari hal-hal itu, seorang Ahmadi senantiasa hendaknya terhindar dari hal-hal semacam itu.

Hadhrat Aqdas Masih Mau’ud a.s. berkaitan dengan Allah mengabulkan doa-doa atau tidak mengabulkan doa-doa dalam corak sebagaimana seorang hamba inginkan bersabda,

“Ini merupakan perkara persahabatan yang sangat kental di antara dua kawan (sahabat). Terkadang seorang kawan mengiyakan kata-kata kawannya dan terkadang menyuruh mengiyakan kata-katanya kepada kawannya. Seperti itulah Allah berlaku terhadap hamba- hamba-Nya. Tetapi kendati secara zahirnya Allah menolak doa-doa hambanya yang mukmin, inipun pada dasarnya Dia tengah melakukan sesuatu untuk faedah hamba-Nya itu”. – Ini merupakan ungkapan saya, mungkin susunan kata-katanya ke depan ke belakang – Walhasil inilah mafhumnya.

Jadi seraya menjelaskan ayat ini Hadhrat Masih Mau’ud a.s selanjutnya bersabda:

“Yakni apabila hamba-hamba- Ku menanyakan tentang Aku, bahwa dalil keberadaan Tuhan itu apa, maka jawabannya adalah bahwa Aku sangat dekat, yakni tidak perlu dalil-dalil panjang lebar. Keberadaan Wujud-Ku dapat difahami dengan cara yang paling sederhana. Dan dengan sangat mudah terbukti dalil tentang keberadaan wujud- Ku. Yakni, cara sangat mudah untuk dapat memahami-Ku dan untuk meraih argumentasi tentang keberadaan-Ku.” Dan argumentasi itu adalah bahwa apabila ada orang yang berdoa, menyeru kepada-Ku maka Aku mendengarnya dan dengan ilham-Ku Aku memberikan khabar gembira kepadanya. Yang dengan perihal mana tidak hanya dia akan yakin kepada keberadaan-Ku bahkan tentang kekuasaan- Ku pun dia akan mencapai titik kesempurnaan”.

Manakala Allah mendengar maka Dia juga memberikan jawaban, tidak hanya memberikan keyakinan akan keberadaan- Nya bahkan Dia juga memberikan keyakinan bahwa Dia memiliki segenap kekuasaan. Tetapi syaratnya, “Hendaknya orang-orang menciptakan kondisi ketakwaan dan rasa takut kepada-Ku sedemikian rupa sehingga Aku mendengarkan suaranya”. Kini rasa takut kepada Tuhan dan kondisi ketakwaan ini dapat memperdengarkan suara itu kepada- Nya. “Dan hendaknya mereka beriman kepada-Ku dan sebelum mereka meraih makrifat yang sempurna mereka harus mengikrarkan bahwa Tuhan adalah ada dan memiliki segenap kekuatan dan kekuasaan-kekuasaan. Sebab barangsiapa yang beriman dialah yang dianugerahi irfan”. (Ayyamush-Shulah hlm. 131 dengan referensi Tafsir Hadhrat Masih Mau’ud a.s. jilid I hlm..649).

Bersabda:

“Jadi, jika rasa ketakwaan, rasa takut kepada Tuhan ada dan hak-hak hamba-hamba-Nya pun tengah dipenuhi maka Allah berfirman: “Aku akan mendengarkan permohonan kalian. Kemudian, iman pun harus ada. Iman dan keyakinan kepada-Ku hendaknya ada bahwa Tuhan itu ada dan keyakinan kepada Zat Tuhan hendaknya ada sebelumnya di dalam hati. Dengan makrifat sempurna, yakni menyelami ke kedalaman lalu ada keyakinan bahwa Tuhan itu ada sebelum adanya pengenalan pada segenap sifat Tuhan dengan pengalaman. Apa yang tertera bahwa Alladziina yu-minuuna bilghaiyb — mereka yakin kepada yang gaib”.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s di satu tempat bersabda:

“Gaib juga merupakan nama Tuhan. Jadi hendaknya dalam segenap pengalaman ada keyakinan bahwa Tuhan itu ada dan Dia adalah Pemilik sifat yang tidak terbatas. Dia memiliki segenap kekuatan dan kekuasaan. Apabila dengan keyakinan seperti itu kalian maju kepada Tuhan, tunduk di hadapan-Nya dan memohon kepada-Nya maka kalian akan mendapat pengenalan sempurna akan Allah, akan meraih irfan-Nya, akan ada pengalaman dan akan melihat tanda-tanda pengabulan doa-doa”.

Jadi inilah hal-hal dan standar yang Hadhrat Masih Mau’ud a.s telah beritahukan kepada kita dan yang ingin beliau ciptakan dalam diri Jemaat beliau. Apabila dengan keyakinan itu kita berdoa kepada Tuhan maka pasti Tuhan akan mendengarnya. Namun bukanlah hanya dengan sekedar ucapan bahwa kami yakin sepenuhnya pada zat Allah dan beriman kepada-Nya, tetapi perintah-perintah-Nya lalu tidak diamalkan; shalat-shalat bertahun-tahun hanya dalam bulan Ramadhan ada upaya untuk dilaksanakan atau dilakukan. Jadi merupakan karunia Allah dan sungguh merupakan karunia- Nya yang begitu besar pada Jemaat bahwa dibandingkan orang lain Jemaat dalam Jumlah yang besar adalah orang-orang yang menunaikan shalat-shalat dan merupakan orang-orang yang menjalankan shalat. Tetapi terhadap melakukan shalat berjemaah kini sangat perlu sekali perhatian. Kini masih terdapat sangat banyak sekali kekurangan di dalamnya.

Jadi Ramadhan ini kembali memberikan peluang kepada kita bahwa kita harus tunduk di hadapan Tuhan sebagaimana selayaknya kita harus tunduk (setia) kepada-Nya. Kita harus beribadah pada-Nya sebagaimana seharusnya kita harus melakukan ibadah pada-Nya, maka Allah pasti akan menjawab doa-doa kita. Dan kita berjanji bahwa untuk masa yang akan datang kita senantiasa akan lebih menghidupkan (meningkatkan) ibadah- ibadah kita. Dan jika ini dapat dilakukan maka kemajuan-kemajuan Jemaat yang akan terjadi dalam ukuran tahun, itu kita akan saksikan terealisasi dalam ukuran hari.

Jadilah Wali Allah Bukan Menjadi Penyembah Wali

Oleh karena itu kembali saya tegaskan bahwa hidupkanlah ibadah-ibadah Saudara-saudara. Daripada pergi untuk memohon doa-doa kepada orang lain – bahwa sejumlah orang mempunyai kebiasaan membuat kelompoknya masing- masing, mereka pergi ke sana untuk menyuruh mendoakan, namun mereka sendiri tidak ada perhatian untuk berdoa sendiri– berupayalah sendiri untuk meraih pengalaman kekuasaan-kekuasaan zat Allah.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:
“Jadilah kalian wali, tetapi janganlah kalian menjadi penyembah wali”. Di sinipun saya juga sampaikan bahwa sejumlah laporan-laporan datang, informasi-informasi sedemikian rupa diterima, di Pakistan juga dan di tempat- tempat lain juga, di sejumlah tempat di Rabwah juga bahwa sejumlah orang Ahmadi membuat sesepuh yang bertugas mendoakannya sendiri. Dan sesepuh (orang suci) itupun –menurut saya– merupakan nama-nama yang sengaja direkayasa, yang mengambil uang atau membuat mantra dan memberikannya seperti itu atau mereka berdoa bawalah obat ini untuk dimakan selama 20 hari, bawalah air ini untuk diminum sampai 20 hari atau bawalah jimat ini.

Semua ini merupakan hal-hal yang sia-sia dan tidak berguna. Menurut saya orang yang memberikan bacaan (jimat) seperti itu mereka bukanlah orang Ahmadi. Orang-orang yang meminta (menganjurkan) untuk didoakan seperti itupun menganggap bahwa “apa yang saya inginkan dapat saya lakukan; saya dapat merampas hak orang-orang; saya telah meminta didoakan kepada sesepuh saya karena itu saya telah dimaafkan atau pekerjaan saya akan akan beres (selesai)”. Padahal Allah berfirman bahwa “Jika kalian dikatakan sebagai seorang mukmin maka sembahlah Aku”, sedangkan mereka mengatakan bahwa “doa wali (sesepuh) anu cukup untuk kami”. Semua ini merupakan khayalan-khayalan syaithan, karenanya hindarilah itu.

Penyakit ini, khususnya, sangat banyak di kalangan perempuan. Di mana- mana di Negara kita di Asia lebih banyak seperti itu atau dimana-mana pun orang- orang Asia lebih banyak yang berkumpul maka di sanapun terkadang terdapat juga seperti itu. Oleh karena itu badan-badan Jemaat hendaknya melakukan pengecekan dan orang-orang yang menyebarkan bid’ah-bid’ah seperti itu hendaknya berupaya untuk menghentikannya. Jika hanya sedikit pun orang yang berpikiran seperti itu maka dia akan terus memberikan pengaruh kepada lingkungannya.

Tidak hanya Badan-Badan Jemaat bahkan Lembaga Jemaat pun hendaknya memeriksa hal seperti itu dan sebagaimana saya telah katakan bahwa jika hanya beberapa orang sekalipun orang yang seperti itu maka mereka akan terus akan menanamkan pengaruhnya. Sebab, syaithan senantiasa tetap berada di tempat pengintaian. Bukannya menjadi orang yang beriman kepada firman-firman Allah mereka malah akan menjadi orang-orang yang menjadi syirik seperti itu. Semoga Allah menjaga semuanya dari itu. Tetapi kembali saya tegaskan bahwa kendati penyakit ini hanya beberapa saja sekalipun yang ada dalam Jemaat itu tidak akan dapat ditolerir.

Allah jelas mengajarkan doa-doa kepada kita bahwa setiap orang berdoalah dalam ruang lingkupnya masing-masing bahwa, “Jadikanlah kami sebagai imam bagi orang yang bertakwa”. Khalifah pun berdoa juga seperti ini bahwa “Jadikanlah saya imam bagi orang yang bertakwa”. Sementara kalangan penyembah wali (orang suci) ini mengatakan bahwa “Menurut kami apa yang kami ingin kerjakan, akibat doa-doa orang suci kami, kami akan dimaafkan”. Inna lillaah. Ini jelas lama kelamaan akan menjadi kasus seperti halnya orang-orang Kristen.

Seperti inilah paradigma (pandangan) yang akan terjadi. Jadi ke arah itu kendati itu berada dalam lingkungan yang kecil sekalipun perlu dilakukan perhatian yang serius. Mulai dari sekarang hal itu hendaknya ditekan. Dan setiap orang Ahmadi hendaknya berjanji bahwa dalam bulan Ramadhan ini, insya Allah, kami akan menciptakan perubahan-perubahan di dalam diri kami. Setiap Ahmadi hendaknya berupaya menikmati (merasakan) sendiri kedekatan dengan Tuhan dan meraih kemakbulan doa-doa daripada berlari-lari di belakang orang- orang lain.

Doa yang Paling Disukai Rasulullah saw. Adalah Memohon Kesehatan (`Aafiat)

Tertera dalam sebuah riwayat bahwa Ibnu Umar r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda bahwa “Barangsiapa yang dibukakan baginya pintu doa maka seolah-olah dibukakan pintu rahmat baginya. Doa yang paling disukai yang dipanjatkan di hadapan Tuhan adalah memohon kesehatan kepada- Nya”. Dan Rasulullah saw. bersabda: “Doa memberikan manfaat dalam berhadapan dengan ujian-ujian yang telah datang dan ujian-ujian yang belum datang. Hai hamba Allah, wajib bagi kalian untuk memanjatkan doa”. Turmudzi Kitabuda’waat bab fi aqditasbiih billaah.

Terkait:   Makna Meraih Ampunan di Bulan Ramadhan

Bersabda: “Yang paling dicintai dari semuanya adalah ‘aafiat (kesehatan). Yakni kebaikan, menjaga kesucian diri, menjaga diri dari melakukan hal-hal yang buruk. Inilah hal-hal yang paling disukai oleh Allah”. Dan apabila Saudara-saudara memohon jalan jalan kebaikan-Nya di dalam doa-doa Saudara-saudara maka Saudara-saudara juga akan menyiapkan sarana-sarana perlindungan juga untuk selamat dari ujian-ujian yang telah lampau, dan Saudara-saudara juga akan senantiasa selamat dari ujian-ujian yang akan datang. Jadi memanjatkan doa pun merupakan amal yang permanent yang dari itu akan terus terbuka pintu rahmat. Dan kitapun akan terus terhindar dari ujian-ujian yang telah lalu dan juga yang akan datang.

Pintu-pintu rahmat dan karunia Ilahi juga memiliki ikatan dengan orang-orang yang datang melakukan shalat di mesjid. Oleh karena itu diajarkan doa-doa untuk masuk ke mesjid dan keluar dari mesjid, yang di dalamnya dipanjatkan doa-doa untuk membuka pintu-pintu rahmat dan karunia-Nya, supaya naungan rahmat- rahmat dan karunia-karunia Allah senantiasa tetap ada pada orang-orang yang berada di dalam mesjid dan yang berada di luar mesjid. Dan jangan hendaknya ada amal kita yang ada pertentangannya dengan keridhaan Allah.

Di dalam urusan-urusan duniawi kita dan dalam bisnis dunia kita, siapapun dia yang tengah melakukannya (memohon ‘aafiat/ kesehatan) maka akibat memohon kesehatan kepada-Nya Dia akan mecurahkan hujan rahmat-Nya kepadanya. Dan pintu rahmat ini senantiasa akan tetap terbuka, sebab di dalam pekerjaan dunia pun dia merupakan orang-orang yang mentradisikan kebaikan-kebaikan, menjadi orang yang menyebarkan kebaikan- kebaikan dan untuk itu mungkin dia tengah melakukan itu. Jadi inilah hal-hal yang yang akan menjadi faktor meraih kedekatan Allah. Turmudzi Kitabuda’waat bab fi `aqditasbiih billaah.

Ini tidak ada syaratnya harus dengan bulan Ramadhan, disini berkaitan dengan selain bulan Ramadhan juga yang tengah dibicarakan bahwa, “Kapan saja seorang hamba berdoa pada-Ku maka Aku juga akan memaafkannya; Aku juga akan menganugerahkannya”. Jadi di dalam Ramadhan ini Allah telah memberikan satu peluang untuk membiasakan beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu kini setiap Ahmadi hendaknya membiasakan kebiasaan ini supaya pandangan kasih sayang Allah senantiasa tercurah pada kita.

Pentingnya Banyak-banyak Berdzikir Ilahi

Kemudian tertera dalam sebuah riwayat bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang menghendaki bahwa pada saat kesusahan Allah akan mengabulkan doa-doanya maka pada saat beroleh kelapangan dan sejahtera panjatkanlah doa-doa sebanyak- banyaknya”. Turmudzi Kitabudda’waat bab da’watul muslim mustajaabah.

Jadi apa yang telah saya katakan bahwa dengan penuh kesabaran dan ketekunan dalam kondisi umum pun hendaknya ada perhatian, karena hadits ini pun memberitahukan pada kita bahwa jangan hanya memohon doa pada Allah pada saat susah dan pada saat perlu saja, tetapi hendaknya secara permanen (terus- menerus) senantiasa tunduk kepada-Nya dan memanjatkan doa kepada-Nya. Jika Saudara-saudara mengamalkan hukum- hukum-Nya maka Allah yang tidak dapat sabar menahan kesusahan hamba-hamba- Nya setelah melihat Saudara-saudara dalam kondisi itu Dia akan berlari-lari kepada Saudara-saudara untuk menjauhkan kesusahan Saudara-saudara.

Tertera dalam sebuah riwayat bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Aku memperlakukan hamba-hamba-Ku sesuai dengan persangkaannya kepada-Ku. Pada saat seorang hamba mengingat-Ku maka pada saat itu Aku bersamanya. Jika Dia mengingat-Ku di dalam hatinya maka Aku akan mengingatnya di dalam hati-Ku. Jika dia menyebut-Ku di dalam pertemuan maka Aku akan menyebut hamba itu di dalam pertemuan yang lebih bagus. Jika dia datang kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan datang padanya satu hasta jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan berlari-berlari kepadanya”. Turmudzi Kitabudda’waat fi husnizhan billaah.

Jadi, setiap orang Ahmadi hendaknya senantiasa membasahi lidahnya dengan berdzikir kepada Allah dan hendaknya senantiasa ada upaya bahwa setiap amal dan kerja kita dan setiap langkah kita yang melangkah menuju Tuhan merupakan langkah yang karena itu Allah akan berlari-lari kepada kita dan menyelimuti kita di dalam selimut (jubah) kecintaan- Nya.

Hadhrat Ibrahim bin Saad r.a meriwayatkan dari bapaknya bahwa beliau menerangkan bahwa Rasulullah saw bersabda: Dzunnun, yakni Hadhrat Yunus yang berdoa di perut ikan, doa beliau adalah:

اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ

“Tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim (aniaya)” Al Anbiya 88. Turmudzi Kitabuda’waat bab fi aqditasbiih billah

Hadhrat Masih Mau’ud a.s bersabda:

“Dari itu dapat diperoleh pelajaran bahwa Allah merubah takdir dan orang-orang yang menangis dan orang-orang memberikan sedekah-sedekah” –ini berkaitan dengan peristiwa kaum Hadhrat Yunus yang bertaubah— “Akan menjadikan sia-sia keputusan yang menyatakan mereka sebagai kaum yang aniaya”. Malfuzhat jilid I hal 155 Edisi Baru.

Yakni, jika sekiranya sudah ada keputusan sekalipun yang sudah diambil maka itu akan dirubah. Jadi dengan sedekah dan infak musibah-musibah akan Dia jauhkan.

Kemudian beliau bersabda:

“Saya ingin memberikan pemahaman kepada kalian bahwa orang yang berdoa sebelum turunnya azab dan mereka melakukan istighfar dan memberikan sedekah- sedekah maka Allah akan mengasihaninya dan akan melindunginya dari azab Ilahi.” Janganlah kalian mendengar perkataan saya itu sebagai kisah belaka. Saya menasehati nushhan lillaah (semata-mata karena Allah). Renungilah kondisi kalian dan kepada diri sendiri dan kepada rekan- rekan kalian juga katakanlah kepada mereka untuk senantiasa sibuk dalam berdoa. Istighfar akan berfungsi sebagai tameng terhadap azab Ilahi dan musibah- musibah yang dahsyat (Yakni berfungsi sebagai perisai ). Di dalam Al-Quran Allah berfirman:

وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَاَنْتَ فِيْهِمْۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ

“(Dan tidaklah pula Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” Al-Anfal 34).

Oleh karena itu jika kalian menginginkan bahwa kalian akan selamat dari azab Tuhan itu maka perbanyaklah membaca istighfar”. (Malfuzhat jilid I hlm. 134 Edisi Baru.) Maksud ayat ini adalah bahwa Allah tidak mengazab mereka sementara mereka sedang memohon ampun pada Allah.

Kemudian tertera dalam sebuah riwayat bahwa Allah sangat pemalu. Maha mulia dan sangat dermawan. Apabila seorang hamba memanjatkan doa di hadapan-Nya dengan mengangkat ke dua tangannya maka Dia malu untuk mengembalikannya dalam keadaan kosong dan gagal.Yakni doa-doa yang dipanjatkan dengan hati yang tulus Dia tidak menolaknya dan mengabulkannya. Turmudzi Kitabudda’waat innallaaha hayyiyun kariimun.

Maksudnya, adalah barangsiapa yang memanjatkan doa ke hadirat Allah maka hendaknya memanjatkan dengan hati yang tulus. Hendaknya dimohon supaya kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa yang lalu dimaafkan dan hendaknya dimohon kepada Allah supaya dianugerahi taufik untuk tetap tegak dalam kebaikan- kebaikan dan kemudian untuk itu jika dilakukan juga upaya maka Allah akan memberikan pertolongan.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:

“Sebagaimana di dalam kitab-kitab Allah dibedakan orang-orang yang baik (saleh) dan orang yang buruk dan martabat mereka dinyatakan variatif. Demikian juga, di dalam peraturan-peraturan alami Allah juga di antara dua manusia juga terdapat perbedaan, yakni yang satu dengan menganggap Tuhan sebagai Sumber berkat (karunia) lalu dengan doa- doa dalam bahasa keadaan atau sikap dan ucapan memohon kekuatan dan pertolongan, sedangkan yang lain menganggap bersandar pada upaya doa dan kekuatan doa sebagai sesuatu yang layak dicemohkan, bahkan dia senantiasa berada dalam sikapnya yang takabbur dan tidak peduli terhadap Tuhan.

Barangsiapa yang berdoa kepada Tuhan pada saat susah dan saat datangnya musibah dan memohon untuk dijauhkan kesusahannya dengan syarat pemanjatan doa itu dia sampaikan pada titik kesempurnaannya/panjatkan doa dengan sesungguh-sungguhnya.” Di sini doa itu disyaratkan bahwa doa itu disampaikan pada titik kesempurnaan. “Maka dari Allah dia akan meraih ketenteraman hakiki dan kebahagiaan sejati. Dan andaikata jika dia tidak mendapatkan maksudnya/apa yang diinginkannya maka dia akan dianugerahi dari Allah dalam bentuk hiburan dan ketenteraman. Jika doa tidak juga dikabulkan maka dari Tuhan dia akan dianugerahi ketenteraman. Kendati pekerjaan tidak terjadi seperti apa yang dia inginkan, sama sekali dia tidak akan gagal. Dan selain kesuksesan, dia akan meraih kekuatan iman dan keyakinannya akan bertambah”. Ayyaamushulah Ruhani Khazain jilid 14 hal 236-237.

Tertera dalam sebuah riwayat bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila beliau bangun dari sebuah majlis maka beliau berdoa (ini merupakan sebuah doa yang lengkap):

“Hai Tuhan-ku, anugerahilah kepada kami rasa takut kepada Engkau, jadikanlah di antara perintang di antara kami dan dosa kami dan janganlah kami termasuk orang tidak setia kepada Engkau. Dan anugerahilah kepada kami martabat itaat yang karenannya Engkau menyampaikan kami ke dalam surga. Dan anugerahilah kepada kami keyakinan yang karenanya Engkau menjadikan mudah bagi kami menghadapi kesulitan dunia. Hai Rabb kami! Anugerahilah kepada kami taufik untuk dapat memanfaatkan telinga kami, mata kami dan potensi-potensi yang ada pada kami sepanjang umur dengan sebaik-baiknya dan jadikanlah kami waris kebaikan-kebaikan itu. Dan tuntutlah balas dari orang-orang yang menganiaya kami. Dan tolonglah kami melawan orang-orang yang benci terhadap kami dan hindarilah kami dari segala macam cobaan yang datang dalam agama. Dan lakukanlah supaya dunia jangan menjadi kesedihan dan kesulitan kami dan jangan ilmu kami hanya sampai pada ilmu dunia semata (Yakni ilmu kami jangan hanya terbatas pada ilmu dunia semata). Dan janganlah Engkau kuasakan kepada kami orang yang tidak mempunyai rasa belas-kasih kepada kami dan tidak bersikap penyantun kepada kami.” Turmudzi Kitabuddakwat bab fijaam-‘iddakwaat

Hadhrat Masih Mau’ud a.s bersabda:
“Jalan dekat untuk meraih karunia adalah doa dan syarat-syarat utama doa adalah yang di dalamnya terdapat rasa khusyuk, resah dan rasa syahdu/larut. Doa yang penuh dengan rasa rendah hati, rasa gelisah dan penuh dengan rasa rindu itu akan menarik karunia Ilahi. Dan sesudah diterimanya itu akan menyampaikan manusia kepada maksud yang sejati. Tetapi yang sulit adalah bahwa inipun tampa karunia Allah tidak akan mungkin dapat diraih dan kemudian penawarnya adalah senantiasalah berdoa kendati betapapun tidak rasa tertarik dan tidak adanya rasa hobi, namun janganlah sampai kenyang. Lakukanlah terus-menerus dengan memberatkan diri dan dibuat- buat/berpura-pura. Untuk doa yang hakiki dan asli pun perlu doa. Banyak orang- orang yang memanjatkan doa-doa dan hatinya merasa kenyang lalu tercetus ungkapan bahwa tidak ada sesuatu yang diperoleh. Namun nasehat kami adalah bahwa di dalam keteguhan atau terus- menerus (memanjatkan doa) itulah terdapat keberkatan”. Yakni di dalam upaya sungguh-sungguh itulah terdapat keberkatan. Sebab akhirnya maksud yang inti atau sebenarnya akan didapatkan dari itu. Dan akan tiba suatu saat di mana hatinya itu akan serasi dengan lidahnya dan kemudian rasa rendah hati dan khusyuk sendiri yang merupakan sisi-sisi penting doa akan tercipta. Seorang yang bangun di tengah malam kendati betapapun tidak ada rasa khusyuk dan tidak ada rasa keserasian (keikutsertaan) dan adanya kondisi tidak sabar, namun jika dalam kondisi seperti itu pun dia berdoa, “Wahai Allah, bahwasanya kalbu hamba berada di tangan Engkau dan kekuasaan Engkau, bersihkanlah itu dan jika dalam keadaan yang tidak tertarik itu dia memohon kelapangan pada Allah, maka dari dalam rasa tidak tertarik itu akan lahir rasa khusyuk atau perhatian kepada Allah.” Yakni, kondisi kalbu yang keras itu akan cair dan mulai lahir perhatian ke arah doa. Dan “Inilah merupakan waktu itu yang disebut saat pengabulan doa. Dia akan melihat bahwa pada saat itu ruh mengalir di hadapan singgasana Ilahi, seolah-olah merupakan setetes air yang dari atas jatuh ke bawah”. Al-Hakam jilid nomor 31 tanggal 24 Agustus 1903 hlm. 3.

Kemudian beliau bersabda: “Doa yang timbul sesudah (mencapai) makrifat dan lahir (tercipta) dengan perantaraan karunia Ilahi, memiliki nuansa dan kondisi lain. Itu merupakan sebuah benda (sesuatu) yang dapat memfanakan (melenyapkan); itu merupakan api yang dapat melunakkan; itu merupakan sebuah magnit yang menarik rahmat Tuhan; itu merupakan sebuah kematian yang pada akhirnya akan menghidupkan; merupakan sebuah banjir dahsyat yang pada akhirnya akan menjadi sebuah bahtera…” -Yakni banjir itu justru yang menjadi bahtera yang dapat menyelamatkan- “….setiap perkara yang tidak menentu terjadi dari itu; dan setiap racun pada akhirnya menjadi obat penawar karenanya.

Terkait:   Keteladanan Para Sahabat Nabi Muhammad shallAllahu ‘alaihi wasallam (Manusia-Manusia Istimewa, seri 34)

Salam sejahtera bagi tahanan yang berdoa tanpa mengenal lelah, sebab pada suatu saat akhirnya dia akan meraih kebebasan. Salam sejahtera bagi para tunanetra yang tidak malas dalam memanjatkan doa-doa, sebab pada suatu saat dia akan mulai dapat melihat. Salam sejahtera bagi yang berada di dalam kubur- kubur yang berbaring sambil memohon pertolongan Tuhan dengan doa-doa, sebab pada suatu saat mereka akan dikeluarkan dari kuburan-kuburan itu.

Salam sejahtera bagi mereka yang tidak pernah lelah dalam memanjatkan doa dan ruh mereka mencair untuk berdoa, dan mata mencucurkan linangan air mata lalu menciptakan sebuah api di dalam relung dada dan untuk meraih rasa kebahagiaan kesendirian doa membawanya pada kamar yang gelap dan hutan-hutan yang sunyi sepi dan doa menjadikannya resah, mabuk serta tidak sadarkan diri; sebab, pada akhirnya pintu karunia-Nya akan dibukakan kepadanya.

Dia, Tuhan yang ke arah-Nya kami menyeru kalian adalah merupakan Tuhan Yang Maha Mulia, Maha Penyayang, Pemalu, Jujur, setia dan Maha Pengasih kepada orang-orang yang lemah. Maka, kalian pun jadilah orang yang setia dan berdoalah dengan penuh ketulusan supaya Dia akan mengasihani kalian. Berpisahlah kalian dari hiruk-pikuk dunia dan janganlah mewarnai agama dengan warna hawa nafsu. Pikullah beban demi untuk Tuhan dan terimalah kekalahan demi untuk Tuhan dan terimalah kekalahan agar kalian menjadi waris kemenangan- kemenangan besar. Hindarilah hal-hal kecil perkara-perkara dunia dan perbantahan-perbantahan yang senatiasa terjadi setiap harinya. Tuhan akan memperlihatkan mukjizat-Nya kepada orang-orang yang berdoa dan kepada orang yang memohon akan dianugerahi nikmat yang luar biasa.

Doa datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Dengan doa Tuhan sedemikian rupa menjadi dekat sebagaimana jiwa kalian menjadi dekat dengan kalian. Nikmat pertama doa ialah terlahir perubahan suci di dalam diri manusia. Kemudian Tuhan pun karena perubahan itu menciptakan perubahan dalam sifat-sifat-Nya. Padahal sifat-sifat- Nya tidaklah berubah-ubah, namun untuk yang telah menciptakan perubahan dalam dirinya Dia memiliki manifestasi yang terpisah yang dunia tidak dapat mengetahuinya; seolah-olah Dia merupakan Tuhan yang lain, padahal tidak ada Tuhan lain, tetapi manifestasi baru menampakkan-Nya dalam nuansa yang baru. Baru dalam keagungan menifestasi yang khas itu Dia bekerja untuk yang telah berubah yang Dia tidak lakukan untuk yang lain, inilah mukjizat-mukjizat itu”.

Jadi, apabila Saudara-saudara menciptakan perubahan maka Allah pun juga akan memperlihatkan Tanda-tanda kebesaran-Nya yang baru. Bersabda: “Tuhan itu adalah Tuhan yang sebelumnya juga Dia adalah Tuhan. Tuhan kini tidak berubah tetapi akibat perubahan di dalam diri kalian menjadi berubah perlakuan-Nya dengan kalian”. Bersabda: “Doa itu adalah penawar yang menjadikan segenggam tanah menjadi barang yang tidak ternilai harganya dan merupakan air yang membersihkan kekotoran-kekotoran yang ada di dalam diri manusia. Dengan doa ruh menjadi mencair dan seperti air mengalir lalu jatuh di atas singgasana Ilahi. Di hadapan Tuhan ia berdiri, rukuk dan bersujud juga. Bayangannya itulah shalat yang diajarkan oleh Islam”. Ruhani Khazain; Pidato Sialkot jilid 20 hlm. 222- 228.

Jadi, akhirnya beliau menyimpulkan bahwa semua doa-doa ini baru akan berbentuk doa manakala Saudara-saudara dawam dalam melaksanakan shalat, sebab di dalam shalat semua ini sudah termasuk di dalam shalat.

Semoga Allah menganugerahi kita meraih irfan yang dapat menjadikan kita menjadi orang yang terdekat. Dan lahir di dalam doa-doa kita kondisi yang dengan itu ruh kita mencair lalu mengalir di hadapan singgasana Ilahi dan itu terus mengalir. Semoga kita menjadi orang yang senantiasa dawam dalam melaksanakan shalat dan mesjid-mesjid kita senantiasa penuh dengan orang-orang yang melakukan shalat sebagaimana dengan karunia Allah di hari-hari ini ini menjadi penuh sehingga senantiasa dapat menyerap kasih-sayang Tuhan.

Program Pembangunan 2500 Mesjid di Eropa

Kini, sedikit saya ingin memberitahukan yang pada Jum’ah sebelumnya saya telah melakukan himbauan, yakni berkaitan dengan mesjid- mesjid disini. Untuk mesjid Heartpool dan Bradford saya telah menyampaikan himbauan pada Badan-Badan Jemaat Inggris. Alhamdulillah, Majlis Ansharullah pertama kali yang telah memberikan informasi bahwa mereka telah mengumpulkan perjanjian sekian dan laporan terakhir yang mereka kirimkan sesuai dengan itu perjanjian mereka berjumlah 300.000 poundsterling. Dan yang pertama dari pihak Majlis Ansharullah diterima laporan perjanjian dan penerimaan. Mereka juga telah mulai menerima pembayaran juga dan itupun dalam jumlah yang cukup besar. Masya Allah, Alhamdulillah. Ansharullah telah membuktikan (badan-badan yang lain pun saya katakan) bahwa jangan menganggap Ansharullah itu sudah tua/usia lanjut, mereka itu adalah pemuda dari para pemuda. Dan menurut anggapan saya bahwa pada hari Jumat saya akan menarik perhatian Saudara-saudara ke arah ini, sebab sampai kemarin dari Badan-Badan lainnya tidak ada laporan, maka kemarin diterima laporan dari Khuddamul Ahmadiyah. Merekapun telah berjanji 500.000 poundsterling. Tetapi dengan perincian mana Ansharullah berupaya ikut dalam perjanjian, khuddam tidak melakukan seperti itu, tetapi mungkin mereka telah menetapkan target untuk diri mereka sendiri dan mereka mengatakan bahwa sebanyak itu yang mereka akan terima, Insya Allah. Semoga Allah menganugerahi ganjaran kepada semuanya.

Tetapi dari pihak Lajnah sampai kini tidak ada informasi kami terima, padahal senantiasa terjadi bahwa Lajnah senantiasa meloncat mendahului paling depan. Saya berkait dengan yang secara pribadi, dari sini ketika saya pergi ke kantor, maka di sana janji yang didapatkan yang paling pertama adalah janji dari pihak perempuan-perempuan dan para wanita juga secara pribadi datang membawa perhiasan mereka. Tetapi secara Badan (Lembaga) dari pihak Lajnah belum ada perjanjian yang datang. Karena itu merekapun hendaknya harus tampil ke depan, hendaklah maju ke depan sebab dengan karunia Allah lajnah-lajnah tidak pernah tertinggal di belakang dan saya mengharapkan bahwa kini mereka tidak akan tertinggal di belakang. Bisa jadi mereka tengah berupaya untuk memberikan yang lebih rinci tentang perjanjian dana mesjid itu. Pemberitahuan awal sekurang-kurangnya mereka hendaknya telah memberitahukan untuk mereka yang belum memberikan laporan. Saya sebelumnya juga telah mem- beritahukan bahwa mesjid Fadhal London juga didirikan dari candah-candah wanita Ahmadi miskin yang tinggal di Hindustan. Kini Saudara-saudara posisi (kondisi) Saudara-saudara telah menjadi lebih baik. Menurut saya Lajnah Imaillah Inggris dengan karunia Allah berada dalam posisi yang mana mereka sendiri dapat membangun sebuah mesjid bagus manapun dengan biaya sendiri. Semoga Allah memberi taufik kepada mereka.

Tetapi sedemikian banyak uang yang tiba (dalam bentuk perjanjian) karena mendengar itu khususnya orang yang tinggal di Bradford (Anggota Jemaat Bradford) kini jangan menyangka bahwa, kini kami telah mendapat bantuan cukup karena itu kami bisa santai dan mereka sendiri yang Jemaat setempat, baik yang di kota dan di wilayah, apa ketetapan yang seharusnya mereka harus upayakan atau yang mereka telah tetapkan sesuai dengan itu hendaknya tetap berjalan. Jika uang lebih sekalipun maka -insya Allah- akan dapat berguna untuk mesjid yang lain. Sebab -insya Allah- mesjid-mesjid akan terus kita bangun. Satu kali pekerjaan membangun mesjid-mesjid mulai maka insyaAllah ini akan terus berlanjut.

Semoga Allah menganugerahkan taufik kepada kita bahwa di setiap kota kita akan membangun mesjid dan membangun satu mesjid yang bagus. Hadhrat Muslih Mau’ud r.a pada suatu kali pernah mengungkapkan bahwa jika di Eropa ada 2500 mesjid kita maka kecepatan kemajuan Jemaat bisa akan mencapai beberapa kali lipat. Jadi mudah- mudahan Jemaat memperoleh taufik bahwa dalam jumlah seperti itu kita dapat membangun mesjid di sini. Di dalam bulan Ramadhan ini ingatlah dalam doa-doa semua orang-orang yang telah memberikan pengurbanan-pengurbanan untuk mesjid dan mereka tengah melakukan pengorbanan. Semoga Allah terus menambahkan taufik-taufik mereka (dalam melakukan pengorbanan).

Penerjemah: Mln. Qomaruddin Syahid

Leave a Reply

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.