Jadikan Shalat Sebagai Prioritas Utama

Pidato Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) pada Penutupan Ijtima Majelis Khuddamul Ahmadiyah UK, 2018

jadikan shalat sebagai prioritas

Pada tahun ini Majlis Khuddamul Ahmadiyah UK telah menetapkan shalat sebagai temanya. Saya mengharap Majlis Khuddamul Ahmadiyah lebih menaruh perhatian kepada upaya perbaikan khuddam dan athfal dalam perkara shalat dan menjelaskan betapa pentingnya hal tersebut. Bagaimanapun juga majelis dan pengurus harus bisa menarik perhatian kepada peningkatan sholat pada titik tertentu. Dan pada akhirnya sebagaimana tiap individu yang menyebut dirinya Muslim menyadari betapa pentingnya shalat.

Shalat adalah bentuk ibadah paling dasar yang Allah Taala sendiri telah wajibkan bagi setiap Muslim lima kali sehari. Sehingga tiap Muslim hendaknya mengetahui nilai terbesar dari sholat dan kekuatan tanpa batas dari doa.

Lebih lanjut muslim Ahmadi yang telah meyakini Imam Mahdi (as) yang telah diutus atas perintah Allah Ta’ala dan sesuai dengan nubuatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menampakkan keagungan Islam kepada dunia dan membangkitkan kembali ajaran Islam sejati yang telah lama dilupakan. Karena kita telah mengaku menerima beliau, maka kita juga harus menerima bahwa shalat adalah kewajiban mendasar sebagaimana telah ditetapkan oleh agama kita. Oleh karena itu kita jangan pernah meninggalkan shalat-shalat kita, sebaliknya kita justru harus menjadikannya sebagai prioritas selamanya.

Jika kita memperhatikan firman Allah Ta’ala, di bagian awal surah Al-Baqarah Allah Ta’ala berfirman bahwa Al-Qur’an telah dturunkan sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, selanjutnya Allah berfirman:

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ

“Orang-orang bertaqwa adalah yang beriman kepada yang gaib”

Artinya menerima Allah Taala karena Dia Yang Maha Mengetahui yang gaib.

Lalu Dia berfirman:

وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ

Ini artinya orang-orang bertaqwa adalah mereka yang menegakkan shalat.

Jadi Allah Taala sendiri yang memerintahkan bahwa setiap muslim hendaknya melaksanakan shalat setiap hari. Perintah ini berlaku untuk saat ini sebagaimana berlaku di zaman dahulu dan selama lamanya, karena sesungguhnya ajaran Al-Qur’an merupakan ajaran yang abadi dan universal.

Di masa ini kita telah beruntung karena telah menerima Hazrat Masih Mau’ud as. Kita juga harus menyadari bahwa baiat kepada beliau akan terbukti memberikan manfaat jika dapat mengarahkan kita untuk mematuhi perintah-perintah Allah Taala. Sebaliknya jika kita lalai dalam menjalankan tugas-tugas agama kita, maka kita tidak berhak menyatakan bahwa Hazrat Masih Mau’ud as telah menciptakan revolusi dalam diri kita atau memberikan kita taufik untuk mengikuti ajaran Islam hakiki. Begitu juga baiat kita kepada beliau tidak akan bermanfaat sama sekali dan tidak lebih hanya pengakuan pada lisan semata.

Mengenai pentingnya menunaikan shalat tertulis dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah: 239, Allah Taala berfirman:

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

“Peliharalah shalat-shalat kita dan shalat pertengahan dan berdirilah di hadapan Allah dengan ketaatan”

Di sini Al-Qur’an menyatakan bahwa penting sekali bagi Anda sekalian untuk memelihara shalat-shalat dan juga diperintah untuk berhati-hati pada penegakan shalat pertengahan.

Memelihara shalat maksudnya adalah menjaga diri dari kemalasan dan ketidakpedulian saat datangnya waktu shalat. Ayat ini juga memerintahkan kepada kita untuk berdiri di hadapan Allah secara sempurna dengan kerendahan hati dan penyerahdirian yang penuh.

Perintah Allah Taala ini sangat sesuai untuk zaman sekarang, karena di seluruh dunia manusia tengah sibuk dengan pekerjaan, sekolah, kuliah dan aktifitas rutin lainnya. Maka upaya khusus diperlukan untuk menjaga shalat di sela-sela kegiatan rutin ketika orang-orang bekerja, atau sekolah, sholat Zuhur dan Asar harus kita dikerjakan.

Inilah dua shalat yang banyak orang tidak peduli dan malas untuk menegakkannya. Maka Al-Qur’an secara khusus memperingatkan agar kita tidak memperlihatkan kelemahan ketika datang kewajiban shalat atau jangan sampai segala bentuk kegiatan dunia kita mengalahkan kewajiban agama kita.

Terkait dengan ayat ini, saya juga ingin mengatakan bahwa hendaknya kita jangan beranggapan bahwa shalat pertengahan hanya merujuk kepada shalat Zuhur dan Asar saja. Dalam kondisi dunia seperti sekarang ini orang-orang segala usia termasuk di dalamnya banyak remaja sibuk dalam belajar atau menghabiskan waktu dengan hal-hal asusila atau sia-sia seperti menjelajah internet, menonton film atau tv, sibuk dengan telepon atau tablet mereka atau berkirim pesan hingga larut malam. Sebagai akibatnya mereka tidak bisa bangun pagi untuk shalat Subuh. Jadi dengan rutinitas seperti itu shalat subuh bagi mereka menjadi shalat yang pertengahan.

Jadi, shalat pertengahan adalah shalat ketika kita memiliki resiko untuk meninggalkannya karena sibuk mengejar dunia dan materi.

Di Zaman Rasulullah shalllahu ‘alaihi wa sallam orang-orang sibuk ketika sore hari, maka Rasulullah saw bersabda bahwa untuk mereka Ashar adalah shalat pertengahan. Tetapi di zaman ini orang-orang memiliki kegiatan berbeda-beda, maka shalat pertengahan bisa shalat yang mana saja dari yang lima.

Sebagaimana telah saya katakan, bagi banyak orang shalat Subuh sekarang adalah shalat pertengahan karena mereka gagal melaksanakannya tepat waktu akibat tidur larut malam. Oleh karenanya kalian harus memperbaiki dengan terbiasa tidur cepat. Dan ini bukan hal yang mustahil bahwa kalian tidur dengan keadaan berniat bangun awal tidak peduli betapa lelahnya kalian.

Selanjutnya jika memungkinkan, meskipun kalian dapat melakukan upaya lebih, yaitu melaksanakan shalat secara berjamaah di masjid atau shalat center yang ada di sekitar kalian karena ini merupakan perintah Allah Ta’ala bagi laki-laki. Seorang laki-laki yang mengerjakan shalat di rumah tanpa alasan jelas tidak akan mendapat karunia Allah dan ganjaran.

Ingatlah sabda Rasulullah saw bahwa pahala mengerjakan shalat berjamaah adalah 27 kali lipat lebih besar dari shalat sendiri. Nasihat ini menyadarkan kita betapa besarnya rahmat, kasih sayang Allah Taala. Jika terkait hukuman diberikan hanya setara dan setimpal dengan keburukan yang dikerjakan, tetapi untuk shalat dan perbuatan baik Allah Taala mengaruniakan ganjaran lebih berlipat.

Oleh karena itu tugas kita adalah meraih karunia dari pertolongan agung Tuhan Yang Pengasih secara bersama-sama dalam masjid-masjid kita dengan shalat berjamaah. Oleh karenanya bersujudlah di hadapan-Nya untuk mendapat ampunan Allah dari dosa-dosa dan kelemahan-kelamahan kalian.

Saya telah mengatakan berulangkali bahwa jika saja para pengurus dan karyawan Jemaat dawam melaksanakan shalat berjamaah, maka jumlah kehadiran di Masjid akan segera meningkat sampai 60/70 persen. Maka saya serukan sendiri bahwa seluruh anggota Majlis Amilah baik tingkat nasional, wilayah dan lokal memiliki tugas untuk memperlihatkan contoh dalam menjalankan shalat berjamaah.

Meskipun tema pada Ijtima tahun ini adalah shalat, jangan pernah berpikir bahwa tuntutan tema ini hanya untuk setahun, tetapi kalian harus memperbaiki perhatian kalian dalam perkara shalat dan menjadikannya sebagai bagian kehidupan sehari-hari hingga akhir hayat.

Terkait:   Untold Story: Khalifatul Masih, Muazin, Masjid yang Kosong dan Jamaah Seluruh Dunia

Jadi, jika tema Ijtima ini berubah tahun berikutnya, jangan berpikir bahwa artinya kalian tidak perlu lagi fokus pada perkara shalat dengan beralih memberi perhatian pada tema yang baru. Sebaliknya tema shalat tahun ini adalah perangkat untuk memastikan bahwa tiap khuddam dan atfal dapat meningkatkan perhatian mereka tentang pentingnya shalat berjamaah sepanjang hidup.

Sebagaimana telah saya katakan ini bukan perkara untuk hari, minggu, bulan atau tahun ini saja melainkan shalat lima waktu harus tetap menjadi sahabat tetap kalian setiap hari hingga sisa umur kalian.

Saya berharap dan berdoa semoga kalian memperoleh manfaat hakiki dari program tahunan ini dan menyadari nilai sejati mengerjakan shalat. Bagi mereka yang ingin memperoleh kebaikan dan manfaat, saya senang bahwa kalian telah memberi perhatian serius pada masalah ini dan terus mendapatkan peningkatkan. Saya tekankan, sekarang bukan saatnya untuk bersantai dan merasa nyaman dengan kemajuan yang telah dibuat sejauh ini, melainkan kalian harus tetap fokus memajukan keiklasan beribadah kalian kepada Allah juga dalam penuh konsentrasi dan kerendahan diri mengerjakan shalat.

Semoga Allah Taala mendengarkan mereka yang tulus berdoa kepada-Nya.
Jika ada beberapa yang belum melakukan upaya meningkatkan standar ibadahnya tahun lalu, mereka seharusnya tidak menyia-nyiakan hari berikutnya.

Inilah saatnya menekan segala dosa. Inilah saatnya untuk mulai menapaki tingkat-tingkat rohani yang akan membawa kita kepada tujuan penciptaan kita. Allah Taala sendiri telah memberitahukan manfaat shalat dan ibadah kepada kita, Dalam Surah Al-Ankabut [29]: 46 Allah Taala berfirman:

اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar dan mengingat Allah adalah perkara paling besar”

Kata yang dipakai dalam ayat ini adalah fahsya yang diterjemahkan sebagai kekejian. Bagaimanapun cakupan kata ini lebih luas jangkauannya, beberapa makna lainnya dari kata Arab ini adalah berlebihan, melampaui batas, keterlaluan, dan kesalahan besar. Makna lainnya adalah asusila, cabul, upaya berbuat zina.

Dalam ayat ini juga difirmankan, shalat menjauhkan dari munkar, kata tersebut diartikan kemunkaran yang juga berarti segala perbuatan yang tidak disenangi, tidak dianggap, dinyatakan buruk, dibenci, salah di hadapan orang lain. Sebagaimana dapat kalian lihat dengan jelas kedua kata bahasa Arab tersebut menyebutkan banyak konotasi dan arti negatif.

Maka ayat ini merupakan wahyu yang kuat terkait kekuatan doa dan juga shalat. Allah Taala sendiri yang menjamin mereka yang mengerjakan shalat mereka tepat waktu dan dengan cara yang benar akan terpelihara dari segala keburukan perbuatan asusila dan kebiasaan jahat.

Kita hidup di zaman dimana tiap belokan kita diperlihatkan kepada ketidaksenonohan, asusila dan hal-hal bahaya yang menjauhkan nilai kemanusiaan kalian jauh dari ibadah dan mengarahkan kepada dosa.
Lebih dari sebelumnya, sangat penting bagi orang beriman untuk melindungi dirinya dari kejahatan yang tidak terhitung banyaknya dan tindakan asusila yang menghadang masyarakat.

Untuk ini kita harus menggunakan apa yang Allah Taala telah karuniakan, yakni dengan bersujud di hadapannya lima kali setiap hari. Ini adalah jalan untuk memperoleh keselamatan. Dan mereka yang beramal di atasnya tidak hanya akan selamat dari kemurkaan Allah bahkan layak memperoleh kasih sayang, nikmat dan ganjaran-Nya.

Setelah menyajikan referensi dari Al-Qur’an, sekarang saya akan menyampaikan ke hadapan kalian sabda-sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terkait pentingnya shalat.

Diriwayatkan ada orang mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya:

“Ya Rasulullah ajarkanlah kami amalan yang dapat membawa kami ke surga dan memyelamatkan kami dari neraka!” Rasulullah menjawab: “Hendaknya engkau menyembah Allah sesuai dengan yang Dia ajarkan, jangan menyekutukan-Nya dengan apa pun. Engkau harus mengerjakan shalat, membayar zakat dan berlaku kasih sayang kepada sesama. Inilah yang akan membawa masuk ke surga”.

Pada kesempatan lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa, ketidakpedulian dalam shalat membawa seseorang menyekutukan Allah. Itulah sirik. Dan dekat kepada kekafiran.

Tidak perlu dipertanyakan lagi bahwa larangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah cukup untuk menanamkan ketakutan mendalam di hati orang-orang beriman yang tulus.

Di dalam hadits lain keutamaan yang lebih besar ditunjukkan terkait masalah shalat. Ini adalah hadits yang sebelumnya telah diajarkan sejak kita kecil. Dan saya yakin banyak khuddam dan atfal yang hadir sering mendengarnya. Suatu kali Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat:

“Jika ada sungai mengalir dekat rumah seseorang lalu ia mandi di dalamnya sebanyak lima kali sehari apakah akan ada kotoran menempel pada diri orang itu?”. Para sahabat menjawab: “Tentu tubuh orang tersebut akan tetap bersih dan suci”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seperti itulah mengerjakan shalat lima waktu secara rohani membersihkan dan mensucikan kita dan menyelamatkan kita dari segala kejahatan”.

Lebih lanjut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ketika seorang anak menginjak usia 7 tahun orang tuanya harus mengajarkan shalat. Saat anak mencapai usia 10 tahun ia harus diperintahkan dengan ketegasan jika diperlukan”.

Ini menunjukkan bahwa penting untuk mengerjakan shalat secara dawam sejak usia kecil dan masa kanak-kanak. Shalat adalah batu pondasi bangunan bagi masa depan kehidupan anak. Oleh karenanya anggota atfal harus berupaya mengerjakan shalat mereka dengan khusyuk dan demi membangun hubungan dengan Allah Taala sejak usia dini.

Sebagai pengakuan telah beriman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan hamba sejatinya Hazrat Masih Mauud as setiap dari kita harus memastikan bahwa kita rajin mengerjakan shalat lima waktu. Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, jangan pernah jatuh pada pemahaman bahwa shalat hanya merupakan perkara satu tahun. Sebaliknya ini harus kewajiban seumur hidup kalian.

Dan saat kalian menginjak usia 17, lebih dari itu shalat adalah satu-satunya perkara yang tiap muslim sejati mau tidak mau harus melakukannya. Tanpa itu tidak akan ada nilai apa-apa yang akan bisa diperoleh. Tidak ada lagi alasan meninggalkan shalat.

Bahkan Hazrat Masih Mauud as meriwayatkan kejadian di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beberapa orang yang telah menerima Islam datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan bahwa mereka sangat sibuk bekerja sehingga timbul kesulitan untuk shalat lima kali sehari. Maka mereka meminta izin guna memperoleh keringanan terkait shalat lima waktu. Terkait hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan: “Ingatlah jika tidak ada shalat maka tidak ada artinya sama sekali. Iman tanpa ibadah maka itu bukanlah Iman”.

Sebagaimana telah saya katakan bahwa shalat akan selalu menjadi bagian Islam. Bahkan setelah kalimat tayyibah shalat adalah rukun kedua dalam Islam. Sebagai konsekuensinya jika kita yakin terhadap Islam kita harus beramal menurut ajaran-ajarannya.

Terkait:   Istighfar dan Tobat

Sekarang saya akan menyajikan pandangan-pandangan dari tulisan Hazrat. Masih Mau’ud as terkait petunjuk tentang betapa pentingnya shalat dan bagaimana seharusnya mengerjakannya. Dalam satu kesempatan Hazrat Masih Mau’ud as bersabda:

“Sangatlah penting untuk mengerjakan shalat dan memanjatkan doa secara tulus dan ini merupakan tanda seorang muslim. Cara terbaik untuk memperoleh manfaat dari doa adalah melalui shalat”.

Berbicara mengenai bagaimana seseorang seharusnya mengerjakan shalat Hazrat Masih Mau’ud as bersabda:

“Kalian hendaknya mengerjakan shalat dengan cara sebaik-baiknya. Saat kalian berdiri seluruh keadaan kalian hendaknya menggambarkan bahwa kalian tengah berdiri di hadapan Tuhan seutuhnya dengan penuh kerendahan diri”.

Terkait dengan ini Hazrat Masih Mau’ud as bersabda:

“Saat kalian ruku di hadapan-Nya ketika shalat itu harus menggambarkan penyerahan penuh hati kalian. Ketika kalian sujud sikap kalian haruslah layaknya orang yang sedang ketakutan di hadapan Tuhan. Dan hendaknya berdoa sebanyak-banyaknya bagi keberhasilan rohani dan duniawi kalian”.

Pada kesempatan lain Hazrat Masih Mau’ud as bersabda:

“Kalian juga harus shalat sebagaimana yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Terkait dengan shalat beliau, Aisyah ra dan beberapa sahabat lainnya bersaksi bahwa shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dikerjakan dengan penuh keperihan dan dengan penuh ketulusan serta kerendahan diri”.

Hazrat Masih Mau’ud as juga bersabda bahwa banyak orang mengerjakan shalat mereka dengan tergesa-gesa tanpa mempedulikan perhatian mereka. Berbicara mengenai orang-orang yang shalat dengan cara demikian Hazrat Masih Mau’ud as bersabda:

“Itu bukanlah cara shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga para sahabatnya. Melainkan shalat semisal ini adalah shalat orang-orang yang berusaha untuk lepas dari shalat sesegera mungkin. Dalam bersujud mereka layaknya hanya nampak seperti meletakkan kepala mereka di atas lantai. Dan mereka lebih terlihat seperti ayam mematuk biji-bijian. Ini sama sekali tidak benar. Sujud kita semestinya dilakukan dengan penuh ketulusan dan rasa hormat”.

Dalam kesempatan lain Hazrat Masih Mau’ud as bersabda:

“Kalian harus mengerjakan shalat dengan kesadaran penuh dan penuh minat. Dan kalian harus memahami artinya”.

Di waktu lain Hazrat Masih Mau’ud as bersabda:

“Kita harus shalat dengan hati yang suci dan pastikan bahwa sujud kita benar-benar tulus. Dan tiap bagian dari shalat dikerjakan dengan hati-hati dan dengan penuh konsentrasi”.

Berbicara dengan rona menyesalkan mengenai shalat beberapa orang tertentu Hazrat Masih Mau’ud as bersabda:

“Beberapa orang mengerjakan shalat mereka seperti membaca teks saja. Sungguh sangat disayangkan. Apakah mereka ini mengerjakan shalat? Bagaimana pun juga shalat adalah membaca sesuatu yang dikerjakan dengan ketulusan dan keiklasan dengan penuh kegembiraan, cinta dan kesenangan. Shalat beberapa orang yang tidak dikerjakan dengan cara yang benar. Maka itu sama sekali bukan shalat, bukan kesenangan dan hasilnya adalah efek yang berlawanan”.

Pada kesempatan lain Hazrat Masih Mau’ud as bersabda:

“Aku memerintahkan kepada anggota Jemaatku hendaknya mereka tidak shalat dengan cara yang jauh dari keiklasan dan ketulusan kepada Allah dan juga tanpa disertai kerendahan diri sejati. Melainkan mereka hendaknya mengerjakan shalat dengan penuh rasa hormat dan mereka harus membuka hati mereka dalam keadaan penuh penyerahan diri kepada Allah. Inilah cara agar mereka dapat meraih shalat sejati dan kesenangan dari ibadah mereka”.

Ingatlah bahwa Allah telah menggunakan kata “iqamatus shalat” untuk shalat. Apakah makna “iqamatus shalat“? Ini artinya menegakkan dan memperhatikan shalat. Jika waktu shalat tiba maka ini harus diberikan perhatian melebihi semua aktifitas atau kegiatan dan berupaya untuk mengerjakannya secara berjamaah. Seseorang tidak akan memperoleh kasih sayang Allah Taala hingga ia menegakkan shalat.

Hazrat Masih Mau’ud as juga menerangkan makna “iqamatus shalat” dengan cara yang lain. Beliau bersabda:

“Al-Qur’an telah memerintahkan untuk “aqimus shalat” menegakkan shalat dengan tulus. Karena jika seseorang tidak bisa konsentrasi maka manfaat dari shalat tidak akan diraih. Bagaimanapun juga mereka yang menjalankan shalat mereka dengan benar, mereka akan mendapatkan wujud rohani mereka meningkat dan memperoleh tingkat di mana mereka benar-benar tenggelam dalam keadaan berserah diri penuh dalam shalat mereka”.

Di sini Hazrat Masih Mauud as memperjelas bahwa mereka yang gagal mengerjakan shalat mereka dengan konsentrasi maka tidak akan memperoleh tujuan sejati dari shalat. Jika seseorang berdiri untuk shalat tetapi tidak khusyuk dan konsentrasinya terpisah dari ibadah kepada Allah tujuan shalat akan tetap tidak terpenuhi. Sebaliknya orang yang mengerjakan shalat dengan penuh kekhusukan dan perhatian menyingkirkan segala pikiran saat melaksanakan shalat maka mereka adalah orang yang memperoleh keuntungan rohani khusus dari shalat. Mereka inilah orang yang mampu mengerjakan shalat mereka dalam keadaan penuh penyerahan diri kepada Allah Taala. Karena shalat yang memberikan kemakbulan memerlukan ketulusan dan kerendahan diri.

Al-Qur’an menyatakan bahwa shalat beberapa orang dapat menjadi sumber laknat yang besar bagi mereka dan menyebabkan mereka celaka.
Kalian mungkin heran bagaimana mungkin shalat beberapa orang menjadi sumber kecelakaan mereka.

Hazrat Masih Mau’ud as telah menjawab pertanyaan ini. Beliau menulis:

“Beberapa orang shalat tanpa ketulusan. Shalat mereka memisahkan seluruh kerohanian mereka dan sebagai akibatnya mereka gagal masuk ke bahtera Ilahi yang melindungi orang beriman dari perbuatan salah.”

Alih-alih membuka pintu kerohanian, ketidaktulusan dan ibadah palsu mereka ditolak dan dicampakkan kembali ke hadapan mereka. Nyatanya ibadah kosong mereka akan menyakiti serta mencelakakan mereka bukannya memberi kenyamanan.

Hazrat Masih Mau’ud as bersabda:

Shalat artinya adalah kita akan selamat dari segala penderitaan dan kesalahan. Sebagaimana difirmankan dalam QS Hud: 115: اِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ‘Sesungguhnya kebaikan akan menyingkirkan keburukan’. Maka shalat adalah ibadah sangat penting untuk terhindar dari segala keburukan.”

Hazrat Masih Mau’ud as bersabda:

“Perbuatan baik dalam ayat ini merujuk kepada shalat. Tapi sekarang banyak orang yang mengerjakan shalat tetapi tetap menjadi pelaku kejahatan. Ini sebabnya shalat mereka kosong. Dan shalat semisal ini tidak akan membawa kepada keselasaan justru akan menjadi sebab kerusakan”.

Terkait:   Hakikat Pengabulan Doa

Di tempat lain Hazrat Masih Mau’ud as bersabda terkait memahami bacaan shalat:

“Jika kalian mengaharapkan untuk kebahagiaan sejati dan kepuasan dalam shalat. Maka jangan hanya membaca bacaan shalat seperti layaknya burung beo. Hanya ucapan saja tidak akan membawa keberkatan. Melainkan kalian harus membaca doa-doa Al-Qur’an dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan ketulusan dari hati kalian dan memahami sepenuhnya makna kata-kata tersebut”.

Lebih lanjut bersabda:

“Saat kalian mengerjakan shalat bacalah doa yang diajarkan Al-Qur’an dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga panjatkanlah doa kalian dalam bahasa sendiri. Dengan begitu hati kalian akan dipenuhi kerendahan dan ketulusan. Saat kalian sujud, berdiri atau ruku bacalah doa dalam bahasa kalian sendiri”.

Di kesempatan lain Hazrat Masih Mau’ud as bersabda:

“Kalian harus melakukan konsentrasi penuh untuk mengerjakan shalat dan penuh perhatian. Kalian harus berdiri untuk shalat dan berdoa dengan penuh perhatian bahwa doa kalian adalah sarana kesenangan hakiki dan kebahagiaan kalian. Untuk meraih shalat semisal ini dari shalat kalian sangat penting selain mengerjakan shalat lima waktu kalian juga mengerjakan shalat nawafil secara dawam”.

Saya telah mengutip kutipan-kutipan menarik dari Hazrat Masih Mau’ud as yang mengingatkan kita tentang manfaat besar shalat lima waktu tepat waktu dan dengan perhatian.

Jadi seluruh Khuddam dan Atfal harus memberikan perhatian pada shalat mereka dan mengerjakannya dengan memberikan perhatian dan hormat.
Sebagaimana telah saya katakan di awal bahwa tema shalat bukanlah hanya untuk satu tahun saja. Melainkan jika kalian menghendaki keberkatan lakukanlah sepanjang hayat, karena shalat adalah kunci emas yang tidak boleh kalian sia-siakan.

Jika kalian ingin menjadi mukmin sejati dan memenuhi syarat baiat, kalian harus secara dawam mengerjakan shalat lima waktu kalian dengan penuh keiklasan. Jika kalian ingin mendapatkan kemajuan dalam hubungan dengan Allah Taala kalian harus bersujud di hadapan-Nya dengan penuh kerendahan.

Jika kalian tidak mengerahkan segala kekuatan kalian dalam shalat dan ibadah maka Allah Taala tidak akan senang dan ridha kepada kalian. Jika kalian mengabaikan tugas kalian untuk beribadah kepada Allah dan berfokus pada keuntungan materi kalian mungkin berhasil memperoleh keduniaan. Tapi ingatlah Muslim sejati menfokuskan perhatian mereka pada kehidupan di akhirat nanti bukan hanya untuk keberadaan dunia yg sementara ini.

Jadi satu-satunya solusi dan cara adalah shalat, jika kita dawam mengerjakan shalat dan jika kita berdoa dengan keiklasan maka kita akan mendapatkan keberhasilan akhirat dan dunia.

Sebagaimana janji Allah Taala kita akan bebas dari perbuatan buruk, kejahatan dan kebiasaan asusial. Kita akan termasuk orang-orang yang telah memenuhi hak-hak kita kepada Allah dan juga sesama makhluk. Kita akan termasuk sebagai orang-orang yang menyebarkan kasih sayang, toleransi, dan kasih sayang di tengah masyarakat. Kita akan menjadi muslim sejati. Bukan yang mendapati doa-doanya ditolak dan menjadi sumber kemalangan bagi kita. Melainkan itu akan menjadi sumber keridhaan dari Pencipta kita dan akan menjadi sarana meningkatnya keberkahan dalam hidup kita.

Setiap muslim Ahmadi, baik itu anak-anak, remaja dan para orang tua dan yg lainnya harus memberikan perhatian kepada shalat dan ibadah kepada Allah Taala dan berjuang menjadi orang yang shalatnya diterima Allah Taala.

Selanjutnya saya akan menyampaikan pandangan lain dari tulisan Hazrat Masih Mau’ud as mengenai keberkahan shalat yang tiada tanding. Hazrat Masih Mau’ud as bersabda:

“Shalat adalah sarana terbesar untuk memperoleh keberkatan dan rahmat Allah Taala. Mutu yang paling tinggi dalam mengerjakan shalat adalah jika shalat dikerjakan penuh kerendahan hati dan dengan membuka hati kalian untuk Allah”.

Beliau bersabda:

“Shalat yang menghasilkan kelembutan, emosi mendalam dan kondisi benar-benar tak berdaya, itulah yang menarik pertolongan Ilahi dan menyampaikan mereka pada penerimaan terbesar di sisi-Nya. Oleh karena itu saat kalian berdoa dengan kerendahan hati, keperihan dan doa yang menimbulkan kesyahduan dalam hati maka kita akan menerima karunia Allah Taala.”

Dengan segenap hati saya berdoa semoga Allah Taala memberikan kita taufik kepada kita semua untuk mengerjakan shalat dengan cara demikian. Semoga shalat-shalat kita dipenuhi kekhusyukan, keiklasan dan keperihan dalam mengharap kasih sayang dan kedekatan kepada Allah Taala.

Semoga hati kita hanya tertuju untuk Allah saat kita sujud di hadapan-Nya. Semoga kita dapat mengerjakan shalat dengan penuh kerendahan hati sehingga seluruh jiwa kita dalam keadaan tunduk dalam penyerahdirian kepada Allah Taala.

Shalat semisal ini akan segera diterima dan membawa kita kepada tujuan hidup kita yaitu meraih kasih sayang Allah Taala. Jika kita mampu beribadah dengan cara ini, kita tidak hanya akan mampu memenuhi hak-hak Allah Taala tapi juga akan memenuhi hak-hak kemanusiaan.

Karena itu tidaklah mungkin jika orang yang mengerjakan shalat dan dekat dengan Allah Taala menjadi abai dalam memenuhi tujuan penciptaannya.
Dan untuk memenuhi kedua tujuan ini, yaitu menghubungkan manusia kepada Allah Taala dan menarik perhatian ke arah kemanusiaan dalam memenuhi hak sesama Hazrat Masih Mau’ud as telah diutus di zaman ini.

Jika kita mampu mengambil perbekalan rohani yang Hazrat Masih Mau’ud as telah letakkan di hadapan kita dengan memenuhi tujuan ini, tidak diragukan kita akan memperoleh perhatian dunia dan orang-orang akan condong kepada kita. Lebih dari itu kita memenuhi tugas-tugas kita guna menyebarkan pesan Islam sejati membawa orang kepada ibadah.

Selanjutnya yang ada hanyalah kesaksian bahwa era penting ketika syariat Allah Taala ke unggul di seluruh dunia. Untuk tugas besar ini kita harus selalu siap hingga nafas terakhir kalian. Dan kita harus sadar tugas utama ini adalah tujuan utama hidup kalian seperti yang telah saya katakan sebelumnya ini bukan tugas setahun, beberapa minggu atau hari melainkan tugas ini harus tetap bersama kalian setiap hari yang kalian jalani. Ini adalah salah satu tujuan hidup kalian dan kalian harus meggenali sejak usia dini.

Semoga Allah Taala mengaruniakan kemampuan kepada kita semua untuk menjalani hidup kita semestinya dan semoga Dia terus memberkati Majlis Khuddamul Ahmadiyah yang kita hormati. Amin.

Sumber Audio: Youtube
Penerjemah: Mln. Arif Effendi
Editor: Mln. Mahmud Wardi

Leave a Reply

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.